The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by celiaarfan, 2022-11-13 04:57:48

Handbook: Multifinance

Industri Multifinance

Buku ini hanya digunakan untuk kalangan terbatas Bank Syariah Indonesia Tbk. Setiap pihak dilarang
keras untuk menggandakan dan menyebarluaskan tanpa izin/atau persetujuan dari PT Bank Syariah
Indonesia Tbk.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 1

Kata Pengantar

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya. Tak
lupa mengucapkan salawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, karena berkat beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih
terang.
Dalam buku saku ini mencakup informasi serta aspek-aspek penting terkait industri multifinance.
Harapannya para karyawan akan lebih mudah memahami bisnis pada industri multifinance serta
diharapkan dengan membaca buku ini, rekan-rekan BSI dapat memberikan pemahaman yang
seragam dan dapat meyakinkan kepada seluruh stakeholder BSI terkait jasa dan produk yang
ditawarkan oleh rekan-rekan BSI.

Penulis menyadari bahwa buku ini, masih mempunyai banyak kekurangan, baik dalam gaya
bahasa ataupun teknik penulisan, namun penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil apapun
buku ini tetap akan memberikan sebuah manfaat bagi pembaca. Penulis sangat senang jika para
pembaca dapat memberikan kritik & saran dan pembaharuan, agar karya tulis ini dapat diperbaiki
dengan sempurna,

Akhir kata, semoga buku ini dapat bermanfaat dan menjadi sumber pencerahan bagi kita semua.
Semoga kita tetap istiqomah di jalan Allah SWT dan senantiasa terus bersemangat dalam
menyebarkan nilai syariah di sekitar kita.

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, November 2022

Penulis

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... 2

INDUSTRY OUTLOOK.................................................................................................................................. 4

INDUSTRI JASA KEUANGAN...................................................................................................................................... 4
MULTIFINANCE .......................................................................................................................................................... 4
BUSINESS MODEL MULTIFINANCE KENDARAAN BERMOTOR ................................................................................. 5

REGULASI..................................................................................................................................................... 7

REGULASI INTERNAL................................................................................................................................................. 7
LEGALITAS PERUSAHAAN ........................................................................................................................................ 7
ATURAN REGULATOR ............................................................................................................................................... 7

CRITICAL POINT .......................................................................................................................................... 9

ATURAN REGULATOR ............................................................................................................................................... 9
MANDATORY DATA ................................................................................................................................................... 9
KEY POINT............................................................................................................................................................... 10
RASIO KEUANGAN .................................................................................................................................................. 10
VINTAGE ANALYSIS................................................................................................................................................. 12
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL KERJA.......................................................................................................... 14

ALTERNATIF STRUKTUR PEMBIAYAAN ................................................................................................ 16

POLA PEMBIAYAAN................................................................................................................................................. 16
SKEMA PEMBIAYAAN .............................................................................................................................................. 17
COVENANT .............................................................................................................................................................. 20
PELUANG KOLABORASI.......................................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................... 23

LAMPIRAN .................................................................................................................................................. 24

CURRENT ISSUE ...................................................................................................................................................... 24
TOP 10 MULTIFINANCE........................................................................................................................................... 25

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 3

BAB I
Industry Outlook

Industri Jasa Keuangan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Keuangan adalah lembaga yang menghimpun
dana dari masyarakat dan menanamkannya dalam bentuk aset keuangan lain, misalnya kredit, surat-
surat berharga, giro, dan aktiva produktif lainnya; yang termasuk dalam lembaga keuangan adalah
bank dan lembaga keuangan nonbank (financial institution).

Gambar 1 Lembaga Jasa Keuangan

Lembaga keuangan terbagi menjadi dua, yaitu Bank dan Non-Bank. Menurut OJK, Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak (bank). Sedangkan Lembaga Keuangan Non-Bank adalah badan usaha bukan
bank ataupun bukan perusahaan asuransi, yang kegiatan usahanya langsung ataupun tidak langsung
menghimpun dana dari masyarakat dengan jalan mengeluarkan surat berharga dan menyalurkannya
untuk pembiayaan investasi perusahaan, baik berupa pinjaman maupun berupa penyertaan modal
(financial institution nonbank).

Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank terdapat berbagai jenis seperti Pasar Modal, Asuransi, dan
Multifinance. Pasar Modal adalah tempat jual beli surat-surat berharga dalam jangka waktu yang
panjang. Asuransi merupakan perusahaan yang melindungi nasabah ketika terjadi suatu resiko. Ada
berbagai jenis asuransi yang ada di Indonesia, misalnya, asuransi kesehatan, asuransi perjalanan,
asuransi kendaraan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, serta asuransi kepemilikan rumah dan
properti. Multifinance merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan barang
dan/atau jasa.

Multifinance
Perusahaan multifinance yang berkembang di Indonesia tidak hanya melayani pembiayaan
kendaraan bermotor saja. Multifinance diatur dalam Peraturan OJK Peraturan OJK nomor 35 tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan. Dalam industri terdapat klasifikasi
multifinance berdasarkan aset, sebagai berikut:

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 4

1. Tier 1 : Perusahaan yang menjadi ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek)
2. Tier 2 : Perusahaan dalam Grup Bank.
3. Tier 3 : Perusahaan non-ATPM dan non-Bank

Dalam Industri multifinance terdapat berbagai jenis perusahaan, di antaranya:
1. Multifinance untuk pembelian alat berat

Usaha dengan skala menengah sering membutuhkan mesin dan alat berat untuk kelancaran
produksinya. Perusahaan jenis ini melayani pinjaman dana khusus untuk usaha skala kecil dan
menengah yang hendak mengembangkan usahanya.
2. Multifinance untuk pembiayaan kebutuhan peralatan rumah tangga
Tak hanya kendaraan bermotor, multifinance dapat digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan
skala rumah tangga khususnya elektronik.
3. Multifinance untuk pembelian kendaraan bermotor
Perusahaan pembiayaan ini menyediakan jasa peminjaman dana yang bertujuan agar masyarakat
dapat dengan mudah melakukan pembelian kendaraan bermotor. Customer dapat mengakses
jasanya dengan mendatangi dealer mobil atau motor terkemuka maupun mengakses langsung
perusahaan multifinance.
Industri multifinance pada kendaraan bermotor juga merupakan industri besar dan terdapat
perusahaan-perusahaan besar yang menjadi top player. Perusahaan yang menjadi Top Player
terdapat di Lampiran.

Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan multifinance juga menawarkan penjualan berbasis syariah
atau yang biasa disebut Unit Usaha Syariah (UUS). UUS adalah unit kerja dari kantor pusat
Perusahaan Pembiayaan yang melaksanakan Pembiayaan Syariah dan/atau berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor yang melaksanakan Pembiayaan Syariah. UUS dalam Multifinance diatur
dalam Peraturan OJK nomor 10/POJK.05/2019 Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Syariah dan Unit Usaha Syariah Perusahaan Pembiayaan.

Business Model Multifinance Kendaraan Bermotor

Perusahaan multifinance merupakan jenis Lembaga keuangan yang melakukan pemberian
pembiayaan yang mendapatkan dana dari berbagai sumber baik konvensional maupun syariah dan
menyalurkannya kepada end usernya.

Gambar 2 Alur Bisnis Multifinance

Dalam menjalankan bisnisnya, Multifinance memiliki bisnis proses yang berhubungan supplier (dalam
multifinance kendaraan bermotor, supplier adalah dealer). Berikut business model Multifinance
Kendaraan Bermotor:

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 5

Gambar 3 Model Bisnis Multifinance

Keterangan:
1. End user datang ke showroom/dealer untuk membeli kendaraan (objek pembiayaan).
2. a.Setelah end user memutuskan untuk membeli secara kredit, Dealer/Showroom akan
memberikan referal atas end user tersebut ke Perusahaan Multifinance (atau end user dapat
bernegosiasi langsung dengan Perusahaan Multifinance) untuk proses selanjutnya.
b. End user melakukan pengaplikasian pembiayaan kepada multifinance.
3. Apabila Perusahaan Multifinance menyetujui permohonan end user, selanjutnya dilakukan
penandatanganan kredit antara Perusahaan Multifinance dan end user disertai pembayaran
kewajiban end user antara lain uang muka, biaya administrasi dan asuransi.
4. a. Perusahaan Multifinance akan mengeluarkan Purchase Order (PO) ke Dealer/Showroom
b. Dealer/Showroom akan mengirimkan Obyek Pembiayaan kepada end user. PO tersebut akan
dijadikan dasar oleh Dealer/Showroom dalam melakukan penagihan ke Perusahaan
Multifinance.
Perusahaan Multifinance melakukan pembayaran tagihan Dealer/Showroom. Pembayaran
tagihan tersebut dapat menggunakan sumber dana yang berasal dari:
• Ekuitas Perusahaan Multifinance;
• Fasilitas Kerjasama Pembiayaan; dan atau
• Fasilitas KMK Revolving.
• Fasilitas KMK Revolving digunakan untuk menghindari defisit cash flow akibat adanya gap
waktu antara pembayaran tagihan Dealer/Showroom dengan pencairan fasilitas Joint
Financing/KMK Non Revolving.
5. Dealer/Showroom melakukan pengiriman kendaraan kepada end user/customer.
6. End user menerima kendaraan yang dikirimkan oleh dealer/showroom.
7. End user melakukan pembayaran secara bertahap kepada multifinance.
8. Multifinance menerima pembayaran bertahap hingga terbayar penuh.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 6

BAB II
Regulasi

Regulasi Internal

Ketika menganalisa sebelum memberikan pembiayaan untuk industri multifinance, diperlukan
berbagai kriteria yang perlu diserahkan oleh calon Nasabah. Kriteria tersebut dapat mengacu pada
Industry Acceptance Criteria (IAC) dan Manual Product (MP) Multifinance oleh BSI.

Legalitas Perusahaan

Perusahaan multifinance merupakan salah satu jenis Lembaga Keuangan Non-Bank yang diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan. Terdapat beberapa syarat legalitas perusahaan yang perlu dipenuhi oleh
calon Nasabah, sebagai berikut:

1. Perusahaan Multifinance merupakan Badan Hukum Perseroan Terbatas (PT) yang didirikan dan
berdomisili di Negara Republik Indonesia.

2. Memenuhi aspek legalitas pendirian perusahaan antara lain akta pendirian beserta perubahannya
yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang.

3. Memiliki izin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Perusahaan pembiayaan yang telah mendapat izin usaha sebelum POJK No. 28/POJK.05/2014
ini ditetapkan, maka izin usaha sebagai Perusahaan Pembiayaan dinyatakan masih berlaku.

4. Perusahaan wajib terdaftar sebagai anggota asosiasi yang menaungi Perusahaan di Indonesia
yaitu APPI (Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia).

5. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Nomor Induk Berusaha (NIB), Surat Keterangan
Domisili (SKDP dan sejenisnya) dan ijin usaha dari Menteri Keuangan/OJK/instansi yang
berwenang memberikan ijin usaha.

Aturan Regulator

Dalam menjalankan bisnisnya, multifinance sebagai salah satu jenis dari Lembaga Keuangan diatur
oleh Otoritas Jasa Keuangan yang merupakan Lembaga independen yang mempunyai fungsi, tugas,
dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan. Berikut peraturan OJK yang
digunakan dalam industri multifinance:

1. Peraturan OJK nomor 35 tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan

No Pasal Aturan
1 Pasal 16 Ayat (1)
Perusahaan pembiayaan wajib:
2 Pasal 87 a. Memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan dengan kondisi

minimum sehat;
b. Memiliki tingkat risiko dengan kondisi rendah atau sedang

rendah;
c. Memenuhi ketentuan rasio permodalan; dan
d. Memenuhi ketentuan gearing ratio.

Perusahaan Pembiayaan yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas wajib memiliki Ekuitas paling sedikit
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah).
Jika kurang dari nilai di atas, maka Perusahaan wajib memiliki
Ekuitas dengan tahapan sebagai berikut:
a. Paling sedikit sebesar Rp 40.000.000.000,00 (empat puluh

miliar) pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini
diundangkan; dan
b. Paling sedikit sebesar Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar) paling lambat tanggal 31 Desember 2019.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 7

2. Peraturan OJK no. 10/POJK.05/2019 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan
Syariah dan Unit Usaha Syariah Perusahaan Pembiayaan

No Pasal Aturan
1 Pasal 3 Ayat (2) Pemenuhan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam penggunaan akad harus didukung:
2 Pasal 3 Ayat (3) a. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

atau pernyataan kesesuaian syariah dari Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia yang menjadi dasar
penggunaan akad; dan
b. Opini dari dewan pengawas syariah Perusahaan Syariah
atas penggunaan akad tertentu untuk kegiatan usaha
Pembiayaan Syariah
Perusahaan Syariah wajib memastikan dewan pengawas
syariah melakukan evaluasi pemenuhan Prinsip Syariah
paling sedikit meliputi:
a. Kegiatan pendanaan dan Pembiayaan Syariah;
b. Evaluasi prosedur operasional standar;
c. Praktik pemasaran Pembiayaan Syariah yang dilakukan
oleh Perusahaan Syariah; dan
d. Penerapan akuntansi

3. Peraturan OJK no 47 tahun 2020 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan
Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan Syariah

No Pasal Aturan

1 Pasal 15 Perusahaan wajib terdaftar anggota asosiasi yang menaungi

Perusahaan di Indonesia paling lama 6 (enam) bulan setelah

tanggal penetapan izin usaha.

2 Pasal 16 Perusahaan wajib terdaftar menjadi anggota Lembaga

pencatatan aset paling lama 6 (enam) bulan setelah tanggal

penetapan izin usaha.

3 Pasal 29 Ayat (1), (2), Perusahaan Pembiayaan yang melakukan kegiatan

dan (4). Pembiayaan Syariah berdasarkan Prinsip Syariah wajib

Pasal 31 Ayat (1) membentuk UUS dan menyalurkannya berdasarkan prinsip

syariah serta memperoleh izin pembentukan UUS dari OJK.

UUS wajib memiliki pembukuan terpisah dari Perusahaan

Pembiayaan.

4 Pasal 29 Ayat (3) Perusahaan yang memiliki UUS wajib memuat maksud dan

tujuan Perusahaan untuk menjalankan Pembiayaan syariah

dalam anggaran dasarnya.

5 Pasal 30 Ayat (1) UUS harus memiliki modal kerja paling sedikit Rp

Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) saat pendirian.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 8

BAB III

Critical Point

Aturan Regulator
Pemenuhan ketentuan OJK (POJK No 35/POJK.05/2018 tanggal 31 Desember 2018 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan), Multifinance diharuskan untuk memenuhi
sejumlah rasio keuangan:

No Parameter Ketentuan POJK

1 Financing to Asset Ratio Minimal 40%
2 Gearing Ratio Maksimal 10 kali
3 NPF Nett
Maksimal 5%
Rasio Saldo Piutang Pembiayaan Untuk Pembiayaan
4 Investasi dan Modal Kerja Dibandingkan Dengan Total Minimal 10%

Saldo Piutang Pembiayaan Minimal 10%
5 Rasio Permodalan Minimal 50%
6 Rasio Ekuitas Terhadap Modal Disetor

Mandatory Data

Dalam melakukan analisa pemberian pembiayaan kepada Multifinance diperlukan dokumen-dokumen
umum yang telah diatur dalam SPB (Standar Prosedur Bisnis) serta Industry Acceptance Criteria
(IAC). Selain itu terdapat dokumen wajib untuk industri Multifinance menyesuaikan aturan dari
regulator (dhi. OJK) sehingga Nasabah perlu memberikan dokumen-dokumen sebagai berikut:

No. Required Information Pemenuhan Ket.
1. Ada Tidak
2. Vintage portfolio pembiayaan konsolidasi dan UUS
berdasarkan Kondisi Kendaraan, Jenis kendaraan, Tenor
3. Pembiayaan, Uang Muka, Merk kendaraan, Umur kendaraan,
4. Kantor Cabang.
5. Data Keuangan
- Laporan Keuangan Konsolidasi Audited dan UUS nasabah

dan pemegang saham (apabila badan usaha) selama 2
(dua) tahun terakhir dan Laporan Keuangan Inhouse tahun
berjalan
- Proyeksi keuangan nasabah konsolidasi dan syariah
(neraca, laba rugi dan cashflow) beserta asumsi yang
digunakan selama masa pembiayaan
Informasi terkait pembentukan PPAP, Write Off, Recovery
WO, Loss on Repossed Asset (AYDA) selama 3 tahun
terakhir.
Pemenuhan Prinsip Syariah dalam penggunaan akad harus
didukung oleh fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia atau pernyataan kesesuaian syariah dari Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia yang menjadi dasar
penggunaan akad
Perusahaan terdaftar anggota asosiasi yang menaungi
Perusahaan di Indonesia paling lama 6 (enam) bulan setelah
tanggal penetapan izin usaha.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 9

6. Perusahaan terdaftar menjadi anggota Lembaga pencatatan
aset paling lama 6 (enam) bulan setelah tanggal penetapan
izin usaha.

Key Point

Saat melakukan analisa pembiayaan diperlukan analisa secara makro dan memperhatikan kondisi
pasar yang mempengaruhi industri yang akan dibiayai serta melihat kapabilitas perusahaan
multifinance. Khusus untuk multifinance, berikut faktor-faktor beserta bobot yang perlu menjadi
perhatian saat melakukan analisa:

Faktor Kunci Bobot Keterangan
Permintaan Besar
(Demand) • Seiring dengan pemulihan aktivitas ekonomi, penjualan mobil
Besar dan motor tumbuh pesat di tahun 2021. Khusus penjualan
Persaingan dan mobil penumpang, peningkatan harga bagi segmen terbesar
Penawaran Sedang berpotensi menghambat pertumbuhan penjualan mobil di
(Supply) Sedang tahun 2022 akibat perubahan kebijakan.
Sedang
Harga Output Kecil • Tingginya harga komoditas mendorong penjualan mobil
Harga Input & pengangkutan kedepannya.
Biaya-biaya
Profit Margin • Perusahaan pembiayaan segmen pasar menengah ke bawah
Kebijakan diperkirakan akan pulih lebih lambat dibandingkan dengan
segmen big players karena kapasitas dan kinerja big players
yang jauh lebih mumpuni. Selain itu, perusahaan pembiayaan
yang memiliki afiliasi diperkirakan juga mampu pulih lebih
cepat.

• Berdasarkan jenis kegiatannya, pembiayaan segmen modal
kerja akan tumbuh lebih cepat seiring dengan pulihnya
aktivitas ekonomi di masyarakat. Sementara KKB cenderung
lagging akibat kebutuhan masyarakat saat ini masih terpusat
mengembalikan konsumsi dasarnya.

Harga pembiayaan (multifinance) bergantung pada tingkat suku
bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Harga input pada pembiayaan (multifinance) bergantung pada
tingkat suku bunga bank.
Meningkatnya tren penjualan mobil dan alat berat meningkatkan
profit perusahaan pembiayaan kedepannya.

• Perubahan kebijakan di sektor otomotif pada tahun 2022
berpotensi menghambat laju pemulihan piutang pembiayaan.

• Risiko peningkatan suku bunga di tahun 2022.

Rasio Keuangan

Ketika menganalisa Nasabah, Bank perlu menganalisa laporan keuangan serta rasio-rasio keuangan
untuk dapat melihat tingkat kesehatan serta kinerja lembaga keuangan. Dalam melakukan analisa
pembiayaan terdapat berbagai macam pos serta rasio keuangan yang telah diatur dalam SPB
Pembiayaan. Dalam industri multifinance, berikut rasio keuangan penting yang perlu menjadi highlight
analisa:

No. Pos Keuangan Definisi
1 BOPO (%)
• Digunakan untuk mengetahui kemampuan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
seluruh asset yang dimiliki.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 10

No. Pos Keuangan Definisi

[Biaya Operasional dan • Rasio ini menunjukan penilaian atas efisiensi perbankan,

Pendapatan Operasional] rumus perhitungan BOPO:


× 100%

• Semakin kecil BOPO, semakin baik

• Digunakan untuk mengukur seberapa besar pengembalian

yang diperoleh atas modal yang disetorkan

• Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan memperleh

ROE (%) laba dari investasi rata-rata yang telah ditanamkan, rumus

2 perhitungan ROE:
[Return on Equity]

× 100%

• Semakin besar ROE, semakin baik dan dapat memenuhi

harapan dari shareholders.

• Digunakan untuk mengetahui kemampuan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan

ROA (%) seluruh asset yang dimiliki.
3
• Rasio ini menunjukan tingkat efisiensi penggunaan aktiva
[Return on Assets]
perusahaan, rumus perhitungan ROA:

× 100%
• Semakin besar ROA, semakin baik

Portofolio end user yang berada pada kolektibilitas 1 atau

lancar namun sedang dalam masa restrukturisasi pembiayaan.

4 Kol 1 Restrukturisasi (%) Kol 1 restru/outstanding.
1
× 100%


• Merupakan tingkatan klasifikasi jika Nasabah mengalami

keterlambatan pembayaran pokok/bunga yang melebihi jatuh

tempo 30-90 hari. Kolektibilitas ini dapat disebut Dalam

5 Kol 2 (%) Perhatian Khusus.

• Rumus perhitungan Kol 2 (%):

ℎ ℎ ℎ × 100%



FAR Portofolio (%) Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas
6 Lembaga keuangan yang menunjukan kemampuan Lembaga
keuangan untuk memenuhi permintaan kerdit dengan
[Financing at Risk] total asset yang dimiliki

• Perhitungan yang menentukan kemampuan bisnis untuk

melunasi kewajibannya dengan kas yang ada.

• Mengukur likuiditas sebuah perusahaan

7 Cash Coverage Ratio (%) • Rumus perhitungan Cash Coverage Ratio (%):

× 100%

Semakin besar besar, semakin baik

Pinjaman macet yang tidak dapat ditagih lagi dihapusbukukan

8 Write Off dari neraca (on-balance sheet) dan dicatat pada rekening

administratif (off-balance sheet)

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 11

No. Pos Keuangan Definisi

NCL (%) • Perhitungan untuk mengukur potensi pembiayaan
9 bermasalah pada multifinance.

[Net Credit Loss] • Rumus perhitungan Net Credit Loss (%)
= − +

Vintage Analysis

Vinage analysis adalah metode analisa yang dapat memberikan perbandingan kualitas
kredit/pembiayaan dengan portofolio kredit/pembiayaan yang dapat membantu mengidentifikasi tren
dan prediksi yang bertujuan untuk mengetahui portfolio/target pembiayaan Perusahaan Multifinance
berupa jenis kendaraan/mesin yang dibiayai, usia kendaraan/mesin, jangka waktu pembiayaan dan
lain-lain. Vintage analysis membutuhkan data minimal 3 tahun terakhir.
Vintage analysis disusun berdasarkan posisi outstanding pembiayaan baik konsolidasi maupun
syariah yang dikelompokkan berdasarkan umur/aging piutangnya. Penggunaan vintage analysis
dikelompokkan berdasarkan kolektibilitas yang diatur oleh OJK no 35 tahun 2018 Pasal 92 ayat (3)
dengan rincian sebagai berikut:

Kolektibilitas Umur
1
Tidak terdapat keterlambatan atau terdapat keterlambatan pembayaran
(Lancar) pokok dan/atau bunga sampai dengan 10 (sepuluh) hari kalender
2 Terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 10 (sepuluh) hari kalender sampai dengan 90 (sembilan puluh)
(Dalam Perhatian hari kalender;
Khusus) Terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 90 (sembilan puluh) hari kalender sampai
3 dengan 120 (seratus dua puluh) hari kalender;
(Kurang Lancar) Terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 120 (seratus dua puluh) hari kalender sampai dengan 180 (seratus
4 delapan puluh) hari kalender
(Diragukan) Terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
5
(Macet)

Vintage analysis terbagi dalam kriteria sebagai berikut:
1) Berdasarkan Tenor

Pada multifinance terdapat berbagai tenor (jangka waktu pembiayaan) yang ditetapkan. Berikut
contoh vintage analysis berdasarkan tenor pembiayaan :

Klasifikasi Tahun Kelompok Porsi Aging
1-12 bulan Kol 3 Kol 4
Kol 1 Kol 2 0,26% 0,02% Kol 5 Total
96,67% 3,04% 0,01% 100,00%

2019 13-24 bulan 94,03% 5,49% 0,28% 0,15% 0,05% 100,00%
25-36 bulan 93,28% 5,97% 0,51% 0,14% 0,11% 100,00%
Tenor > 36 bulan 84,83% 13,23% 1,15% 0,42% 0,37% 100,00%

2020 1-12 bulan 95,10% 4,34% 0,27% 0,15% 0,14% 100,00%
13-24 bulan 93,56% 5,42% 0,59% 0,19% 0,24% 100,00%

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 12

Klasifikasi Tahun Kelompok Porsi Aging
Kol 3 Kol 4
Kol 1 Kol 2 Kol 5 Total
0,30% 100,00%
25-36 bulan 92,06% 6,80% 0,63% 0,21% 0,55% 100,00%

> 36 bulan 85,01% 12,74% 1,23% 0,48%

Keterangan:
- Tenor menyesuaikan bisnis proses perusahaan pembiayaan.

2) Berdasarkan Jenis Kendaraan
Dalam melakukan pembiayaan kepada multifinance, perusahaan memiliki berbagai produk yang
ditawarkan termasuk jenis-jenis kendaraan yang akan dibiayai. Berikut contoh vintage analysis
berdasarkan jenis kendaraan :

Klasifikasi Tahun Kelompok Porsi Aging
2019
Jenis 2020 Kendaraan Kol 1 Kol 2 Kol 3 Kol 4 Kol 5 Total
Kendaraan Penumpang 86,03% 12,22% 0,33% 100,00%
92,86% 6,25% 1,04% 0,37%
Non 86,08% 11,85%
Kendaraan 92,12% 6,64% 0,55% 0,21% 0,14% 100,00%
Penumpang
Kendaraan 1,14% 0,42% 0,51% 100,00%
Penumpang
0,64% 0,28% 0,31% 100,00%
Non
Kendaraan
Penumpang

3) Berdasarkan Kondisi Kendaraan
Multifinance tak hanya menjual kendaraan baru, namun juga kondisi lainnya. Namun Bank
menganalisa sesuai dengan bisnis yang dilakukan oleh nasabah. Berikut contoh vintage analysis
berdasarkan kondisi kendaraan :

Klasifikasi Tahun Kelompok Porsi Aging
Kol 3 Kol 4
Kondisi 2019 Baru Kol 1 Kol 2 0,97% 0,34% Kol 5 Total
2020 Bekas 87,18% 11,21% 0,58% 0,31% 0,30% 100,00%
Baru 89,54% 9,45% 1,04% 0,40% 0,12% 100,00%
Bekas 87,22% 10,86% 1,18% 0,33% 0,47% 100,00%
85,52% 12,49% 0,48% 100,00%

4) Berdasarkan Uang Muka
Dalam menjalankan bisnisnya, multifinance tidak langsung menerima pembayaran penuh di awal.
Namun multifinance menerima pembayaran dengan uang muka dan berikutnya akan dibayarkan
konsumen secara bertahap. Berikut contoh vintage analysis berdasarkan uang muka :

Klasifikasi Tahun Kelompok Kol 1 Kol 2 Porsi Aging Kol 5 Total
2019 81,89% 15,35% Kol 3 Kol 4 0,48% 100,00%
Down < 10% 86,98% 11,50% 1,73% 0,55% 0,32% 100,00%
Payment 10% - 15% 91,93% 7,09% 0,85% 0,35% 0,16% 100,00%
15% - 20% 82,89% 14,84% 0,54% 0,27% 0,42% 100,00%
20.0% - 25.0% 1,37% 0,49%

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 13

Klasifikasi Tahun Kelompok Kol 1 Kol 2 Porsi Aging Kol 5 Total
2020 87,46% 10,96% 0,31% 100,00%
25.0% - 30.0% 93,34% 6,07% Kol 3 Kol 4 0,08% 100,00%
30.0% - 40.0% 95,30% 4,45% 0,94% 0,33% 0,03% 100,00%
96,16% 3,68% 0,38% 0,13% 0,02% 100,00%
40% - 50% 83,31% 13,64% 0,18% 0,05% 0,79% 100,00%
> 50% 86,37% 11,59% 0,09% 0,04% 0,62% 100,00%
< 10% 85,33% 12,00% 1,82% 0,43% 0,82% 100,00%
81,07% 15,78% 1,03% 0,39% 0,81% 100,00%
10% - 15% 87,15% 11,06% 1,45% 0,41% 0,39% 100,00%
15% - 20% 92,69% 6,50% 1,72% 0,62% 0,18% 100,00%
20.0% - 25.0% 94,49% 4,94% 0,99% 0,42% 0,14% 100,00%
25.0% - 30.0% 95,91% 3,76% 0,43% 0,20% 0,07% 100,00%
30.0% - 40.0% 0,31% 0,12%
40% - 50% 0,18% 0,07%

> 50%

5) Berdasarkan Merk
Bisnis multifinance cenderung menjual berbagai macam merek mobil, sehingga diperlukan vintage
analysis untuk melihat kecenderungan kolektibilitas konsumen sehingga dapat menjadi
pertimbangan bank dalam memberikan pembiayaan. Berikut contoh vintage analysis berdasarkan
merk :

Klasifikasi Tahun Kelompok Porsi Aging
Merk 2019
2020 Toyota Kol 1 Kol 2 Kol 3 Kol 4 Kol 5 Total
Daihatsu 87,22% 11,18% 0,96% 0,35% 0,30% 100,00%
82,74% 15,22% 1,30% 0,39% 0,35% 100,00%
Lexus 98,92% 1,08% 0,00% 100,00%
Others 99,38% 0,57% 0,00% 0,00% 0,00% 100,00%
Toyota 86,84% 11,18% 0,00% 0,05% 0,49% 100,00%
Daihatsu 85,54% 12,43% 0,48% 100,00%
Lexus 98,81% 1,19% 1,07% 0,41% 0,00% 100,00%
Others 98,80% 0,87% 1,18% 0,36% 0,07% 100,00%
0,00% 0,00%

0,09% 0,17%

Perhitungan Kebutuhan Modal Kerja
Dalam memberikan modal kerja kepada nasabah, Bank harus memperhitungkan kebutuhan modal
kerja agar dapat digunakan sesuai kebutuhan nasabah dan nasabah tidak over financing untuk
menghindari penggunaan pembiayaan yang tidak sesuai (side streaming). Berikut cara menghitung
kebutuhan modal kerja Nasabah:

No. Keterangan
1. Kebutuhan Pendanaan

- Kebutuhan dana untuk new booking syariah tahun berjalan (a)
- Kebutuhan dana untuk replacement Qardh (Jika ada) (b)
- Pelunasan Surat Berharga (c)
- Jumlah Kebutuhan Pendanaan (d) = (a) + (b) + (c)

2. Sumber Pendanaan

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 14

No. Keterangan
- Proyeksi Collection Pembiayaan Syariah tahun berjalan (e)
- Penerbitan Surat Berharga tahun berjalan (f)
- Fasilitas dari bank lain (g)
- Kebutuhan Pembiayaan Bank (h) = (d) – [(e)+ (f) +(g)]

3. Usulan Pemberian Pembiayaan Bank
Keterangan:
• Pos-pos perhitungan menyesuaikan kondisi Nasabah, jika tidak ada maka dapat pos tersebut

dapat dihapus.
• Usulan pemberian pembiayaan tidak boleh melebihi kebutuhan pembiayaan bank.

Agar dapat memahami lebih lanjut, berikut contoh perhitungan modal kerja: Rp Juta
No. Keterangan
1. Kebutuhan Pendanaan 558.000
- Kebutuhan dana untuk new booking syariah tahun 2022 (a) 300.000
- Kebutuhan dana untuk replacement Qardh (b) 200.000
- Pelunasan Surat Berharga (c) 1.058.000
- Jumlah Kebutuhan Pendanaan (d) = (a) + (b) + (c)

2. Sumber Pendanaan

- Proyeksi Collection Pembiayaan Syariah 2022 (e) 210.000

- Penerbitan Surat Berharga tahun 2022 (f) 200.000

- Fasilitas dari bank lain (g) 100.000
- Kebutuhan Pembiayaan Bank (h) = (d) – [(e)+ (f) +(g)] 548.000

3. Usulan Pemberian Pembiayaan Bank 500.000

Dengan contoh perhitungan di atas, pembiayaan bank yang dapat diberikan sebesar Rp

500.000.000.000,-

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 15

BAB IV

Alternatif Struktur Pembiayaan

Pola Pembiayaan

Dalam memberikan pembiayaan untuk Multifinance terdapat dua pola pembiayaan, sebagai berikut:

1. Pola Channelling
Pola Channelling adalah pembiayaan kepada nasabah end user melalui Perusahaan
Multifinance yang diawali dengan Perjanjian Kerjasama dimana sumber dana seluruhnya
berasal dari Bank.
• Fungsi Perusahaan Multifinance adalah sebagai mitra Channeling yang
menyalurkan/meneruskan 100% dana Bank dalam rangka pembiayaan kepada nasabah end
user.
• Perusahaan Multifinance bertindak atas nama Bank dalam melaksanakan penandatanganan
perjanjian pembiayaan dan pengikatan agunan kepada nasabah end user.
• Line Facility antara Bank dan Perusahaan Multifinance tertuang dalam Perjanjian Kerjasama
Pembiayaan (PKS). Dalam pembiayaan pola Channeling tidak memerlukan akad turunan
antara Bank dengan Perusahaan Multifinance.
• Hal-hal detail terkait hak dan kewajiban Bank dan Perusahaan Multifinance diatur dalam PKS.

2. Pola Executing
Pola Executing Pembiayaan kepada Perusahaan Multifinance dengan tujuan untuk disalurkan
kepada nasabah end user.
• Fungsi Perusahaan Multifinance sebagai mitra executing yang melaksanakan pembiayaan
kepada nasabah end user secara langsung.
• Syarat-syarat dan ketentuan pembiayaan kepada nasabah end user mengikuti syarat-syarat
dan ketentuan pembiayaan Perusahaan Multifinance.
• Akad pembiayaan atau fasilitas Line Facility antara Bank dan Perusahaan Multifinance dibuat
secara notariil. Untuk pengikatan akad turunan dari fasilitas Line Facility dapat menggunakan
bawah tangan.
• Pembiayaan antara Perusahaan Multifinance dengan nasabah end user atas dasar
Underlying Transaction.

Kedua pola di atas memiliki karakteristik yang menjadi pembeda keduanya dengan penjelasan
sebagai berikut:

Perihal Channelling Executing
Subyek Hukum Nasabah end user. Multifinance.
Sifat pembiayaan a. Revolving atau Non revolving a. Revolving atau Non Revolving
untuk plafond pembiayaan. untuk plafond pembiayaan.
Akad pembiayaan b. Non Revolving untuk setiap b. Non Revolving untuk setiap
penarikan batch nasabah end penarikan batch nasabah end user.
antara Perusahaan user.
Murabahah/Ijarah/IMBT/ MMQ. Murabahah/Ijarah /IMBT/MMQ.
Multifinance dengan
Perjanjian Kerjasama (PKS). Akad pembiayaan dengan skim
nasabah end user Skema Wakalah bil ujrah wajib Mudharabah atau Musyarakah.
tercakup dalam Perjanjian
Dasar perjanjian Kerjasama.

pembiayaan Bank

dengan Perusahaan

Multifinance

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 16

Perihal Channelling Executing
Pengikatan PKS/Akad Notariil Notariil untuk Line Facility dan
antara Bank dengan Bawah Tangan untuk akad per
Perusahaan Mengacu pada butir K. Akad pencairan
Multifinance Pembiayaan SPB Pembiayaan.
Akad dan pengikatan -
agunan antara Bank
dengan nasabah end 100% setelah dikurangi uang 100% setelah dikurangi uang muka
user muka (down payment) nasabah
end user.
Porsi pembiayaan Bank

(down payment) dan porsi

modal/dana Perusahaan

Multifinance (jika ada).

Template dokumen 1. Kriteria penggunaan template Format Multifinance.

aplikasi permohonan diatur sebagai berikut:

pembiayaan, akad a. Apabila template dokumen

pembiayaan, dan Multifinance sesuai dengan

pengikatan agunan format Bank, maka dapat

menggunakan template

Multifinance.

b. Namun, apabila template

dokumen Multifinance tidak

sesuai dengan format Bank,

maka menggunakan format

Bank.

2. Review kesesuaian template

dokumen Multifinance dengan

Bank dilakukan sebelum

dilakukan penandatanganan

PKS.

Bentuk nasabah end Perorangan/ Badan Usaha Perorangan/Badan Usaha
user
Pihak yang bertugas Sesuai kesepakatan Bank dan Sesuai kesepakatan Bank dan
menjadi agen agunan Perusahaan Multifinance. Perusahaan Multifinance.

Perhitungan BMPD Nasabah end user. Multifinance.

mengacu pada PBI No.

8/13/PBI/2006, perihal

Batas Maksimum

Pemberian Kredit

berikut perubahannya

Skema Pembiayaan
Pembiayaan pada Multifinance umumnya melakukan pembiayaan dengan Executing dan
Channelling, namun pembiayaan dapat dilakukan juga dengan skema Corporate Finance. Struktur
pembiayaan standar dapat dilihat pada Standar Prosedur Bisnis (SPB) Pembiayaan Korporasi. Berikut
contoh struktur pembiayaan untuk Multifinance:
1. Skema channeling (MP)

a. Skim Pembiayaan: Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan multifinance
b. Sifat Pembiayaan: Channelling
c. Tujuan Pembiayaan: Pembelian kendaraan bermotor dan alat berat

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 17

d. Jangka Waktu: Ditetapkan oleh Komite Pembiayaan.
e. Agunan Objek yang dibiayai
f. Cara pembayaran: Fee Based

2. Line Facility – Mudharabah Executing

Mudharabah adalah transaksi penanaman dana dari pemilik dana (shahibul maal) kepada
pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha tertentu yang sesuai syariah, dengan
pembagian bagi hasil usaha antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

sebelumnya. Pembiayaan dengan skim ini memerlukan underlying dalam melakukan pembiayaan.
Berikut contoh skema pembiayaan dengan Line Facility – Mudharabah Executing:

a. Skim Pembiayaan: Mudharabah (Line Facility)
b. Sifat Pembiayaan: Executing – Non Revolving
c. Tujuan Pembiayaan:
Modal Kerja pembiayaan syariah yang disesuaikan dengan
kriteria yang diaksep oleh bank berdasarkan vintage
analysis.

d. Jangka Waktu: Contoh:
Modal Kerja pembiayaan syariah mobil (passenger car)
e. Kriteria Jenis Piutang yang Jepang dan Eropa, kendaraan niaga merek Jepang,
dijaminkan: kendaraan niaga merek Eropa dalam keagenan Grup
Indomobil, dan sepeda motor merek Jepang, baik baru dan
f. Pembaharuan Daftar Piutang bekas untuk disalurkan ke end user PT IMFI.
yang Dijaminkan: 1) Jangka waktu Line Facility berlaku 72 (tujuh puluh dua)

bulan sejak penandatanganan Perjanjian Line Facility.
2) Jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan

sejak penandatanganan Perjanjian Line Facility.
3) Jangka waktu masing-masing pembiayaan maksimal

60 (enam puluh) bulan sejak tanggal masing-masing
penarikan fasilitas pembiayaan dan tidak melebihi
jangka waktu Line Facility.
Piutang Pembiayaan dengan syarat tertentu.

Contoh:
Piutang yang dijaminkan berupa piutang lancar
pembiayaan syariah dengan overdue tidak melebihi 90 hari
untuk objek pembiayaan mobil (passenger car) merek
Jepang dan Eropa, kendaraan niaga merek Jepang,
kendaraan niaga merek Eropa dalam keagenan Grup
Indomobil, dan sepeda motor merek Jepang, baik baru dan
bekas.
Syarat pembaharuan daftar piutang.

Contoh:
Nasabah akan melakukan pembaharuan daftar piutang
yang dijaminkan, jika terbukti hal – hal sebagai berikut:
1) End User PT IMFI memiliki umur tunggakan angsuran >

90 hari; dan/atau,
2) End user fiktif dan/atau,
3) End user yang dijaminkan ternyata dalam keadaan

dijaminkan kepada pihak ketiga manapun juga.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 18

g. Cara pembayaran pokok dan Pokok dan bagi hasil dibayar per bulan sesuai jadwal
bagi hasil: pembayaran.
Bukti kepemilikan barang.
h. Dokumen Kepemilikan
Kendaraan: Contoh:
Penyimpanan dan administrasi dokumen kepemilikan
kendaraan atau Bukti Kendaraan Bermotor (BPKB) yang
terkait dengan piutang yang dijaminkan disimpan di PT
IMFI.

3. Corporate Financing Unit Usaha Syariah – Line Facility Term Financing
Musyarakah adalah transaksi penanaman dana dari dua atau lebih pemilik dana dan/atau barang
untuk menjalankan usaha tertentu sesuai dengan syariah dengan pembagian hasil usaha antara
kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati, sedangkan pembagian kerugian
berdasarkan proporsi modal masing-masing. Contoh Skema:

a. Skim Pembiayaan: Line Facility - Musyarakah
b. Sifat Pembiayaan: Uncommited dan Non Revolving
c. Tujuan Pembiayaan: Modal kerja Unit Usaha Syariah (UUS) Nasabah
d. Jangka Waktu Pembiayaan:
60 (enam puluh) bulan sejak penandatanganan Perjanjian
▪ Line Facility: Line Facility;
▪ Availability Period: 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan Perjanjian
▪ Pembiayaan: Line Facility;
Sesuai permohonan Nasabah maksimal 48 (empat puluh
e. Cara Pembayaran: delapan) bulan sejak penandatanganan Akad Pembiayaan
▪ Pengembalian Modal Bank: dan tidak melebihi jangka waktu line facility.

▪ Bagi Hasil: Dilakukan setiap 3 (tiga) bulan dengan nilai pengembalian
modal bank secara prorata sesuai dengan nilai penarikan
dan jangka waktu pembiayaan yang akan ditetapkan pada
jadwal pengembalian modal Bank.
Dilakukan setiap 3 (tiga) bulan maksimal pada tanggal 25
berdasarkan laporan realisasi pendapatan dari UUS
Nasabah.

4. Corporate Financing Unit Usaha Syariah – Line Facility Revolving
Contoh struktur pembiayaan:

a. Skim Pembiayaan: Line Facility - Musyarakah
b. Sifat Pembiayaan: Revolving dan Uncommited
c. Tujuan Pembiayaan: Modal kerja perusahaan untuk Unit Usaha Syariah
d. Jangka Waktu:
18 bulan sejak penandatanganan perjanjian line facility
▪ Line Facility: 12 bulan sejak penandatanganan perjanjian line facility
▪ Availability Period: Maksimal selama 6 bulan sejak akad pembiayaan dan tidak
▪ Pembiayaan: melebihi jangka waktu line facility

e. Cara Pembayaran: Pokok dibayar maksimal pada saat jatuh tempo
▪ Pembayaran Pokok: Bagi hasil dibayar setiap bulan atau pada saat jatuh tempo
▪ Pembayaran Bagi Hasil: (apabila jangka waktu pembiayaan kurang dari 1 bulan)
dengan menyerahkan laporan realisasi pendapatan syariah

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 19

selama jangka waktu pembiayaan berlangsung paling
lambat diterima Bank H-2 hari kerja dari tanggal jatuh
tempo

Covenant
Covenant merupakan persyaratan pembiayaan yang ditentukan Bank dan disetujui nasabah dalam
akad pembiayaan, untuk melakukan dan/atau tidak melakukan tindakan tertentu selama fasilitas
pembiayaan berjalan. Tidak dipenuhinya covenant oleh nasabah merupakan suatu kejadian kelalaian
nasabah (Event of Default). Hal tersebut sekaligus berfungsi sebagai peringatan dini yang
memberikan hak kepada Bank untuk mengambil langkah-langkah pengamanan sesuai akad
pembiayaan.
1. Affirmative covenant

Affirmative Covenant adalah hal-hal yang harus dilakukan nasabah selama fasilitas pembiayaan
berjalan. Contoh covenant pembiayaan pada industri Multifinance:
a. Menjaga outstanding pembiayaan Bank dicover oleh piutang lancar (kolektibiltas 1) syariah

dengan coverage minimal sebesar 100%. Apabila outstanding pembiayaan Bank lebih besar
dibandingkan piutang lancar (kolektibilitas 1) syariah, maka nasabah wajib menurunkan
outstanding pembiayaan Bank menjadi sama atau lebih rendah dari piutang lancar (kolektibilitas
1) syariah.
b. Memberikan kepada Bank secara tertulis:
i. Laporan realisasi pendapatan bulanan Unit Usaha Syariah Nasabah paling lambat diterima

Bank tanggal 20 pada bulan berikutnya yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan
bagi hasil;
ii. Laporan realisasi penyaluran pembiayaan syariah secara triwulanan paling lambat diterima
Bank 30 (tiga puluh) hari kalender setelah akhir periode laporan.
iii. Laporan keuangan inhouse Nasabah (secara konsolidasi) dan UUS Nasabah secara
triwulanan paling lambat diterima Bank 30 (tiga puluh) hari kalender setelah akhir periode
laporan keuangan; dan
iv. Laporan keuangan tahunan audited yang diaudit oleh KAP yang terdaftar di OJK, paling
lambat diterima Bank 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah akhir periode
laporan keuangan.
v. Laporan kolektibilitas pembiayaan secara konsolidasi dan Unit Usaha Syariah berdasarkan
ketentuan OJK secara triwulanan paling lambat diterima Bank 30 (tiga puluh) hari kalender
setelah akhir periode laporan.

2. Financial Covenant
Financial Covenant adalah hal-hal berkaitan mengenai keuangan yang harus dilakukan Nasabah
selama fasilitas pembiayaan berjalan yaitu secara umum (ketentuan dapat dilihat pada SPB
Pembiayaan) dan secara khusus pada industri Multifinance dengan menjaga rasio keuangan yang
ditetapkan oleh OJK, antara lain:

No Parameter Ketentuan POJK

1 Financing to Asset Ratio Minimal 40%
2 Gearing Ratio Maksimal 10 kali
3 NPF Nett
Maksimal 5%
Rasio Saldo Piutang Pembiayaan Untuk Pembiayaan Investasi
4 dan Modal Kerja Dibandingkan Dengan Total Saldo Piutang Minimal 10%

Pembiayaan Minimal 10%
5 Rasio Permodalan Minimal 50%
6 Rasio Ekuitas Terhadap Modal Disetor

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 20

3. Shareholder Covenant
Shareholder Covenant adalah hal-hal yang harus dilakukan nasabah mengenai pemegang saham
perusahaannya selama fasilitas pembiayaan berjalan. Contoh shareholder covenant pada industri
Multifinance:
Nasabah wajib memberitahukan secara tertulis kepada Bank lebih dari 50% (lima puluh persen)
dari seluruh modal saham yang dikeluarkan Nasabah, selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima)
Hari Kerja terhitung sejak terjadinya kondisi tersebut, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Selama jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah diterimanya pemberitahuan (“Jangka
Waktu Negosiasi Perubahan Pengendali”), Bank dan Nasabah akan meninjau ulang dengan
itikad baik ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam Perjanjian
Pembiayaan, mengenai keadaan yang ada, dan memberlakukan perubahan yang disepakati
Bank dan Nasabah; dan

2) Jika tidak terjadi kesepakatan yang memuaskan Bank dan Nasabah dalam Jangka Waktu
Negosiasi Perubahan Pengendali, maka Bank dapat setiap saat dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender setelah berakhirnya Jangka Waktu Negosiasi Perubahan Pengendali,
menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Nasabah yang meminta pelunasan yang
dipercepat atas seluruh Baki Debet pembiayaan yang terhutang dalam 6 (enam) kali angsuran
yang masing-masing sama jumlahnya setiap 2 (dua) minggu sekali, dimana pembayaran
kembali yang pertama kali harus telah diterima oleh Bank selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak Nasabah menerima pemberitahuan tertulis dari Bank.

Peluang Kolaborasi

Bank mendapatkan keuntungan hanya dengan memberikan pembiayaan saja, namun dapat
menggunakan produk dan layanan Bank lainnya. Dalam industri multifinance, Bank dapat
menawarkan beberapa produk serta layanan, di antaranya:

1. Perusahaan
a. Cash Management System (CMS)
BSI Cash Management adalah brand milik Bank untuk layanan Cash Management yang terdiri
atas Account Payable Management, Account Receivable Management, Account Liquidity
Management dan Account Administration and Information, dimana Nasabah pengguna dapat
melakukan sendiri akses secara langsung atas rekening Nasabah dan melakukan transaksi
perbankan sesuai fitur BSI Cash Management yang tersedia melalui jaringan internet.
b. Virtual Account (VA)
Virtual Account adalah sejumlah angka tertentu yang disediakan oleh BNI yaitu 16 (enam belas)
digit, yang tersusun atas Branch Code Virtual, Company Code Virtual dan Customer Code
Virtual sesuai permintaan Nasabah Pengguna, yang diperlukan untuk melakukan transaksi dan
memudahkan Nasabah Pengguna untuk mengidentifikasi pembayaran ataupun pengeluaran
melalui atau dari Rekening Pooling. VA digunakan untuk memudahkan Nasabah Pengguna
(pemilik rekening) dalam mengindentifikasi cash out (uang keluar) untuk keperluan
pembayaran/transfer dana dari rekening miliknya sesuai kebutuhan yang dikehendaki, dan
mempermudah Nasabah Pengguna tersebut dalam melakukan rekonsiliasi
pembayaran/pengeluaran. Khusus untuk Virtual Account Debit dapat diterbitkan Kartu Debit
untuk sarana transaksi melalui Teller/ATM/EDC.
c. Auto Debet
BSI Autodebet Management System (BAMS) adalah aplikasi/sistem untuk melakukan
perintah/instruski yang diberikan oleh nasabah non perorangan berdasarkan surat kuasa debet
rekening dari pelanggannya agar dilakukan pemindahbukuan dalam periode tertentu secara
host to host. BSI Autodebet Management System (BAMS) merupakan sistem aplikasi
pembayaran yang terintegrasi dengan corebanking (T24).
d. Rekening Giro
Giro adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau akad mudharabah muthlaqah yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yangpenarikannyadapat dilakukan setiap saat dengan

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 21

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah
pemindahbukuan.
e. Deposito
Deposito adalah Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS.
f. Deposito On Call
Deposito On Call yang selanjutnya disebut DOC adalah simpanan dana dari pihak ketiga
dengan jumlah minimal dan jangka waktu tertentu yang dapat ditarik sesuai dengan perjanjian
waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan Bank.
g. API (Application Programming Interface)
API (Application Programming Interface) Bisnis Bank Syariah Indonesia adalah aplikasi
penghubung (dari server Bank Syariah Indonesia ke server nasabah) yang dimiliki oleh Bank
Syariah Indonesia dan dapat digunakan oleh nasabah untuk mengembangkan dan membangun
perangkat lunak sistem operasi tertentu untuk kebutuhan operasional bisnis nasabah.
2. Karyawan
a. Payroll
Electronic Payroll (e-Payroll) adalah nama produk Bank yang disediakan untuk membantu
proses pembayaran gaji karyawan suatu Institusi.
b. Mitraguna
Mitraguna Berkah adalah pembiayaan yang diberikan bank kepada ASN dan pegawai tetap
perusahaan/lembaga negara/yayasan/badan usaha lainnya dan yang pengajuannya dilakukan
secara massal (kelompok) maupun peroranga
c. Gadai Emas
BSI Gadai Emas adalah produk Pembiayaan Qardh Beragun Emas yang dimiliki Bank (untuk
selanjutnya disebut Gadai Emas).
d. Cicil Emas
Cicil Emas adalah pembiayaan kepemilikan emas dengan menggunakan akad murabahah yang
dapat dipasarkan oleh seluruh Branch/Area.
e. KPR
Rekening Program FLPP KPR Sejahtera adalah rekening yang dibuka oleh Bank syariah
Indonesia yang digunakan untuk menerima pembayaran dana FLPP dari BLU-PPDPP.
3. Dealer
a. Financing
Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa
transaksi bagi hasil, transaksi sewa-menyewa termasuk termasuk sewa menyewa jasa,
transaksi jual beli, dan transaksi pinjam meminjam berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/ atau
diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, margin, atau bagi hasil.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 22

Daftar Pustaka

Adira Dinamika Multi Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Astra Sedaya Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Bank Syariah Indonesia. 2021. Manual Produk Pembiayaan Kepada Dan/Atau Melalui Multifinance

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Jakarta.

BFI Finance Indonesia. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Bussan Auto Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

CIMB Niaga Auto Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Dipo Star FInance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Federal International Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Indomobil Finance Indonesia. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Mandala Multifinance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Mandiri Tunas Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Mandiri Utama Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Maybank Indonesia Finance. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Oto Multiartha. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.
Office of Chief Economist Group. 2022. Update Industry Rating & Outlook 2022. Jakarta: Mandiri.

Office of Chief Economist Group. 2022. Industry Booklet: Industri Multifinance. Jakarta: Bank Syariah
Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan. 2022. OJK-Pedia. Retrieved from https://www.ojk.go.id/id/ojk-
pedia/default.aspx

Otoritas Jasa Keuangan. 2019. POJK Nomor 10/POJK.05/2019 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan Syariah dan Unit Usaha Syariah Perusahaan Pembiayaan. Jakarta:
OJK.

Otoritas Jasa Keuangan. 2018. POJK Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha
Perusahaan Pembiayaan. Jakarta: OJK.

Otoritas Jasa Keuangan. (2020). POJK Nomor 47/POJK.05/2020 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Pembiayaan Syariah. Jakarta: OJK.

Otoritas Jasa Keuangan. 2020. Statistik Lembaga Pembiayaan Agustus 2020. Jakarta: OJK.

Otoritas Jasa Keuangan. 2021. Statistik Lembaga Pembiayaan Agustus 2021. Jakarta: OJK.
Otoritas Jasa Keuangan. 2022. Statistik Lembaga Pembiayaan Agustus 2022. Jakarta: OJK.

Toyota Astra Financial Services. 2021. Laporan Keuangan tanggal 31 Desember 2021. Jakarta.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 23

Lampiran

Current Issue

Per Maret 2022, menurut OCE jumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) semakin berkurang,
turun dari 161 perusahaan pada 2021 menjadi 158 perusahaan akibat pandemi Covid-19. Namun,
dengan pemulihan aktivitas ekonomi seiring dengan meredanya kasus COVID-19 pada tahun 2022
dan pelonggaran restriksi mobilitas meningkatkan Piutang Pembiayaan tumbuh 2,9% yoy serta NPF
turun menjadi 2,8% yoy. Penjualan mobil juga diperkirakan meningkat 5,1% tahun 2022. Sementara
penjualan motor diperkirakan meningkat 7,6% tahun 2022.

Sumber: Data diolah OCE Mandiri Mei 2022

Per Maret 2022, kinerja perusahaan multifinance semakin membaik yang terlihat dari rasio-rasio
berikut:.

Sumber: OJK, 2022

Dari data di atas terlihat NPF semakin menurun setiap bulannya, hal ini merupakan hal yang baik
sebab dapat meningkatkan laba perusahaan dan menurunkan porsi pencadangan perusahaan.

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 24

Pendapatan perusahaan, ROA, dan ROE bertumbuh positif yang menunjukkan semakin baiknya
industri multifinance dan dapat meningkatnya laba perusahaan.

Top 10 Multifinance

1. Top 10 Multifinance Berdasarkan Piutang Pembiayaan
Top 10 Multifinance diurutkan berdasarkan total piutang pembiayaan konsumen secara
konsolidasi.

No Nama Perusahaan Des 2019 Des 2020 Des 2021 Growth Growth
(Rp Miliar)
(Rp Miliar) (Rp Miliar) 2020 (yoy) 2021 (ytd)

1 Astra Sedaya Finance 30.529 29.627 30.660 -3,0% 3,5%

2 Federal International Finance 34.027 29.530 30.464 -13,2% 3,2%

3 Toyota Astra Financial Services 19.206 18.102 20.590 -5,7% 13,7%

4 Dipo Star Finance N/A 18.291 20.256 N/A 10,7%

5 Adira Dinamika Multi Finance 29.915 22.852 20.238 -23,6% -11,4%

6 Mandiri Tunas Finance 16.711 17.465 17.696 4,5% 1,3%

7 BFI Finance Indonesia 17.439 12.700 13.682 -27,2% 7,7%

8 Indomobil Finance Indonesia 14.581 11.897 12.517 -18,4% 5,2%

9 Bussan Auto Finance 11.620 10.081 11.003 -13,2% 9,1%

10 Oto Multiartha 16.770 9.969 8.046 -40,6% -19,3%

Total 10 Perusahaan Pembiayaan 190.798 180.514 185.152 -5% 2,6%

Sumber: Laporan keuangan tiap perusahaan

2. Top 10 Multifinance yang Memiliki UUS
Top 10 Multifinance diurutkan berdasarkan total piutang pembiayaan konsumen syariah
(Murabahah, Mudharabah, dan/atau IMBT)

No Nama Perusahaan Des 2020 Des 2021 Growth
(Rp Miliar) (Rp Miliar) 2021
1 Adira Dinamika Multi Finance 24,5%
2 Astra Sedaya Finance 2.450 3.051 31,2%
3 CIMB Niaga Auto Finance 1.198 1.572 210,3%
4 BAF Syariah 1.947 26,0%
5 Federal International Finance 627 1.267 -38,0%
6 Mandala Multifinance 1.006 1.199 -21,6%
7 Mandiri Utama Finance 1.933 1.092 288,5%
8 Toyota Astra Financial Services 1.393 49,0%
9 BFI Finance Indonesia 983 724,0%
10 Maybank Indonesia Finance 253 517 8,3%
347 206 28%
Total 10 Perusahaan Pembiayaan
25 182
168 12.017

9.400

Sumber: Laporan keuangan tiap perusahaan

3. Rating Infobank

No Perusahaan Aset Pembiayaan Laba (Rugi)
Setelah Pajak
Perusahaan Pembiayaan Beraset Rp10 Triliun Ke Atas 13.682.781
30.464.269 1.131.338
1 BFI Finance Indonesia 15.635.739 30.660.000 2.467.407
1.121.000
2 Federal International Finance 32.651.338

3 Astra Sedaya Finance 32.620.000

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 25

4 Oto Multiartha 10.708.242 8.046.202 541.560
5 Toyota Astra Financial Services 21.601.831 20.590.908 351.927
6 Bussan Auto Finance 11.984.536 11.003.509 473.728
7 Adira Dinamika Multi Finance 23.725.885 20.238.813 1.212.700
8 Dipo Star Finance 24.307.264 20.256.072 573.898
9 Central Java Power 12.257.127 2.487.132
7.269.525
485.251
Perusahaan Pembiayaan Beraset Rp 5 Triliun Sampai Dengan di Bawah Rp10 Triliun 381.400
1.702.318
1 Mandala Multifinance 5.345.296 4.439.797
2 Maybank Indonesia Finance 7.074.604 6.744.611 95.454
3 BCA Finance 8.379.515 6.863.008
4 KB Finansia Multi Finance 5.540.351 4.998.979 243.919
52.041
Perusahaan Pembiayaan Beraset Rp 1 Triliun Sampai Dengan di Bawah Rp 5 Triliun 84.099
57.831
1 CIMB Niaga Auto Finance 4.872.776 4.378.071 44.851
2 Surya Artha Nusantara Finance (SANF) 3.485.018 3.289.311
3 Komatsu Astra Finance 4.167.432 3.979.216 194.166
4 Hino Finance Indonesia 3.492.025 3.029.619 84.836
5 Chandra Sakti Utama Leasing 4.283.090 3.670.706
6 Orix Indonesia Finance 4.277.372 3.872.330
7 Mitsubishi HC Capitaland Finance 4.304.561
4.418.504
Indonesia
Sumber: Infobank Edisi November 2022

Hand Book: Industri Multifinance | Putri Celia Khusnunnisa 26


Click to View FlipBook Version