DISUSUN OLEH : CORRY YULIA FITRI, S.Pd No. UKG : 201698238611 Dosen Pembimbing : Salastri Rohiat, M.Pd Guru Pamong : Ernawati, M.Pd.Si PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN PENDIDIKAN KIMIA FAKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI BENGKULU 2022 LEMBAR KERJA 3.1 PENYUSUNAN BEST PRACTICES
LK 3.1 Menyusun Best Practices Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Lokasi SMK SATRIA NUSANTARA BEKASI Terletak di JL Perum Taman Alamanda Blok F Karang Satria Kelurahan Karang Satria Kecamatan Tambun Utara Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat.
Lingkup Pendidikan Ruang lingkup pendidikan yang menjadi objek aksi adalahSekolah Menengah Kejuruan. Siswa yang ada pada ruang lingkup pendidikan ini 15-18 tahun. Adapun peaksanaan praktik difokuskan pada siswa kelas X yang berusia 15-16 tahun dengan jumlah peserta didik kelas X tersebut tahun pembelajaran 2022-2023 yaitu 25 orang yang terdiri10 orang laki laki dan 15 orang perempuan. Tujuan yang ingin dicapai 1. Aksi 1 : Meningkatkan motivasi, keaktifan dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Projek based learning pada materi perubahan fisika dan perubahan kimia. 2. Aksi 2 : Meningkatkan motivasi, keaktifan dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran problem based learning pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit Penulis Corry Yulia Fitri, S.Pd Tanggal 1. Aksi 1 pada tanggal 12 Desember 2022 2. Aksi 2 pada tanggal 4 Januari 2023
Situasi: Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. 1. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah yang menjadi Latar belakang masalah : a. Rendahnya motivasi belajar siswa pada pembelajaran Rendahnya motivasi belajar ini ditunjukkan dengan 1) Masih rendahnya rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal-soal kimia 2) Siswa masih kesulitan dalam memahami materi kimi 3) pelajaran kimia dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh sebagian besar siswa 4) Siswa kurang dilibatkan untuk belajar bersama kelompok (Kooperatif learning) 5) Pengelolaan kelas (pemilihan metode dan model pembelajaran) oleh guru belum optimal 6) Adanya siswa kurang bersemangat dan tampak lesu dalam mengikuti pembelajaran 7) Media yang digunakan kurang menarik (hanya berupa gambar) 8) Kurang memanfaatkan TPACK dalam pembelajaran 9) Kurang memanfaatkan LKPD dalam belajar 10)Peserta didik lebih banyak mendengar penjelasan guru 11)Guru belum terbiasa melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi HOTS (Higher Order Thinking Skills) Menurut Wlodkowski (Munawaroh, 2019:66) serta diperkuat hasil wawancara kepada kepala sekolah dan teman sejawat, beberapa faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa adalah: 1) Siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran 2) Guru kurang menerapkan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa 3) Model dan media pembelajaran yang digunakan guru kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran 4) Guru kurang konsisten memberikan motivasi belajar kepada siswa. 5) Pembelajaran masih berpusat pada guru b. Belum maksimal pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif yang menyebabkan hasil belajar siswa 40 % masih dibawah KKM atau dalam kategori rendah. Masalah ini ditunjukkan oleh beberapa hal, diantaranya: 1) Siswa membutuhkan penjelasan berulang-ulang untuk memahami materi pelajaran 2) Siswa cepat lupa dengan materi pelajaran yang dipelajari Berdasarkan ekpslorasi penyebab masalah, Awang (2015:108) menyimpulkan beberapa faktor internal dan eksternal penyebab kesulitan siswa memahami materi pelajaran: 1. Guru masih kurang kreatif dalam menyampaikan materi yang akan diberikan kepada siswa. 2. Masih minimnya media pembelajaran yang digunakan guru, sehingga proses pembelajaran kurang menyenangkan dan siswa kurang termotivasi dalam belajar.
3. kreativitas guru menggunakan model- model pembelajaran yang berbeda masih belum maksimal, sehingga membuat peserta didik kurang antusias untuk belajar di kelas. 4. Cara guru mengelola kelas pemilihan metode danmode pembelajaran selama pembelajaran belum belum optimal. Faktor-faktor tersebut juga relevan dengan pendapat kepala sekolah dan teman sejawat yang disampaikan melalui wawancara.
2. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan? Praktik pembelajaran inovatif menggunakan model problem based learning ini penting untuk dibagikan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran dikelas karena Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memang ditujukan untuk dapat meningkatkan keterampilan berfikir tingkat tinggi pada diri siswa. Kegiatan pembelajaran melalui Problem Based Learning diawali dengan aktivitas peserta didik untuk menyelesaikan masalah nyata yang ditentukan. Dalam proses menyelesaikan masalah akan mendapatkan hasil pada terbentuknya kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah serta menemukan pengetahuan baru. Menurut adi, dkk (2019) Dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), siswa diharapkan mampu terlibat aktif dalam pembelajaran. Sehingga pembelajaran tidak hanya bersifat satu arah, namun menjadi pembelajaran dua arah. Menurut Amalia, E. R., dkk (2021) Penggabungan antara model pembelajaran problem based learning (PBL) dengan pengembangan lembar kerja berorientasi HOTS dalam mata pelajaran kimia dimaksudkan agar dapat meningkatkan keterampilan HOTS peserta didik yang tergolong masih rendah. Praktik pembelajaran inovatif menggunakan model projek based learning juga penting untuk dibagikan sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran dikelas karena menurut Mutadi, Ali Penggunaan Model PJBL (Project Based Learning) a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah proyek. b. Siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran c. Siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil berupa produk yang nyata d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas atau proyek e. Untuk meningkatkan kolaborasi antar siswa khususnya pada kegiatan yang bersifat kelompok
3. Apa yang menjadi peran dan tanggungjawab penulis dalam praktik? Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik ini adalah sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran dan harus mampu memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan karakteristik peserta didik serta membagikan praktik baik tersebut kepada guru-guru agar semua guru memiliki persepsi yang sama bahwa pembelajaran harus student oriented bukasn teacher center yang hanya mendengarkan guru yang dominan dengan ceramah. Pada praktik ini guru dapat mengidentifikasi tentang permasalahan yang terjadi selain proses belajar mengajar serta menyelesaikan masalah yang telah diidentifikasi. Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, sehingga tujuan instruksional pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Terkait permasalahan dan penyebab yang ditemukan, penulis dalam praktik ini berperan dan bertanggung jawab sebagai guru. Dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya sebagai guru, penulis harus memiliki standar kompetensi guru: a. Kompetensi Pedagogik Kompetensi ini merupakan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Dalam kompetensi ini guru harus mampu memahami karakteristik siswa, menguasai berbagai teori belajar dan penerapannya, mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, serta mampu melakukan evaluasi pembelajaran yang autentik. b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi ini merupakan kemampuan guru dalam menjadi teladan serta mengembangkan kepribadian siswa yang baik. Dalam hal ini seorang guru harus memiliki kepribadian yang stabil, memiliki etos kerja, arif dan terbuka, berwibawa serta berakhlak mulia. c. Kompetensi Profesional Kompetensi ini merupakan kemampuan guru secara teknis dalam mengembangkan materi pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus memahami kompetensi inti, dasar, serta indikator pembelajaran. Guru harus mampu menguasai dan mengembangkan materi secara kreatif dan terstruktur, serta dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. d. Kompetensi Sosial Kompetensi ini merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi secara efektif dengan siswa, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar. Seorang guru harus mampu beradaptasi, berkomunikasi, berkolaborasi, serta bertindak objektif.
Kompetensi tersebut harus dipahami dan dilaksanakan guru secara dinamis. Salah satunya adalah sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan abad 21. Pada pembelajaran abad 21, guru harus mampu menjadi seseorang yang mempesona bagi siswa. Mempesona memiliki arti bahwa seorang guru harus mampu memberikan inspirasi bagi siswa melalui perannya. Bentuk pelaksanaan ini dapat berupa penggunaan media-media pembelajaran yang menarik dan berbasis TIK. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan internet dan teknologi lain sebagai sumber belajar. Sehingga guru juga menerapkan pendekatan pembelajaran TPACK. Selain itu, guru juga dapat menerapkan model-model pembelajaran inovatif abad 21. Pada praktik ini, penulis menerapkan model Project Based Learning dan Problem .Based Learning Tantangan : Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang telibat, 1. Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan? Berdasarkan situasi yang telah dijabarkan di atas, kondisi yang menjadi tantangan dalam praktik ini dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: a. Siswa Keadaan siswa yang memiliki motivasi dan kemampuan memahami materi pelajaran yang rendah menjadi tantangan penulis untuk melaksanakaan praktik. b. Guru Kompetensi guru yang belum terlalu optimal menjadi tantangan khusus bagi penulis. Misalnya kurangnya pemahaman guru tentang model dan media pembelajaran, serta rendahnya kemampuan guru dalam menggunakan TIK dalam pembelajaran. Sebagai salah satu guru yang ada, penulis harus mampu memperbaiki permasalahan guru, sehingga dapat memotivasi serta menjadi contoh bagi semua guru yang ada di sekolah. c. Sarana dan prasarana Tantangan ini ditunjukkan masih kurangnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah, seperti kondisi kelas yang kurang kondusif, keterbatasan jaringan internet, serta aliran listrik yang tidak stabil. d. Lingkungan Tantangan pada aspek lingkungan dapat dilihat dari keadaan geografis yang memiliki akses jalan yang belum maksimal serta jauh dari keramaian. Selain itu, keadaan lingkungan
sosiokultural dengan mayoritas masyarakat bekerja sebagai buruh tani dan memiliki pendidikan menengah ke bawah menjadi aspek tantangan tersendiri dalam mendukung kelancaran pendidikan siswa di lingkungan luar sekolah. 2. Siapa saja yang terlibat? Berkaitan dengan tantangan serta pelaksanaan praktik ini, tokoh atau subjek yang terlibat meliputi: a) Guru Guru dalam mengahadapi tantangan ini berperan sebagai subjek sentral. Guru menjadi peran kunci dalam menjalankan roda pendidikan agar berjalan maksimal. Melalui berbagai tindakan dan strategi guru akan mampu meminimalisir permasalahan dan tantangan yang terjadi. b) Kepala sekolah Sebagai pemangku kebijakan di sekolah, kepala sekolah memiliki hak penuh dalam mengawasi, mengontrol, serta memberikan bimbingan terhadap elemen sekolah. Salah satunya adalah dalam melakukan supervisi kepada guru. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi setiap guru. c) Siswa Siswa dalam hal ini merupakan objek pendidikan. Keterlibatannya meliputi semua aktivitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan mudah dan maksimal tercapai apabila didukung oleh keterlibatan siswa yang maksimal juga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. d) Orangtua siswa Keterlibatan orangtua dalam hal ini meliputi pengawasan dan bimbingan siswa selama di luar jam sekolah, terutama dalam kelurga. Selain itu, orangtua juga berperan sebagai partner sekolah dalam mengembangkan siswa melalui komunikasi interaktif kepada guru atau pihak sekolah. Setelah dilakukannya identifikasi masalah dengan merefleksi diri, wawancara guru kepala sekolah,maka yang menjadi Tantangan untuk mencapai tujuan itu adalah : 1. kondisi lingkungan terdekat peserta didik yaitu keluarga dimana orang tua mereka sibuk bekerja dan jarang memeperhatikan anaknya dalam belajar dan tidak dapat membantu kesulitan belajar siswa,sehingga menjadi malas dan menganggap sekolah tidak penting. 2. Tantangan darisekolah seperti guru belum maksimal dalam merancang pembelajaran sesuai dengan minat bakat peserta didik,kurangnya pemanfaatan TPACK dalam pembelajaran dikelas,tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus merancang pembelajaran inovatif dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik,
pemilihan media yang tepat menarik bagipeserta didik. 3. Rendahnya motivasi dan minat belajar peserta didik pada pelajaran kimia. Rasa percaya diri siswa dapat dilihat dari bagaimana siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan baik secara individu maupun kelompok, menyelesaikan soalsoal dengan percaya diri dan tidak menjiplak pekerjaan teman dan lain sebagainya. Rasa percaya diri yang rendah pada siswa akan mempengaruhi motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa tersebut sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh. Aksi : Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini 1. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan untuk mengahadapi tantangan? Dalam menghadapi masalah dan tantangan di atas, langkah-langkah yang penulis lakukan adalah: a. Melakukan eksplorasi alternatif solusi Kegiatan eksplorasi alternatif solusi ini penulis lakukan untuk mencari solusi terbaik yang akan dilakukan dalam mengahadapi masalah yang ditemukan. Hal ini dilakukan dengan cara mencari pendapat pakar dari berbagai sumber/referensi. Selain itu, alternatif solusi juga didapatkan dari hasil wawancara kepada kepala sekolah dan teman sejawat. b. Menentukan solusi Dari beberapa pilihan solusi yang didapat pada eksplorasi, penulis menentukan solusi yang paling tepat untuk dilakukan sesuai dengan akar permasalahan yang ditemukan dari kajian teori dan wawancara. c. Membuat rencana aksi dan rencana evaluasi Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah mebuat rencana aksi dan rencana evaluasi. Rencana aksi dilakukan dengan merancang perangkat pembelajaran sesuai dengan solusi yang telah dipilih. Perangkat pembelajaran ini meliputi: Silabus, RPP,E-Modul, E-LKPD, Penilaian, Bahan Ajar, dan Media Pembelajaran. Setelah merancang rencana aksi, penulis juga membuat rencana evaluasi yang akan digunakan untuk melihat keefektifan pelaksanaan solusi.
2. Strategi apa yang digunakan? Strategi yang digunakan dalam mengahadapi tantangan ini adalah dengan menerapkan solusi yang telah didapatkan melalui eksplorasi sesuai dengan rencana aksi yang dirancang. Solusi yang didapatkan untuk menghadapi tantangan kurangnya motivasi belajar siswa dan kesulitan siswa memahami materi pelajaran adalah dengan mengunakan media pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran inovatif. 1) Penggunaan media pembelajaran Iriawan (2022:14) menjelaskan bahwa jenis-jenis media berdasarkan bentuknya, media pembelajaran terdiri dari: a) Media visual Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan baik diam maupun gerak dan media yang tidak dapat diproyeksikan. Contoh media visual seperti: gambar, poster, diagram, handout, powerpoint, peta konsep, bagan, peta, multimedia b) Media audio Media audio merupakan media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif atau hanya dapat didengar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik untuk mempelajari materi pembelajaran. Contoh media audio ini adalah program kaset suara, CD audio, dan program radio. c) Media audio-visual Media audio-visual merupakan media kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar. Media ini lebih kompleks dibanding jenis media visual dan media audio karena keberadaan visual dan audio dapat saling melengkapi untuk memudahkan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran. Contoh media audiovisual di antaranya video pembelajaran dan video multimedia interaktif yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan media tersebut. Berdasarkan eksplorasi terhadap jenis-jenis media tersebut, media yang relevan adalah: a) Media visual berbentuk gambar yang ditampilkan melalui proyektor. b) Media audio visual yang berbentuk video pembelajaran atau animasi dan ditayangkan melalui proyektor dan bantuan speaker.
2) Penerapan model pembelajaran inovatif Pujiriyanto (2019:1) menjelaskan beberapa model pembelajaran abad 21, diantaranya: a) Discovery Learning b) Pembelajaran berbasis proyek c) Pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan d) Belajar berdasarkan pengalaman sendiri e) Pembelajaran kontekstual Dari pendapat pakar terkait jenis-jenis model pembelajaran inovatif di atas, model pembelajaran yang digunakan penulis sebagai strategi mengahadapi tantangan adalah: a) Model pembelajaran Project Based Learning. Proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta didik merencanakan cara untuk mencapai target dengan dipandu oleh pertanyaan menantang. Ngalimun (2014:197) menjabarkan beberapa kelebihan yaitu: 1. Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa 2. Siswa akan lebih tekun dan tertantang untuk mencapai proyek 3. Meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa 4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber 5. Memberikan pengalaman mengorganisasi proyek b) Model pembelajaran Problem Based Learning. Belajar berdasarkan masalah dengan solusi “open ended”, melalui penelusuran dan penyelidikan sehingga dapat ditemukan banyak solusi masalah. Menurut Sanjaya dalam Nuraini (2017: 372), beberapa kelebihan adalah: 1. Siswa dapat lebih memahami materi pelajaranmenantang 2. siswa mendapat pengalaman baru aktivitas pembelajaran dapat meningkat 3. Dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis 4. Memberikan kesempatan pada siswa untukmengenal dunia nyata
3. Bagaimana proses, siapa saja yang terlibat? Proses pelaksanaan strategi dilakukan dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan rancangan perangkat pembelajaran yang disusun penulis. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 12 Desember 2022. Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi perubahan fisika dan perubahan kimia dengan metode PJBL (Project Based Learning ) pada mata pelajaran kimia. Sedangkan siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 4 Januari 2023 Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan metode PBL (Problem Based Learning) pada mata pelajaran kimia. Selama proses pembelajaran, penulis menggunakan media visual dan media audio visual sebagai alat bantu pembelajaran. Proses pada siklus 1, pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Project Based Learning. Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan dengan kegiatan : menyapa, memberi salam dan menanyakan kabar, berdoa, mengecek kehadiran, motivasi, literasi, apersepsi, menyampaikan tujuan, manfaat dan aktivitas pembelajaran, siswa menyimak video pembelajaran tentang perubahan materi,kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab guru dan siswa. Kemudian dilanjutkan ke kegiatan inti. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada kegiatan ini: 1) Fase 1 menentukan pertanyaan mendasar. Telah dilaksanakan dengan cara memberikan pertanyaan mendasar melalui pengamatan gambar dan media audio visual yang ditayangkan pada proyektor yaitu tentang video canva tentang perubahan kimia. 2) Fase 2 mendesain perencanaan proyek. Telah dilakukan dengan siswa mengerjakan LKPD kegiatan 2 terkait alat dan bahan serta Langkah-langkah pembuatan proyek yaitu siswa membuat rancangan tentang video canva berisikan perubahan kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari. 3) Fase 3 Menyusun jadwal. Telah dilakukan dengan cara guru dan siswa menentukan durasi pembuatan proyek, pembagian alat dan bahan, serta mulai membuat proyek yaitu pembuatan video canva tentang perubahan kimia. 4) Fase 4 Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek. Telah dilakukan dengan cara membimbing, mengawasi, serta membantu siswa dalam melakukan pembuatan proyek. 5) Fase 5 menguji hasil. Telah dilakukan berupa kegiatan persentasi dari hasil video canva tentang perubahan kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari dan penilaian terhadap hasil proyek setiap kelompok. 6) Fase 6 mengevaluasi hasil proyek. Telah dilakukan dengan cara melakukan refleksi, memantapkan, serta menyimpulkan hasil pembuatan proyek video canva tentang perubahan kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari .
Selanjutnya dilaksanakan kegiatan penutup pembelajaran yaitu kegiatan yaitu merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran, menyampaikan kegaiatan remedial dan pengayaan, menjelaskan aktivitas selanjutnya, ice breaking, berdoa, dan kegiatan numerasi. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa telah menunjukkan sikap 4 C, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking, dan Creativity. Communication ditunjukkan dengan sikap berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru ataupun sesama siswa. Collaboration ditunjukkan dengan sikap bekerja sama siswa dalam menyelesaikan LKPD dan pembuatan proyek. Critical Thinking dilakukan dengan aktif menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Adapun Creativity ditunjukkan pada saat penulisan jawaban pada LKPD serta membuat proyek dan mempersentasikan hasil proyek yang telah dibuat. Proses pada siklus 2, pembelajaran dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu menyapa, memberi salam dan menanyakan kabar, berdoa, mengecek kehadiran, motivasi, literasi, apersepsi, menyampaikan tujuan, manfaat dan aktivitaspembelajaran siswa menyimak video pembelajaran tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit dilajutkan sesi tanya jawab guru dan siswa. Pada kegiatan inti pembelajaran dilakukan sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang terdiri dari 5 fase. 1) Fase 1 Orientasi siswa pada masalah. Tahap ini telah dilaksanakan dengan cara mengorientasi siswa pada permasalahan yang relevan dengan materi dan kehidupan sehari-hari siswa melalui pengamatan gambar dan media audio visual yang ditayangkan pada proyektor. Selain itu, pada tahap ini juga dilakukan proses pendalaman materi melalui penjelasan materi dan tanyajawab. 2) Fase 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar. Tahap ini telah dilakukan dengan guru menjelaskan kegiatan pemecahan masalah, membagi siswa menjadi beberapa kelompok, serta pemberian LKPD. 3) Fase 3 Membimbing penyelidikan individual atau kelompok. Tahap ini telah dilakukan dengan cara siswa melakukan penyelidikan data dan informasi bersama kelompok, selama kegiatan ini guru memberikan bimbingan.
4) Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya . Tahap ini telah dilakukan dengan cara melanjutkan kegiatan pada tahapan sebelumnya dengan menuliskan hasil pemecahan masalah pada LKPD dan dilanjutkan siswa mempresentasikan hasilnya secara bergiliran. Pada tahap ini guru aktif memberikan tanggapan dan apresiasi terhadap hasil kegiatan siswa. 5) Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tahap ini telah dilakukan dengan cara guru membimbing siswa menyimpulkan kegiatan pemecahan masalah, memantapkan materi sesuai masalah, serta memberikan lembar evaluasi Selanjutnya dilaksanakan kegiatan penutup pembelajaran. Pada kegiatan ini dilakukan kegiatan yaitu merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran, menyampaikan kegiatan remedial dan pengayaan, menjelaskan aktivitas selanjutnya, kegiatan numerasi, operasi semut, ice breaking, dan berdoa. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa telah menunjukkan sikap 4 C, yaitu Communication, Collaboration, Critical Thinking, dan Creativity. Communication ditunjukkan dengan sikap berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru ataupun sesama siswa. Collaboration ditunjukkan dengan sikap bekerja sama siswa dalam menyelesaikan LKPD dan pemecahan masalah. Critical Thinking dilakukan dengan aktif menanggapi dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Adapun Creativity ditunjukkan pada saat penulisan jawaban pada LKPD. Ketika pelaksanaan pembelajaran berlangsung baik siklus 1 atapun siklus 2, guru selalu aktif melakukan penilaian pembelajaran, salah satunya penilaian proses. Penilaian proses ini guru lajukan untuk mengamati sikap dan perkembangan siswa pada saat berdiskusi. Selain itu, penilaian ini juga dapat melihat kegiatan siswa bersama kelompok. Dalam proses pelaksanaan praktik ini, pihak yang terlibat meliputi guru dan siswa. Guru berperan sebagai pendidik yang berusaha melaksanakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Selama proses pembelajaran guru aktif menjadi fasilitator, membimbing, mengawasi, serta memberikan bantuan kepada siswa ketika mengalami kesulitan. Adapun siswa memiliki peran sebagai peserta disdik yang memiliki keaktifan selama pembelajaran. 4. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan? Dalam pelaksanaan praktik ini, terdapat beberapa sumber daya atau materi yang menjadi penunjang keberhasilan praktik. Diantaranya: a. Media pembelajaran, meliputi laptop, proyektor, dan materi sebagai konten media.
b. Jaringan internet yang berguna dalam mencari referensi dan materi pembelajaran. c. Modul dan artikel yang juga digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan materi ajar serta sumber belajar. d. Ketersediaan listrik yang menjadi sumber energi dalam menggunakan media pembelajaran Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategiyang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut A. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK AKSI 1 1. Dampak dari aksi berikutmya yang dilakukan melalui model pembelajaran inovatif model PJBL. 2. Langkah-langkah penerapan PJBL dimulai dari Menentukan pertanyaan mendasar, membuat desain proyek, menyusun kemajuan proyek, penilaian hasil, mengevaluasi pengalaman. 3. Hasil dari pelaksanaan PJBL tersebut efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dilihat dari hasil pembelajaran sebelum menggunakan PJBL hasil belajar pesertadidik hanya 40 % yang mencapai KKM menjadi 95% siswa yang mencapai KKM . Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PJBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik 4. Respon rekan sejawat terkait strategi pembelajaran yang dilakukan sangat positif dan sangat tertarik. 5. Faktor keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model ini dikarenakan model PJBL merupakan pembelajaran inovatif dan menyenangkan.Dapat dikatakan efektif dalam mengatasi masalah kesulitan peserta didik memahami materi perubahan fisika dan kimia .Model pembelajaran PJBL responantusias peserta didik ditunjukkan saat pembuatan proyek pembuatan video canva tentang perubahan kimia yang ada pada kehidupan sehari-hari. 6. Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan model project based learning. Penerapan model ini menunjukkan hasil yang baik dalam meningkatkan pemahaman belajarpeserta didik.Dapat dikatakan efektif dalam mengatasi masalah kesulitan siswa memahami materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik berupa LKPD dan Evaluasi yang menunjukkan nilai baik dan sangat baik. Respon peserta didik dalam proses pembelajaran ini sangat antusias. Model pembelajaran PJBL respon antusias peserta didik ditunjukkan saat pembuatan proyek. Faktorkeberhasilan pembelajaran ini terletak pada ketepatan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai. Pembelajaran yang dapat diambil adalah penerapan model-model pembelajaran inovatif dapat mengingkatkan aktivitas dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pelajaran.
B. REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK AKSI 2 1. Dampak dari aksi yang dilakukan adalah meningkatnya hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran inovatif yang dilaksanakan menggunakan model PBL. Langkah penerapan PBL dimulai dari tahap orientasi siswa pada masalah,mengorganisasikan siswa, membimbing penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. 2. Hasil dari pelaksanaan PBL tersebut efektif dalammeningkatkan hasil belajar peserta didik. Dilihat dari hasil pembelajaran sebelum menggunakan PBL hasil belajar peserta didik hanya 40 % yang mencapai KKM menjadi 90% peserta didik yang mencapai KKM . Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 3. Respon rekan sejawat terkait strategi pembelajaran yang dilakukan sangat positif dan tertarik. Karena mereka menganggap bahwa PBL ini memeberikan kesempatan anak untuk mendapatkan pengalaman nyata,anak dapat menemukan, anak mengkonstruksi dapat mengembangakan wawasan keterampilannya secara mandiri. 4. Faktor keberhasilan meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan penerapan model ini dikarenakan model PBL merupakan pembelajaran student oriented, pembelajaran dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kesiapan belajar peserta didik, minat belajar peserta didik serta profil belajar murid Hal yang dilakukan adalah Apersepsi terlebih dahulu diawal pembelajaran,mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk merangsang peserta didik aktif,memepelajari keadaan peserta didik Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan,peserta didik diberikan kebebasan dalam menyusun karya sesuai dengan minat dan pontensi masingmasing peserta didik, selain itu dalam proses pembelajaran dapat mengakomodir gaya belajar peserta didik baik audio visual,maupun kinestestik melalui tayangan gambar, games dll. 5. Pembelajaran yang diperoleh dari keseluruhan dari proses aksi saya mendapatkan feedback positive dari siswa dan guru lain serta kepala sekolah dengan adanya penerapan model PBL dalam pembelajaran. selain itu saya semakin memahami bahwa guru merupakan pembelajar sepanjang hayat,yang harus terus mengembangkan diri untuk kemajuan proses pembelajaran baik dari segi model,metode,media,sistem penilaian dapat meningkatkan kualitas pendidikan diindonesia.
TERIMA KASIH