Jurnal Belajar 2
Pada hari Rabu, 3 Februari 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, kami belajar menggunakan Google Meet seperti
biasanya. Kemarin kami sudah membahas tentang hidung, hari ini kami akan
melanjutkan pembelajaraan yaitu tentang laring. Bu puspa sempat terkeluar ketika
Deswita akan menjelaskan tentang laring. Laring merupakan kelanjutan dari rongga
hidung berurpa saluran yang terdiri dari tulanng rawan ligament dan membrane. Ligamen
itu otot, membrane itu selaput. Di laring ada jakun, ada pita suara, ada epiglotiis, yaitu
katup yg mengatur di persimpangan bertemunya tenggorokan dan kerongkongan.
Kemudian dari laring lanjut ke trakea.
Trakea tersusun atas tulang rawan cincin. Didalam trakea ada jaringan epitel bersilia
untuk menggiring udara masuk sampai paru-paru dengan terus menyeleksi dan bisa
dikeluarkan lewat ingus. Bronkus bercabang-cabang menjadi saluran napas, saluran
napas ini disebut bronkiolus. Diujung bronkiolus ada gelembung yang disebut alveolus ,
di gelembung tersebut terjadi pertukaran antara O2 dan CO2 secara difusi. Paru paru
leura, varietal, visera. Mekanisme bernapas, Bernapas yaitu satu kali menghirup
(inspirasi) dan satu kali mengeluarkan (ekspirasi). Saat inspirasi ada 5 hal yang terjadi
yaitu, tulang rusuk mengangkat, rongga dada membesar, otot intercostal berkontraksi,
tekanan di paru-paru mengecil, dan diagfragma berkotraksi menjadi datar. Saat ekspirasi
diafragma relaksasi menjadi melengkung, volume rongga dada menyempit. Frekuensi
pernapasan, yaitu kemampuan bernapas dalam satu satuan waktu. 7 hal yang
memengaruhi kemampuan bernapas manusia yaitu jenis kelamin, umur, suhu tubuh,
posisi dan aktivitas tubuh, yang dijelaskan oleh Engeline.
Kesan dan Pesan : Pembelajaran hari ini dimulai sedikit terlambat yaitu sekitar 30 menit
setelah waktu belajar yang seharusnya. Pada awal pembelajaran ada sedikit kendala yaitu
kendala jaringan, sehingga suara Bu Puspa terdengar putus-putus. Tetapi secara
keseluruhan saya masih bisa menangkap apa yang Bu Puspa dan teman-teman jelaskan.
46
Jurnal Belajar 3
Pada hari Jumat, 5 Februari 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, kami belajar menggunakan Google Meet seperti
biasanya. Hari ini kami akan melanjutkan pembelajaraan tentang transpor dan pertukaran
gas. Transpor oksigen dijelaskan oleh Jeremy. Sekitar 97% oksigen berikatan dengan
hemoglobin, sedangkan 3% yang lain bisa beredar melalui plasma darah. Hemoglobin
berada di eritrosit. Transpor CO2 yang pertama melalui plasma darah mengambil dari
seluruh tubuh kemudian dibawa ke alveolus, bisa bereaksi dengan hemoglobin
(HBCO2/Karbamino hemoglobin), keitga berikatan yg disebut dengan karbonat
anhydrase (hco3^1 ). Lalu masuk ke dalam alveolus lalu ke bronkiolus, ke bronkus, ke
hidung dan kemudian dikeluaran.
Kapasitas udara dalam paru-paru ada 10 yaitu, VT, VCI (yang terbanyak bisa
dihirup), VCE (yang terbanyak bisa dikeluarkan), VR ,KRF, KI, KV, KTP, Volume
respirasi per menit dan VEKI. Bahaya merokok adalah dapat merusak tubuh. Ada 3 zat
yang paling berbahaya dalam rokok yaitu nikotin, tar dan gas CO. Ada 22 zat berbahaya
yang bersumber dari 1 batang rokok. Perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif
karena ketika perokok pasif menghirup asap perokok aktif sesitifitasnya menjadi sangat
tinggi dan perokok pasif juga menghirup apa yang menjadi buangan dari perokok aktif
ketika mengeluarkan asap. Pembelajaran diakhiri dengan Bu Puspa yang menghimbau
untuk melakukan pola hidup sehat.
Kesan dan Pesan : Saya gagal untuk join ke dalam meet sekitar hampir 10 menit. Bu
Pupsa terkeluar dari meet 2 kali, sebelum itu Bu Puspa sempat menjelaskan materi tetapi
suaranya putus-putus sehingga saya hanya bisa mencatat apa yang saya dengar. Bu Puspa
juga sempat memberikan informasi tapi saya tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
Teman- teman yang join hanya sekitar 23 orang. Sekitar 30 menit kemudian baru teman-
teman yang lain bisa masuk ke dalam Google meet.
47
Jurnal Belajar 4
Pada hari Jumat, 5 Februari 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, kami belajar menggunakan Google Meet seperti
biasanya. Awalnya Bu Puspa memberi tahu bahwa hari ini kepala sekolah ulang tahun
dan Bu Puspa meminta kami semua untuk mengucapkan selamat ulang tahun yang
dipimpin oleh Aaliyah. Setelah selesai membuat video ucapan ulang tahun, Bu Puspa
memberitahu kami bahwa hari Senin akan dilaksanakan ulangan Bab Sistem Pernapasan.
Kemudian Bu Puspa menjelaskan mengenai tugas membuat laporan analisis,
lembar pertama berupa cover, lembar kedua berupa lembar pengesahan, dan lembar
ketiga berisi judul, tujuan, isi berita, penyebab, akibat, refleksi (setelah menganalisis
terjadi perubahan yang positif) atau intropeksi, tindak lanjut ( komitmen dan langkah
setelah refleksi, jadi tergantung refleksi ), dan daftar pustaka. Video presentasi jangan
diupload ke youtube dulu, sebelumnya harus ada verifikasi dari Bu Puspa. Video
presentasi yang dibuat berisi siswa yang menjelaskan materi, bukan menyorot word nya.
Durasi video maksimal 3 menit. Diakhir pembelajaran Bu Puspa menawarkan kami untuk
menunjukan video hasil presentasi dan akan memberikan nilai 90, tetapi tidak ada yang
menampilkan videonya. Karena waktu sudah selesai, maka pembelajaran hari ini diakhiri.
Kesan dan Pesan : Pembelajaran hari ini berjalan dengan baik namun ada beberapa
siswa yang tidak hadir. Hari ini saya masih melanjutkan membuat laporan hasil analisis,
ketika tugas diberikan saya masih belum begitu paham maksud tugasnya. Karena tadi Bu
Puspa memberi penjelasan jadi saya paham apa yang harus saya kerjakan.
48
7.2 Tugas-Tugas
Portofolio 1
I. JUDUL
Judul : PENGARUH GAS BUANGAN KENDARAAN TERHADAP KELAINAN
PADA STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA
II. TUJUAN
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pencemaran udara dari asap
kendaraan terhadap kelainan pada struktur dan fungsi organ pernapasan manusia.
III. HASIL ANALISIS
a. Peristiwa Pencemaran
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak
dan terkontaminasi oleh berbagai zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di
kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran. Pada umumnya bahan pencemar udara
adalah berupa gas-gas beracun (hampir 90 %) dan partikel-partikel zat padat. Gas-
gas 8uberacun ini berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan, dari industri dan
dari rumah tangga yang dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama organ
pernapasan seperti paru-paru.
Selain karena gas-gas beracun, pembakaran bahan bakar kendaraan juga
menghasilkan partikel-partikel karbon dan timah hitam yang beterbangan mencemari
udara. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain
industri, transportasi, perkantoran, dan perumahan. Sumber pencemaran udara juga
dapat disebabkan oleh berbagai kegiatan alam, seperti kebakaran hutan, gunung
meletus, gas alam beracun, dan lain-lain .
b. Penyebab Pencemaran
Penyebab pencemaran udara di Indonesia sekitar lebih dari 70% merupakan hasil
emisi kendaraan bermotor. Tingginya mobilitas masyarakat dalam berkendara turut
andil terhadap tingkat polusi udara. Di daerah perkotaan misalnya, pada jam-jam
sibuk, tingkat polusi udara cenderung lebih tinggi dibandingkan pada jam biasanya.
Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan. Zat
49
berbahaya tersebut seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate
matter (SPM), oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO),
dan oksida fotokimia (Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal
(Pb), 13-44% suspended particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon (HC), 34-
73% oksida nitrogen (Nox), dan hampir seluruh karbon monoksida (CO) ke udara.
Selanjutnya, emisi gas buang yang paling signifikan dari kendaraan bermotor ke
atmosfer berdasarkan massa, adalah gas karbondioksida (CO2 ), dan uap air (H2O)
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang berlangsung sempurna serta
dapat dicapai dengan tersedianya suplai udara yang berlebih. Namun demikian,
kondisi pembakaran yang sempurna dalam mesin kendaraan jarang sekali terjadi.
c. Akibat Pencemaran
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan, polusi udara merupakan salah
satu masalah lingkungan terbesar yang memberi dampak signifikan pada kesehatan
manusia. Pencemaran udara dapat meningkatkan risiko terkena stroke, serangan
jantung, kanker paru-paru, serta masalah pernapasan akut maupun kronis seperti
asma dan PPOK. Seperti telah disebutkan sebelumnya, penggunaan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor dapat mengemisikan zat-zat pencemar seperti CO, NOx,
SOx, debu hidrokarbon juga timbal.
Udara yang tercemar oleh zat-zat tersebut dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang berbeda tingkatan dan jenisnya, tergantung dari macam, ukuran dan
komposisi kimiawinya. Gangguan tersebut terutama terjadi pada fungsi faal dari
organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah, atau menyebabkan iritasi pada
mata dan kulit. Biasanya, pencemaran udara karena partikel debu dapat
menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti bronchitis kronis, emfiesma paru,
asma bronchial dan bahkan kanker paru-paru. Kadar timbal yang tinggi di udara juga
dapat mengganggu pembentukan sel darah merah. Gejala keracunan dini mulai
ditunjukkan dengan terganggunya fungsi enzim untuk pembentukan sel darah merah,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan lainnya; seperti
anemia, kerusakan ginjal dan lain-lain, sedang keracunan Pb bersifat akumulatif.
Keracunan gas CO timbul sebagai akibat terbentuknya karboksihemoglobin
(COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibanding dengan oksigen (O)
50
terhadap Hb menyebabkan fungsi Hb untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh
menjadi terganggu. Selaras dengan itu, berkurangnya penyediaan oksigen ke seluruh
tubuh, apabila tidak segera mendapat udara segar, akan membuat sesak napas dan
dapat menyebabkan kematian. Sementara, bahan pencemar udara seperti NOx, SOx,
dan H2S dapat merangsang pernapasan yang mengakibatkan iritasi dan peradangan.
d. Refleksi
Banyaknya aktivitas kendaraan pribadi setiap harinya meningkatkan potensi
terjadinya pencemaran udara. Pengunaan bahan bakar yang tepat dan penghematan
energi listrik juga dapat memengaruhi resiko terjadinya pencemaran udara. Tanaman
bisa membuat udara di sekitarnya menjadi lebih sejuk dan dapat menghilangkan zat
berbahaya. Zat-zat berbahaya yang berasal dari pembakaran bahan bakar kendaraan,
dari industri dan dari rumah tangga dapat membahayakan kesehatan manusia,
e. Tindak Lanjut
Pengendalian pencemaran udara baik langsung maupun tidak langung secara
efektif antara lain :
1) Mengurangi jumlah kendaraan lalu lalang. Misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda,
atau naik kendaraan umum
2) Memilih bensin yang bebas timbal (unleaded fuel)
3) Gunakan perangkat teknologi atau listrik hemat energi
4) Gunakan sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan
5) Menanam tanaman sansevieria (lidah mertua) dan aloe vera (lidah buaya)
6) Menggunakan masker saat membawa kendaraan bermotor
7) Meminimalkan pemakaian AC pada mobil. Pilihlah AC Non-CFC dan hemat energi
IV. DAFTAR PUSTAKA
(Online : https://lingkunganhidup.co/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-
dampak-solusi/ , diakses tanggal 9 Februari 2021)
Marlita, Devi., dkk. 2014. Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor.
Miftakhudin, Agus Ichsan., dkk. 2012. Perbedaan Efektifitas Tanaman Sansevieria
Dan Aloevera Terhadap Penurunan Kadar CO Udara dalam Ruangan.
51
BAB 8 SISTEM EKSKRESI
8.1 Jurnal Belajar
Jurnal Belajar 1
Pada hari Rabu, 19 Februari 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Pembelajaran dimulai lebih 12 menit dari jam yang seharusnya.
Bu Puspa mengingatkan bahwa nilai ulangan bab pernapasan sudah dibagikan. Bu Puspa
memberikan beberapa informasi, saran dan motivasi untuk kami. Bu Puspa juga
mengingatkan tentang daftar kehadiran karena akan berpengaruh pada nilai raport.
Kemudian kami melanjutkan pelajaran, hari ini kami memasuki bab baru yaitu Bab
Ekskresi.
Ekskresi maksudnya adalah semua zat yang bersifat sisa harus dibuang dari dalam
tubuh manusia karena jika tidak dibuang akan mengganggu metabolisme tubuh dan
mengganggu fungsi-fungsi organ tubuh. Ada 4 organ yang melakukan sistem eksresi
yaitu, ada ginjal, paru-paru, hati dan kulit. Kemudian Bu Puspa meminta kami untuk
melakukan analisis tentang organ eksresi sesuai dengan absen masing-masing. Absen 1
membahas ginjal, absen 2 membahas hati, absen 3 membahas kulit dan begitu sterusnya
menurut kelipatan 3. Paru-paru tidak dibahas lagi karea sudah cukup jelas dipaparkan
pada bab system pernapasan. Diakhir pertemuan Bu Puspa mengingatkan untuk terus
menjaga kesehatan dan melakukan protokol kesehatan dimanapun berada.
Kesan dan Pesan : Banyak Informasi yang disampaikan Bu Puspa hari ini. Terima kasih
bu, karna informasi-informasi itu sangat membantu untuk meningkatkan motivasi saya
dalam belajar. Bu Puspa juga selalu mengingatkan agar selalu menyerahkan semuanya
keapada Tuhan.
52
Jurnal Belajar 2
Pada hari Jumat, 26 Februari 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Seperti hari Jumat yang lalu, pembelajaran hari ini juga dimulai
lebih 12 menit dari jam yang seharusnya. Bu Puspa membuka pertemuan dengan
memberi tahu bahwa hari Rabu kemarin Bu Puspa tidak bisa mengajar karena sedang
sibuk disekolah untuk mengurus raport. Kemudian kami melanjutkan pembelajaran
dengan mempesentasikan hasil analisis kami. Dimulai dengan Candyle yang
menganalisis kulit, Candyle menjelaskan fungsi kulit, struktur kulit, sampai dengan
kelenjar pada kulit. Setelah itu Bu Puspa meminta siswa yang bejudul sama yaitu kulit
membeikan tanggapan terhadap apa yang sudah Candyle paparkan.
Deswita menambahakan pemaparan dengan menjelaskan gangguan-gangguan pada
kulit dan teknologi pada kulit. Lalu Engeline memberikan contoh dari faktor-faktor
pengeluaran keringat. Nadia juga menambahkan penjelasan tentang fungsi kulit dan
cangkok kulit. Shofa menjelaskan cara-cara agar terhindar dari penyakit kulit. Kemudian
Afif melengkapi pemaparan Engeline dengan menjelasan faktor pengeluaran keringat
yang lain yaitu faktor dari kondisi tubuh. Terakhir Aldian menambahkan tentang lima
lapisan epidermis.
Kesan dan Pesan : Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan oleh Bu Puspa dan teman-
teman mengenai fungsi kulit, struktur kulit, kelenjar pada kulit, faktor-faktor keluarnya
keringat sampai dengan cara agar terhindar dari penyakit kulit, secara umum saya dapat
mengerti. Tetapi saya harus lebih banyak membaca lagi karena untuk detail-detail yang
sudah dipaparkan saya belum begitu mengerti.
53
Jurnal Belajar 3
Pada hari Rabu, 3 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Karena materi tentang kulit sudah diselesaikan minggu lalu, maka
pertemuan hari ini kita melanjutkan pembahasan yaitu mengenai ginjal. Pertama-tama Bu
Puspa meminta siswa yang bersedia menerangkan hasil analisisnya, Aaliyah bersdia dan
dia menjelaskan 8 fungsi ginjal. Kemudian Bu Puspa mempersilahkan siswa untuk
memberi tanggapan atau pertanyaan, Thezar bertanya tentang pengeluaran zat,
pertanyaan itu dijawab oleh Dwi. Kemudian Dwi menjelaskan 5 struktur ginjal mulai dari
lobus ginjal sampai pelvis ginjal.
Dari 5 bagian yang paling berperan adalah parenkim, pada parenkim terdapat
korteks dan medulla. Pada korteks terdapat nefron. Ailman menayangkan gambar ginjal
dan Albert diminta Bu Puspa untuk menjelaskan gambar tersebut dan ditambahkan
penjelasan oleh Dwi. Proses pembentukan urine bagian filtrasi glomerulus dijelaskan
oleh Alya. Kemudian Oasis menjelaskan proses masuknya darah sampai glomerulus,
setelah disaring urine primer melanjutkan proses ke reabsorpsi tubulus. Reabsorpsi
tubulus dijelaskan oleh Alfonsus. Diperlukan reabsorpsi karena masih ada zat penting
yang diperlukan tubuh, agar zat yang penting tadi dapat diserap lagi oleh tubuh. Hasil
reabsorbsi yaitu urine sekunder. Urine sekunder nanti berlanjut ke distal melalui
lengkung henle (rabsorpsi air). Tahap ke 3 yaitu augmentasi dijelaskan oleh Boeih dan
ditambahkan oleh Aurel. Augmentasi mengeluarkan darah bersifat racun, yang membawa
adalah pembuluh kapiler. Setelah doktus kolektivus sampai menuju pelvis renalis
dijelaskan oleh Dicky.
Kesan dan Pesan : Karena saya tahu materi ginjal ini akan rumit maka belajar dari
pertemuan sebelumya, saya mencoba untuk lebih fokus mendengarkan dan menyimak
pemaparan Bu Puspa dan teman-teman. Karena hal itu saya sampai lupa untuk
mengambil screenshot pertemuan hari ini. Saya sudah coba untuk mencari ke beberapa
teman, tetapi dari screenshot mereka tidak ada wajah saya. Saya mohon maaf Bu karena
tidak ada bukti dari pertemuan hari ini.
54
Jurnal Belajar 4
Pada hari Jumat, 5 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Hari ini kami melanjutkan pembahasan tentang ginjal yang belum
selesai kemarin. Bu Puspa mempersilahkan yang mendapat materi ginjal untuk
membahas tentang pembentukan urine. Kemudian Thezar menjelaskannya, Karakteristik
urine dan bagian sifat fisik urine dijelaskan oleh Ruth. Ada 2 faktor internal dan
eksternal, faktor internal meliputi hormone ADH, insulin, dan sistem renin. Sedangkkan
pada faktor eksternal meliputi, suhu lingkungan, air yang diminum, dan alkohol.
Hormon ADH dijelaskan oleh Faisal dan Gita. Gita juga menjelaskan hormon
insulin dan ditambahkan oleh Farren. Hubungan antara hormon insulin dengan ginjal
dijelaskan oleh Marcel, jumlah glukosa didalam darah harus dalam jumlah normal.
Pengaruh sistem renin terhadap proses pembentukan urine dibacakan oleh Rafli
kemudian ditambahkan oleh Nanda. Faktor eksternal mengenai suhu lingkungan
dijelaskan oleh Raina. Raisya menambahkan penjelasan tentang karakteristik urine. Bu
Puspa menambahkan penjelasan bahwa komposisi urine 95% air, maka kita harus banyak
minum. Warna urine yang normal adalah kuning pucat sampai kuning tua tetapi tidak
sampai mendekati orange. Perilaku hidup saat ini menentukan kondisi kesehatan kita 40-
50 tahun kedepan. Maka kita harus menerapkan pola hidup sehat, dengan makan
makanan sehat dan bergizi (4 sehat 5 sempurna), olahraga, dan tidur yang cukup.
Kesan dan Pesan : Penjelasan yang diberikan Bu Puspa dan teman-teman sangat
bermanfaat. Banyak hal baru yang saya dapatkan dan belum saya ketahui sebelumnya.
Mungkin kendalanya adalah dari mereka ada beberapa yang menjelaskan dengan terburu-
buru sehingga sedikit bingung untuk mengerti.
55
Jurnal Belajar 5
Pada hari Rabu, 10 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Karena materi tentang ginjal sudah diselesaikan minggu lalu,
maka pertemuan hari ini kita melanjutkan pembahasan yaitu mengenai hati. Ketika saya
masuk Elvina sedang memaparkan materi. Hati terletak di rongga perut sebelah kanan
tepatnya diatas lambung sebelah kanan (hampir sejajar) dan di bawah difragma.
Modestine dan Rania menjelaskan 6 fungsi hati. Alya R menjelaskan mengenai proses
yang terjadi di dalam hati. Gangguan, penyebab dan pencegahan penyakit hati dijelaskan
dengan lengkap oleh Oriza. Penyakit hati ada hepatitis, hemakromatosis, liver kolestatis
dan kanker hati. Ditandai dengan gejala-gejala seperti mual dan muntah, nafsu makan
berkurang, warna feses berubah pucat atau kehitamang, kulit terasa gatal, mata
menguning. Bu Puspa menjelaskan agar terhindar dari berbagai penyakit hati kita harus
menjaga pola tidur dan tidak begadang. Tidur di siang hari juga akan berpengaruh
terhadap kesehatan hati dan tidak lupa Bu Puspa mengingatkan untuk rajin minum air
putih. Bu Puspa membahas tentang olimpiade dan berharap siswa XI IPA 4 dan XI IPA 5
berpartisipasi dalam olimpiade ini, tetapi tidak memaksa kami. Materi mengenai sistem
eksresi sudah selesai, rencananya ulangan harian akan dilakukan minggu depan.
Kesan dan Pesan : Saya mengalami kendala ketika akan join, saya request untuk masuk
sampai 4 kali tetapi belum di terima, padahal saya request tepat saat jam 10. Ketika saya
join sudah ada teman yang menjelaskan materi sehingga ketika disuruh menambahkan
saya bingung karena sebelumnya saya tidak sempat mendengar apa saja yang sudah
dijelaskan.
56
Jurnal Belajar 6
Pada hari Jumat, 12 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 tidak melakukan
pembelajaran daring Biologi seperti biasanya. Pembelajaran hari ini hanya melalui
WhatsApp karena hari ini ada rapat guru untuk persiapan ujian. Hari ini Bu Puspa
memberikan tugas untuk membuat analisis terhadap organ ginjal, hati dan kulit sebagai
organ ekskresi manusia berdasarkan apa yang sudah dipelajari. Hasil kerja kemudian
dikumpul di Google Classroom dengan batas waktu yang sudah ditentukan.
Kesan dan Pesan : Awalnya saya bingung seperti apa tugas yang dimaksud, saya
bertanya pada teman-teman yang lain tapi mereka sama bingungnya. Kemudian Bu Puspa
memeberi informasi di grup untuk mengerjakan sesuai pemahaman kita saja. Lalu saya
mengerjakan tugas dan segera mengumpulkannya ketika sudah selesai.
57
Jurnal Belajar 7
Pada hari Rabu, 17 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Materi mengenai bab ekskresi ini sudah selesai namun, ada
beberapa siswa yang belum punya nilai dari menjelaskan materi. Oleh karena itu, Bu
Puspa memberikan kesempatan terakhir bagi yang ingin menjelaskan materinya, dengan
syarat tidak mengulang apa yag sudah pernah dijelaskan. Diawali oleh Yuniar yang
membahas 3 jenis kulit. Alya Sakila menjelaskan mengenai bagaimana proses regenerasi
kulit. Fani membahas struktur hati, Ashaz menjelaskan tentang kelenjar keingat.
Madinah membahas tentang pertolongan pertama jika terdapat luka bakar. Jason
menjelaskan cara mendiagnosa penyakit hati serta gejala-gejalanya. Gabriel membahas
gangguan pada kulit dan cara mengatasinya. Ghina menjelaskan faktor yang
mempengaruhi penyakit hati. Khansa menjelaskan cara mengatasi gangguan pada hati.
Zinedine membahas tentang ligamen pada hati. Ivan membahas tentang penyakit kapalan
di kulit. Rafi memaparkan tentang proses pengeluaran keringat. Modestine menjelaskan
tentang lobulus dan pembuluh darah pada hati. Rizky membahas jenis kullit manusia.
Naura menjelaskan penyakit sirosis pada kulit. Juan membahas enzim-enzim yang
terdapat di hati. Diakhiri dengan Samuel yang membahas gejala penyakit kulit.
Kesan dan Pesan : Banyak informasi baru yang bisa saya dapatkan dari penjelasan
teman-teman hari ini. Semoga setelah mempelajari bab ekskresi ini saya bisa berhasil
dalam mengerjakan ulangan harian minggu depan.
58
Jurnal Belajar 8
Pada hari Jumat, 19 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 tidak melakukan
pembelajaran daring Biologi seperti biasanya. Pembelajaran hari ini hanya melalui
WhatsApp. Hari ini Bu Puspa memberikan kesempatan bagi siswa yang belum
menyelesaikan tugas di Google Classroom untuk segera menyelesaikannya. Bagi yang
sudah diminta mempersiapkan diri untuk ulangan harian bab ekskresi pada hari Senin.
Kesan dan Pesan : Hari ini saya menyelesaikan jurnal belajar 7 saya yang masih
berantakan. Kemudian membaca ulang materi yang sudah dibahas dan dijelaskan oleh Bu
Puspa dan teman-teman pada pertemuan sebelum-sebelumnya. Semoga saya bisa berhasil
dalam mengerjakan ulangan nanti.
8.2 Tugas-Tugas
Portofolio 1
Analisis Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada manusia meliputi ginjal, hati, paru-paru dan kulit. Proses
ekskresi berfungsi untuk:
Menurunkan kadar zat produk metabolisme (metabolit) dalam tubuh agar tidak
menyebabkan akumulasi (penimbunan).
Melindungi sel-sel tubuh dari zat-zat yang bersifat racun
Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (homeostatis)
Membantu mempertahankan suhu tubuh
A. Ginjal
Ginjal merupakan organ utama yang memproduksi urine. Ginjal berjumlah
sepasang, terletak di belakang perut, sebelah kanan dan kiri dari tulang belakang, di
bawah hati dan limpa. Ginjal berbentuk seperti kacang berwarna merah tua keunguan,
berat dan besarnya bervariasi, bergantung pada jenis kelamin, umur, dan ada tidaknya
ginjal pada sisi lain.
59
Fungsi Ginjal :
1. Mengeluarkan zat sisa organik (urea, asam urat)
2. Mengeluarkan zat racun (obat-obatan, polutan).
3. Mengatur keseimbangan konsentrasi ion-ion penting dalam tubuh (Na, Ca, K, Mg)
4. Mengatur keseimbangan asam-basa.
5. Menjaga tekanan darah.
6. Mengatur produksi sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang.
7. Mengendalikan konsentrasi nutrisi darah.
8. Mengubah vitamin D yang inaktif menjadi aktif.
Ginjal dilindungi oleh lapisan jaringan ikat fasia renal (pembungkus terluar),
lemak perirenal, dan lemak pararenal (bantalan ginjal), serta kapsul fibrosa (membrane
halus transparan yang langsung membungkus ginjal).
Bagian-bagian pada ginjal ada lobus ginjal, hilus (hilum), sinus ginjal, parenkim
ginjal, dan pelvis renalis.
Parenkim terbagi menjadi dua, yaitu korteks (bagian luar) dan medulla (bagian dalam).
Korteks tersusun atas nefron, yaitu unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal.
Nefron tersusun dari komponen vaskuler (arteri aferen, glomerulus, arteri eferen, dan
kapiler peritubuler) dan komponen tubuler (kapsul Bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Nefron
dibagi menjadi dua yaitu nefon korteks dan nefron jukstamedula.
Medula terdiri atas 15-16 massa triangular (tiga sisi) yang disebut piramida ginjal yang
tersusun dari sistem tubulus berukuran mikroskopis yang akan berhubungan dengan
saluran pengumpul urine.
Proses Pembentukan Urine
a. Filtrasi glomerulus
Proses penyaringan plasma bebas protein melalui kapiler glomerulus ke dalam
kapsul Browman. Laju filtrasi glomerulus dikontrol oleh saraf simpatik. Mekanisme
kerja filtrasi glomerulus tersebut, ketika darah mengalir melalui glomerulus, cairan
60
yang difiltrasi harus melawati membran glomerulus yang mampu menahan sel darah
dan protein plasma. Membran glomerulus tersusun dari 3 lapisan, yaitu dinding kapiler
glomerulus, membran basal, dan lapisan dalam kapsul Browman.
Filtrasi glomerulus merupakan proses pasif yang terjadi karena tiga gaya fisik,
yaitu tekanan darah kapiler glomerulus, tekanan osmosis koloid plasma, dan tekanan
hidrostatik kapsul Browman. Filtrat glomerulus didalam kapsula Bowman
mengandung H2O, glukosa, klorida, kalium, fosfat, urea, asam urat, dan keratin,
hampir tidak mengandung protein plasma, tidak mengandung elemen seluler.
b. Readbsorbsi tubulus
Proses penyerapan kembali zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti glukosa, asam
amino, air, nutrisi organik, dan garam mineral. Diperlukan reabsorpsi karena masih
ada zat penting yang diperlukan tubuh, agar zat yang penting tadi dapat diserap lagi
oleh tubuh. Hasil reabsorbsi yaitu urine sekunder. Urine sekunder nanti berlanjut ke
distal melalui lengkung henle (reabsorpsi air).
c. Augmentasi
Transport aktif yang memindahkan zat-zat tertentu dari darah dalam kapiler
peritubuler, keluar melewati sel-sel tubuler menuju ke cairan tubuler, dan masuk ke
dalam urine. Augmentasi terjadi di tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal, dan duktus kolektivus. Augmentasi meliputi ion hidrogen, asam hipurat,
amonia, kreatinin, dan ion kalium. Augmentasi mengeluarkan darah bersifat racun,
yang membawa adalah pembuluh kapiler.
Penyimpanan Sementara Urine dan Berkemih
Urine dari duktus kolektivus menuju ke pelvis renalis, selanjutnya mengalir
melalui ureter, dan masuk ke vesika urinaria (kandung kemih). Kontraksi peristaltik
otot polos dinding ureter mendorong urine dari ginjal ke kandung kemih. Dari
kandung kemih, urine mengalir ke uretra, selanjutnya lubang luar dibuang keluar
tubuh. Peristiwa pembuangan urine disebut mikturisi, yang merupakan gerak refleks
yang dapat ditahan atau dikendalikan oleh saraf pusat di otak.
61
Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Urine
1) Faktor Internal
a. Hormon ADH, yang dihasilkan oleh hipotalamus dalam otak, disimpan, dan
dibebaskan oleh kelenjar pituitari.
b. Hormon insulin, yang dihasilkan oleh sel beta pada pancreas. Insulin tersebut
berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah.
c. Sistem renin-angiotensin-aldosteron, dihasilkan oleh aparatus juksta glomerulus untuk
merespon tekanan dara rendah, konsentrasi natrium rendah, dan kehilangan air.
2) Faktor Eksternal
a. Suhu lingkungan
b. Jumlah air yang diminum
c. Alkohol
Karakteristik Urine
1) Sifat fisik urine
a. Volume urine yang dihasilkan orang dewasa yang sehat sekitar 800 - 2.500 mL/hari
b. Berwarna kuning pucat sampai dengan kuning tua
c. Berat jenis urine 1,003 – 1,035 g/cm3, bersifat agak asam dengan pH rata-rata 6 atau
sekitar 4,7 – 8
d. Berbau khas, cenderung berbau amonia setelah didiamkan
2) Komposisi urine
Urine terdiri atas 95% air dan zat-zat terlarut, diantaranya zat buangan nitrogen (urea),
benda keton (hasil metabolisme lemak), asam hipurat, toksin, zat kimia asing, pigmen,
enzim, vitamin, hormon, dan zat elektrolit.
B. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar yang beratnya sekitar 1,5 - 2,0 kg. Hati
berfungsi sebagai alat ekskresi karena membantu fungsi jantung dengan cara memecah
beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat
yang akan disekresikan ke dalam urine. Hati terletak di dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di atas lambung (hampir sejajar) dan di bawah diafragma.
62
Hati dibagi menjadi dua lobus besar, yaitu lobus kanan (lobus dekstra) dan
lobus kiri (lobus sinistra). Lobus kanan memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan lobus kiri. Lobus kanan dibagi menjadi 2 lobus yang lebih kecil yaitu
lobus kaudatus dan lobus kuadratus . Lobus kaudatus terletak disisi belakang lobus
kanan dan membungkus pembuluh darah balik utama (vena cava inferior) sedangkan
lobus kuadratus terletak di bawah lobus kaudatus dan mengelilingi kantung empedu.
Hati dibungkus oleh jaringan ikat padat, yang disebut kapsula hepatika. Setiap lobus
terdiri atas sejumlah lobulus (unit hepar) yang berbentuk poligonal (limas segi lima
atau segi enam) yang dipisahkan oleh percabangan dari kapsula hepatika, yang disebut
kapsula glison.
Selain lobus, pada hati juga terdapat :
1. Ligamen
a. Ligamen Falsiformis : Ligamen ini membatasi lobus kanan dan kiri, dan menyangga hati
bagian depan karena terhubung ke dinding perut bagian depan.
b. Ligamen Koroner : Ligamen yang menyangga bagian atas hati.
2. Lobulus, Lobulus merupakan unsur terkecil yang menyusun hati. Di dalam lobulus
terdapat banyak pembuluh darah yang dikaitkan oleh saluran bernama sinusoid.
Sinusoid terdiri dari dua macam sel utama, yaitu sel kupffer dan hepatosit. Sel kupffer
berperan dalam menyaring sel darah merah. Sementara hepatosit berperan dalam
hampir semua fungsi hati, mulai dari metabolisme, pencernaan, hingga penyimpanan.
3. Saluran Empedu, yaitu saluran penghubung hati dan kantong empedu.
4. Pembuluh Darah, Pada hati terdapat vena portal hepatika yang membawa darah kaya
nutrisi dari usus dan limpa menuju hati. Dan arteri hepatik yang membawa darah beroksigen
dari jantung. Hati memiliki susunan pembuluh darah yang dinamakan hepatic portal
vein system. Oleh karena itu, hati bisa menyaring sel darah sebelum menyalurkannya
ke seluruh tubuh dan mengembalikannya ke jantung.
Di dalam hati, hemoglobin pada sel darah merah yang sudah rusak akan diuraikan
menjadi globin, zat besi, dan senyawa hemin. Zat besi akan disimpan di dalam hati atau
dialirkan menuju sumsum tulang belakang (untuk membuat generasi sel darah berikutnya),
sedangkan globin digunakan untuk membentuk sel darah merah baru dan metabolisme
63
protein. Sementara itu, senyawa hemin akan diubah menjadi zat warna pada empedu,
yaitu bilirubin dan biliverdin.
Fungsi umum hati adalah sebagai pengatur keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit, sebagai organ penyaring obat-obatan dan racun dari tubuh. Sebagai
kelenjar, hati berfungsi untuk :
Menghasilkan empedu, cairan yang berasal dari perombakan sel darah merah yang
sudah tua dan disimpan dalam kantung empedu atau dialirkan ke duodenum. Sekresi
empedu, berfungsi membantu pencernaan lemak, mengaktikan lipase, membantu
absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak dapat larut di dalam air menjadi
larut.
Menghasilkan hormon trombopoietin, albumin, dan angiotensinogen.
Menghasilkan enzim arginase, glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat
transferase, dan laktat dehidrogenase.
Menyimpan glikogen, lemak, zat besi, zat tembaga, serta vitamin A, D, dan B12.
Mengaktifkan vitamin D.
Fagosit bakteri yang dilakukan oleh makrofag sel Kupffer.
Degradasi hormon insulin dan beberapa hormon lain.
Degradasi amonia menjadi urea.
C. Kulit
Kulit adalah organ terluas yang menutupi permukaan tubuh. Fungsi kulit yaitu,
ekskresi, perlindungan (dari mikroorganisme, sinar matahari, iritasi kimia, gangguan
mekanik), pengaturan suhu badan, metabolisme, komunikasi.
Struktur Kulit
A. Epidermis
Bagian terluar kulit yang terdiri dari sel epitel pipih yang tersusun sangat rapat dan
mengalami keratinasi. Keratin adalah protein keras, anti air untuk melindungi kulit.
Tidak memiliki pembuluh darah dan sangat tebal di area telapak tangan dan kaki.
Epidermis terdiri atas 5 lapisan:
64
1) Stratum korneum : Lapisan epidermis paling atas yang terdiri atas sel yang tidak
hidup. Lapisan akan diganti tiap 15-30 hari oleh sel dibawahnya.
2) Stratum lusidum : Lapisan jernih dan transparan, terdiri dari 4-7 sel pipih tidak berinti
yang mati atau sekarat.
3) Stratum granulosum : Terdiri dari 3-5 lapisan sel bergranula keratohialin sang
perkusor dalam pembuatan keratin.
4) Stratum spinosum : Lapisan sel tanduk (spina) yang memiliki tonjolan penghubung
intraseluler
5) Stratum basalis : Lapisan sel yang melekat pada jaringan ikat dari dermis. Diantara sel
stratum basalis terdapat melanosit yang memproduksi melanin, sebagai pewarnaan
kulit dan pelindung dari sinar uv.
B. Dermis
Dipisahkan membran dasar yang tersusun dari dua jringan ikat.
Lapisan papilar, jaringan ikat renggang dengan fibroblas, sel mast, dan makrofag.
Papila kulit ada yang menyerupai jari menonjol ke dalam lapisan epidermis,
mengandung banyak pembuuh darah dan reseptor sensor taktil (sentuhan).
Lapisan retikuler, jaringan ikat ireguler rapat, kolagen dan serat elastik.
C. Hipodermis (subskutaneus)
Lapisan yang mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat
di bawahnya. Banyak mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf.
Kelenjar pada Kulit
a. Kelenjar keringat, terdapat di dermis.
Ekrin, kelenjar keringat tubuler sederhana dan berpilin, tidak berhubungan dengan
folikel rambut, tersebar ke seluruh tubuh terutama dahi, telapak tangan, dan telapak
kaki. Sekresinya mengandung air yang membantu pendinginan suhu tubuh.
Apokrin, kelenjar keringat besar dan bercabang dengan penyebaran yang terbatas,
seperti pada ketiak, areola payudara, area genital. Sekresi ini menimbulkan bau karena
bakteri.
65
b. Kelenjar sebaseus, mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut .
Sebum merupakan campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan pecahan sel.
Berfungsi sebagai pertahanan dari evaporasi
Kulit sebagai pengatur panas
1) Pemancaran, dilepas ke udara di sekitar
2) Pengaliran atau konveksi, mengalirnya udara panas lalu digantikan dengan udara
yang lebih dingin
3) Konduksi, panas dialihkan ke benda yang tersentuh kulit
4) Penguapan atau evaporasi, panas dikeluarkan bersama keringat lalu keringat keluar
Kontrol pengeluaran panas
Jika suhu tubuh tinggi, pembuluh darah akan melebar, alirann darah ke permukaan
kulit meningkat, dan kelenjar keringat menajdi aktif dalam menyerap air, urea
dangaram sehinga dikeluarkan dalam bentuk keringat. Penguapan meningkat dan suhu
badan turun. Jika suhu tubuh rendah, pembuluh darah akan menyempit dan
mengurangi aliran darah ke permukaan kulit sehingga pembentukan keringat tidak
aktif.
Faktor pembentukan keringat antara lain
1) Suhu lingkungan
2) Aktivitas tubuh
3) Emosi
4) Kondisi psikis
5) Suhu tubuh
Gangguan pada Sistem Ekskresi
1) Ginjal
1) Glikosuria
Adalah sekresi glukosa ke dalam urine sehingga menyebabkan dehidrasi
karena banyak air yang akan tereskresi ke dalam urine.
66
2) Albuminuria
Adalah penyakit yang terjadi akibat ginjal tidak dapat melakukan proses
penyaringan, terutama prenyaringan protein. Gangguan ini disebabkan oleh
kerusakan pada glomerulus.
3) Batu Ginjal
Penyakit ini karena adanya pengendapan pada rongga ginjal atau kandung
kemih. Endapan dapat berupa senyawa kalsium dan penumpukan asam urat.
Kelainan metabolisme, sering menahan buang air kecil, dan kurang minum
dapat menyebabkan timbulnya penyakit batu ginjal.
4) Diabetes
a) Diabetes Millitus (kencing manis)
Diabetes millitus ada 2 tipe, yaitu tipe 1 biasanya dimulai pada saat remaja
dan diabetes millitus tipe 2 yang dimulai pada saat dewasa. Diabetes
millitus tipe 1 ditandai oleh kurangnya sekresi insulin akibat sel beta
pancreas tidak memproduksi insulin. Sedangkan diabetes millitus tipe 2
sekeresi insulinnya mungkin normal bahkan meningkat namun, terjadi
penuruan kepekaan sel sasaran insulin.
b) Diabetes Insipidius
Adalah penyakit yang ditandai produksi urine berjumlah banyak dan
encer, yang disertai dengan rasa haus. Penderita disarankan minum banyak
air sehingga tidak terjadi dehidrasi.
5) Gagal ginjal
Adalah kegagalan ginjal dalam memproduksi urine. Gagal ginjal juga dapat
disebabkan oleh kerusakan glomerulus, sehingga proses penyaringan tidak
dapat dilakukan.
6) Uremia
Adalah keadaan toksik saat darah mengandung banyak urea karena kegagalan
fungsi ginjal dalam membuang urea keluar dari tubuh.
67
2) Hati
1) Penyakit hati (liver), Paling sering disebabkan oleh infeksi virus, Amoeba
penyebab disentri, cacing, plasmodium penyebab malaria, dan Toxoplasma sp.
2) Sirosis hati, adalah berubahnya sel-sel hati menjadi jaringan ikat fibrosa,
sehingga kehilanagan fungsinya. Sirosis dapat disebabkan oleh minnuman
keras, serta Hepatitis B dan Hepatitis C.
3) Hemokromatosis, adalah kelainan secara genetik yang menyebabkan tubuh
terlalu banyak menyerap zat besi dari makanan sehingga zat besi banyak
tersimpan didalm organ-organ tertentu seperti hati, jantung, dan pankreas.
3) Kulit
1) Hiperhidrosis, keringat berlebih pada bagian tubuh tertentu, terjadi karena
penyakt atau psikis.
2) Anhidrosis, kulit tidak dapat berkeringat, karena luka bakar, penyakit dan
obat obatan
3) Bromhidrosis, keringat berbau, karena kelenjar keringat apokrin yang
bekerja lebih aktif
4) Pruvitus kutanea, gatal karena saraf iritasi, karena kencing manis, penyakit
kelenjar tiroid dan hati.
68
BAB 9 SISTEM KOORDINASI
9.1 Jurnal Belajar
Jurnal Belajar 1
Pada hari Jumat, 26 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google
Meet seperti biasanya. Awalnya saat jam 10 Bu Puspa megirimkan Power Point bab
sistem koordinasi di WhatsApp untuk kami pelajari terlebih dahulu, kemudian akan
segera membuka meet. 20 menit kemudian kita mulai belajar dengan Google Meet.
Diawal pembelajaran Bu Puspa membahas sedikit tentang hasil ulangan dan jurnal
belajar. Kemudian membahas tentang kakak kelas dan teman-teman KBC yang sudah
diterima di perguruan tinggi. Selanjutnya Bu Puspa menjelaskan tentang mekanisme
SNMPTN, setelah itu kita mulai membahas tentang sistem koordinasi. Pada sistem
koordinasi ada sistem saraf, sistem hormon, sistem indra, dan NAPZA. Bu Puspa
meminta Louis menerangkan tentang fungsi sistem kordinasi, yaitu mengatur untuk
melakukan. gerakan yang bersumber dari rangsangan yang diterima oleh indra dalam
bentuk impuls. Sel saraf (neuron) yaitu struktur terkecil pada sistem koordinasi, Rania
meenjelaskan tentang struktur neuron yaitu badan sel, dendrit dan akson. Kemudian
Thezar menjelaskan tentang bagian-bagian akson. Bu Puspa menambahkan penjelasan
bahwa neuron yang satu berhubungan dengan neuron yan lain, penghubungnya yaitu
sinapsis. Neuron dikelompokkan menjadi 2 yaitu berdasarkan fungsi (sensor, motor, dan
konektor) dan berdasarkan juluran (multipolar, bipolar, dan unipolar). Pertemuan
selanjutnya kita akan membahas tentang sistem saraf pusat.
Kesan dan Pesan : Pembelajaran hari ini terasa singkat tetapi banyak informasi yang
bisa saya dapatkan dari penjelasan yang diberikan Bu Puspa dan teman-teman. Bu Puspa
memberi pesan kepada kami untuk mempersiapkan kemana kami akan melanjutkan
pendidikan, Bagi yang belum berkesempatan SNMPTN jangan berkecil hati, masih ada
SBMPTN dan harus memepersiapkan dari sekarang. Jangan lupa juga untuk selalu
bersedekah.
69
Jurnal Belajar 2
Pada hari Rabu, 31 Maret 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi hanya melalui WhatsApp, karena hari ini Bu Puspa sedang ada
workshop. Bu Puspa hanya memberikan kami tugas di Google Clasroom untuk membuat
analisis mengenai sel saraf, Sistem Saraf Pusat (SSP), dan Sistem Saraf Tepi (SST).
Hasil kerja kemudian harus dikumpul di Google Classroom sebelum batas waktu yang
sudah ditentukan yaitu jam 16.00.
Kesan dan Pesan : Ketika mengerjakan tugas saya agak bingung mengenai bagian
pertama yaitu sel saraf. Apakah saya harus menganalisis glia dan sinapsis juga? Tetapi
setelah saya baca perintahnya lagi, ternyata memang hanya sel saraf saja. Setelah saya
yakin, saya mulai mengerjakan tugasnya dan segera mengumpulkan ketika sudah selesai.
Jurnal Belajar 3
Pada hari Jumat, 9 April 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi hanya melalui WhatsApp, karena hari ini guru-guru sedang ada
kerja bakti di sekolah. Sehingga, Bu Puspa hanya memberikan kami tugas mandiri di
Google Clasroom untuk membuat analisis mengenai struktur dan fungsi 5 indera sebagai
sistem koordinasi. Hasil kerja kemudian harus dikumpul di Google Classroom sebelum
batas waktu yang sudah ditentukan yaitu besok pada pukul 16.00.
Kesan dan Pesan : Saya mulai mengerjakan tugasnya hari itu juga, tetapi karena sedang
ada keperluan saya baru mengumpulkan tugas tersebut ketika sudah selesai
yaitu.keesokan harinya.
70
Jurnal Belajar 4
Pada hari Jumat, 16 April 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi. Setelah tidak ada meet selama 3 pertemuan hari ini kami meulai
pembelajaran lagi dengan membahas tentang SSP. Pertama Bu Puspa membahas tentang
tugas-tugas yang sudah dikerjakan di Google Classroom. SSP ada 2 yaitu otak dan sum-
sum tulang belakang. Ada lapisan meningitis yang melindungi otak. Ia mengatur sistem
koordinasi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ghina menjelaskan 1 bagian otak yaitu
serebrum. Penjelasan Ghina ditambahkan oleh Rania. Medula oblongata ada dibagian
tengkuk. Setiap bagian otak punya fungsi masing-masing yang ada hubungannya dengan
SST. Engeline menjelaskan tentang medulla spinalis (sum-sum tulang belakang).
Persamaan otak dan sum-sum tulang belakang adalah dua-dua nya menyokong SSP,
komposisi nya sama hanya letaknya yang beda.
Otak mengontrol gerakan sadar medulla gerakan refleks. Bagian dalam komposisi
putih dan ungu yang banyak mengambil peran dalam sistem koordinasi adalah bagian.
Proses gerak sadar, pertama datang rangsangan diterima oleh reptor dilanjutkan ke sel
saarf sensori dibawa ke otak, reflex rangsangan, resptor, sensori dibawa ke sum-sum
tulang belakang, konektor, motoric, dan efektor sehingga terjadi sebuah tanggapan. Tidak
akan pernah terjadi salah pengiriman pada orang normal. Apabila ada seseorang penderita
struke ingin pegang botol tetapi dia tidak bisa, artinya gangguannya ada di motorik
tanggapannya lambat. Engeline bertanya tentang jurnal belajar, Bu Puspa menjawab
jurnal wajib dibuat kalau ada meet, apabila tidak ada meet boleh buat maupun tidak.
Kesan dan Pesan : Materi yang telah dipaparkan oleh Bu Puspa dan teman-teman cukup
jelas, namun ada beberapa penyampaian yang saya kurang paham maksudnya. Saya akan
banyak membaca menegnai SSP (Sistem Saraf Pusat).
71
Jurnal Belajar 5
Pada hari Rabu, 28 April 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti pembelajaran
biologi dengan Bu Puspa, Pada hari ini kami belajar menggunakan Google Meet seperti
biasanya. Hari ini kami akan membahas mengenai Hormon, Adastra diminta membaca
tentang hipofisis. Hubungan hormon dengan sistem saraf/koordinasi dijelaskkan oleh
Aaliyah, walaupun ada sistem saraf kalau tidak ada homon pendukun koordiansi tidak
akan berjalan. Tiroid dijelaskan oleh Rania, Paratiroid dijelaskan oleh Engeline, Afif
memaparkan tentang pancreas, yaitu salah satu kelenjar yang memproduksi insulin.
Dampak Hormon itu untuk mempercepat sebuah proses jadi akan sangat berpengaruh jika
tidak ada hormone dalam tubuh kita. Candyle memberikan kata-kata penting mengenai
adrenal, pineal, timus, ovarium, testis, dan plasenta. Kemudian melanjutkan sistem
indera, Candyle menjelaskan tentang indra penglihatan (mata), Shofa menjelaskan
tentang indra pendengar (telinga). Rizky Adelia menjelaskan tentang indra penciuman
(hidung), Jika semua tersampaikan dengan baik tanpa ada penghalang maka rangsangan
penciuman dapat tersampaikan dengan baik. Raisya menjelaskna indra peraba (kulit),
Kulit memiliki rangsangan yang berbeda-beda yang dibagi berdasarkan letaknya. Pada
lidah terdapat apila sebagai kuncup pengecap.
Kesan dan Pesan : Saya kurang dapat memahami materi karena beberapa teman
menerangkan materi dengan terlalu cepat. Saya cukup kebingungan hari ini karena harus
menmbuat jurnal sedangkan harus tetap memperhtaikan yang mana malah membuat saya
tiidak fokus. Saya akan mencoba untuk lebih fokus kedepannya.
72
9.2 Tugas-Tugas
Portofolio 1
Analisis Sistem Koordinasi
1. Sel Saraf (Neuron)
Neuron merupakan unit fungsional sistem saraf, berukuran panjang sekitar 39 inci.
Neuron yang satu berhubungan dengan neuron lainnya. Penghubung antar neuron ini
disebut dengan sinapsis.
Strukturnya Sel saraf (neuron) terdiri atas :
1) Badan sel
Berfungsi untuk mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Badan sel
memiliki nukleus di bagian tengah dan nukleolus yang menonjol. Nukleus tidak
memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
2) Dendrit
Merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang dan
berfungsi untuk menerima impuls dari sel lain untuk dikirimkan ke badan sel
3) Akson
Merupakan juluran sitoplasma yang panjang atau cabang tunggal berbentuk
silindris yang berasal dari badan sel. Ujung akson yang bercabang berfungsi untuk
mengirimkan impuls ke neuron lainnya. Akson dibungkus selubung mielin. Bagian
akson tanpa mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi untuk mempercepat
jalannya impuls. Mielin ditutupi oleh selubung Schwann (neurilema).
Berdasarkan fungsinya, neuron dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
Neuron sensor (aferen), berfungsi menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat
saraf (otak atau sumsum tulang belakang).
Neuron motor (eferen), berfungsi menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ
motor (otot) atau kelenjar.
Neuron konektor (interneuron), berfungsi menghubungkan antar neuron.
Berdasarkan strukturnya, neuron dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu :
Neuron multipolar, memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih. Contohnya,
neuron motor di otak dan medula spinalis (sumsusm tulang belakang).
Neuron bipolar, memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson. Contohnya, neuron
pada organ indra seperti mata, hidung, dan telinga.
73
Neuron unipolar (pseudounipolar), merupakan neuron bipolar yang tampak hanya
memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya berfusi. Contohnya,
neuron pada embrio dan fotoreseptor mata.
2. Sistem Saraf Pusat (SSP)
SSP meliputi otak (serebral), yang dilindungi oleh tulang tengkorak dan sumsum
tulang belakang (medula spinalis), yang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang.
Keduanya dilapisi jaringan ikat yang disebut meninges, yang terdiri atas:
Pia meter, lapisan terdalam yang halus dan tipis, mengandung pembuluh
darah, serta melekat pada otak atau medula spinalis.
Araknoid, lapisan tengah dan mengandung sedikit pembuluh darah.
Dura meter, lapisan terluar yang tebal dan luas, terdiri atas dua lapisan.
Lapisan terluar melekat pada kranium.
Otak dan medula spinalis memiliki substansi abu-abu dan substansi putih
Substansi abu-abu, bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medula
spinalis.
Substansi putih, bagian dalam otak dan bagian luar medula spinalis.
1) Otak
Otak tersusun dari 100 milyar neuron yang terhubung oleh sinapsis membentuk
anyaman kompleks.
a. Bagian-bagian otak
(1) Serebrum (otak besar). Mengisi bagian depan dan atas rongga tengkorak.
Bagian terluarnya tersusun dari substansi abu-abu disebut korteks serebral,
dan bagian dalamnya tersusun dari substansi putih disebut nukleus
(ganglia) basal.
Korteks Serebal
Teragi menjadi terbagi menjadi dua belahan yaitu sisi kanan dan kiri
yang dihubungkan oleh korpus kalosum.
Area Fungsional Korteks Serebral:
a) Area motor primer, Bagian lobus frontal dari girus presental,
mengendalikan kontraksi volunter. Di sisi anterior girus presental,
mengendalikan aktivitas motor seperti kemampuan mengetik. Area
Broca mengendalikan kemampuan bicara.
b) Area sensor korteks, meliputi area sensor (nyeri, tekanan, suhu, dan
setuhan), area visual (retina mata), area auditori (suara), area olfaktori
(penciuman), dan area pengecap.
74
c) Area asosiasi, meliputi area frontal (pusat intelektual dan fisik), area
somatik (pusat interpretasi), area visual (pusat interpretasi visual dan
auditori), dan area wicara Wernicke (pusat bahasa dan wicara).
Nukleus basal, merupakan pusat koordinasi motor.
(2) Diensefalon. Terletak di antara serebrum dan otak tengah, tersembunyi di
balik hemisfer serebral. Bagian-bagian diensefalon:
Talamus, berfungsi menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak
besar, serta berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.
Hipotalamus, berfungsi mengendalikan sistem saraf otonom (tak
sadar), pusat pengaturan emosi, dan memengaruhi keseluruhan sistem
endokrin (hormon).
Epitalamus, berperan dalam dorongan emosi. Terdaat badan pineal
yang berperan dalam fungsi endokrin.
(3) Sistem limbik (rinensefalon). Adalah cincin struktur otak depan yang
mengelilingi otak dan berfungsi dalam pengaturan emosi (tertawa, marah,
takut, menangis, dan tersipu), mempertahankan kelangsungan hidup, pola
perilaku sosioseksual, motivasi, dan belajar.
(4) Mesensefalon (otak tengah). menghubungkan pons dan serebelum (otak
kecil) dengan serebrum (otak besar), berfungsi sebagai jalur penghantar
dan pusat refleks, serta meneruskan informasi penglihatan dan
pendengaran.
(5) Pons Varolii (Jembatan Varol). Berfungsi untuk mengatur frekuensi dan
kekuatan bernapas.
(6) Serebelum (Otak kecil). Berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan,
kontrol gerakan mata, meningkatkan kontraksi otot, serta koordinasi
gerakan sadar yang berkaitan dengan keterampilan (mengetik, main piano).
(7) Medula Oblongata. Berfungsi dalam pengendalian ferkuensi denyut
jantung, tekanan darah, pernapasan, gerakan alat pencernaan makanan,
menelan, muntah, sekresi kelenjar pencernaan, dan mengatur gerak refleks
seperti bersin, batuk dan berkedip.
(8) Formasi Retikuler. Berfungsi untuk memicu dan mempertahankan
kewaspadaan serta kesadaran.
2) Medula spinalis (Sumsum Tulang Belakang)
Medula spinalis berfungsi untuk mengendalikan aktivitas refleks, komunikasi
antara otak dengan semua bagian tubuh, serta menghantarkan rangsangan
koordinasi antara otot dan sendi ke serebelum.
a. Sturktur bagian dalam (Substansi abu-abu)
Tanduk abu-abu posterior (dorsal), mengandung badan sel yang menerima
impuls melalui saraf spinal dari neuron sensor.
75
Tanduk abu-abu anterior (venrtal), mengandung neuron motor yang
aksonnya mengirimkan impuls melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.
Tanduk lateral substansi abu-abu, mengandung badan sel neuron sistem
saraf otonom.
Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan kanan
medula spinalis.
b. Sturktur bagian luar (Substansi putih)
Traktus sensor (asenden), berperan dalam penyampaian informasi dari
tubuh ke otak.
Traktus motor (desenden), berperan membawa impuls motor dari otak ke
medula spinalis dan dari saraf spinal menuju ke tubuh.
3. Sistem Saraf Tepi (SST)
SST meliputi saraf kranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari
medula spinalis.
1) Saraf Kranial
Saraf olfaktori (CN I), berfungsi sebagai persepsi indra penciuman.
Saraf optik (CN II), berfungsi sebagai persepsi indra penglihatan.
Saraf okulomotor (CN III), membawa impuls dari dan ke otot mata.
Saraf troklear (CN IV), membawa impuls dari dan ke otot sadak bola mata.
Saraf trigeminal (CN V), membawa impuls dari dan ke otot mastikasi, wajah,
hidung, dan mulut.
Saraf abdusen (CN VI), membawa impuls dari dan ke otot rektus lateral mata.
Saraf fasial (CN VII), membawa impuls ekspresi wajah, lidah, kelenjar air mata
dan saliva.
Saraf vestibulokoklear (CN VIII), menyampaikan impuls dari indra pendengaran
ke talamus dan lobus temporal otak.
Saraf glosofaring (CN IX), membawa impuls dari medula ke otot utuk bicara,
menelan, kelenjar liudah, rasa pada lidah.
Saraf vagus (CN X), membawa impuls ke organ pada toraks dan abdomen.
Saraf aksesori spinal (CN XI), membawa impuls ke otot faring, laring, trapezius,
dan sternokleidomastoid.
Saraf hipoglosal (CN XII), membawa impuls dari dan ke otot lidah.
2) Saraf Spinal
Berdasarkan arah impuls yang dibawa, SST dibagi menjadi divisi aferen
(membawa informasi dari reseptor ke SSP) dan divisi eferen (membawa instruksi
dari SSP ke organ efektor). Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik
dan sistem saraf otonom. Sistem saraf otonom berdasarkan fungsinya dibagi menjadi :
76
a. Sistem saraf simpatis
Serat saraf berasal dari bagian toraks dan lumbar medula spinalis. Serat
praganglion berukuran sangat pendek, dan memiliki badan sel. Serat
pascaganglion berukuran panjang. Serat pascaganglion mengeluarkan
neurotransmiter asetilkolin dan noradrenalin. Sistem simpatis mendorong
respons-respons mempersiapkan aktivitas fisik berat.
b. Sistem saraf parasimpatis
Serat saraf berasal dari area kranium (kepala) dan sakrum. Serat
praganglion berukuran lebih panjang daripada serat praganglion simpatis.
Serat pascaganglion berukuran sangat pendek. Serat pascaganglion
mengeluarkan neurotransmiter yang sama, yaitu asetilkolin sehingga disebut
serat kolinergik. Sistem parasimpatis mendorong fungis tubuh untuk istirahat
dan mencerna.
Portofolio 2
Analisis Sistem Endokrin (Hormon)
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi hormon.
Hormon adalah senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel-sel
atau jaringan tubuh. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf berfungsi mengatur
aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis, pertumbuhan, perkembangan seksual dan
siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi. Kelenjar endokrin pada manusia meliputi
hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, pineal, dan timus.
1. Hipofisis (pituitari)
Berbentuk oval, melekat di bagian dasar hipotalamus otak, sebesar kacang dan beratnya
sekitar 0,5 gram. Hipofisis terbagi menjadi 3, yaitu:
a. Hipofisis lobus anterior, menghasilkan hormon – hormon sebagai berikut :
1) Hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH), berfungsi untuk :
Mengendalikan pertumbuhan sel, tulang, dan pertambahan massa otot rangka.
Menyebabkan hati memproduksi somatomedin.
Mempercepat laju sintesis protein.
Menurunkan laju penggunaan karbohidrat.
Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi.
Abnormalitas sekresi GH :
Kerdil, jika kekurangan GH selama masa anak-anak sehingga pertumbuha
terhenti.
Gigantisme, jika kelebihan GH selama masa remaja sebelum penutupan cakram
epifisis menyebabkan pertubuhan tulang panjang berlebihan.
77
Akromegali, Pembesaran tulang yang tidak proposional akibat hiperseksi GH
selama remaja setelah penutupan cakram epifisis.
2) Hormon perangsang tiroid (Thyroid Stimulating Hormone/TSH), berfungsi untuk :
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kelenjar tiroid (gondok)
Laju produksi hormonnya (tiroksin)
Metabolisme sel.
3) Hormon adrenokortikotropik (Adrenocorticotropic Hormone/ACTH), berfungsi untuk
merangsang kelenjar korteks adrenal untuk menyekresi glukokortikoid.
4) Hormon gonadotropin:
Follicle Stimulating Hormone (FSH): menstimulasi pertumbuhan foliker ovarium
dan memproduksi hormon estrogen (wanita), menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan spermatozoa (laki-laki).
Luteinizing Hormone (LH): LH bekerjasama dengan FSH menstimulasi produksi
estrogen, berperan dalam ovulasi dan sekresi progesteron (wanita); menstimulasi
produksi androgen/testosteron (laki-laki)
5) Hormon prolactin (PRL), disekresikan pada saat hamil dan menyusui.
b. Hipofisis lobus intermedia
Menghasilkan endorfin (mengilangkan nyeri alamiah, merespon stres, dan
aktivitas seperti olahraga) dan Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) (merangsang
pembentukan seperti pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada
epidermis).
c. Hipofisis lobus posterior
Menghasilkan Antidiuretic Hormone (ADH) (menurunkan volume air yang hilang
dalam urine) dan Oksitosin (menstimulasi kontraksi otot polos pada saat melahirkan dan
pengeluaran ASI pada ibu menyusui).
2. Tiroid (kelenjar gondok)
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan triiodotironin. Hormon tiroksin
berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen,
meningkatkan pengeluaran energi panas, serta mengatur pertumbuhan dan perkembangan
normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf.
Abnormalitas sekresi tiroid :
Hipotiroidisme (penurunan sekresi hormon), menyebabkan penurunan
metabolisme, konstipasi, reaksi, mental lambat, dan peningkatan simpanan lemak.
78
Pada anak-anak menyebabkan kretinisme, pada orang dewasa menyebabkan
miksedema.
Hipertiroidisme (sekresi hormon berlebihan), menyebabkan peningkatan
metabolisme, berat badan menurun, gelisah, diare, frekuensi denyut jantung
meningkat, toksisitas hormone, dan penyakit Grave (pembengkakan jaringan dibawah
mata, bola mata jadi menonjol).
3. Paratiroid (kelenjar anak gondok)
Paratiroid menyekresi hormon parathormon (parathyroid Hormone/PTH). PTH
berfungsi untuk mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui :
Stimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang).
Pengaktivan vitamin D, untuk mengabsorpsi makanan.
Stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal.
Abnormalitas sekresi PTH:
Hiperparatiroidisme, menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan pelemahan
tulang.
Hipoparatiroidisme, menyebabkan penurunan kadar kalsium dalam darah,
peningkatan iritabilitas sistem neuromoskular, dan tetanus (kejang otot rangka).
4. Adrenal (suprarenalis/kelenjar anak ginjal)
Kelenjar adrenal terdiri atas korteks bagian luar dan medula di bagian dalam.
Kelenjar adrenal bagian medula menghasilkan hormon :
Adrenalin (Epinerfin), meningkatkan frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi
oksigen.
Noradrenalin (Norepinerfin), meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot
jantung.
Kelenjar adrenal bagian krteks menghasilkan hormon :
Aldosteron, mengatur keseimbangan air dan elektrolit.
Glukokortikoid, memengaruhi metabolisme glukosa, protein, lemak, dan menjaga
membran lisosom sehingga mencegah kerusakan jaringan.
Gonadokortikoid, (sebagai prekursor pengubahan testosteron dan estrogen oleh
jaringan lain.
Abnormalitas sekresi kelenjar adrenal:
Hiposekresi, menyebabkan penyakit Addison
Hipersekresi, menyebabkan peningkatan tekanan darah, cushing disease (kelemahan
otot, penumpukan lemak di leher dan wajah), sindrom adrinogenital, perempuan
dewas berkarakteristik pria (suara berat, rambut di wajah).
79
5. Pankreas
Sebagai endokrin menghasilkan hormone :
Glukagon, meningkatkan penguraian glikogen di hati menjadi glukosa, dan sintesis
glukosa dari sumber nonkarbohidrat dalam hati.
Insulin, menurunkan katabolisme lemak dan protein, menurunkan kadar gula darah,
serta meningkatkan sintesis protein dan lemak
Somatostatin, penghalang hormon pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon
dan insulin.
Polipeptida pankreas, hormone pencernaan yang dilepas setelah makan, fungsinya
belum diketahui.
Abnormaalitas sekresi kelenjar pankreas:
Defisiensi insulin menyebabkan diabetes mellitus.
6. Pineal (epifisis serebri)
Terletak di langit-langit otak, menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan
gonadotropin dan menghambat produksi melanin.
7. Timus
Berwarna kemerah-merahan, terletak di bagian posterior toraks di atas jantung.
Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun.
8. Ovarium, Testis, dan Plasenta
Ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Testis menghasilkan hormon
testosteron. Plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan
somatotropin.
Portofolio 3
Analis Sistem Indra
A. Indra Penglihat (Mata)
Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan
mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf. Bagian-bagian mata sebagai berikut.
Aksesori mata, meliputi:
Alis, untuk melindungi mata dari keringat.
Orbita, lekukan tulang berisi bola mata.
Kelopak mata, melindungi mata dari keringat dan debu.
Otot mata, untuk menggerakan mata ke arah vertikal, horizontal, dan
menyilang.
80
Air mata, untuk membasahi permukaan mata dan mempertahankan
kelembapannya.
Struktur mata
a. Lapisan luar bola mata, terdiri atas:
Tunika fibrosa, lapisan terluar yang keras.
Sklera, memberikan bentuk bola mata dan tempat pelekatan otot
ekstrinsik.
Kornea, untuk mentransmisi dan memfokuskan cahaya.
b. Lapisan tengah bola mata, tediri atas:
Koroid, untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya dan memberikan
nutrisi.
Badan siliari, mengandung pembuluh darah dan otot bersilia yang
berfungsi dalam akomodasi penglihatan (mengubah fokus objek).
Iris, mengendalikan diameter pupil.
Pupil, ruang terbuka pada iris untuk dilalui cahaya.
c. Lensa, struktur bikonveks yang bening di belakang pupil dan elastis.
d. Rongga mata, ruang anterior berisi aqueous humor (mengandung nutrisi
untuk lensa dan kornea) dan ruang posterior berisi vitreous humor
(mempertahankan bentuk bola mata dan posisi retina terhadap kornea).
e. Retina (selaput jala), lapisan terdalam, tipis, dan transparan.
Bagian luar, terpigmentasi dan menyimpan vitamin A
Bagian dalam, terdapat sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel-sel batang
berpigmen rodopsin, tidak sensitif terhadap warna, dan bekerja saat malam
hari. Sel-sel kerucut berpigmen iodopsin, sensitif terhadap warna, dan
bekerja saat siang hari.
Lutea makula, area bekas berwarna kekuningan terletak agak lateral dari
pusat.
Fovea sentralis (bintik kuning), merupakan pusat visual mata. Jika
bayangan benda tepat jatuh di bintik kuning, bayangan akan terlihat jelas.
Saraf mata, terhubung di sisi superior kelenjar hipofisis membentuk
kiasma optik.
Bintik buta, bagian yang tidak mengandung fotoreseptor.
1. Mekanisme Melihat
Cahaya yang dipantulkan oleh benda ditangkap mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
Intensitas cahaya yang sudah diatur oleh pupil, diteruskan menembus lensa
mata ke retina.
81
Daya akomodasi mata mengatur cahaya, agar tepat jatuh di bintik kuning
retina.
Pada bintik kuning, impuls cahaya disampaikan oleh saraf optik ke otak.
Cahaya akan diinterpretasikan sehingga kita bisa mengetahui apa yang kita
lihat.
Mata normal : Dapat memfokuskan cahaya tepat pada bintik kuning.
Titik jauh: Jarak benda terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas.
Titik dekat: Jarak benda terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas.
2. Adaptasi terhadap Gelap dan Terang
Adaptasi terhadap gelap dan terang adalah penyesuaian penglihatan secara
otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak dari tempat
gelap ke tempat terang, atau sebaliknya. Dalam cahaya terang, semua rodopsin akan
terurai dengan cepat dan hanya tersisa sedikit untuk membentuk potensial aksi dalam
sel batang. Berpindah tempat dari terang ke gelap akan membutuhkan waktu untuk
menyintesis ulang rodopsin agar dapat melihat jelas pada kondisi gelap. Sintesis
rodopsin dan iodopsin memerlukan vitamin A, sementara vitamin B untuk
mendukung fungsi sempurna retina dan jaringan saraf. Pupil berfungsi sebagai jalan
masuknya cahaya ke mata, pupil akan melebar dalam ruang gelap dan menyempit
dalam ruang terang.
3. Gangguan/ Kelainan Mata
Miopia (rabun dekat), tidak dapat melihat benda yang jaraknya jauh.
Hipermetropia (rabun jauh), tidak dapat melihat benda yang jaraknya dekat.
Presbiopia, tidak dapat melihat benda yang jaraknya dekat maupun jauh.
Kebutaan, tidak dapat melihat.
Kerabunan, melihat dengan samar-samar.
Rabun senja, tidak dapat melihat dengan jelas pada sore hari.
Buta warna, tidak mampu mempresentasikan warna.
Katarak, lensa mata menjadi buram.
Astigmatisma, ketidakteraturan lengkung-lengkung permukaan bias mata.
Mata juling (strabismus), memandang pada dua titik yang berbeda.
B. Indra Pembau (Hidung)
Hidung memiliki kemoreseptor olfaktori yang berfungsi menerima rangsangan
berupa bau atau zat kimia yang berbentuk gas. Epitelium olfaktori mengandung sel
penunjang, sel basal, dan sel olfaktori.
1. Mekanisme menghidu (mencium bau): gas masuk ke hidung larut pada
selaput mukosa merangsang silia sel reseptor rangsangan diteruskan ke otak
untuk diolah jenis bau dapat diketahui.
82
2. Gangguan Indra Pembau:
Hiposmia dan anosmia, hiposmia yaitu indra penciuman kurang mampu
mencium bau. Anosmia yaitu indra penciuman yang sama sekali tidak dapat
mencium bau.
Hiperosmia, lebih peka terhadap bau-bauan.
Sinusitis, yaitu radang tulang-tulang tengkorak di sekitar hidung yang
berongga dan berisi udara.
Polip, pembengkakan jaringan yang terjadi di dalam hidung dan
mengeluarkan banyak cairan/lendir.
C. Indra Pengecap (Lidah)
Lidah memiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap (taste bud) yang terdapat
pada papila lidah, palatrum (langit-langit) lunak, epiglotis, dan faring.
Berdasarkan bentuknya papila ludah dibedakan menjadi empat macam:
Papila filiformis, tidak mengandung kuncup pengecap.
Papila fungiformis, mengandung lima kuncup pengecap pada setiap.
Papila sirkumvalata, mengandung 100 kuncup pengecap.
Papila foliata, mengandung sekitar 1.300 kuncup pengecap.
Kuncup pengecap terdiri atas sel-sel penunjang dan sel sensor (sel pengecap) yang
berambut. Area kepekaan pada lidah sebagai berikut.
Pengecap rasa manis, terdapat di bagian ujung lidah.
Pengecap rasa asin, terdapat pada hampir seluruh area lidah.
Pengecap rasa asam, terdapat di bagian samping lidah agak ke belakang.
Pengecap pahit, terdapat di bagian belakang pangkal lidah.
D. Indra Pendengar (Telinga)
Mampu mendeteksi gelombang bunyi/suara, serta berperan oenting dalam
kseimbangan dan menentukan posisi tubuh.
Struktur telinga:
a. Telinga bagian luar, meliputi:
Pinna/aurikula, yaitu daun kartilago yang menangkap gelombang bunyi untuk
diteruskan ke kanal auditori eksternal (meatus).
Membran timpanum (gendang pendengar), merupakan perbatasan antara
bagian luar dengan bagian tengah telinga yang berbentuk kerucut.
b. Telinga bagian tengah, rongga berisi udara yang terletak di dalam tulang
temporal, meliputi bagian-bagian:
Tabung eustachius, berfungsi menyambungkan tekanan udara kedua sisi
timpanum.
83
Osikel auditori, meliputi tiga tulang pendengaran untuk mengarahkan
getaran, yaitu maleus (martil), inkus (landasan), dan stapes (sanggurdi).
c. Telinga bagian dalam, terletak di dalam tulang temporal, meliputi:
Labirin osea (labirin tulang), terdiri atas vestibula, kanalis simisirkularis,
dan koklea. Koklea terdiri dari skala vestibuli, skala timpani, dan skala media.
Labirin membranosa, berisi cairan endolimfa, terdiri atas dua kantong, yaitu
utrikulus dan sakulus yang dihubungkan oleh duktus endolimfa.
1. Mekanisme Mendengar : Gelombang bunyi ditangkap daun telinga menjalar
ke kanal auditori eksternal membantuk getaran pada membran timpanum
menjalar ke osikel auditori ke fenestra vestibuli terbentuk gelombang
tekanan pada perilimfa skala vestibuli menjalar ke skala timpani
menyebabkan getaran pada membran basilar sel-sel rambut melengkung
memicu impuls saraf menjalar ke serabut saraf vestibulokoklear (CN VIII)
ke korteks auditori di otak bunyi diinterpretasikan.
2. Peran Telinga dalam Keseimbangan (Ekuilibrium)
Ekuilibrium statis, adalah kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya
gravitasi jika tubuh dalam keadaan diam. Reseptor yang berperan adalah
makula, yang terdiri atas sel penunjang dan sel rambut. Kumpulan sel rambut
membentuk masa gelatin yang mengandung otolit. Jika posisi kepala tegak
lurus, otolit berada di puncak sel rambut. Jika kepala miring arah otolit
berubah dan sel rambut melengkung mengakibatkan aktivasi sel-sel reseptor
selanjutnya ditransmisi ke saraf vestibulokoklear.
Ekuilibrium dinamis, kesadaran akan posisi kepala saat merespons gerakan.
Reseptor yang berperan adalah ampula yang berisi krista, pada duktus
semisirkular.
Krista terdiri atas sel penunjang dan sel rambut yang menonjol membentuk
lapisan gelatin kupula.
3. Gangguan Indra Pendengar
Tuli (tuna rungu), tidak mampu untuk mendengar.
Furunkulosis, munculnya bisul pada meatus (liang telinga).
Otitis media, infeksi telinga.
Mastoiditis, infeksi yang menyebabkan sel-sel tulang mastoid berongga.
E. Indra Peraba (Kulit)
Kulit memiliki reseptor sensor untuk mentransduksi stimulus dari lingkungan
menjadi impuls saraf. Reseptor sensor pada kulit, sebagai berikut.
Korpuskula Pacini, mendeteksi tekanan yang dalam (kuat) dan getaran, terdapat
pada jari, telapak tangan dan kaki.
84
Korpuskula Meissner, mendeteksi rangsangan berupa sentuhan, terdapat pada
papila dermis, terutama pada ujung jari, bibir, papila mamae, dan genitalia luar.
Cakram Merkel, mendeteksi sentuhan dan sebagai reseptor raba yang
beradaptasi lambat, dapat ditemukan pada kulit yang tidak berambut (misalnya
pada ujung jari) dan di antara folikel rambut pada epidermis.
Korpuskula Ruffini, reseptor tekanan dan tekanan di sekitar jaringan ikat,
terdapat di dermis.
Ujung bulbus Krause, mendeteksi tekanan sentuhan, kesadaran posisi, dan
gerakan. Terdapat di bibir dan genitalia luar, serta bagian dermis yang
berhubungan dengan rambut.
Ujung saraf bebas, mendeteksi rasa nyeri, sentuhan ringan, dan suhu. Terdapat
menyebar di jaringan tubuh, merupakan reseptor sensor utama pada kukit.
85
BAB 10 SISTEM REPRODUKSI
10.1 Jurnal Belajar
Jurnal Belajar 1
Pada hari Rabu, 5 Mei 2021 kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 mengikuti
pembelajaran biologi dengan Bu Puspa. Sebelumnya kami telah melaksanakan
ulangan harian sistem koordinasi. Hari ini kami akan memasuki bab baru, masih
ada 2 bab yang belum dipelajari namun, waktu nya tidak cukup karena akan ada
libur hari raya ditambah lagi setelahnya langsung dilaksanakan ulangan akhir
semester. Bu Puspa membahas mengenai ulangan kemarin dimana ternyata
banyak siswa yang nilai nya tidak terlihat karena ulangan kemarin menggunakan
eclass jadi sistem nya sedikit berbeda. Bu Puspa juga membahas untuk nilai
raport yang pertama diambil adalah nilai keaktifan dalam pembelajaran disertai
kehadiran kemudian nilai tugas portofolio yang telah dikumpulkan.
Bu Puspa memberikan tugas akhir yaitu menggabungkan seluruh tugas
portofolio selama satu tahun pembelajaran dan dikumpulkan dalam bentuk di
jilid. Kemudian, Bu Puspa membahas mengenai lomba yang telah disampaikan
kepada kami beberapa minggu yang lalu. 20 menit terakhir Bu Puspa baru
memasuki materi sistem reproduksi. Materi ini merupakan salah satu materi yang
penting bagi kami terlebih kami yang sudah mulai memasuki usia remaja dan
harus memperhatikan organ reproduksi. 3 hal yang meliputi reproduksi laki-laki
adalah alat kelamin, hormon, dan proses pembentukan sperma
(spermatogenesis). Sedangkan pada perempuan ada 5 hal, yaitu alat kelamin,
hormon, proses pembentukan sel telur (oogenesis), siklus menstruasi, dan
pembentukan air susu (ASI). Adapula faktor keberhasilan wanita hamil
diantaranya sperma dan sel telur yang berkualitas, utnuk sel telur haru benar-
benar mateng serta kondisi uterus yang maksimal (sehat). Untuk tanya jawab
akan dilanjutkan pada pertemuan sebelumnya.
86
Kesan dan Pesan : Hari ini waktu lebih banyak digunakan untuk berdiskusi
sehingga kurang maksimal dalam membahas materinya yaitu sistem reproduksi.
10.2 Tugas-Tugas
Tidak ada tugas tertera.
87
BAB 11 SISTEM PERTAHANAN TUBUH
11.1 Jurnal Belajar
Jurnal Belajar 1
Pada hari Jum'at, 7 Mei 2021 kami melakukan pembelajaran Biologi. Hari
ini kami melakukan pembelajaran yang tidak biasa nya karena hari ini Bu
Puspa tidak menyalakan kameranya dan meminta kami untuk menyampaikan
satu kalimat yang berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh. Kami satu per
satu akan menyalakan kamera dan berbicara masing- masing dan tidak bolch
ada yang sama. Kami juga diminta untuk mencatat yang teman kami
sampaikan, sehingga kami akan memiliki 65 kalimat dari pembelajaran hari
ini. Kemungkinan ini akan menjadi pertemuan terakhir sebelum ulangan akhir
semester jadi kami tidak membahas secara detail dan lengkap, hanya inti-inti
nya saja.
Kesan dan Pesan: Ketika diberikan peritah untuk secara spontan
menyampaikan sebuah kalimat yang berhubungan dengan sistem imun saya
cukup panik, karena belum ada persiapan sama sekali. Tapi kemudian ketika
giliran saya, saya dapat melakukannya dengan baik.
11.2 Tugas-Tugas
Porofolio 1
1. Aaliyah : Sistem imunitas adalah sistem pertahanan yang berperan dalam
mengenal, menghancurkan, serta menetralkan benda-benda asing atau sel-
sel abnormal yang berpotensi merugikan bagi tubuh.
2. Albert : Fungsi sistem pertahanan tubuh.
88
3. Adastra : Alat yang menghalangi dalam imunitas bawaan.
4. Aldinan : Pertahanan non spesifik merupakan imunitas bawaan sejak lahir,
berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat.
5. Afif : Pertahanan non spesifik
6. Aldian : Pertahanan fisik, kimia, dan mekanis terhadap agen infeksi
meliputi, kulit yang sehat dan utuh, membran mukosa, cairan tubuh yang
mengandung zat kimia antimikroba, pembilasan oleh air mata, saliva, dan
urine.
7. Alfonsus : Kemampuan tubuh untuk menahan atau menghilangkan benda
asing serta sel sel abnormal disebut imunitas (kekebalan).
8. Ailman : Komponen respons imunitas spesifik
9. Alya R : Zat antimikroba nonspesifik yang diproduksi tubuh dapat bekerja
tanpa adanya interaksi antigen dan antibodi sebagai pemicu.
10. Alya H : Inflamasi adalah reaksi local jaringan terhadap ifeksi atau cidera
yang disebabkan terbakar, toksin, produksi bakteri, dan gigitan serangga.
11. Alya S : Dalam interaksi antibodi dan antigen, terdapat fiksasi komplemen
yaitu aktivasi sistem komplemen oleh antibodi.
12. Ashaz : Hipersensitivitas
13. Aurelia : Interaksi antibodi dan antigen ada fiksasi komplemen, netralisasi,
aglutinasi, dan presipitasi.
14. Boeih : Jenis imunitas yaitu imuntias aktif dan pasif.
15. Brandon : Mekanisme respons imunitas humoral
16. Cantika : Sel-sel yang terlibat dalam respons imunitas adalah sel B, sel T,
makrofag, dan sel pembunuh alami.
17. Candyle : Faktor-faktor yang memengaruhi sistem pertahanan tubuh.
18. Deswita : Mekanisme respons imunitas seluler ada ekstraseluler dan
intraseluler.
19. Dwi : Tanda-tanda lokal respon inflamasi yaitu kemerahan, panas,
pembengkakan, nyeri, atau kehilangam fungsi.
20. Dicky : Ekstraseluler atau jika antigen dicerna oleh makrofag terdiri dari
antigen, makrofag, MHC kelas 2, sel T.
89
21. Elvina: Makrofag dibedakan jadi 3 yaitu makrofag jaringan ikat, makrofag
dan prekursornya, dan sistem fagosit mononukleus.
22. Dina : Imunitas aktif dan pasif
23. Engeline : Gangguan sistem pertahanan tubuh meliputi hipersensitivitas,
penyakit autoimun dan imunodefisiensi.
24. Faisal : Fagositosis memiliki beberapa jenis makrofag.
25. Fajar : Pertahanan non spesifik
26. Fani : Faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh yaitu genetik,
fisiologis, stress, usia, hormon, olahraga, tidur, dan nutrisi.
27. Farren : Gangguan hipersensitivitas
28. Gabriel : Sistem pertahanan tubuh spesifik yaitu limfosit. Limfosit ada 2
macam yaitu Limfosit B dan Limfosit T.
29. Ghina : 3 jenis sel T efektor yaitu sel T sitotoksik, sel T penolong, sel T
supresor.
30. Gita : Mekanisme respons imunitas humoral
31. Ivan : Sel pembunuh alami yaitu sekumpulan limfosit non-T dan non-B
yang bersifat sitotoksik.
32. Juan : Hipersensitivitas/ alergi
33. Je Ivan : Penyakit autoimun adalah kegagalan sistem imunitas untuk
membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imunitas
menyerang sel tubuh sendiri.
34. Louis Imunodefisiensi adalah kondisi menurunnya keefektifan system
imunitas/ ketidakmampuan system imunitas untuk merespons antigen.
35. Khanza : Sindrom Stevens Johnson
36. Marcell : Imunisasi polio
37. Madinah : Jenis-jenis imunisasi dan penyakit yang dicegah.
38. Modestine : Tujuan akhir imunisasi
39. Andri : 5 kelas immunoglobulin, yaitu IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM.
40. Salman : Antigen
41. Fawwaz : Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
yaitu tidur.
90
42. Oasis : Imunisasi DPT
43. Rafi : Contoh defisiensi imun
44. Oriza : Kekebalan tubuh ada 2 yaitu aktif dan pasif.
45. Rafli : Magnesium diketahui dapat mendukung sistem kekebalan tubuh
yang sehat.
46. Zinedine : Respons kekebalan humoral melibatkan aktivasi sel B yang akan
menghasilkan antibodi dalam plasma darah dan limfa.
47. Raisya : Imunodefisiensi
48. Nadia : Vaksin adalah patogen yang mati atau dilemahkan atau toksin yang
telah diubah.
49. Rania : Imunisasi PCV untuk mencegah penyakit radang selaput otak,
infeksi darah.
50. Nanda : Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
yaitu nutrisi.
51. Naura : Pencegahan SSJ dengan tidak mengonsumsi obat-obatan
sembarangan.
52. Ruth : Imunisasi hepatitis A
53. Patricia : Imunisasi Campak, Tifoid
54. Samuel : Patogen
55. Raina : Contoh alergen yaitu spora kapang, serbuk sari, rambut hewan.
56. Raisha : Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
adalah pajanan zat berbahaya seperti bahan radioaktif.
57. Skylen : Makrofag berfungsi untuk menelan antigen atau bakteri untuk
dihancurkan secara enzimatik.
58. Sakhi : Pengendapan
59. Jason : Cara meningkatkan imunitas tubuh adalah perbanyak makan buah
dan sayur, berolahraga, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol, hindari
stress.
60. Thezar : Penyebab penyakit SSJ
61. Wahyu : Struktur antibodi tersusun atas dua macam rantai polipeptida yang
identik dimana terdapat dua rantai ringan dan dua rantai berat.
91
62. Yuniar : Salah satu faktor yang mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
adalah hormon.
92
REFLEKSI
PERISTIWA
Memasuki semester 3 agar siswa tetap aktif walaupun pembelajaran dilakukan
secara daring, maka dibuatlah inovasi oleh Ibu Puspani yaitu siswa membuat jurnal
secara mandiri pada setiap pertemuan. Jurnal ditulis berdasarkan pembahasan materi dan
apa saja yang tejadi pada saat pertemuan. Tidak hanya jurnal belajar siswa juga
diharuskan mengerjakan portofolio dengan materi yang sudah ditentukan. Tujuan
membuat portofolio ini adalah agar siswa bisa mengembangkan ilmu yang sudah
dipelajari selama proses pembelajaran.
PERASAAN
Selama menulis jurnal saya merasa senang karena lebih memahami materi-materi
yang diterangkan oleh guru dan teman-teman pada saat pembelajaran. Tugas-tugas yang
diberikan tentu memiliki manfaat tersendiri yaitu memudahkan saya untuk mengingat
materi yang telah dijelaskan bahkan dapat mengembangkan serta mendapat informasi
baru yang hanya akan saya dapat ketika mengerjakan tugas tersebut. Pasti ada kesulitan
dalam pengerjaannya tetapi saya tidak mengeluh karena saya tahu tugas-tugas itu sangat
bermanfaat bagi saya. Pembuatan portofolio ini juga mengajarkan saya banyak ilmu baru,
bukan hanya untuk saya tetapi juga akan bermanfaat bagi setiap orang yang
membacanya.
PEMBELAJARAN
Selama menulis jurnal belajar saya mempelajari metode lain untuk merangkum
materi, menulis jurnal juga mengajarkan saya untuk lebih fokus agar bisa menulisnya
dengan benar. Dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara langsung maupun
tidak langsung saya banyak mempelajari hal-hal baru. Begitu pula dengan pembuatan
portofolio ini, saya mendapat banyak informasi yang saya belum ketahui sebelumnya dan
pasti akan memberi informasi baru juga untuk yang membacanya.
93
PERUBAHAN
Selama menulis jurnal belajar saya cenderung menjadi lebih fokus dan teliti
karena mengamati apa saja yang terjadi selama pembelajaran. Saya juga merasa lebih
bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan, bagaimana saya harus bisa
mempertanggung jawabkan apa yang sudah saya tulis. Hingga penyusunan portofolio ini
saya juga merasa jadi pribadi yang lebih rajin. Harapan saya kedepannya adalah semoga
portofolio ini dapat bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.
94