The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hesty tisnawati, 2023-11-14 21:38:57

MODUL AJAR KELAS 8 BAHASA JAWA

MODUL AJAR KELAS 8 BAHASA JAWA

MODUL AJAR BAHASA JAWA Disusun oleh: HESTI TISNAWATI, S.HUM SMPIT PERMATA MULIA TUNJUNGAN BLORA


MODUL AJAR (MA) MATA PELAJARAN Cerita Legendha Asal Usul Blora Identitas Satuan Pendidikan : SMP IT Permata Mulia Kelas/Semester : VII/ Gasal Mata Pelajaran : Muatan Lokal Bahasa Jawa Tahun Pelajaran : 2022/2023 Fase / Elemen Waktu : : D / membaca 4 x 40 Menit ( 2x pertemuan ) Guru Mata Pelajaran Jumlah Siswa : : Hesti T, S. .Hum 32 siswa A. Informasi Umum 1. Identitas penulis modul : Hesti Tisnawati, S. Hum 2. Kompetensi awal/Elemen CP : Peserta didik mampu membaca teks sastra (cerita rakyat Legendha) dari teks visual dan audio visual. 3. Profil Pelajar Pancasila : 1. Kreatif, yang ditunjukkan melalui menghubungkan maknamakna, membangun atau merekonstruksi imaji-imaji visual dengan baik, menyesuaikan atau mengadaotasi imaji dengan pikiran imajinatif untuk menciptakan karya baru dalam tulisan, lukisan, dan pementasan. 2. Jujur, yang ditunjukkan melalui penyampaian informasi berdasarkan apa yang disimak. 3. Mandiri, yang ditunjukkan melalui self regulator untuk bisa fokus terhadap apa yang disimak. 4. Kritis, yang ditunjukkan melalui menyampaikan gagasan/pandangan, alasan ketidaksetujuan, alasan kesalahan dan menyimak. 4. Sarana dan prasarana : Buku Paket, LKS, video youtube 5. Target peserta didik : Peserta didik regular 6. Model pembelajaran yang digunakan : Moda Tatap muka. Permodelan dari guru atau video dari youtube B. Komponen Inti 1. Tujuan pembelajaran : 1. Peserta didik mampu membaca teks cerita legendha baik berupa teks visual dan audio visual 2. Peserta didik mampu menganalisis isi teks cerita legendha 3. Peserta didik mampu menginterpretasikan isi wacana/teks cerita Legendha (visual/audio visual) yang menunjukkan simpati, kepedulian atau empati 2. Pemahaman bermakna : Peserta didik dapat menceritakan kembali cerita Legendha Asal Usul Blora. 3. Pertanyaan pemantik : 1. Apa kang diarani cerita Legendha iku? 2. Apa kowe wis tau maca jinising teks kang kalebu cerita


Legendha? 3. Coba wenehana tuladha judhul buku kang kalebu jinising cerita Legendha? 4. Kegiatan pembelajaran : Kegiatan pendahuluan 1. Guru menyapa peserta didik dengan ucapan salam 2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum mengawali kegiatan pembelajaran dimulai 3. Peserta didik merespons pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya 4. Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari 5. Peserta didik merespons secara aktif informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari Kegiatan Inti 1. Guru menjelaskan secara garis besar apa yang sudah diketahui peserta didik dan apa yang ingin diketahui oleh peserta didik tentang cerita legendha asal usul Blora. 2. Guru menjelaskan materi tentang jenis-jenis cerita rakyat (fabel, epos, mite, sage, legendha, lam dongeng). 3. Guru menampilkan contoh cerita legendha yang diambil dari Internet/buku paket. 4. Peserta didik memberikan tanggapan secara kritis terhadap teks cerita legendha. 5. Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok, kemudian diminta untuk menentukan pokok-pokok isi teks cerita legendha asal usul Blora serta menceritakan kembali ceita legendha asal usul Blora. 6. Peserta didik berdiskusi menggali pokok-pokok isi teks cerita legendha. 7. Peserta didik berlatih menceritakan kembali isi teks cerita rakyat legendha asal usul Blora. 8. Guru bersama dengan peserta didik memberikan apresiasi dan tanggapan terhadap siswa yang telah menceritakan kembali isi teks cerita legendha di depan kelas. 9. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembalajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi atas pembelajaran yang sudah berlangsung. 2. Adapun pertanyaan berikut dapat digunakan untuk memandu proses refleksi murid: a. Apakah bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini ? Mengapa?


b. Menurutmu, apakah penting mempelajari materi ini? c. Tantangan apa yang masih kamu temui dalam mempelajari materi ini? Bagaimana kamu akan berlatih untuk mengatasi tantangan tersebut? d. Apa yang akan kamu lakukan agar hasil belajarmu lebih memuaskan dimasa mendatang? 3. Guru memberikan apresiasi atas semua usaha murid sepanjang mempelajari materi ini. 4. Guru melakukan kegiatan rutin dengan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, salam dan doa penutup. 5. Asesmen : Asesmen Diagnostik : Dilakunan di awal KBM Bentuk : Pertanyaan Lisan 1. Apa kang ko ngerteni babagan cerita rakyat? 2. Apa kanh ko ngerteni babagan cerita legendha? Asesmen Formatif : 1. Penilaian sikap (profil elajar Pancasila) berupa observasi saat melakukan pengamatan dalam berdiskusi (jujur dan mandiri). 2. Penilaian performa saat presentasi (kritis dan kreatif). Asesmen Sumatif : Memberikan kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang sudah dipelajari. REMIDIAL DAN PENGAYAAN: 1. Remidial. Pembelajaran remidial dilakukan bagi peserta didik yang capaian pembelajarannya belum tuntas. Pembelajaran remdial direncanakan diadakan dengan pemberian materi ulang dengan bantuan tutor sebaya. 2. Pengayaan. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diminta untuk mempelajari materi terkait dan materi lanjutan. Gladhen : Ceritakna isi carita rakyat Timun Mas kanthi cara divideo! ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ ............................................................................................................................................ LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK : A. Peserta didik diceritakan tentang Cerita Legendha lan ngrangkum cerita kang diceritaake. B. Nggoleki tembung kang angel lan negesi tembung kang angel kanthi dhiskusi.


Sawise nyemak video cerita rakyat Timun Mas saka gurune, coba saiki para siswa padha nggoleki tembung kang angel saka wacan kasebut banjur digoleki tegese, digarap bareng-bareng karo kancamu (dhiskusi). Asiling dhiskusi ditulis kaya kang kapacak ing ngisor iki. Tembung-tembung kang dianggep angel saka asiling nyemak manut para siswa! 1. ………… Tegese ………… 2. ………… Tegese ………… 3. ………… Tegese ………… 4. ………… Tegese ………… 5. ………… Tegese ………… 6. ………… Tegese ………… 7. ………… Tegese ………… 8. ………… Tegese ………… 9. ………… Tegese ………… 10. ………… Tegese ………… Lan sateruse ASESMEN 1. Assesmen formatif : 1) Penilaian sikap (profil pelajar Pancasila) berupa observasi saat melakukan pengamatan dalam berdiskusi (jujur dan mandiri). 2) Penilaian performa saat presentasi (kritis dan kreatif). Pengamatan Individu Cerita Legendha Asal Usul Bahasa Jawa No Nama Profil Pelajar Pancasila Jumlah Skor Nilai Keterangan Santun Kreatif Mandiri Kritis Pengamatan Kelompok Cerita ahasa Jawa No Kelompok Profil Pelajar Pancasila Jumlah Skor Nilai Keterangan Santun Kreatif Gotong Royong Kritis 2) Asesmen Sumatf : Gladhen : Wangsulana pitakon ing ngisor iki basa krama alus! 1. Manut crita mau, Blora iku saka tembung apa? ……………………………………………………………………………… 2. Sapa sejatine kang aran Arya Jipang iku?


…………………………………………………………………………… 3. Sawise Kasultan Demak surut kasultan kaboyong ana ing endi?.......................................................... 4. Sapa kang dadi bupati kang sepisanan ing Blora?...................................................................................................... Yen kaetung nganti saiki ing taun 2014 wulan iki wis pirang taun umure kabupaten Blora ? ................................................................................................................................................................. ..................................................................................................... ............................................................................................................................................................ .......................................................................................................... C. Coba rembugen karo kancamu (diskusi) apa isine Legenda mau. Lan apa pitutur becik kang bisa kokjupuk saka carita kasebut! ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ............................................................................................................................................................ ......................................................................... Bahan bacaan guru dan siswa Materi Cerita Rakyat Legendha Asal Usul Blora: Crita rakyat iku crita sing asale saka rakyat lan sumebar ing masyarakat. Ing jaman saiki crita banjur ditulis ing sawijining buku. Jinising crita rakyat iku ana werna-werna, yaiku : 1. Fabel : yaiku crita utawa dongeng sing dadi jejering lakon arupa kewan kang adat tata carane kaya manungsa. Tuladha : Dongeng kancil,Dongeng Peksi glathik, Dongeng si macan, lsp 2. Epos : dongeng utawa crita kang nyritakake bab kepahlawanan sawijining paraga (wira carita). Tuladha: Sunan Kalijaga,Arya Penangsang,Pangeran Diponegoro, Mahabharata, Ramayana, lsp 3. Mite : crita bab mistik/kepercayaan alam ghaib,bab alaming lelembut (roh alus) utawa crita sing gegayutan karo dewa-dewi. Tuladha : Nyi Roro Kidul, Nyi Blorong, lsp 4. Sage : crita bab paraga kan duwe kaluwihan (gegedhug). Tuladha : Ki Ageng Sela, Jaka Tarub, lsp 5. Legendha : dongeng kang gegayutan karo dumadine alam kang ceritane mung digathukgathukake. Tuladha : Bledug Kuwu, Rawa Pening, Tangkupan Perahu, Asal-usule Blora, lsp 6. Dongeng : crita khayalan kang asipat umm. Tuladha : Bawang Abang lan Putih, Keong Mas, lsp Crita rakyat kang ana ing tlatah Jawa Tengah iku akeh banget. Crita rakyat kang sumebar saindhenging Jawa Tengah iku minangka aset lan khazanah budaya. Tuladhane crita Legendha,“Asal Usul Blora, Asal Usul Surabaya, Asal Usul Magelang, lsp. Ceeita Legenda kui kalebu cerita rakyat. Crita rakyat sumbere ora cetha, mung asipat lesan utawa dari mulut ke mulut..


Semaken crita Legendha ASAL-USULE BLORA Miturut critane rakyat Blora iku dumadi saka tembung belor. Tegese endhut (Lumpur). Tembung belor saya suwe dadi mbeloran lan akhire nganti saiki katelah kanthi sebutan Blora. Yen dirunut kanthi cara etimologi (asal usule tembung) Blora asale saka tembung wai lan lorah.Wai tegese banyu lan lorah tegese jurang utawa lemah endhek (ledhok). Ing basa Jawa aksara w bisa lira liru karo akasara b tanpa ngowahi tegese, saengga jumbuh karo kemajuane jaman mula tembung wailorah dadi bailorah. Saka bailorah dadi balora lan akhire dadi Blora. Cethane, jeneng Blora iku tegese lemah endhek mbanyu. Bab iki jumbuh karo lemah ngendhut. Ing abad XVI Blora kabawah wewengkon kadipaten Jipang. Wektu iku Jipang isih kabawah Kasultanan Demak. Adipati Jipang sinebut Arya Penangsang kang kondhang aran Arya Jipang. Dene panguwasane nganti tekan Pati, Lasem, Blora lan Jipang dhewe. Nanging sawise Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) nglenggahi dhampar kasultanan Demak, punjering papentrahan kaboyong menyang Pajang. Kanthi mangkono Blora kawengku / klebu wewengkon Pajang. Kraton Pajang ora suwe amarga ditelukake Kraton Mataram kang punjere ing Kutha Gedhe Ngayogyakarta. Nalika iku Blora kalebu tlatah Mataram sisih wetan / Brang Wetan. Nalika jaman Pakubuwana I (1704-1719) tlatah Blora diparingake putrane kang sinebut Pangeran Blitar kanthi gelar adipati. Nalika Mataram ana ing panguwasane Paku Buwana II ( 1727-1749) dumadi pambrontakan kang dipandhegani dening Mangku Bumi lan Mas Said. Mangku Bumi kasil ngregem Sukawati, Grobogan, Demak, Blora lan Ngayogyakarta. Wusanane Mangku Bumi dadi raja ing Ngayogyakarta. Wiwit jaman Pajang nganti jaman Mataram Kabupaten Blora minangka laladan kang penting tumrape peprentahan pusat kerajaan amarga Blora kondhang alas jatine. Blora wiwit owah setatus dadi daerah kabupaten nalika dina Kemis Kliwon tanggal 2 Sura tahun Alib 1675 utawa 11 Desember 1749 Masehi kang nganti saiki sinebut minangka HARI JADI KABUPATEN BLORA. Dene bupati kang pisanan yaiku Wilatikta. Mula dadia pangeling-eling wae tumrap para siswa, yen saben tanggal 11 Desember ing kutha Blora dianakake Kirab Budaya Kabupaten Blora. (Kapethik lan kajarwaake saka internet KPDE Pemkab Blora) Glosarium : Daftar Pustaka : 1. Modul MGMP Bahasa Jawa SMP Kabupaten Blora. 2. Nuraini. Pepak Basa Jawa. Surakarta: Lingkar Media. 3. Daryanto. Kawruh Basa Jawa Pepak. Surabaya : Penerbit Apollo Lestari. Mengetahui,


Kepala SMP IT Permata Mulia Guru Mata Pelajaran Dwi Rahayu, S. Pd. Hesti Tisnawati, S. Hum


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah : SMPIT Permata Mulia Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas/Semester : VIII/1 Materi Pokok : Teks Cerita Wayang Ramayana lakon Resi Jatayu Ragam Krama Alokasi Waktu : 2x 40 Menit A. Tujuan Pembelajaran No. Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1. 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata 3.1 Memahami isi teks cerita Ramayana (Resi Jatayu) 3.1.1. Mengartikan katakata yang dianggap sulit dalam bacaan cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu 3.1.2. Menjawab pertanyaan bacaan cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dalam ragam krama. 3.1.3. Menulis isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dalam krama. 3.1.4. Mengungkapkan isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu Setelah mengikuti serangkai kegiatan pembelajaran budaya, peserta didik dapat: 1. Mengucapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah keberagaman hasil budaya Jawa yang Adiluhung. 2. Memahami isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu 3. Menceritakan kembali isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu B. Metode Pembelajaran 1. Metode Demontrasi 2. Metode Diskusi 3. Metode Penugasan C. Media Pembelajaran Teks cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu (Terlampir) D. Sumber Belajar 1. Buku ajar LKS Bahasa Jawa MGMP Blora 2. Buku Cerita Ramayana E. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pendahuluan (2 menit) a. Berdoa dan mengecek kehadiran peserta didik di grup Whatsup. Guru menanyakan kabar dan mengingatkan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. b. Peserta didik mempelajari cerita wayang dari Video yang diberikan di grup whatsup masingmasing. Link: c.Peserta didik mendapatkan informasi tujuan pembelajaran yaitu: a) Peserta didik mampu menanggapi isi cerita Ramayana Resi Jatayu dengan ragam krama. b) Peserta didik mampu menceritakan kembali isi cerita Ramayana Resi Jatayu.


c. Peserta didik mendapatkan motivasi dari guru yaitu tentang pentingnya mempelajari cerita wayang Ramayana. 2. Kegiatan Inti (8 menit) a. Mengamati Peserta didik mendengarkan cerita wayang Ramayana lakon Resi yatayu dari video yang sudah dibagikan. b. Menanya a) Peserta didik bertanya jawab tentang kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks. b) Peserta didik bertanya jawab tentang isi teks cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu c. Mengeksplorasikan/mengumpulkan data Peserta didik mengiventarisasi kata-kata yang dianggap sulit yang terdapat dalam teks cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu d. Mengasosiasikan Peserta didik berlatih mengartikan kata-kata yang telah diinventarisasi yang terdapat dalam teks bacaan cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dan menceritakan kembali. e. Mengomunikasikan Peserta didik menyampaikan hasil pekerjaannya dan dikirim ke whatsup guru pengampu. 3. Penutup (2 menit) a. Simpulan Peserta didik dengan dibimbing dan difasilitasi pendidik membuat simpulan tentang pemahaman cerita Ramayana Resi Jatayu. b. Evaluasi Memberikan pertanyaan singkat kepada peserta didik tentang tembang cerita Ramayana Resi Jatayu. c. Refleksi Meminta umpan balik pada peserta didik tentang kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Apakah pembelajaran menarik, menyenangkan, dan memberi wawasan lebih pada peserta didik d. Tindak Lanjut Peserta didik diminta menerapkan ajaran/piwulangan yang terdapat dalam cerita Ramayana Resi Jatayu. e. Penutup Berdoa dan atau salam untuk menutup kegiatan pembelajaran. F. Penilaian 1. Pengetahuan Rubrik dan contoh soal tes pengetahuan (terlampir) 2. Keterampilan Tes praktik/tes kinerja menggunakan rubrik penilaian keterampilan (terlampir) 3. Pembelajaran Remidi dan Pengayaan (terlampir) Blora, 7 Juli 2023 Kepala SMPIT Permata Mulia Guru Pengampu Bahasa Jawa Dwi Rahayu, S.Pd Hesti Tisnawati, S. Hum


Lampiran 1 Materi Reguler/Utama Teks 1 PANCADAN PASINAON Wayang minangka kesenian rakyat sumber critane saka crita Ramayana lan Mahabarata. Saka crita wayang kang ana kasebut masarakat utamane para siswa mesthine bisa njupuk dudutan kang bisa kanggo gambaraning lelaku ing panguripan. Jroning crita kasebut akeh pitutur, budi pekerti, tata krama kang bisa diconto kanggo pandom panguripan. Nemokake surasane crita wayang, watek, sifat, dalan critane wayang lsp. Bisa kanggo nyinau pasujarahan, pitutur, budi pekerti, tata krama, lan samubarang kawruh kang kinandhut saka jroning crita. Bab iku bisa kanggo salah sijining sumber semangat lan pandom panguripan. Rasa syukur mring Gusti Kang Maha Kuwasa tansah dijaga, syukur dititahake minangka bangsa Jawa kang nduweni sujarah crita pinunjul, kang bisa nuntun prilaku jujur, tanggung jawab, seneng tetulung, lsp. Seneng maca crita wayang saora-orane bisa njembarake kawruh. Pandom : teks Ramayana lakon Resi Jatayu, ragam krama, nemokake lan medhar gagasan tulis lan lisan abasa krama A. Teks Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu Wayang kang critane dijupuk saka crita Mahabharata lan RamayanasinebutWayang Purwa. Uga ana kang nggelar lakon crita-crita 1001 wengi saka tanah Arab. Wayang kang ngene iki diarani Wayang Menak. Pagelaran iki misuwur ing tanah Jawa. Ing pagelaran iku wayang ditanjepke ing debog ing sisih tengen lan kiwane dhalang. Ing tengah, critane digelar. Sedina sewengi lakon diwedhar. Wayang iki ora mung sumebar ing Jawa wae, nanging uga ing tlatah liya ing Nuswantara. Pagelaran wayang wis diakoni dening UNESCO ing tanggal 7 November2003, dadi karya kabudayan kang edi peni ing babagan crita dongeng lan warisan sing berharga banget (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). 1. Ngrungokake Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu ing ngisor iki bakal diwaca dening kancamu gilir gumanti, rungokna kang premati, samengko wangsulana bab-bab kang ana gayutane karo isine crita Ramayana Lakon Resi Jatayu iki!


Resi Jatayu Resi Jatayu iku manuk awujud garudha kang duweni watak wicaksana. Dheweke tansah eling marang sang Hyang Agung, mula banjur duweni jejuluk Resi. Resi Jatayu yaiku anak saka Resi Brisrawa lan Dewi Brahmanistri. Dewi Brahmanistri yaiku anak wadon saka Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu yaiku wayahe Dewa Brahma. Resi Jatayu duwe sedulur telu yaiku Garudha harna, Garudha Brihawan, lan Garudha Sempati. Resi Jatayu nalika isih enom, kekancan raket banget karo Raja Ayodya Prabu Dasarata. Prabu Dasarata iku bapake Prabu Rama. Nalika Dewi Sinta digeret lan digawa mabur dening Rahwana, Resi Jatayu aweh pitulungan. Resi Jatayu nyamber tangane Rahwana. Resi Jatayu ora tegel krungu tangise Dewi Sinta.Dewi Sinta kudu-kudua uwal saka panyekele Rahwana. Ananging tangane Rahwana nggegemi kuat tangan Sinta. Sinta ora bisa uwal. Kabeh rerenggan paesan padha gogrok tiba ana ing lemah. Resi Jatayu kanthi sisa dayane nyerang Rahwana. Ananging tetep ora bisa. Dheweke malah diajar dening Prabu Rahwana. Resi Jatayu akhire swiwine sengkleh. Dheweke akhire tiba ana ing lemah. Nalika iku, Rama lan Lesmana bingung nggoleki Dewi Sinta sing ilang saka pondhoke. Rama lan Lesmana luru ngubengi alas Dhandaka. Nalika luru, ketemu manuk Jatayu sing lagi lelaku. Rama age-age nulungi. Ananging, kahanane Jatayu wis ora bisa ditulungi. Resi Jatayu sadurunge nemahi seda, wadul marang Rama. Jatayu nyritakake menawa garwane yaiku Sinta diculik dening Raja Alengka Dasamuka. Banjur Resi Jatayu palastra. 2. Tembung-tembung Pilihan Kapethik saka www.sinaujawa.comkanthi owah-owahan saprelune Saperangan tembung ing crita legenda kasebut tulisen, golekana tegese lan basa kramane!Gegandhengan basa kang digunakake basa dhialek Banyumasan kang wus akrab ing kalangane para siswa, mula tembung-tembunge dirasa ora ana sing angel. Gatekna tuladha carane ngowahi tembung dadi ragam krama! Pethikan teks Kramane si Jatayu iku manuk awujud garudha kang si Jatayu punika peksi awujud Garudha ingkang duweni watek wicaksana. Dheweke tansah eling marang Sang Hyang Agung, mula banjur duweni jejuluk Resi. Resi Jatayu yaiku anak saka Resi Brisrawa lan Dewi Brahmanistri. Dewi Brahmanistri yaiku nggadhahi watek wicaksana. Piyambakipun tansah eling dhumaeng Sang Hyang Agung, mila banjur anggadhahi seseba Resi. Resi Jatayu punika putranipun Resi Brisrawa kaliyan Dewi Brahmanitri. Dewi Brahmanistri punika putri


anak wadon saka Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu yaiku wayahe Dewa Brahma. estrinipun Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu punika wayahipun Dewa Brahma. Garapaen kaya tuladha ing dhuwur, miliha sawijining pada kang ana ing teks wacan crita Peksi Jatayu! 3. Mangsuli pitakon Sawise ngrungokake crita Peksi Jatayu, wangsulana pitakon ing ngisor iki nggunkakebasa krama! 1) Kena apa Dasamuka ndhawuhi Kalamarica malih rupa dadi kidang kencana? 2) Kena apa Dewi Shinta jerit-jerit njaluk tulung? 3) Apa alesane manuk Jatayu gelem tetulung marang Shinta? 4) Kepriye kahanane Jatayu sawise tandhing yuda mungsuh Dasamuka? 5) Apa kang ditindakake Ramawijaya lan Laksmana bareng nemokake Shinta ora ana ing papan sakawit? 6) Apa kang diaturake Jatayu marang Rama? 7) Apa kang ditindakake Ramawijaya lan Laksmana bareng Jatayu nemahi pati? 8) Apa kang ditindakake Dasamuka marang Shinta bareng tekan Alengka? 9) Apa kang ditindakake Dasamuka nalika Shinta ora gelem digarwa Dasamuka? 10) Apa kang ditindakake Rama mngerteni Shinta didhusta Dasamuka? B. Nemokake Isine Cerita Wayang Sawise maca batin teks crita wayang Ramayana asesirah Resi Jatayu, apa pengalaman lan nemokake gambaran apa ngenani crita kasebut? Saora-orane para siswa mangerteni sapa bae paraga kang ana ing crita iku? Banjur perkara apa kang dumadi ing crita? Kepriye larahlarahane crita kasebut? Mbok menawa para siswa bisa mangsuli pitakonan kasebut, sebab iku wus dijarwakake kanthi basa lumrah senajan isih ana tetembungan kang durung dimangerteni. Mula saka iku wacanen sepisan maneh kanggo nemokake tetembungan mau lan kanggo ngira-ira apa sejatine maknane tembung iku. Paraga pokok kang dicritakake pancen manuk Jatayu kang nedya aweh pitulungan marang Shinta. Krodhane manuk Jatayu kepengin nguwalake Shinta saka regemane Dasamuka. Ananging Dasamuka uga ora gelem asor. Pungkasane manu Jatayu sing kalah lan kudu nemahi tiwas sebabkena sabetan pedhange Dasamuka. Saka manuk Jatayu iki crita dadi sambung sinambung kawitan Ramawijaya lan Shinta kudu nglakoni urip ing alas Dandaka. Sebab Rama ora sida ngganteni Prabu Dasarata dadi raja Ayodya krana dijabel dening ibu kuwalone, banjur urip ing alas, lan pungkasaneShinta kudu dicolong Dasamuka. 1. Isine crita wayang Jatayu kang awujud peksi nanging tansah eling marang Sang Hyang Agung saengga diwenehi tetenger Resi duweni watek kang wicaksana banget. Dheweke kasil nemokake Sinta kang digawa dening Rahwana. Kanthi Jiwa raga Jatayu nyerang Rahwana supaya bisa nulung Sinta uwal saka Rahwana. Swiwi Jatayu Sengkleh amarga nglawan Rahwana banjur mati. Sadurunge mati, Jatayu kasil ketemu karo Rama lan Leksmana banjur menehi katrangan yen Sinta digawa dening Rahwana. Adhedhasar katrangan saka Jatayu Rama lan Leksmana goleki Sinta lan kasil nemokake. Rama lan


Leksmana nyerang Rahwana dibantu dening Wibisana, Anoman, lan bala kurawane. Anoman kalah, Shinta kasil dibebasake. 2. Piwulang luhure crita Resi Jatayu a) Kudu tansah gelem aweh pitulungan marang sapa bae kang mbutuhake. b) Aja jupuk kang dudu duweke dhewe amarga bisa njalari cecongkrahan. c) Wani mbelani prakara kang bener. C. Kegiyatan Siswa Dhapuken kelompok sinau, rembugen bareng kelompokmu ngenani isine crita Ramayana ing ngisor iki. 1. Nemokake isi lan pitutur luhur kang bisa dadi tuladha saka crita wayang Ramayana! RAMAYANA Prabu Ramawijaya kasil bisa numpes Prabu Rahwana saandhahane, sarta bisa mboyong Dewi Sinta. Kabeh iku saka pambiyantune Jatayu kang menehi pitudhuh, Anoman lan bala kurawane sarta Gunawan Wibisana kang melu golek cara lan nyerang denawa Alengka kang tumindak ala. Prabu Ramawijaya, sawijining Raja kang ora srakah ing kakuwasaan. Raja kang tansah ngumbara ana ing wana, merga nuruti ibu kuwalone (Dewi Kekayi), kang duwe pangajab ngganti ratu ramane kudu R. Barata putrane. Mbangun negara cilik kang sinebut Pancawati asil saka mbabat alas Pancaloka kanggo tata-tata nyawisake anggone bakal nggoleki lan ngrebut Dewi Sinta. Prabu Ramawijaya kasil ngrebut Dewi Sinta, garwanekang kadhusta Prabu Rahwana.Kedadeyan iki sejatine mengku wejangan kang sinandi isine mbrastha angkara murka, sarta mbrastha watak, adigang, adigung,adiguna.Dadi Prabu Ramawijaya, sawijining ratu kang mbelani bebener, lan njejegake adeging keadilan. Gunawan Wibisana, sawijining satriya kang wicaksana, arif, waskita lan waspada. Kawicaksanane Gunawan Wibisana kabukten nalika Rahwana duwe jabang bayi putri kang nembe lair saka Dewi Mandukaki, matur yen Nagara Ngalengka besuk lebur papan tanpa dadi dening garwane jabang bayi putri iku. Mula jabang bayi kang nembe lair dilarung ing samodra.Gedhene jabang bayi dadi Dewi Sinta. Sirnane Rahwana lan kabeh punggawa ing Alengka, ateges sirnaning angkara murka, lan sirnaning watak adigang,adigung,adiguna dening Prabu Rama Wijaya nganggo dhasar adil lan bebener sarta kabantu Gunawan Wibisana linambaran kearifan sarta kawaskitan. Sektiya kaya ngapayen kanggo tumindak ala mesthi bakal apes dening tindak utama, ngilangi ambeg angkara murka, budi candhala. Kapetik saka: Djoko Lodhang, 25 September 2008 Kanthi owah-owahan saperlune


2. Gudhang Tembung Nyimak crita Ramayana, para siswa bisa nemokake tembung-tembung pilihan ing ngisor iki kanggo nambahi kas kaya tembung-tembung abasa Jawa. No. Tembung Tegese 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. numpes mateni (membinasakan) saandhahane sakawulane (bawahannya) denawa diyu, dita, raksasa wana alas kuwalon sambung (tiri) pangajab pangarep-arep nyawisake nyiapake kadhusta nyolong mengku ngandhut (berisi) wejangan nasehat adigang pamer kaluhuran adigung pamer kaluhuran/drajad (kedudukan) adiguna pamer kapinteran waskitha pinter linambaran linandhesan 3. Mbandhingake teks abasa kawi lan abasa Jawa anyar Sawise para siswa mangerteni crita Resi Jatayu lan Ramayana lan isen-isening crita, ayo disimak maneh lan temokna bedane teks ing ndhuwur kang nggunakake basa Jawa anyar dibandhingake karo teks abasa Jawa Kawi (kuna). ➢ Ramayana mujudake kitab babon crita wayang sejene Bratayuda. Ing crita iki salah sijine njlentrehake resi Jatayu. Sapa sejatine Jatayu dene bisa dadi lakon ing crita Ramayana? ➢ Maca batin iku maca kang tanpa swara, swarane dibatin utawa amung ana ing pikiran, mripat kena bae diobahake ngiwa nengen nalika maca. Lisan kadhangkala isih komat kamit ngetutake swara samesthine. Nanging pakarti kang mangkono ing kegiyatan maca batin malah rinasa ngrendhet-ngrendheti. Kurang bisa mbedakake maca batin karo maca anthi swara lirih. 4. Gudhang tembung No. Tembung Tegese Ngoko 1. wana alas alas 2. ngrekadaya ngupaya, usaha ngupaya, usaha


3. Ndhusta nyolong, nyidra nyolong, nyidra 4. Kencana emas emas 5. kasengsem kepencut, dadi seneng kepencut, dadi seneng 6. raka kakang/ kangmas kakang/ kangmas 7. Rayi adhi adhi 8. Jemparing panah panah 9. Kuwatos kuwatir kuwatir 10. Duka nesu nesu 11. singidan ndhelik ndhelik 12. Regeman cengkreman cengkreman 13. Wusana akhire, satemah akhire, satemah 14. kasudiran kasekten, kadigdayan kasekten, kadigdayan 15. Kabesmi diobong diobong 5. Ngandharake maknane teks crita wayang kanthi ngudhari pitakon a) Andharna ing ngarep kelas asiling rembugan kelompokmu tumrap isine crita wayang lan piwulang luhur kang bisa dituladha! Prayoga menawa andharane diperang werna loro, siji nganggo ragam ngoko, banjur diowahi nganggo ragam krama! b) Laporna marang bapak/ibu guru wujud tulisan kanthi kebak tanggung jawab lan mituhu marang dhawuhe guru ngenani isine crita wayang lan piwulang luhure. Gunakna basa kang trep kanggo nuduhake unggah-ungguh lan budi pekertimu kang becik. c) Bab kang prelu diandharake samengko yaiku : Kepriye mungguh panemumu ngenani watake Dasamuka kang ndhusta Shinta? klompok 1


Paraga Watak Wantune Resi Jatayu …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. klompok 2 Jelasna kepriye carane Dasamuka ndhusta Dewi Shinta? Geneya? klompok 3 Geneya Jatayu gelem tetulung Dewi Shinta? Sapa sejatine Jatayu iku? klompok 4 Geneya Dewi Shinta lan Raden Laksmana dadi padudon nalika keprungu swara pisambate Rama? klompok 5 Geneya Rama Wijaya lan Dewi Shinta kudu nglakoni urip manggon ing alas Dhandaka? 6. Nemokake Piwulang Luhur Saka Teks Crita Wayang Piwulang luhur bisa digunakan kanggo tuladha kang becik tumrap pribadi utawa bebrayan agung masyarakat. Upamane saka anane kabudayan kang ngrembaka ing lingkungan masarakat. salah sijine yaiku saka kesenian wayang crita Ramayana. Para siswa bisa nyinau saka watake paraga crita. Sawise iku bisa gawe dudutan bab kasebut, tegese para siswa bisa nemokake piwulang luhur kang bisa kanggo pandom (pedoman) tumindak saben dinane. Perlu dimangerteni menawa paraga crita iku mesthi kaperang dadi teluyaiku, protagonis, antagonis, lan tritagonis. Tetelune nduweni watak kang beda, lumrahe protagonis iku watake apik, bebudene becik, andhap asor lembah manah, kuwasisane pinunjul. Kosok baline antagonis iku nyengkahi utawa mungsuhi watake protagonis. Sanajan uga duwe kuwasisan pinunjul, nanging kuwasisane digunakake kanggo ngumbar angkara murka lan nepsu kadonyane. Tritagonis kena diarani paraga tambahan, jejangkep, kanggo nggenepi anane satron (konflik) crota antarane protagonis lan antagonis. Watake uga bisa apik bisa ala gumantung cedhak marang protagonis apa antagonis. Saka nyinau watake paraga iki para siswa diajab bisa nemokake bab-bab kang becik lan ala, satemah bisa njupuk dudutan kanggo dipilih dadi piwulang kang becik tumrap pribadine para siswa. Nyinau watak kudu ngerti endi sing apik lan sing ala, ancas tujuwane kanggo bisa mbedakake lan milih kang samesthine. Ayo gladhen nemokake watak wantune para paraga ing crita Ramayana lakon Resi Jatayu kanthi ngisi kolom kang ana ngisor iki!


Rama Wijaya …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Dewi Shinta …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Raden Laksamana …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Dasamuka …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Tulisen isine crita wacan ing dhuwur nganggo basamu dhewe


Lampiran 2 Materi Perbaikan dan Pengayaan A. Materi Perbaikan PANCADAN PASINAON Wayang minangka kesenian rakyat sumber critane saka crita Ramayana lan Mahabarata. Saka crita wayang kang ana kasebut masarakat utamane para siswa mesthine bisa njupuk dudutan kang bisa kanggo gambaraning lelaku ing panguripan. Jroning crita kasebut akeh pitutur, budi pekerti, tata krama kang bisa diconto kanggo pandom panguripan. Nemokake surasane crita wayang, watek, sifat, dalan critane wayang lsp. Bisa kanggo nyinau pasujarahan, pitutur, budi pekerti, tata krama, lan samubarang kawruh kang kinandhut saka jroning crita. Bab iku bisa kanggo salah sijining sumber semangat lan pandom panguripan. Rasa syukur mring Gusti Kang Maha Kuwasa tansah dijaga, syukur dititahake minangka bangsa Jawa kang nduweni sujarah crita pinunjul, kang bisa nuntun prilaku jujur, tanggung jawab, seneng tetulung, lsp. Seneng maca crita wayang saora-orane bisa njembarake kawruh. Pandom : teks Ramayana lakon Resi Jatayu, ragam krama, nemokake lan medhar gagasan tulis lan lisan abasa krama


D. Teks Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu Wayang kang critane dijupuk saka crita Mahabharata lan RamayanasinebutWayang Purwa. Uga ana kang nggelar lakon crita-crita 1001 wengi saka tanah Arab. Wayang kang ngene iki diarani Wayang Menak. Pagelaran iki misuwur ing tanah Jawa. Ing pagelaran iku wayang ditanjepke ing debog ing sisih tengen lan kiwane dhalang. Ing tengah, critane digelar. Sedina sewengi lakon diwedhar. Wayang iki ora mung sumebar ing Jawa wae, nanging uga ing tlatah liya ing Nuswantara. Pagelaran wayang wis diakoni dening UNESCO ing tanggal 7 November2003, dadi karya kabudayan kang edi peni ing babagan crita dongeng lan warisan sing berharga banget (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). 4. Ngrungokake Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu Crita Ramayana Lakon Resi Jatayu ing ngisor iki bakal diwaca dening kancamu gilir gumanti, rungokna kang premati, samengko wangsulana bab-bab kang ana gayutane karo isine crita Ramayana Lakon Resi Jatayu iki! Resi Jatayu Resi Jatayu iku manuk awujud garudha kang duweni watak wicaksana. Dheweke tansah eling marang sang Hyang Agung, mula banjur duweni jejuluk Resi. Resi Jatayu yaiku anak saka Resi Brisrawa lan Dewi Brahmanistri. Dewi Brahmanistri yaiku anak wadon saka Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu yaiku wayahe Dewa Brahma. Resi Jatayu duwe sedulur telu yaiku Garudha harna, Garudha Brihawan, lan Garudha Sempati. Resi Jatayu nalika isih enom, kekancan raket banget karo Raja Ayodya Prabu Dasarata. Prabu Dasarata iku bapake Prabu Rama. Nalika Dewi Sinta digeret lan digawa mabur dening Rahwana, Resi Jatayu aweh pitulungan. Resi Jatayu nyamber tangane Rahwana. Resi Jatayu ora tegel krungu tangise Dewi Sinta.Dewi Sinta kudu-kudua uwal saka panyekele Rahwana. Ananging tangane Rahwana nggegemi kuat tangan Sinta. Sinta ora bisa uwal. Kabeh rerenggan paesan padha gogrok tiba ana ing lemah. Resi Jatayu kanthi sisa dayane nyerang Rahwana. Ananging tetep ora bisa. Dheweke malah diajar dening Prabu Rahwana. Resi Jatayu akhire swiwine sengkleh. Dheweke akhire tiba ana ing lemah. Nalika iku, Rama lan Lesmana bingung nggoleki Dewi Sinta sing ilang saka pondhoke. Rama lan Lesmana luru ngubengi alas Dhandaka. Nalika luru, ketemu manuk Jatayu sing lagi lelaku. Rama age-age nulungi. Ananging, kahanane Jatayu wis ora bisa ditulungi. Resi Jatayu sadurunge nemahi seda, wadul marang Rama. Jatayu nyritakake menawa garwane yaiku Sinta diculik dening Raja Alengka Dasamuka. Banjur Resi Jatayu palastra. Kapethik saka www.sinaujawa.comkanthi owah-owahan saprelune


5. Tembung- tembung pilihan Saperangan tembung ing crita legenda kasebut tulisen, golekana tegese lan basa kramane! Gegandhengan basa kang digunakake basa dhialek Banyumasan kang wus akrab ing kalangane para siswa, mula tembung-tembunge dirasa ora ana sing angel. Gatekna tuladha carane ngowahi tembung dadi ragam krama! Pethikan teks Kramane Resi Jatayu iku manuk awujud garudha kang duweni watek wicaksana. Dheweke tansah eling marang Sang Hyang Agung, mula banjur duweni jejuluk Resi. Resi Jatayu yaiku anak saka Resi Brisrawa lan Dewi Brahmanistri. Dewi Brahmanistri yaiku anak wadon saka Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu yaiku wayahe Dewa Brahma. Resi Jatayu punika peksi awujud Garudha ingkang nggadhahi watek wicaksana. Piyambakipun tansah eling dhumaeng Sang Hyang Agung, mila banjur anggadhahi seseba Resi. Resi Jatayu punika putranipun Resi Brisrawa kaliyan Dewi Brahmanitri. Dewi Brahmanistri punika putri estrinipun Dewa Brahma. Dadi Resi Jatayu punika wayahipun Dewa Brahma. Garapen kaya tuladha ing dhuwur, miliha sawijining pada kang ana ing teks wacan crita Peksi Jatayu! 6. Mangsuli pitakon Sawise ngrungokake crita Peksi Jatayu, wangsulana pitakon ing ngisor iki nggunkakebasa krama! 1) Kena apa Dasamuka ndhawuhi Kalamarica malih rupa dadi kidang kencana? 2) Kena apa Dewi Shinta jerit-jerit njaluk tulung? 3) Apa alesane manuk Jatayu gelem tetulung marang Shinta? 4) Kepriye kahanane Jatayu sawise tandhing yuda mungsuh Dasamuka? 5) Apa kang ditindakake Ramawijaya lan Laksmana bareng nemokake Shinta ora ana ing papan sakawit? 6) Apa kang diaturake Jatayu marang Rama? 7) Apa kang ditindakake Ramawijaya lan Laksmana bareng Jatayu nemahi ajal? 8) Apa kang ditindakake Dasamuka marang Shinta bareng tekan Alengka? 9) Apa kang ditindakake Dasamuka nalika Shinta ora gelem digarwa Dasamuka? 10) Apa kang ditindakake Rama mngerteni Shinta didhusta Dasamuka? E. Nemokake Isine Cerita Wayang Sawise maca batin teks crita wayang Ramayana asesirah Resi Jatayu, apa pengalaman lan nemokake gambaran apa ngenani crita kasebut? Saora-orane para siswa mangerteni sapa bae paraga kang ana ing crita iku? Banjur perkara apa kang dumadi ing crita? Kepriye larah-larahane crita kasebut? Mbok menawa para siswa bisa mangsuli pitakonan kasebut, sebab iku wus dijarwakake kanthi basa lumrah senajan isih ana tetembungan kang durung dimangerteni. Mula saka iku wacanen sepisan maneh kanggo nemokake tetembungan mau lan kanggo ngira-ira apa sejatine maknane tembung iku. Paraga pokok kang dicritakake pancen manuk Jatayu kang nedya aweh pitulungan marang Shinta. Krodhane manuk Jatayu kepengin nguwalake Shinta saka regemane


Dasamuka. Ananging Dasamuka uga ora gelem asor. Pungkasane manu Jatayu sing kalah lan kudu nemahi tiwas sebabkena sabetan pedhange Dasamuka. Saka manuk Jatayu iki crita dadi sambung sinambung kawitan Ramawijaya lan Shinta kudu nglakoni urip ing alas Dandaka. Sebab Rama ora sida ngganteni Prabu Dasarata dadi raja Ayodya krana dijabel dening ibu kuwalone, banjur urip ing alas, lan pungkasaneShinta kudu dicolong Dasamuka. 3. Isine crita wayang Jatayu kang awujud peksi nanging tansah eling marang Sang Hyang Agung saengga diwenehi tetenger Resi duweni watek kang wicaksana banget. Dheweke kasil nemokake Sinta kang digawa dening Rahwana. Kanthi Jiwa raga Jatayu nyerang Rahwana supaya bisa nulung Sinta uwal saka Rahwana. Swiwi Jatayu Sengkleh amarga nglawan Rahwana banjur mati. Sadurunge mati, Jatayu kasil ketemu karo Rama lan Leksmana banjur menehi katrangan yen Sinta digawa dening Rahwana. Adhedhasar katrangan saka Jatayu Rama lan Leksmana goleki Sinta lan kasil nemokake. Rama lan Leksmana nyerang Rahwana dibantu dening Wibisana, Anoman, lan bala kurawane. Anoman kalah, Shinta kasil dibebasake. 4. Piwulang luhure crita Resi Jatayu d) Kudu tansah gelem aweh pitulungan marang sapa bae kang mbutuhake. e) Aja jupuk kang dudu duweke dhewe amarga bisa njalari cecongkrahan. f) Wani mbelani prakara kang bener. F. Kegiyatan Siswa Dhapuken klompok sinau, rembugen bareng kelompokmu ngenani isine crita Ramayana ing ngisor iki. 1. Nemokake isi lan pitutur luhur kang bisa dadi tuladha saka crita wayang Ramayana! Ayo gladhen nemokake watak wantune para paraga ing crita Ramayana lakon Resi Jatayu kanthi ngisi kolom kang ana ngisor iki! Paraga Watak Wantune Resi Jatayu …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Rama Wijaya …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. ……………………………………………………..


Dewi Shinta …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Raden Laksamana …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. Dasamuka …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. …………………………………………………….. ……………………………………………………..


: 3.1 Memahami isi teks cerita Ramayana (Resi Jatayu) : 3.1.1 Mengartikan kata-kata yang dianggap sulit dalam bacaan cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu Lampiran 3 INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN (TES TULIS) Satuan Pendidikan : SMP IT Permata Mulia Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas : VIII (Delapan) Kompetensi Dasar Indikator 3.1.2 Menjawab pertanyaan bacaan cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dalam ragam krama. 3.1.3 3.1.4 Menulis isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dalam karma Mengungkapkan isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu


Pedoman penilaian No Soal Deskripsi Skor I.1 - 60 Menjawab dengan benar dan sempurna 1 II.1 - 5 Menjawab benar sempurna setiap nomor 3 Menjawab benar kurang sempurna setiap nomor 1,5 Skor maksimal 60 Nilai = Skor perolehan -------------------- x 100 Skor maksimaL


Lampiran 4 CONTOH RUBRIK TES PENGETAHUAN No Indikator Teknik Bentuk Instr 1. Mengartikan kata-kata sulit yang terdapat dalam cerita Ramayana Resi Jatayu. Tes tulis Tes uraian Apa tegese tembung Resi Jatayu Gugur iku? 2. Mencari piwulang luhur yang terdapat dalam cerita Ramayana Resi Jatayu. Tes tulis Tes uraian Piwulang apa bae kang bisa kapethik saka cerita Ramayana Resi Jatayu ing dhuwur iku ? 3. Menulis kembali cerita Ramayana Resi Jatayu. Tes tulis Tes uraian Coba tulisen maneh cerita Ramayana Resi Jatayu iku nggango basa dhewe! 4. Menceritakan kembali isi cerita Ramayana Resi Jatayu dalam ragam krama secara tertulis. Tes tulis Tes uraian Coba ceritana maneh cerita Ramayana Resi Jatayu iku nganggo ragam krama!


: 4.1 Menanggapi isi teks cerita Ramayana (Resi Jatayu) dengan ragam krama : 4.1.1 Menuliskan pokok-pokok isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu. Lampiran 5 INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN Satuan Pendidikan : SMP IT Permata Mulia Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Kelas : VIII (Delapan) Kompetensi Dasar Indikator 4.1.2 Menyampaikan secara lisan pokok-pokok isi cerita wayang Ramayana lakon Resi Jatayu Materi : Teks Cerita Wayang Ramayana lakon Resi Jatayu dengan Ragam Krama


Lanjutan Lampiran 5 LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN Nama Sekolah : SMP IT Permata Mulia Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Nama dan Nomor : ………………………................................................ (Nama Kelompok) Kelompok : …………………………………………………….. No. Aspek Penilaian Skor Catatan A Observasi/Mengamati 1. Relevansi 2. Kelengkapan 3. Pembahasaan B Diskusi 4 Keterampilan mengkomunikasikan 5 Keterampilan mendengarkan 6 Keterampilan berargumentasi 7 Keterampilan berkontribusi C Presentasi 8 Keterampilan menjelaskan 9 Keterampilan memvisualisasikan 10 Keterampilan merespon D Mencipta (Produk) 11 Proses 12 Hasil Jumlah Skor Rentang Skor = 1 - 5 Skor 0–12 = Sangat Kurang 37-48=Baik Skor minimal = 12 13–24= Kurang 49-60=Sangat Baik Skor maksimal= 60 25–36= Cukup


MODUL AJAR (MA) MATA PELAJARAN BAHASA JAWA Menulis Teks Aksara Jawa Identitas Satuan Pendidikan : SMPIT Permata Mulia Kelas/Semester : VIII/ Gasal Mata Pelajaran : Bahasa Jawa Tahun Pelajaran : 2022/2023 Fase / Elemen Waktu : : D / Menulis dan membaca 2 X 40 Menit ( 1 X pertemuan ) Guru Mapel Jumlah Siswa : : Hesti Tisnawati, S.Hum 31 A. Informasi Umum 1. Identitas penulis modul : 2. Kompetensi awal/Elemen CP : Peserta didik mampu menulis teks dengan huruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan huruf Jawa. 3. Profil Pelajar Pancasila : 1. Mandiri : Peserta didik secara mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. 2. Berfikir kritis : Peserta didik berfikir secara kritis dalam menulis teks dengan huruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan huruf Jawa. 4. Sarana dan prasarana : Buku Paket, Kartu Huruf Jawa, Laptop 5. Target peserta didik : Peserta didik regular 6. Model pembelajaran yang digunakan : Moda Tatap muka. Permodelan dari guru atau video dari youtube, Cooperating Learning B. Komponen Inti 1. Tujuan pembelajaran : 7.1 Peserta didik dapat menulis teks dengan huruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan huruf Jawa. 2. Pemahaman bermakna : Dengan belajar menulis dan membaca teks berhuruf Jawa Peserta didik dapat menulis atau membaca huruf Jawa yang dijumpai di masyarakat. 3. Pertanyaan pemantik : 1. Aksara Jawa ana pira? 2. Sapa sing apal aksara Jawa? 4. Kegiatan pembelajaran : Kegiatan pendahuluan 1. Guru menyapa peserta didik dengan ucapan salam 2. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa bersama sebelum mengawali kegiatan pembelajaran dimulai 3. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya 4. Peserta didik menyimak informasi dari guru tentang kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan seharihari 5. Peserta didik merespon secara aktif informasi tentang hal-hal yang akan dipelajari Kegiatan Inti Pertemuan 1: 1. Guru menjelaskan secara garis besar apa yang sudah diketahui peserta didik dan apa yang ingin diketahui oleh peserta didik tentang teks aksara Jawa 2. Guru menjelaskan tentang aksara Jawa, pasangan


aksara Jawa, dan sandhangan aksara Jawa. 3. Guru memberikan contoh penggunaan pasangan dan sandhangan aksara Jawa. 4. Peserta didik memberikan tanggapan secara kritis terhadap contoh penggunaan pasangan dan sandhangan aksara Jawa. 5. Peserta didik dibagi menjadi 5 kelompok, masingmasing kelompok diberi teks berhuruf Latin. 6. Peserta didik berdiskusi mengubah teks berhuruf Latin ke huruf Jawa. 7. Peserta didik menulis di papan tulis hasil diskusi dari masing-masing kelompok. 8. Guru bersama dengan peserta didik memberikan apresiasi dan tanggapan terhadap hasil diskusi dari masing-masing kelompok. 9. Guru bersama peserta didik menyimpulkan pembalajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan Penutup 1. Guru dan peserta didik melakukan refleksi atas pembelajaran yang sudah berlangsung. 2. Adapun pertanyaan berikut dapat digunakan untuk memandu proses refleksi murid: a. Apakah bagian yang paling menarik dari pembelajaran hari ini ? Mengapa? b. Menurutmu, apakah penting mempelajari materi ini? c. Tantangan apa yang masih kamu temui dalam mempelajari materi ini? Bagaimana kamu akan berlatih untuk mengatasi tantangan tersebut? d. Apa yang akan kamu lakukan agar hasil belajarmu lebih memuaskan dimasa mendatang? 3. Guru memberikan apresiasi atas semua usaha murid sepanjang mempelajari materi ini. 4. Guru melakukan kegiatan rutin dengan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, salam dan doa penutup. 5. Asesmen : 1. Asesmen Diagnostik Dilakukan di awal pembelajaran 2. Asesmen Formatif Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, saat peserta didik berdiskusi, dan presentasi. 3. Asesmen Sumatif Dilakukan di akhir pembelajaran berupa tes tertulis. Bentuk asesmen : 1. Sikap (Profil pelajar pancasila ) : Observasi 2. Praktek : Menulis teks aksara Jawa (Mengubah teks berhuruf Latin ke huruf Jawa) REMIDIAL DAN PENGAYAAN: 1. Remidial. Pembelajaran remidial dilakukan bagi peserta didik yang capaian pembelajarannya belum


tuntas. Pembelajaran remdial direncanakan diadakan dengan pemberian materi ulang dengan bantuan tutor sebaya. 2. Pengayaan. Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diminta untuk mempelajari materi terkait dan materi lanjutan. LAMPIRAN : I. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK Materi Nulis lan Maca Aksara Jawa: Miturut Hardyanto ( 1999:1), supaya bisa maca aksara Jawa perlu mangerteni perangkat aksara Jawa. Perangkat aksara Jawa wujude : Aksara Jawa, cacahe 20 kang diarani aksara dentawyanjana Pasangan aksara Jawa Sandhangan aksara Jawa Aksara murda Aksara swara (vokal) Aksara rekan Angka Jawa Pada Ing wulangan iki sing arep diandharake mligi bab aksara dentawyanjana, pasangan, lan sandhangan, dene aksara murda, aksara swara, aksara rekan, angka Jawa, lan pada diandharake ing wulangan lan tataran kelas liyane. Aksara Jawa dentawyanjana legena cacahe ana 20, yaiku ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa. wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga. Dene pasangan aksara Jawa cacahe uga ana 20 yaiku pasangan ha, ,ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga. Pamacane aksara Jawa legena jumbuh karo panulise, tegese yen ditulis ha, pamacane uga ha, lsp. Pamacane aksara Jawa uga nggatekake sandhangan aksara Jawa, upama sandhangan pepet, wulu, layar, wignyan, cakra, cakra keret, lsp. Kanthi sandhangan Jawa kang beda, pamacane uga beda, upamane aksara ha, diwenehi sandhangan taling, pamacane he, dene yen diwenehi sandhangan wulu, pamacane dadi hi. Mangkono sateruse. Panulise aksara Jawa werna loro yaiku ana sing ditulis sejajar karo aksara sing diwenehi pasangan, ana uga panulise sangisore aksara sing diwenehi pasangan. Pasangan aksara Jawa sing panulisane sejajar karo aksara sing diwenehi pasangan cacahe ana 3 (telu), yaiku ha, sa, pa, dene pasangan liyane kang cacahe ana 17 (pitulas) yaiku na, ca, ra, ka, da, ta, wa, la, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga, panulise sangisore aksar kang diwenehi pasangan. Ing ngisor iki wujude aksara Jawa carakan sarta pasangan adhedhasar Pedoman Penulisan Aksara Jawa kaya kang wis kapacak ing dhuwur yaiku: ha na ca ra ka da ta sa wa la pa dha ja ya nya


ma ga ba tha nga Sandhangan aksara Jawa bisa kaperang dadi 2 (loro) yaiku: sandhangan swara (bunyi vokal) lan sandhangan panyigeg wanda (penanda konsonan penutup suku kata). Sandhangan swara (bunyi vokal) ana werna 5 (lima) yaiku: 1. Wulu ( ……) diwaca i. 2. Pepet ( … …) diwaca e ( e lemah). 3. Suku ( … …) diwaca u. 4. Taling ( ……) diwaca e. 5. Taling tarung ( … ) diwaca o. Sandhangan panyigeg wanda (penanda konsonan penutup suku kata ) ana 4 (papat )yaiku: 1. Wignyan ( … … ) gantine aksara ha, diwaca ha/h 2. Layar ( … … ) gantine aksara ra, diwaca ra/r 3. Cecak ( … … ) gantine aksara nga, diwaca nga/ng 4. Pangkon ( … … ) aksara kang dipangku mati A. Ayo maca aksara dentawyanjana! Wacanen aksara dentawyanjana ing ngisor iki kanthi premati. No. Aksara Jawa Pamacane 1 2 3 4 5


6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 B. Ayo maca pasangan aksara Jawa 1 No. Pasangan Pamacane 1 2 3 4


5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 C. Ayo maca sandhangan lan tembung aksara Jawa! 1. Ayo diwaca sandhangan aksara Jawa ing ngisor iki! No. Sandhangan Pamacane 1 2


3 4 5 … 6 7 8 9 10 2. Wacanen tembung lan frasa ( gabungan tembung/istilah) kang mawa pasangan lan sandhangan ing ngisor iki kanthi premati lan bener, dene kancamu sabangku nyemak. Manawa wis, ganten kanca mau kang maca. No. Tembung Pamacane 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 D. Ukara tulisan Jawa iki wacanen kanthi cetha ! 1. 2. 3. 4. 5. Ukara tulisan jawa ing dhuwur dadekna tulisan latin ! 1. ………………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………………… 4. …………………………………………………………………………………


5. ………………………………………………………………………………… B. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK Tulisen nganggo aksara Jawa ! 1. Kembang mawar : .......................................................................... 2. Sapa salah seleh : ……………………………………………….. 3. Ana catur mungkur : ……………………………………………….. 4. Ora uwur ora sembur : ……………………………………………….. 5. Kadang konang : ………………………………………………. 6. Sing sareh bakal pikoleh : ……………………………………………….. 7. Sing weweh bakal wuwuh : ……………………………………………….. 8. Pengin maju kudu sinau :……………………………………………....... 9. Tekun teken tekan : ……………………………………………….. 10. Aja sumelang ra dipikir : ……………………………………………….. Glosarium : Daftar Pustaka : Arianto, Budi.2022.Wasita Basa Jawa.Blora:Dewan Bahasa Kabupaten Blora Tunjungan, 15 juli 2023 Mengetahui, Kepala SMPIT Permata Mulia Guru Mata Pelajaran ( Dwi Rahayu, S.Pd) (Hesti Tisnawati, S.Hum)


Click to View FlipBook Version