Iffah Batrisyia Ghaziah Biografi Iskandar Zakaria, Sejarah, Tradisi, Benda Cagar Budaya SEJARAH BERDIRINYA Sanggar Budaya Ilok Rupo
Sanggar Budaya Ilok Rupo SEJARAH BERDIRINYA Iffah Batrisyia Ghaziah Penyunting: Yoni Sudiani, S.Pd, M.Sn Vicia Dwi Prakarti DB, M.Sn Desain dan Isi: Iffah Batrisyia Ghaziah Cetakan Pertama 2024 Hak dan Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/penerbit. Dicetak oleh: Iffah Batrisyia Ghaziah
Pembukaan Buku ini dirancang untuk memberikan informasi tentang sejarah berdirinya Sanggar Budaya Ilok Rupo, biografi Iskandar Zakaria sebagai pendiri, tradisi dan budaya Kerinci, serta informasi mengenai benda-benda cagar budaya yang ada. Iskandar Zakaria dikenal sebagai seorang maestro, budayawan serta pendiri Sanggar Budaya Ilok Rupo. Sanggar Budaya Ilok Rupo layak disebut sebagai museum benda bersejarah kebudayaan Sungai Penuh, Kerinci, Provinsi Jambi, dikarenakan usaha Iskandar Zakaria dalam mengumpulkan benda-benda periode prasejarah, sejarah serta benda-benda kebudayaan. Buku ini dirancang agar seluruh masyarakat dan khususnya masyarakat Kota Sungai Penuh mengetahui sejarah dan tradisi yang telah hadir pada zaman dahulu, agar dapat membangkitkan rasa keingintahuan dan semangat untuk melestarikan tradisi dan budaya Kerinci hingga budaya Indonesia.
Daftar Isi Biografi Iskandar Zakaria Iskandar Zakaria sebagai Seniman Asal-Usul Sanggar Budaya Ilok Rupo Sanggar Budaya Ilok Rupo Benda Cagar Budaya Koleksi Keramologika Koleksi Etnografika Koleksi Teknologika 1 3 4 6 8 9 13 18 22 26 28 30 33 36 37 39 Koleksi Arkeologika Koleksi Historika Koleksi Biologis Koleksi Seni Rupa Koleksi Numismatika Koleksi Filologika Koleksi Lain-Lain Peran Iskandar Zakaria
Iskandar Zakaria Iskandar Zakaria adalah keturunan Zakaria Rajo Bungsu campuran Minangkabau-Bengkulu yang merantau ke Sungai Penuh pada tahun 1928. Walau dibesarkan dengan nuansa adat Minangkabau, Iskandar Zakaria sangat tertarik dengan adat, sejarah dan seni budaya Kerinci. Iskandar Zakaria merupakan sosok yang sangat mencintai seni, budaya dan sejarah yang berasal dari Kerinci. Iskandar Zakaria lahir di Sungai Penuh 13 April 1942 hingga wafat pada tanggal 10 Agustus 2018. Salah satu karya bersejarah Iskandar Zakaria adalah menciptakan Mushaf Alqur’an yang ditulis di atas kain batik sepanjang 1.919 meter dengan pengerjaan selama 8 tahun yang menghabiskan biaya Rp200 juta hingga dinobatkan MURI sebagai penulis Al-qur’an terpanjang di Indonesia dan di Dunia. Saat ini karya Alqur’an sepanjang 1.919 meter disimpan di Museum Sejarah Nasional di Monas. Peninggalan Iskandar Zakaria hingga saat ini yang masih digunakan masyarakat Sungai Penuh yaitu museum sekaligus sanggar pribadi miliknya. Museum ini berisi koleksi benda cagar budaya serta sanggar tempat berkarya kesenian seperti tari dan musik tradisional serta belajar aksara incung. 1
2 Iskandar Zakaria BIOGRAFI Bakat kesenian pada Iskandar Zakaria bukan hasil warisan turun-temurun dari keluarganya, melainkan hasil belajar dan usaha intensnya meneliti serta mempelajari kesenian dan budaya Kerinci. Kegiatan Iskandar Zakaria di acara Pentas Seni Universitas Andalas 1954 memasuki jenjang SMP mengasah bakat seni tarian Melayu dan Minangkabau di Sanggar yang ada di Sungai Penuh 1957 merantau ke Jakarta berkarir menjadi pelatih tari dan tampil di beberapa pentas seni di Jakarta 1960 pendidikan SMA menjuarai lomba kesenian dan kebudayaan. Termotivasi untuk melahirkan karya tradisional Kerinci serta mendapatkan prestasi 1963 Kuliah di Fakultas Hukum Universitas Andalas bergabung dengan tim kesenian kampus hingga tampil mengatasnamakan pemda yang mewakili kesenian Minangkabau di tingkat Nasional
Iskandar Zakaria Sebagai Seniman Salah satu tarian yang paling berkesan bagi Iskandar Zakaria dan masyarakat Kerinci adalah Tari Mercok, yang merupakan tarian yang berpadu dengan nyanyian dan kesenian kekebalan tubuh, sekilas mirip dengan kesenian Debus dari Banten. Tari Mercok yang menyorot perhatian masyarakat Kerinci hingga ke mancanegara, juga dibawakan ke berbagai festival yang bertaraf Nasional dan Internasional. Penampilan Tari Marcok di berbagai festival: Tarian Marcok oleh Iskandar Zakaria 2001 penampilan di Pekan Seni Ipoh Malaysia 2003 Perwakilan Jambi untuk Festival Nasional Seni Pertunjukan di PadangPanjang, Sumatera Barat 3
ASAL-USUL Sanggar Budaya Ilok Rupo 1966 Iskandar Zakaria bekerja di Dinas Inspeksi Kebudayaan Kerinci selama bekerja ia melakukan penemuan dan penelitian di hutan pada batu-batu tua, uang kuno, guci tua, keramik tua dan lainnya. 1970 Iskandar Zakaria banyak menemukan batu-batu tua menurutnya batu tersebut memiliki arti sejarah, ia membawa pulang temuan tersebut untuk dikoleksi yang dianggapnya bisa menjadi sebuah nilai sejarah setelah 50 tahun yang akan datang. 1980 Iskandar Zakaria melakukan aktivitas mengajar dan membina anggota Sanggar Budaya Ilok Rupo tujuannya adalah melahirkan pelaku seni tradisi Kerinci. Selain mengajar, ia membuat ratusan karya seni seperti musik, esai, prosa, drama dan puisi sekaligus mengoleksi berbagai macam benda cagar budaya. 1998 mendirikan museum koleksi benda budaya museum dan sanggar Budaya Ilok Rupo didirikan saat Iskandar Zakaria pensiun menjadi PNS. 4
ASAL-USUL SANGGAR BUDAYA ILOK RUPO Selain seni tari, Iskandar Zakaria juga mempelajari aksara Incung dengan penelitian langsung ke tetua-tetua yang ada di dusun-dusun Kerinci sembari mengumpulkan benda pusaka mereka. Papan nama jalan di Kota Sungai Penuh juga ditulis oleh Iskandar Zakaria menggunakan aksara Incung. Iskandar Zakaria sebagai seniman Pengelolaan Benda Cagar Budaya Kecakapan yang dimiliki Iskandar Zakaria membuat ia dipercaya sebagai Pimpinan Galeri Benda Cagar Budaya Kabupaten Kerinci serta Koordinator Juru Pelihara Benda Cagar Budaya Kabupaten Kerinci pada tahun 1998. Hal ini merupakan salah satu alasan Iskandar Zakaria mendirikan sanggar Budaya Ilok Rupo dan melakukan beberapa pertunjukan seni dengan tujuan mengenalkan warisan budaya kepada generasi muda. 5
Sanggar Budaya Ilok Rupo Sanggar Budaya Ilok Rupo adalah museum terlengkap yang ada di Kerinci dibandingkan museum pemerintah Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci. Aset museum memiliki kategori berupa keramologika, etnografika, teknologika, arkeologika, historika, biologis, seni rupa, numismatika, filologika dan koleksi lain-lain seperti buku ilmu pengetahuan. Sanggar Budaya Ilok Rupo merupakan museum swasta yang dikelola oleh Iskandar Zakaria dan anak-cucunya, beliau dikenal sebagai maestro sejarah dan kebudayaan Kerinci. Sanggar Budaya Ilok Rupo adalah tempat mengoleksi benda-benda sejarah, seni budaya, barang kuno serta tempat berkegiatan seni tari, musik tradisi, belajar aksara tradisional yang terletak di Jl. R.A Kartini No.88, Koto Tinggi, Kota Sungai Penuh. 6
Hibah Metode hibah dilakukan dengan memberikan wawasan dan pendekatan kepada masyarakat terhadap pentingnya pelestarian dan memahami nilai benda bersejarah. Hasil Temuan Benda-benda hasil temuan didapatkan saat Iskandar Zakaria melakukan penelitian untuk menemukan benda bersejarah. Titipan Benda-benda didapatkan dari titipan masyarakat yang mempercayai Iskandar Zakaria mempunyai usaha yang tulus untuk menjaga pusaka yang mereka miliki, ketimbang mempercayakannya kepada pihak pengelola dari pemerintah. Upacara Benda Pusaka Benda pusaka didapatkan dengan cara melihat dan mengeluarkan benda melalui upacara pembukaan benda pusaka, karena masyarakat Kerinci masih memiliki anggapan yang berbeda atas benda-benda peninggalan nenek moyang karena keramat yang bisa mendatangkan mudharat dan manfaat. Mengenai keaslian benda-benda, telah didapatkan pengakuan ahli sejarah dari Australia bernama Uli Kuzok yang sering melakukan penelitian bersama Iskandar Zakaria, penelitian ini melalui pengecekan, verifikasi dan inventaris koleksi cagar budaya milik Iskandar Zakaria. Pengumpulan koleksi aset museum dilakukan dengan berbagai cara: SanggarBudaya IlokRupo 7
8 Benda Cagar Budaya Berikut ini merupakan klasifikasi koleksi cagar budaya Iskandar Zakaria yang telah diteliti oleh Auliahadi Arki dkk (2021: 59-62):
Keramik ini memiliki diameter 30 cm dengan motif tumbuhan bunga kapas dan padi. Berwarna biru yang melambangkan ketenangan dan keharmonisan untuk menyampaikan kesan damai. Pinggir keramik berhiaskan ornamen. Keramologika merupakan koleksi yang terbuat dari tanah liat yang dibakar dan bersifat mudah pecah. Keramologika yang ada di Sanggar Budaya Ilok Rupo memiliki bermacam corak, yaitu China, Arab, tradisional hingga peninggalan VOC Belanda Keramologika Piring Keramik VOC Periode Abad ke-17 Ditemukan dari pedagang kelilling yang sering menjual barang-barang kuno yang mereka dapat dari desa-desa yang ada di Kerinci. 9 Guci VOC berwarna hijau tua yang disebut juga kelly green memberikan kesan yang seimbang dengan ilustrasi ditengah guci yaitu burung merak sebagai lambang keindahan.
10 Guci VOC ini memiliki motif tumbuhan padi dan kapas berwarna biru. Desain guci ini minimalis dan ekslusif dengan bahan dasar berwarna putih. Piring keramik yang berasal dari bangsa China memiliki motif naga. Bagi etnis China, naga dimaknai agung keberadaannya, membawa kesejahteraan dan hal-hal positif lainnya. Keramik ini juga terkategori piring-piring dari China. Motifnya merupakan pemandangan yang desainnya berwarna biru dan putih. Keramologika Piring China Periode Abad ke 17-19 M Terbuat dari porselin, bahan warna putih ke abu-abuan, pola hias flora fauna, lambang budha, pemandangan, bentuk piring, lingkar kaki dan dasar tidak diglasir.
11 Awan keberuntungan adalah salah satu dekorasi dan ornamen tertua yang digunakan dalam seni Tiongkok Keramologika Guci China Guci peninggalan China ini memiliki motif timbul naga merah dengan nuansa langit yang dilengkapi dengan elemen awan dan ornamen. Pada seni Tiongkok, awan diasosiasikan dengan keberuntungan, karena awan menghasilkan hujan yang membasahi segala sesuatu hingga membawa keberuntungan bagi manusia. Piring China Piring keramik ini terbuat dari porselin dan termasuk polychrome yang berwarna biru putih. Warna biru dilukiskan pada latar porselin putih dengan lukisan berupa ragam hias yang bersumber dari kepercayaan serta berhiaskan motif flora.
12 Keramologika Guci Arab Periode Abad ke 5-M Guci keramik bermotif kaligrafi Islam muncul sebelum pra-Islam yang berasal dari sebelah Timur Laut Arab, menyebar ke bagian Barat Arab, selanjutnya sampai ke Mekah dan Madinnah. Guci dengan tinggi kurang lebih 50 cm berdasarkan glatsir putih kecoklatan yang dihiasi ornamen flora berwarna merah dan biru. Kedua guci ini bertuliskan huruf kaligrafi Bismillah. Guci dengan glatsir putih berhiaskan kaligrafi Arab berwarna biru dilengkapi dengan ornamen hias flora berupa bunga dan dedaunan.
Etnografika Etnografika adalah benda yang umumnya dijadikan objek penelitian antropolog seperti hasil budaya atau identitas suatu etnis. Keris Makna simbolik keris adalah dari hasil penghayatan berguru kepada alam, berguru kepada kehidupan serta menyembah kepada Tuhan. Keris Jatayu Jatayu merupakan Ksatria seekor Burung Garuda yang mencerminkan watak yang berani, rela berkorban, dan cinta tanah air. Diceritakan dalam kisah Ramayana. Trisula Dewa Siwa Kuningan Trisula adalah senjata berbentuk tombak bercabang tiga yang melambangkan kekuasaan dewa atas lautan dan fenomena yang berhubungan dengan air. Keris Ular Raja Blorong Hiasan bentuk ular sudah ada dalam Keris sejak era Majapahit. Salah satunya merupakan Keris Ular Raja Blorong 13
Etnografika Cerutu Gading Cerutu tradisional masyarakat Kerinci yang terbuat dari tulang dan gading gajah. Pipa rokok gading gajah adalah salah satu jenis pipa rokok yang dibuat dari bahan baku gading gajah asli dengan warna yang semakin lama gading tersebut semakin menguning dari yang awalnya putih. Cerutu Gading berguna untuk menetralkan nikotin pada rokok. Cerutu Gading dapat langsung menawarkan zat racun. Cerutu Gading memiliki ketahanan dan kekuatan yang jauh lebih baik dibandingkan pipa rokok yang terbuat dari kayu biasa. 14
15 Etnografika Kuluk Kano Mahkota pengantin wanita pada upacara perkawinan adat masyarakat Kerinci. Berbahan bludru, kapas, tembaga sepuh emas. Berbentuk lingkaran yang terbuat dari beludru diisi kapas dihias dengan 50 cincin tembaga sepuh emas. Kuluk Kano berfungsi sebagai pelindung kepala serta sebagai perlindungan cerminan status sosial bagi perempuan suku Kerinci. Mahkota ini sebagai lambang keteguhan dalam beragama, dan lambang tugas seorang wanita dalam menjalankan tugas dalam rumah tangga. Dahulu pemakaian kuluk bagi wanita suku Kerinci dapat dipadukan dengan baju kebaya songket, sarung songket, kalung tapak kudo bungo matahari, gelang pilin dan juga kerabu bungo matahari. 15
Batu Akik Batu akik merupakan sebuah hiasan yang telah digunakan pada zaman manusia purba sekitar tahun 3000-2000 SM. Kerajaan-kerajaan Nusantara menjadikan batu akik sebagai salah satu komoditas perdagangan. Keris Siginjai Keris Siginjai adalah senjata tradisional Jambi yang dikenal milik Raja Rangkayo Hitam. Disebut Siginjai karena keris ini dahulu sering disimpan dirambut Rangkayo Hitam sebagai tusuk Ginjai. Keris Siginjai telah menjadi lambang mahkota kesultanan sebagai lambang pemersatu rakyat. 16 Etnografika Tasbih Etnis China Tasbih adalah alat yang digunakan untuk berzikir. Tasbih sudah dikenal secara luas, bahkan pada masa sebelum Islam. Perkembangan tasbih yang pesat terjadi pada abad 15 M dan 16 M. Tasbih ini berwarna merah dengan motif titik-titik putih. yang melambangkan sesuatu. Dalam kitab Musaahamatul Hindi disebutkan, bahwa orang-orang Hindu terbiasa menggunakan tasbih untuk menghitung ritualnya. Sehingga menghitung dzikir dengan tasbih diakui sebagai inovasi dari orang Hindu (India) yang bersekte Brahma. Dari sanalah kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Jenglot Jenglot adalah boneka berwujud mirip manusia yang memiliki ukuran kecil bervariasi sekitar 10–20 cm, berkulit gelap dengan tekstur kasar seperti mumi, berwajah seperti tengkorak dan bertaring mencuat serta memiliki rambut dan kuku yang panjang. Jenglot dipercaya oleh sebagian masyarakat memiliki kekuatan mistis dan tidak selalu memakan darah manusia. Beberapa orang mempercayai bahwa Jenglot merupakan jelmaan manusia, atau siluman yang mewujudkan dengan benda membentuk sesuatu yang menyeramkan bagi kalangan tertentu. Sebagian masyarakat Indonesia mempercayai jenglot sebagai makhluk yang memiliki kekuatan mistik dan tidak selalu dapat mengundang bencana. Etnografika Anak Panah Anak panah merupakan senjata tradisional. Alat ini dipergunakan untuk membunuh mangsa terutama saat berburu ataupun perang melawan musuh. Ujung anak panah terbuat dari kayu ataupun bambu yang diruncingkan bergerigi dan beracun yang disatukan dengan batang rotan. 17
Teknologika Teknologika berkaitan dengan aspek ilmu pengetahuan, kesenian dan teknologi. Teknologika merupakan benda hasil teknologi yang menggambarkan tingkat pencapaian teknologi suatu zaman. 18 Jangkoi digunakan untuk mengangkut bahan-bahan ringan atau sebagai tempat penyimpanan barang-barang. Terbuat dari bahan rotan, manau, kayu dan tali selebar telapak tangan dari kulit kayu atau kain. Genta Gento Jawi Genta Gento Jawi ada sejak zaman penjajah. Dalam bahasa Indonesia, Jawi artinya sapi. Alat ini berfungsi Sebagai alat keamanan pada ternak sapi. Jika sapi tersebut berpindah tempat dari kandangnya atau diambil orang, Genta Gento Jawi akan berbunyi seperti lonceng.
Kapak Genggam Digunakan sebagai alat pemotong yang berbahan dasar batu. Batu Kapak Ditemukan pada tahun 1994 Periode prasejarah. Di situs Bukit Koto Payung, desa Pendung Mudik. Batu Kapak Ditemukan pada tahun 2000 Periode prasejarah. Di situs Lubuk Keruh, desa Sungai Batu Gantih Kapak genggam adalah sebuah batu yang mirip dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengan cara menggenggam. Kapak genggam terkenal juga dengan sebutan kapak perimbas, dalam ilmu prasejarah disebut chopper artinya alat penetak. Kapak genggam ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph Von Koenigswald pada 1935 di Pacitan, Jawa Timur. Batu genggam biasanya dibuat dari batu gamping. Batu tersebut dipahat memanjang atau diserpih sehingga berbentuk lonjong. Teknologika 19
Teknologika Kamera Masa 1950-1970an Di era digital, kamera film sering disebut kamera analog padahal kamera digital sekalipun sebenarnya menangkap gambar dengan proses analog. Masa kejayaan kamera film mulai beralih ke kamera digital sejak akhir abad ke-20 hingga sekarang. Radio Tua Penggunaan radio sebagai alat atau media komunikasi massa pada awalnya diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik. Mesin Tik Tua Mesin ketik ditemukan pada tahun 1714 oleh Henry Mill. Pada tahun 1865, Rasmus Malling-Hansen menciptakan "Hansen Writing Ball", yang kemudian menjadi mesin ketik pertama yang dijual secara komersial pada tahun 1870. 20
Teknologika Arloji Saku Periode Abad 16 Arloji saku adalah alat yang dibuat untuk dibawa di dalam saku, bukan jam tangan yang diikatkan di pergelangan tangan. Arloji saku adalah jenis jam yang paling umum sejak perkembangannya pada abad ke-16 hingga jam tangan menjadi populer setelah Perang Dunia I yang digunakan oleh militer. Jam saku umumnya memiliki rantai yang terpasang agar dapat dipasang pada rompi, kerah atau ikat pinggang dan mencegah terjatuh pada saat dibawa. 21
Menhir Periode Megalitikum Menhir berasal dari bahasa Keltik, men yang artinya batu dan hir yang berarti panjang. Jadi, arti menhir adalah batu panjang. Menhir merupakan benda peninggalan zaman Megalitikum, bentuknya dapat berupa batu tunggal monolith atau berupa sekelompok batu yang diletakkan sejajar di atas tanah. Ukuran menhir bervariasi, namun sering kali berbentuk meruncing ke arah atas. Dalam kepercayaan animisme, menhir adalah alat pengikat antara arwah nenek moyang dengan anak cucunya. Sehingga melalui tugu batu ini, mereka memuja arwah nenek moyangnya. Arkeologika Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia yang terjadi di masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Masa tersebut pada zaman prasejarah maupun pada zaman sejarah. 22
Arkeologika Batu Intan Merupakan batu yang mengandung intan muda. Batu ini bila direndam dalam air akan tumbuh dan berkembang memunculkan batu batu yang baru. Batu Intan berwarna merah muda dan bening transparan seperti kristal. Obsidian Ditemukan di situs Penetai, Muaro Imat tahun 1978 Obsidian Ditemukan di Muak tahun 1997 Obsidian Periode Pra sejarah Batu obsidian atau batu kaca adalah batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat, sehingga atom-atom tidak sempat mengatur diri untuk membentuk suatu struktur kristal. 23
24 Arkeologika Batu Ikan Periode Prasejarah Ditemukan di situs Lubuk Keruh, desa Sungai Batu Gantih. Temuan tahun 2000. Batu Ikan Ditemukan di situs Talang Genting, Siulak. Temuan tahun 2003. Batu Magnit Batu ini memiliki volume yang sama dengan telur puyuh. Batu magnit ini memiliki bermacam warna dan corak, bahkan pada sisi batu terdapat tulisan timbul.
Batu Asmara Batu asmara ini berbentuk hati dan sepasang yang melambangkan kasih sayang, sehingga diberi nama batu asmara. Batu ini ditemukan tahun 2011. Batu Antan Ditemukan di Lolo Gedang tahun 2001. Memiliki panjang kurang lebih 10cm dan pipih, batu antan ini memiliki tekstur yang licin dan mengkilat. Lumpang Batu Ditemukan di Siulak Gedang tahun 2001. Lumpang merupakan wadah berbentuk bejana untuk menumbuk padi, kopi ataupun bahan olahan lainnya. Batu ini mirip dengan lumpang, namun diameternya lebih kecil daripada lumpang yang biasanya digunakan sebagai wadah penumbuk. Arkeologika 25
Historika Historika adalah benda koleksi yang mempunyai nilai sejarah berupa benda budaya yang bukan hasil temuan atau ekskavasi (penggalian), tetapi dapat dijadikan sebagai bukti suatu peristiwa sejarah, historika berkaitan dengan suatu organisasi atau masyarakat. Kuningan Kuningan atau loyang merupakan hasil campuran logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga sekitar 60-96% dan sisanya adalah seng. 26
Tageik Tageik adalah tempat untuk mengambil atau menyimpan air mentah maupun air minum. Tageik dipakai dengan dijinjing atau disandang. Pada saat ini, tageik sama fungsinya dengan ember. Senapan Laras Panjang Tua Periode abad 15 Senapan lontak atau juga dikenal dengan nama musket adalah senjata yang populer di antara abad ke-15 sampai pertengahan abad ke-19. Senapan lontak hanya dapat ditembakkan sekali setelah diisi dengan amunisi bola timah dan mesiu, dan diisi dari depan moncong laras senapan. Historika 27
Biologis Benda koleksi ilmu biologi yang diawetkan merupakan koleksi biologis. Koleksi Biologi adalah benda yang menjadi objek penelitian ilmu biologi, antara lain tengkorak atau rangka manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Fosil Tumbuhan Fosil tumbuhan adalah jejak atau sisa-sisa organisme tumbuhan yang telah mati dan tertimbun di lapisan-lapisan batuan atau endapan sedimentasi selama jutaan tahun. Organisme tumbuhan ini yang telah membatu dan masih memperlihatkan ciri fisik aslinya. Fosil terjadi pada daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung mineral. 28
Biologis Fosil Keong Fosil Keong ini berasal dari Wamena pegunungan Jaya Wijaya (Lembah Baliem). Ditemukan tahun 2008. Terdapat sejarah tentang pegunungan Jayawijaya terbentuk saat terjadi benturan antara lempeng benua Australia dengan lempeng Pasifik pada Zaman Miocene Tengah sekitar 15 juta tahun yang lalu. Puncak Wijaya tersebut terdapat pasir laut dan garam. Cangkang Kerang Terdapat koleksi cangkang kerang yang beragam. Seperti spesies kerang Cypraea Moneta atau disebut juga kerang uang, yang zaman dahulu digunakan sebagai alat pembayaran pertama sebelum adanya uang logam maupun uang kertas. Terdapat juga spesies Tenguella Musiva yang merupakan spesies siput laut. Telur Unggas Telur yang ada merupakan telur yang sudah diawetkan. Sisik Ikan Semah Didapatkan dari seseorang yang memberikan kenang-kenangan kepada Bapak Iskandar Zakaria. Tempurung Kelapa Tempurung kelapa ini digunakan sebagai wadah. Tempurung ini sudah diukir dan dihias. 29
Seni Rupa Seni rupa merupakan benda koleksi yang mengekspresikan pengalaman artistik manusia melalui karya dua dimensi atau tiga dimensi. Koleksi seni rupa di Sanggar Budaya Ilok Rupo berupa patung, alat musik tradisional, alat berkegiatan harian yang berbahan anyaman, hiasan dan lainnya. Alat Musik Etnik Merupakan miniatur musik etnik yang terdiri dari gendang, gambus dan lainnya. Alat musik ini dihiasi dengan motif flora dan fauna. Suling dan Rumba Seruling atau suling adalah alat musik yang ditiup terbuat dari bambu. Suara seruling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik. Rumba merupakan alat musik perkusi, rumba dimainkan dengan cara digoyangkan atau dikocok hingga menghasilkan suara. Gambang Gambang adalah alat musik gamelan terbuat dari bilah-bilah kayu maupun bambu, biasanya terdiri dari 17 hingga 21 bilah yang dimainkan dengan alat pukul. Rebana Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu. Bingkai berbentuk lingkaran terbuat dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. 30
Seni Rupa Pahatan Wajah Manusia Dua pahatan wajah manusia ini merupakan hasil temuan penduduk di situs Kubur Tempayan, di tepian Danau Kerinci. Dari tempat ditemukannya, diperkirakan pahatan wajah manusia ini merupakan representasi dari orang yang dikuburkan. Dalam tradisi pemujaan arwah leluhur, berkembang pula kepercayaan totemisme yang dianggap memiliki kekuatan. Pahatan wajah ini dianggap keberuntungan untuk keberadaan roh-roh orang yang sudah meninggal. Penggambarannya sebagai harapan agar roh si mati tetap hadir ditengah masyarakatnya untuk melindungi dan memberi kesejahteraan. Patung Pada masa lalu patung dijadikan sebagai berhala, simbol Tuhan atau Dewa yang disembah. Tapi seiring dengan makin rasionalnya cara berpikir manusia, maka patung tidak lagi dijadikan berhala melainkan hanya sebagai karya seni belaka. Patung yang ada di Sanggar Budaya Ilok Rupo yaitu patung putih Maria, patung tokoh wayang dan patung China. 31
Seni Rupa Lapik Lapik artinya tikar pendek. Alat ini berfungsi sebagai alas duduk atau tempat bersandar. Lapik dibuat dengan cara dianyam dari pandan berduri yang durinya sudah dibersihkan. Lapik ini dibuat dua hingga tiga lapis yang dibawahnya dilapiskan dengan daun sikuang. Tangguk Tangguk adalah alat yang digunakan untuk menangkap ikan atau menampung hasil panen. Tangguk terbuat dari bambu dan dianyam seperti perahu. Seni Anyaman Berbagai kerajinan anyaman yang terbuat dari bambu menghasilkan alat yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Alat tersebut seperti topi, bakul dan lainnya. 32
Numismatika Numismatika adalah alat tukar yang sah atau mata uang. Alat tukar masyarakat Kerinci dahulunya menggunakan bahan-bahan kebutuhan harian. Alat tukar berubah semenjak awal munculnya logam. Cincin Anyea Cincin Anyea digunakan sebagai alat tukar yang disesuaikan dengan mata uang Belanda. Biasanya digunakan untuk membayar denda-denda. Bentuk ini sesuai dengan harga uang. Harga uang ditentukan sesuai uang zaman Belanda. Dari emas paling besar garis tengah 2 cm masing-masing berselisih 0,1 cm jadi ukurannya dari yang kecil 0,8 0,9 1 dan seterusnya hingga 2 cm. (a) Spao (sepaha) (b) Ukuran menengah (c) Stae (setahil) ukuran kecil tidak bergerigi, dengan diameter 0,8cm, memiliki nilai 1 pao = 3 duit = 1 benggol emas belanda; 40 pao = 1 rupiah emas Belanda; 4 pao = 1 ketip uang emas belanda; memiliki bentuk bergerigi bagian luar; nilai yang besar, memiliki nilai 1 tahil = 10 paha = ½ rupiah emas belanda, dengan bentuk bergerigi luar dan dalam dengan diameter paling besar 1,8 cm. 33
Numismatika Uang Logam Uang logam telah memiliki sejarah ribuan tahun meski tidak diketahui dengan pasti dari mana dan kapan uang logam pertama dibuat. Namun dipercaya uang logam pertama kali diciptakan oleh bangsa Lydia pada abad ke-6 SM atau sekitar 580 SM. Uang Indonesia Tahun 1952 Bernilai 25 Sen Uang Indonesia Tahun 1954 Bernilai 10 Sen Uang Indonesia Tahun 1959 Bernilai 50 Sen Uang Thailand Tahun 2006 Bernilai 10 Baht Uang Indonesia Tahun 1955 Bernilai 25 Sen 34
Numismatika Uang Kertas Uang kertas Rupiah Indonesia baru diterbitkan pada tahun 1946, selama perang kemerdekaan dengan Belanda dan setelah deklarasi kemerdekaan sepihak oleh Indonesia pada akhir Perang Dunia II pada tanggal 17 Agustus 1945. Uang ini dikenal sebagai Oeang Republik Indonesia, merupakan cikal bakal Rupiah Indonesia yang digunakan saat ini. Netherlands East Indies Tahun 1942 Bernilai 1 Gulden ND Netherlands East Indies Tahun 1942 Bernilai 5 Gulden ND Uang Arab Tahun 1430 Hijriah Bernilai 5 Riyal Uang Timor Leste Tahun 1959 Hijriah Bernilai 100 Escudos Uang Indonesia Tahun 1956 Bernilai 1 Rupiah 35
Filologika Filologika merupakan benda koleksi naskah kuno tulisan tangan yang mendeskripsikan suatu peristiwa. Naskah Tanduk Bertulis Periode Klasik Pemilik: Hamidi. Huruf: Rencong. Bahasa: Kerinci kuno Buku Agama Berhuruf Arab gundul (jawi). Bahasa Melayu. 36
± 150 koleksi botol-botol kemasan minuman instan, es krim, cairan pembersih, makanan instan. 3 lemari besar kostum Sanggar Budaya Ilok Rupo, beberapa peralatan kesenian Sanggar Budaya Ilok Rupo 4 buku untuk menyimpan perangko tua Indonesia dan Internasional Koleksi koran lama dan buku tentang pengetahuan agama, pengetahuan umum, buku sejarah kebudayaan Kerinci, dan arsip pribadi Iskandar Zakaria 6 baskom penyimpanan pecahan koleksi keramik Seuntai panjang cincin anye ±4 meter Koleksi-koleksi unik Iskandar Zakaria berupa sandal hotel yang pernah dikunjunginya, cendera mata maskapai terbang dan hotel, pin, pena dan lainnya. Koleksi Lain-Lain Sanggar Budaya Ilok Rupo memiliki aset koleksi museum lainnya, seperti: 37
Koleksi Lain-Lain Tambo I Berisi tentang Sistem dan Tata Cara Adat Kerinci. Tambo II Berisi uraian tentang materi kebudayaan rohani dan jasmani orang Kerinci. Tambo III Berisi tentang sejarah Kerinci dan dari Masa ke Masa. Tambo V Berisi materi tentang salinan prasasti kuno Kerinci. Tambo IV Berisi tentang dokumentasi Seni Budaya Kerinci. Terdapat koleksi aset museum di Sanggar Budaya Ilok Rupo yang berupa koleksi ilmu pengetahuan. Buku-buku ilmu pengetahuan tersebut berupa sejarah, buku agama, serta buku yang ditulis oleh Bapak Iskandar Zakaria yang disebut Tambo. Tambo berisikan tentang asal-usul, sejarah dan tradisi yang ada di Kerinci. 38
Peran Iskandar Zakaria Iskandar Zakaria menjadi sosok yang sangat berperan penting dalam mengembangkan seni dan budaya Kerinci, serta melahirkan karya berupa buku-buku sejarah dan budaya, serta tarian tradisional Kerinci yang menjadi aset berharga bagi masyarakat Kerinci. Kesabaran dan kecakapan Iskandar Zakaria dalam bermasyarakat memudahkan pencariannya pada benda cagar budaya walau memakan waktu yang lama serta menguras dana pribadi dan dana pensiunnya untuk penemuan benda pusaka ini. Tujuannya mendirikan sanggar agar masyarakat Kerinci dan generasi muda yang ada di Kerinci bisa mengetahui kebudayaan sendiri, daerah yang banyak memiliki keunikan budayanya bisa tetap terjaga. Pemikirannya terhadap perkembangan zaman yang canggih, membuat kehidupan sosial hingga budaya bisa hilang ketika adanya globalisasi. Menurutnya, sebuah kebudayaan akan tetap ada jika orang yang didalamnya juga bisa memberikan tindakan agar kebudayaan itu tidak hilang. 39
Keberadaan Sanggar Budaya Ilok Rupo mempunyai nilai mendidik yang menarik dan mendorong pengunjung untuk memanfaatkan museum ini sebaik-baiknya hingga museum Sanggar Budaya Ilok Rupo merupakan referensi terbaik untuk mencari sejarah seni budaya dan tradisi Kerinci. Ruang Cagar Budaya Ruang Cagar Budaya Sanggar Budaya Ilok Rupo Sebagai Museum Benda Bersejarah Kebudayaan Kerinci-Jambi 40
Tentang Buku dan Penulis Buku ini dirancang sebagai wadah media informasi dari Sanggar Budaya Ilok Rupo Sebagai Museum Benda Bersejarah Kebudayaan Kerinci-Jambi. Informasi buku ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya Sanggar Budaya Ilok Rupo, biografi Bapak Iskandar Zakaria sebagai pendiri, tradisi dan budaya Kerinci, serta benda cagar budaya. Tujuan dirancangnya buku ini adalah untuk memenuhi tugas akhir S1 program studi Desain Komunikasi Visual. Adanya media informasi berupa buku ini, diharapkan mampu membangun kembali spirit Bapak Iskandar Zakaria pada generasi muda hingga munculnya semangat untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia. Saya Iffah Batrisyia Ghaziah, mahasiswi Desain Komunikasi Visual di Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Sumatera Barat, memiliki harapan agar media informasi “Sejarah Berdirinya Sanggar Budaya Ilok Rupo” ini tersampaikan dan dimanfaatkan dengan baik.
Daftar Pustaka Auliahadi, Arki, M Rifa’I & Hendra. 2021. “Sejarah Pengelolaan Koleksi Museum Sanggar Seni Ilok Rupo (1996-2020)” Laporan Penelitian Pengembangan Kapasitas BOPTN 2020. Bukittinggi: IAIN Bukittinggi Fahrezi, Yoanda Ahmad. 2021 “Biografi Dan Peran Iskandar Zakaria Dalam Pelestarian Warisan Budaya Kerinci 1942-2019” Skripsi. Jambi: Universitas Jambi Zahara, Siti. 2010. “Pelestarian Benda Cagar Budaya Dan Bersejarah KerinciJambi (Studi Kasus Koleksi Iskandar Zakaria Tahun 1972-2009” Skripsi. Padang: IAIN Imam Bonjol Zakaria, Iskandar. 1984. “Tambo Sakti Alam Kerinci” Buku Pertama. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Narasumber DRA. Meiza Teti Qadarsih. Pihak Pengelola Sanggar Budaya Ilok Rupo. Wawancara Maret 2023. Afnizar Agoes. Rekan kerja Bapak Iskandar Zakaria di Dinas Kebudayaan Kerinci tahun 1966. Wawancara Februari 2024. Agoestin S.Ag, MM. Pamong budaya ahli di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Sungai Penuh. Wawancara Februari 2024.