The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kearifan lokal di Cikalongwetan salah satunya adalah konservasi air

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hasanahs139, 2024-03-10 23:53:27

Konservasi air

Kearifan lokal di Cikalongwetan salah satunya adalah konservasi air

Keywords: KA,Konservasiair

JUDUL MODUL PENYUSUN Siti Hasanah, S. Pd. Yuyun Yousmillah, S. Si. Sopa Marwah, S. Pd. Windy Ayu Karunia, S. Pd. Ulfatu Arif, S.Si Yuli Yuliana, S.Pd Fahira Salsabila, S. Pd. Putri Elina, S.Pd. Arista Dina Rahmata, S.Pd. Nursalmah Faturrahmah, S. Pd.


DAFTAR ISI PENYUSUN DAFTAR ISI JUDUL TEMA BESAR A. Potensi Cikalong Wetan B. Tema Kearifan Lokal C. Kaitan Tema yang Dibahas dengan ESD D. Rangkuman PENDAHULUAN A. Identitas Modul B. Capaian Pembelajaran C. Alur Tujuan Pembelajaran D. Rancangan Kegiatan Pembelajaran EVALUASI REFLEKSI DIRI DAFTAR PUSTAKA


KONSERVASI AIR DI WILAYAH CIKALONG WETAN A. Potensi Air Di Cikalong Wetan Air memiliki peranan yang penting dalam menunjang keberlangsungan makhluk hidup termasuk manusia. Seiring dengan pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan air baik kualitas maupun kuantitas. Oleh sebab itu, perlu pengelolaan dan pemanfaatan air dalam pendistribusiannya melalui sistem yang terkoordinasi dengan baik antara masyarakat dengan pemerintah pemegang kebijakan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1 Begitu pentingnya masalah air untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup rakyat dan kepentingan industri sehingga timbul persoalan dari berbagai kepentingan sehingga perlu penataan melalui perangkat peraturan perundang-undangan yang dapat mewujudkan tujuan ketertiban umum. Fungsi air yang mengalami penurunan bahkan cenderung mengalami kerusakan bukan hanya berdampak pada penurunan kualitas dan kuantitas air tetapi juga berdampak pada keseimbangan lingkungan. Kondisi setiap wilayah resapan air tidak sama, ada yang memiliki kualitas air tanah masih stabil bahkan beberapa wilayah memiliki kondisi sumber daya air yang kritis akibat penggunaan dan pemanfaatan air tanah yang tidak diatur volumenya sehingga berdampak terhadap sulitnya mendapat air bersih atau kualitas air bersih yang tidak baik akibat pencemaran dan kerusakan di wilayah tersebut.Di Kabupaten Bandung Barat ternyata masih menyimpan pesona alam yang masih belum banyak diketahui masyarakat luas. Wilayah KBB yang dikelilingi dengan sumber daya alam, tepatnya di Kampung Cilangkop Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat memiliki surga yang masih tersembunyi bernama mata air Sendang Geulis Kahuripan. (obyek wisata baru di Cikalong Wetan mata air Sendang Geulis Kahuripan). B. Sumber Mata Air Di Cikalong wetan Terdapat 7 (tujuh) sumber mata air potensial di Kecamatan Cikalong Wetan, yaitu: 1. MA Ciangkeub 2. MA Cikahuripan 3. MA italaga 4. MA Cisaladah 5. MA Cipeuti 6. MA Cikuruntug 7. MA Cigandalintang


(Sumber: Khaerunnisa, M., Burhanudin, H.. 2017.) C. Tradisi Untuk Menjaga Konservasi Air Di Cikalong wetan


Wilayah KBB yang dikelilingi dengan sumber daya alam, tepatnya di Kampung Cilangkop Desa Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat memiliki surga yang masih tersembunyi bernama mata air Sendang Geulis Kahuripan. Mata air Sendang Geulis Kahuripan tersebut kini menjadi objek wisata pemandian yang secara wilayah berada di kawasan Perhutani RPH Bandung Utara yang dikelola langsung oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kearifan lokal sudah sejak dahulu diwariskan oleh nenek moyang yang dipakai sebagai pedoman dalam bersikap dalam berperilaku sebagai interaksi dengan lingkungan. Kearifan lokal D. Data Populasi Penduduk dan Keterkaitannya dengan Kebutuhan air Berikut ini merupakan data populasi penduduk yang ada di Cikalong wetan beserta kebutuhan air yang digunakan di setiap wilayahnya.


E. Ekosistem Konsep sentral ekologi adalah ekosistem. Dalam hal ini, sistem adalah komponen-komponen yang bekerja secara teratur sebagai satu kesatuan. Sehingga ekosistem dapat diartikan sebagai sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi. (Hutagalung. RA, 2010) Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. (Hutagalung. RA, 2010) Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorgnisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem control yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. (Campbell NA. Reece JB, 2009) Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu: (Aryulina D. et al, 2004) 1) 1. Ekositem Akuatik (Air) Terdiri dari: a. Ekosistem air tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. b. Ekosistem air laut ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. c. Ekosistem estuari (muara) Merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas


tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. d. Ekosistem pantai merupakan ekosistem yang ada di kawasan pesisir, ciri dari ekosistem ini adalah Memiliki garis pantai yang permanen dan juga terjaga dengan baik, Terdapat ekosistem mangrove di sekitar pantai, Terdapat pola usaha budidaya air payau, Berperan sebagai rumah bagi aneka jenis makhluk hidup dan bisa menjadi sumber kehidupan bagi manusia yang tinggal di sekitaran pantai tersebut (Fatma Desy, 2016). Terdapat tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal. e. Ekosistem sungai Adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba. f. Ekosistem terumbu karang terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih. g. Ekosistem laut dalam biasanya memiliki kedalaman lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. h. Ekosistem lamun (sea grass) adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan menghasilkan biji. Lamun juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.


2. Ekosistem Terestrial (Darat) Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh temperatur dan curah hujan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas manusia. Terdapat berbagai macam ekosistem terestrial, antara lain: a. Ekosistem hutan terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geofrafisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembaban tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu. b. Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan curah hujan 40–60 inci per tahun, tetapi temperatur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika, namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa dan hyena. c. Ekosistem padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropic ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular. d. Ekosistem gurun Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm per tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia,


semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nocturnal lain. e. Ekosistem hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak). f. Ekosistem taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musi gugur. g. Ekosistem tundra Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin. h. Ekosistem karst (batu gamping/gua) Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain. 3. Ekosistem Buatan Adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. (Aryulina D. et al, 2004). Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan, adalah Ekosistem bedungan Ekosistem hutan tanaman produksi, seperti jati dan pinus Agro ekosistem sawah tadah hujan, sawah irigasi, perkebunan sawit Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa Ekosistem ruang angkasa. (Hutagalung. RA, 2010) F. Komponen Biotik dan Abiotik Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ini terjadi oleh karena


ada arus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi antara komponen dalam ekosistem tersebut. 1. Biotik adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme). Komponen biotik adalah suatu komponen yang menyusun suatu ekosistem selain komponen abiotik (tidak bernyawa). Komponen biotik dari suatu ekosistem dapat diklasifikasikan menurut jenis perolehan energi, yaitu: a. Autotrof yaitu organisme yang memproduksi makanan mereka sendiri dari sumber energi, seperti matahari, dan senyawa anorganik. b. Heterotrof yaitu organisme yang mengkonsumsi organisme lain sebagai sumber makanan. Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a. Heterotrof (Konsumen) Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. b. Pengurai (dekomposer) adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. 2. Abiotik Adalah komponen tak hidup, komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau ligkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu: (Campbell NA. Reece JB, 2009) a. Suhu, proses biologi dipengaruhi suhu. Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperature dalam tubuhnya. b. Air, Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.


c. Garam, Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi. d. Cahaya matahari, Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhan tertekan. e. Tanah dan batu, Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah. f. Iklim, Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim global, regional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu. Yang termasuk komponen abiotik, antara lain: a. Energi matahari menyediakan hampir semua energi untuk ekosistem. b. Zat anorganik, misalnya, sulfur, boron, cenderung untuk berputar melalui ekosistem. c. Senyawa organik, seperti protein, karbohidrat, lipid, dan molekul kompleks lainnya, membentuk hubungan antara komponen biotik dan abiotik dari sistem. F. Pengertian Air bersih dan Air Sehat Air bersih merupakan air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan yang dinamakan air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tahapan proses pengolahan memenuhi syarat kesehatan dan langsung diminum. Pengertian Air Bersih Menurut Who Air bersih adalah jenis sumber daya berupa air yang bermutu baik dan dimanfaatkan oleh manusia untuk kehidupan sehari-hari termasuk sanitasi. Menurut WHO, air domestik adalah air bersih yang digunakan untuk keperluan domestik seperti konsumsi, air minum dan persiapan makanan. Apa itu air bersih dan sehat? Air yang bersih yaitu air yang tidak berbau, warnanya jernih, tidak berasa, tidak terpapar oleh sinar matahari langsung dan tidak memiliki endapan di bagian bawah air.


G. Siklus Air Pernahkah kalian memperhatikan air hujan yang turun dari langit? Dari manakah air yang ada di langit tersebut? Mengapa meskipun hujan terjadi setiap tahun di Indonesia, jumlah air cenderung tetap bahkan berkurang? Air merupakan salah satu senyawa yang memiliki siklus atau daur. Di alam unsur-unsur kimia beredar melalui komponen biotik dan kembali lagi ke lingkungan. Proses tersebut terjadi berulang ulang dan tak terbatas. Pada bagian ini, akan dibahas beberapa daur yang terjadi di alam di antaranya siklus air, siklus karbon, siklus, dan siklus nitrogen. Air merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Air memiliki siklus seperti pada Gambar . Air yang ada di permukaan Bumi akan mengalami penguapan (evaporasi) saat terkena sinar Matahari membentuk awan. Penguapan air juga terjadi pada daun tumbuhan yang disebut transpirasi. Selanjutnya awan tersebut akan mengalami kondensasi dan turun ke Bumi dalam bentuk hujan (presipitasi). H. Macam-macam Pencemaran air Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup organisme. Air dimanfaatkan manusia untuk kehidupan sehari-hari sebagai air minum, memasak makanan, mandi, mencuci, irigasi, industri, perikanan, pembangkit tenaga listrik dan rekreasi. G. Rangkuman Di wilayah Kabupaten Bandung Barat ternyata masih menyimpan pesona alam yang masih belum banyak diketahui masyarakat luas. Wilayah KBB yang dikelilingi dengan sumber daya alam, tepatnya di Kampung Cilangkop Desa


Ganjarsari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat memiliki surga yang masih tersembunyi bernama mata air Sendang Geulis Kahuripan. (obyek wisata baru di Cikalong Wetan mata air Sendang Geulis Kahuripan). Selain sendang geulis di Kecamatan Cikalongwetan juga terdapat sumber mata air potensial, yaitu: MA Ciangkeub, MA italaga, MA Cisaladah, MA Cipeuti, MA Cikuruntug, MA Cigandalintang. dari mata air inilah penduduk di wilayah Kecamatan Cikalongwetan mendapatkan sumber air yang bisa disalurkan ke penampungan air untuk disebarkan ke rumah-rumah penduduk. Mata air yang ada di Cikalongwetan merupakan suatu bentuk Ekositem , penggabungan dari setiap unit biositem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisiksehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi siklus matei. Mata air ini tidak terlepas dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh disekitar mata air tersebut, bila kita ingin mempertahankan kelangsungan dari mata air ini kita juga harus mempertahankan kelestarian lingkungannya.


PENDAHULUAN A. Identitas Modul Mata Pelajaran : IPA / Biologi Kelas : VII (SMP)/ X (SMA) Alokasi Waktu : Judul Modul : Konservasi Air B. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase D, Pada fase ini, peserta didik mengimplementasikan pemahaman terhadap konsep- konsep yang telah dipelajari untuk membuat keputusan serta menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi pencemaran dan perubahan iklim. Pada akhir fase E, peserta didik memiliki kemampuan untuk responsif terhadap isu-isu global dan berperan aktif dalam memberikan penyelesaian masalah. Kemampuan tersebut antara lain mengamati, mempertanyakan dan memprediksi, merencanakan dan melakukan penelitian, memproses dan menganalisis data dan informasi, mengevaluasi dan merefleksi, serta mengkomunikasikan dalam bentuk projek sederhana atau simulasi visual menggunakan aplikasi teknologi yang tersedia terkait dengan energi alternatif, pemanasan global, pencemaran lingkungan, nano teknologi, bioteknologi, kimia dalam kehidupan sehari-hari, pemanfaatan limbah dan


bahan alam, pandemi akibat infeksi virus. Semua upaya tersebut diarahkan pada pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs). Melalui keterampilan proses juga dibangun sikap ilmiah dan profil pelajar pancasila C. Alur Tujuan Pembelajaran SMP: 1. Melalui tayangan video, peserta didik dapat mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya. 2. Melalui tayangan video, peserta didik diharapkan mampu menganalisis pengaruh manusia terhadap ekosistem dan keanekaragman hayati. 3. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan pentingnya konservasi keanekaragaman hayati 4. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diharapkan mampu merancang salah satu kegiatan konservasi air secara sederhana. 5. Melalui kerja sama kelompok, peserta didik diharapkan mampu membuat produk sebagai salah satu kegiatan konservasi. SMA: 1. Peserta didik dapat menganalisis peranan komponen-komponen ekosistem dalam aliran energi dan daur biogeokimia. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya, dan menghubungkannya dengan upaya konservasi air, serta dapat merancang upaya-upaya mencegah dan mengatasi kekurangan air, pencemaran dan perubahan iklim. 3. Peserta didik dapat membuat media/ charta daur Biogeokimia ( Siklus Nitrogen, Siklus Karbon, Siklus Sulfur, Siklus Posfor) 4. Peserta didik dapat menganalisis dan mengemukakan gagasan terkait pemecahan masalah perubahan lingkungan di daerahnya. 5. Peserta didik dapat mengenali sifat fisika dan kimia tanah serta hubungannya dengan organisme serta pelestarian lingkungan. D. Rancangan Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke-1 (40 Menit) Fase 1. Pertanyaan Mendasar 1. Untuk menarik perhatian dan motivasi peserta didik, guru menunjukkan video tentang kekeringan dan kekurangan air yang terjadi di wilayah sekitar dan menampilkan lahan/sawah yang terkena dampak dari kekeringan tersebut.


2. Peserta didik diarahkan oleh guru pada permasalahan “Upaya apa saja yang bisa kita lakukan untuk melakukan konservasi air, mencegah kekeringan dan kekurangan air?” (Critical Thingking). 3. Peserta didik membaca bahan ajar untuk mencari jawaban, “Apa yang bisa dilakukan untuk membantu memberikan pengaruh positif untuk konservasi air?” (4C-Communication, critical thinking) Fase 2. Mendesain Perencanaan Produk 1. Peserta didik bekerjasama dalam kelompoknya dan berdiskusi melalui LKPD yang sudah dibagikan tentang penyusunan desain perawatan sumber mata air di wilayah sekitar sekolah/tempat tinggal. 2. Peserta didik secara berkelompok, mengerjakam LKPD pada bagian mendesain produk mengisi kolom alat dan bahan yang diperlukan dan menentukan langkah kerja. (Gotong royong) Fase 3 . Menyusun Jadwal Pembuatan 1. Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pelaksaannya) 2. Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama. (collaborative) Fase 4. Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek 1. Peserta didik dalam kelompok menampilkan LKPD berisi hasil desain perancangan produk yang sudah dibagikan serta mengecek kesesuaian hasil desain perancangan produk dengan alat dan bahan yang dibawa oleh peserta didik. 2. Keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, realisasi perkembangan didampingi guru dan guru membimbing jika peserta didik mengalami kesulitan. Penutup 1. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan hasil akhir diskusi mengenai perencanaan projek, yang sesuai dengan standarisasi penanaman pohon serta merefleksi kegiatan belajar hari ini. 2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang memiliki kinerja baik. 3. Guru mengingatkan kembali alat dan bahan yang digunakan pada pertemuan selanjutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam Pembelajaran Ke-2 (120 menit) Pendahuluan


1. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam, lalu mengajak peserta didik berdo’a terlebih dahulu. (Religius) 2. Guru menanyakan kesiapan fisik dan psikis kepada peserta didik. 3. Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan konsep konsevasi dengan projek yang akan dibuat peserta didik dari hasil rancangan yang sudah dibuat pada pertemuan sebelumnya. 4. Guru menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaiannya. Kegiatan Inti Fase 5. Menguji Hasil (desain dari pertemuan 1 di hutan sekolah) 1. Peserta didik melakukan penanaman pohon sesuai dengan rancangan yang sudah dibuat dipertemuan sebelumnya. 2. Guru melakukan monitoring saat peserta didik melakukan penanam pohon di sekitar sumber mata air dan melakukan pembersihan di hulu air serta saluran air. Fase 6. Evaluasi Pengalaman Belajar 1. Guru membimbing proses pemaparan proyek (presentasi di depan kelas), dan menanggapi hasil produk dengan kelompok lain 2. Guru melakukan refleksi terhadap aktifitas dan hasil proyek yang sudah dilakukan oleh siswa. Penutup 1. Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan hasil akhir diskusi dan pembuatan projek, serta merefleksi kegiatan belajar hari ini. 2. Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang memiliki kinerja terbaik. 3. Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan assesment pada Quizziz 4. Guru menyampaikan materi selanjutnya, kemudian memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi tersebut. 5. Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam. Kegiatan Pengayaan dan Remedial Pengayaan 1. Peserta didik diberikan kegiatan untuk membaca dan menjelaskan materi pengaruh manusia terhadap ekosistem dan konservasi. 2. Peserta didik menjadi pendamping tutor sebaya bagi temannya yang remedial. Remidial Peserta didik mengulang dengan merangkum materi pengaruh manusia terhadap ekosistem dan konservasi beserta latihan soal yang belum dipahami melalui kegiatan tutor sebaya yang didampingi oleh peserta didik lain yang sedang melaksanakan pengayaan.


EVALUASI Pilihan salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perhatikan urutan berikut! 1) Air di permukaan bumi menguap melalui evaporasi 2) Uap air di atmosfer menjadi lebih padat 3) Tumbuhan melakukan transpirasi dalam bentuk uap air ke atmosfer 4) Angin menyebabkan awan mengalami presipitasi dalam bentuk hujan 5) Terjadi kondensasi 6) Air kembali ke permukaan bumi Urutan siklus air yang benar adalah A. 1-2-3-4-5-6 B. 1-2-5-3-4-6 C. 1-5-2-3-4-6 D. 1-3-5-2-4-6 E. 1-6-3-2-5-4 2. Di bawah ini yang bukan merupakan komponen abiotik adalah …. A. tanah B. mikroorganisme C. sinar matahari D. air E. udara Bagian evaluasi terdiri dari beberapa soal yang dibuat untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi. Soal terdiri dari tipe pilihan ganda dan esai. Soal pilihan ganda terdiri dari minimal 20 soal pilihan ganda


dan 5 soal esai. Di bagian akhir soal disertakan kunci jawaban dan pembahasannya yang dibuat dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. Kunci jawaban, pembahasan dan pedoman penilaian No. Kunci Jawaban Pembahasan 1. D 2. B Komponen abiotik adalah komponen materi yang tergolong makhluk tak hidup, misalnya : cahaya matahari, tanah, air, kelembaban , dan iklim. 3. 4. 5. dst. Sertakan juga rumus pemberian nilai untuk siswa dan konversi tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali 80 – 89% = baik 70 – 79% = cukup < 70% = kurang


REFLEKSI DIRI Refleksi diri mengacu pada Profil Pelajar Pancasila yang terdiri dari beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Refleksi diri dibuat untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang diajarkan guru menggunakan modul ajar ini. Berikut contohnya. Untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari di kegiatan belajar 2, jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada modul ini di tabel berikut. Tabel Refleksi Diri No. Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah Anda dapat menjelaskan siklus air ? 2. Apakah Anda dapat mengidentifikasi sumber air di Kecamatan Cikalong Wetan? 3. Apakah Anda dapat menyebutkan macam-macam pencemaran air? 4. Apakah Anda dapat menjelaskan upaya pencegahan pencemaran air? 5. Apakah Anda telah menjaga sumber mata air di lingkunganmu?


DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka ditulis menggunakan Font Cambria, huruf kapital, rata tengah dan ukuran 20 pt. Aryulina D. et al. 2004. Biologi SMA Untuk Kelas X. Jakarta: Esis. Campbell, et al. (2009). Biologi. San Fransisco: Pearson Hutagalung. RA, 2010. Ekologi Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Fatma, Desy. 2016. Ekosistem Pantai . Online. Diakses: 15 Agustus 2023 https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/laut/ekosistem-pantai ● Daftar pustaka disusun menggunakan APA Style ● Daftar pustaka harus disusun sesuai urutan abjad ● Penulis dilarang mengutip tanpa mencantumkan sumber Contoh Penulisan Daftar Pustaka Abson, D. J., Fischer, J., Leventon, J., Newig, J., Schomerus, T., Vilsmaier, U., von Wehrden, H., Abernethy, P., Ives, C. D., Jager, N. W., & Lang, D. J. (2017). Leverage Points for Sustainability Transformation. Ambio, 46(1), 30–39. https://doi.org/10.1007/s13280-016-0800-y Bengston, D. N., Potts, R. S., Fan, D. P., & Goetz, E. G. (2005). An Analysis of the Public Discourse About Urban Sprawl in the United States: Monitoring Concern About A Major Threat to Forests. Forest Policy and Economics, 7(5), 745–756. https://doi.org/10.1016/j.forpol.2005.03.010 Feindt, P. H., & Oels, A. (2005). Does Discourse Matter? Discourse Analysis in


Environmental Policy Making. Journal of Environmental Policy and Planning, 7(3), 161–173. https://doi.org/10.1080/15239080500339638 Hajer, & Versteeg. (2005). A Decade of Discourse Analysis of Environmental Politics: Achievements, Challenges, Perspectives. Journal of Environmental Policy and Planning, 7(3), 175–184. https://doi.org/10.1080/15239080500339646 Miles, M. B., Saldaña, J., & Huberman, A. M. (2019). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook (4th ed.). Sage Publications. ISBN: 9781506353081. https://us.sagepub.com/en-us/nam/qualitative-dataanalysis/book246128#resources


Click to View FlipBook Version