The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Selfia Mauliani, 2022-09-05 01:40:12

E-Modul Kelas X Sinkronik Diakronik membuat esai

Modul kelas X

MODUL

KONSEP SINKRONIS DAN DIAKRONIS DALAM SEJARAH

1. Identitas

Nama Mata pelajaran : Sejarah Indonesia X

Semester : 1 (satu)

Tahun Ajaran : 2021/2022

Alokasi waktu : 3 Jam Pertemuan (JP)

Kompetensi Dasar :

Capaian Pembelajaran Alur Tujuan Pembelajaran

Peserta didik di kelas X Fase E diharapkan 10.2 Peserta didik mampu memahami
mampu memahami konsep-konsep konsep diakronik dan sinkronik dalam
Sinkronis dan diakronis dalam sejarah. sejarah
Melalui kegiatan literasi. Diskusi dan
penelitain berbasis proyek kolaboratif
peserta didik mampu menjelaskan
penerapan konsep penerapan konsep
sinkronik dan diakronik dalam peristiwa
sejarah, mengkomunikasikannya dalam
bentuk tulisan esai, lisan atau dengan
menggunakan media lain. serta mereka
mampu menggunakan dan menganalisis
peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya.

INDIKATOR PEMBELAJARAN Indikator Pembelajaran
10.2.1 menjelaskan konsep sinkronik dan
Alur Tujuan Pembelajaran diakronik
Peserta didik mampu menjelaskan konsep 10.2.2 membedakan konsep sinkronik dengan
sinkronik dan diakronik dalam sejarah. diakronik

1

10.2.3 memberi contoh penerapan konsep
sinkronik dan diakronik dalam peristiwa
sejarah
10.2.4 membuat esai salah satu peristiwa
sejarah dengan menggunakan konsep
sinkronik
10.2.5 membuat esai salah satu peristiwa
sejarah dengan menggunakan konsep
diakronik

PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG BERKAITAN
Dengan mempelajari materi Konsep Sinkronik dan Diakronik dalam Sejarah, peserta didik
diharapkan dapat :

1. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia
Selalu bersyukur kepada Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa atas segala keberhasilan
pembangunan dan limpahan SDA dengan cara berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
sejarah.

2. Kebhinekaan Global
Membentuk kelompok diskusi di kelas tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan
budaya. Dengan pengamatan peristiwa bersejarah secara diakronis dan sinkronis

3. Mandiri
Memiliki inisitif ketika menyampaikan gagasan saat berdiskusi mengenai materi yang
sedang/telah dibahas

4. Kritis
Mengimplementasikan sikap kritis dengan menuliskan sumber ketika mengerjakan
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).

5. Kreatif
Mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dari guru dalam bentuk tulisan
sesuai kreativitas masing-masing peserta didik.

6. Gotong Royong

2

Mengerjakan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang diberikan oleh guru secara

kolaboratif dengan semangat gotong royong dan saling melengkapi satu sama lain

dalam kelompok.

INFORMASI UMUM

Model Pembelajaran Problem Base Learning

Pembelajaran Luring

Metode Pembelajaran Pemecahan masalah, diskusi, penugasan, dan

kolaborasi kelompok

Bentuk penilaian Asesmen Individu

● Penugasan LKPD

● Tes tertulis esay

● Keaktifan peserta didik

● Penilaian sikap peserta didik selama

kegiatan pembelajaran berlangsung

Asesmen Kelompok LKPD
● Presentasi dalam
● Penilaian hasil kerja
(mengkomunikasikan laporan
bentuk tulisan/media lain)

Alat dan Bahan Internet, Modul, Gadget, dan PC Komputer atau
laptop, spidol, whiteboard.
Media Pembelajaran PPT, Mind Mapping, Video Pembelajaran
Target Peserta didik Peserta didik regular

3

Persiapan Pembelajaran a. Membuat mindmapping materi (15 materi)
b. Mencari informasi dari berbagai literatur
Kegiatan pembelajaran
1. Peta Konsep Konsep berpikir sinkronis dan diakronis
dalam sejarah (90 menit)
c. Menyusun teknis kegiatan pembelajaran
peserta didik (15 Menit)
d. Menyusun asesmen (30 Menit)

Terlampir

4

KDegiaikartoannik KEGIATAN PEMBELAJARAN SinWkraokntiku
Pendahuluan Cara Berpikir dalam 15 Menit

Kegiatan Inti DeskrMipesmi KpeelgajiartiaSnejarah 10 Menit
Orientasi :

 Melalui kegiatan tatap muka, pendidik mulai
memasuki kelas

 Melakukan pembukaan dengan salam pembuka,
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum
memulai kegiatan pembelajaran

 Pendidik mulai dengan mengabsen peserta didik
satu persatu

 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam
mengawali kegiatan pembelajaran belajar kepada
peserta didik.

Apersepsi :
 Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan berdasar pengalaman
peserta didik dengan materi/tema/kegiatan
sebelumnya (Konsep berpikir Sinkronik dan
Diakronik)
 Mengingat kembali materi prasyarat dengan
mengajukan pertanyaan atau kegiatan Tanya-
jawab dua arah
 Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan

Motivasi :
 Apabila materi ini dikerjakan dengan baik dan
sungguh-sungguh dikuasai dengan baik, maka
peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi
tentang konsep berpikir sinkronik dan diakronik

Pemberian acuan :
 Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, materi pokok yaitu mengenai
konsep berpikir diakronis dan sinkronis
 Pendidik menyampaikan mengenai kontrak
belajar (kegiatan pembelajaran, tata tertib, dan
teknik assessment) yang digunakan pada
pertemuan hari ini

Stimulation
● Peserta didik melakukan kegiatan literasi pada

materi yang terdapat pada modul
● Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta

didik
“Apa yang kalian ketahui tentang konsep
berpikir sinkronik dan diakronik?”

“apa yang kalian ketahui mengenai menulis
essay?”

Data Collecting/ Pengumpulan Data 20 menit
● Guru membagi kelompok menjadi 5 kelompok 20 Menit

(disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-
masing)
● Peserta didik bergabung dengan kelompok
masing-masing secara heterogen (Kebhinekaan
Global)
● Setiap kelompok, mengumpulkan informasi,
yang diperlukan dengan melakukan literasi
digital dan non digital tentang konsep sinkronik
dan diakronik.
● Guru memberikan artikel mengenai peristiwa
sejarah Indonesia
● Peserta didik menganalisis artikel yang
diberikan oleh guru tersebut sehingga dapat
menambah pemahaman materi tentang konsep
sinkronik dan diakronik.

Data Processing/Pengolahan Data
● Secara berkelompok mengasosiasikan hasil

literasinya dengan penjelasan dari guru dengan
mengerjakan lembaran kerja peserta didik
(LKPD) yang telah dibagikan sambil mengulang
bahan bacaan yang diberikan.
● Peserta didik menjawab permasalahan
berdasarkan hasil literasi yang diberikan oleh
guru.

Verification/Pembuktian
● Setiap kelompok mempresentasikan haisl kerja

masing-masing secara bergantian
● Setiap kelompok dapat membadningkan hasil

kerja dengan kelompok lain
● Setiap kelompok mengkoreksi hasil kerja

masing-masing
● Kelompok yang telah menyelesaikan hasil kerja,

mendapat apresiasi. Sedangkan, kelompok yang
belum menyelesaikan hasil kerjanya diberi
motivasi.

Penutup Generalization/Menarik Kesimpulan 5 Menit
● Peserta didik membuat kesimpulan tentang

materi pembelajaran hari ini yaitu membuat esai
sejarah diakronik dan sinkronik
● Peserta didik mengerjakan lembar asesmen
formatif kognitif.

● Guru mengajak peserta didik untuk melakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran yang
sudah berlangsung (Lembar Refleksi terlampir)

● Guru memberikan peguatan dengan memberikan
pernyataan bahwa dengan belajar sejarah
melalui pemahaman konsep sinkronik dan
diakronik diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan daya berpikirnya dalam
memaknai peristiwa sejarah

● Guru menyampaikan topik rencana materi pada
pertemuan berikutnya

● Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengarahkan peserta didik untuk berdoa
sesudah belajar dan memotivasi peserta didik
untuk menjaga kesehatan.

Nama LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Kelas Konsep berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Sejarah
Mata Pelajaran :
:
: Sejarah

Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menjelaskan konsep sinkronik dan diakronik dalam sejarah
2. Peserta didik diharapkan dapat membedakan konsep berpikir sinkronik dan diakronik dalam sejarah
3. Peserta didik mampu memberi contoh penerapan konsep sinronik dan diakronik dalam peristiwa
sejarah
4. Peserta didik mampu membuat esai salah satu peristiwa sejarah dengan menggunakan konsep
sinkronik dan diakronik
5. Setelah mengikuti pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, responsive, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

1.1Pendahuluan
Literasi Bacaan (Gambaran umum)
A. Bacalah artikel ini dengan seksama!
Pengaruh Budaya Asing di Indonesia
Budaya asing merupakan budaya yang berasal dari negara lain, contohnya budaya

barat yang berasal dari negara-negara di benua Eropa, Amerika, Australia, ataupun negara-
negara yang identik dengan “kulit putih”. Ada juga budaya timur yang identik dengan
negara-negara yang berada di Asia Barat. Meskipun budaya asing yang masuk ke Indonesia
membawa pengaruh positif, akan tetapi ada juga pengaruh negatif yang diakibatkan oleh
budaya asing tersebut. Pengaruh negatif budaya asing yang masuk ke Indonesia
menyebabkan keguncangan budaya (cultural shock), masyarakat indonesia menjadi
individualistis, dan menyebarnya perilaku konsumtif.

Pertama, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan guncangan
budaya (cultural shock). Guncangan budaya yaitu masuknya suatu budaya baru ke dalam
budaya lain di suatu negara sehingga menyebabkan adanya perubahan mendadak dalam
budaya yang ada di negara tersebut. Budaya asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan
perubahan nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia.

Selain itu, budaya asing menyebabkan lemahnya budaya Indonesia karena masyarakat
Indonesia, khususnya kalangan muda, lebih tertarik dengan budaya asing dibandingkan
dengan mempelajari budaya dalam negeri. Guncangan budaya tersebut juga menyebabkan
adanya perubahan mendadak dalam cara berpakaian masyarakat Indonesia. Masyarakat
Indonesia yang sebelumnya berpakaian tertutup, sopan, dan rapi, sekarang banyak
masyarakat Indonesia, khususnya kalangan muda, yang memilih untuk berpakaian terbuka,
ketat, dan terlihat kurang sopan. Contohnya yaitu anak muda Indonesia senang memakai
pakaian ketat agar terlihat lebih modern.

Kedua, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan masyarakat
Indonesia menjadi individualistis. Sikap masyarakat Indonesia yang individualistis terlihat
sejak masuknya budaya asing di Indonesia. Masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di
daerah perkotaan, menjadi mempunyai pola pikir bahwa kepentingan diri-sendiri adalah hal
utama dibandingkan kepentingan orang lain. Sikap individualistis ini dapat melemahkan

budaya Indonesia, seperti budaya gotong royong dan memecahkan suatu permasalahan
bersama secara musyawarah.

Selain itu, sikap individualistis ini dapat melemahkan bahkan menghilangkan nilai-
nilai budaya Indonesia. Masyarakat Indonesia di mata dunia dikenal sebagai masyarakat
yang ramah, sopan, dan murah senyum. Akan tetapi, budaya asing yang memberikan
pengaruh sikap individualistis ini menyebabkan nilai keramah-tamahan masyarakat
Indonesia, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan, menjadi berkurang. Sebagai contoh,
sikap tegur sapa dan memberikan senyum akan jarang sekali ditemukan di daerah perkotaan
dibandingkan di daerah pedesaan.

Ketiga, pengaruh budaya asing yang masuk ke Indonesia menyebabkan masyarakat
Indonesia menjadi konsumtif. Perilaku konsumtif ini menyebabkan berubahnya pola pikir
masyarakat Indonesia menjadi matrealistis. Barang-barang mewah pun menjadi hal yang
primer bagi sebagian kalangan. Perilaku konsumtif ini dapat menyebabkan tidak dilihatnya
produk-produk dalam negeri. Masyarakat akan lebih memilih membeli produk-produk luar
negeri dengan harga yang lebih mahal dibandingkan membeli produk dalam negeri. Pola
pikir bahwa produk yang berasal dari luar negeri adalah lebih baik daripada produk dalam
negeri telah menyebar di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini akan berakibat pada
munculnya kesenjangan sosial.

Kesenjangan sosial muncul ketika terdapat perbedaan besar antara kesejahteraan
antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Dengan masuknya budaya asing yang
membawa pengaruh perilaku konsumtif akan menyebabkan masyarakat Indonesia yang
berada di kelas bawah akan semakin terpuruk yang merupakan tanda dari kesenjangan sosial.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia menyukai mengganti gadget lamanya dengan
membeli gadget keluaran terbaru agar mengikuti perkembangan zaman.

Artikel sumber : Pendidikanmu.com
1.2Kegiatan Inti

Jika kalian sudah memahami apa yang harus kalian lakukan dalam pembelajaran ini,
selanjutnya ikuti kegiatan belajar berikut dengan rasa ingin tahu, semangat, pantang
menyerah, kreatif dan inovatif.
1.3Uraian Materi
Pengertian Esai

Secara singkat, essay atau esai menurut Dalman adalah opini penulis tentang subjek
tertentu.

Menurut Wijayanti dkk., menyatakan bahwa essay merupakan karangan atau tulisan
yang menyampaikan kejadian yang terjadi di masyarakat atau lingkungan baik berupa fakta
atau pengalaman. Sifat esai adalah argumentatif dan subjektif karena isinya dapat berisi
pendapat penulis.

Pendapat lain dikemukakan oleh Widyamartaya, dkk dalam Yanma Hidayah. Esai
dipandang sebagai usaha untuk melahirkan pandangan mengenai suatu topik dengan bentuk
yang pendek serta dengan cara penuturan yang sebaik-baiknya. Poin terpenting dalam esai
bukan apa yang dibicarakan, melainkan bagaimana cara membicarakannya
(menjelaskannya).
Ciri-ciri Esai

1. Tulisan berbentuk prosa (paparan) yang ditulis dalam sejumlan paragraf. Essay bukan
puisi dan bukan pula prosa fiktif

2. Dibandingkan jenis karya tulis ilmiah lain, esay tidak terlalu panjang. Bisa dikatakan
relatif singkat. Namun isinya padat dan jelas. Isu atau topik yang dikaji umumnya
menarik, penting, dan kerap diperbincangkan

3. Bersifat subjektif tentang masalah aktual dengan menggunakan analisis, interpretasi,
dan refleksi

4. Gaya penulisannya bisa formal maupun informal dengan gaya khas penulis sesuai
dengan karakter penulisan sang penulis

5. Berisi pendapat, pandangan, pikiran, sikap, dan pendirian penulis dengan didasarkan
fakta, ketajaman gagasan, dan kekuatan argumentasi

6. Mempunyai tiga struktur umum yakni pendahuluan, isi, dan penutup
Penulis harus mampu menulis essay dengan logika yang runtut karena tulisan ini

bersifat argumentatif. Selain membahas sesuatu dengan menarik, penulis essay juga harus
menulis dengan masuk akal agar pembaca mudah memahami apa yang disampaikan.
Tujuan lainnya, tulisan essay bisa mempengaruhi pemikiran pembaca setelah membaca
ide-ide yang dijabarkan oleh penulis
Stuktur penulisan Esai

Terdapat tiga struktur utama dalam esai. Esai yang benar adalah yang memenuhi
struktur ini. Tiga struktur tersebut adalah:

1. Pendahuluan
Pendahuluan adalah pengantar kepada pembaca mengenai topik yang akan dibahas.

Bagian ini memudahkan pembaca untuk memahami isi esai.
Pada bagian pendahuluan, penulis mengungkapkan topik yang diangkat. Unsur

lainnya yang ada di pendahuluan adalah latar belakang penulis memilih topik

tersebut. penulis juga dapat menambahkan pendapatnya mengenai topik tersebut
secara umum. sementara penjelasan lebih lanjut dapat diterangkan pada bagian

selanjutnya.

2. Pembahasan
pembahasan adalah bagian inti essay. pada bagian inilah isi essay dijelaskan secara
rinci. Penulis menjelaskan sudut pandangnya mengenai topik yang dipilih. Terdapat

analisis dan interpretasi penulis terhadap topik tersebut

3. Penutup
Bagian terakhir adalah kesimpulan. Bagian ini berisi rangkuman dari pembahasan
yang ditulis. Dari semua penjelasan dan pandangan penulis, apa kesimpulannya?

Glosarium
Sinkronik adalah mempelajari sejarah dalam kurun waktu tertentu, tetapi dengan ruang
lingkup yang lebih luas.
Diakronik adalah berpikir secara menyeluruh dalam runtutan waktu yang panjang tetapi
terbatas dalam ruang.
Kronologis adalah urutan waktu kejadian.
Periodesasi adalah pengelompokan peristiwa-peristiwa sejarah ke dalam suatu babak, masa,
zaman atau periode tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama.

Penugasan!

1. Membuat esai salah satu peristiwa sejarah dengan menggunakan konsep sinkronik

2. Membuat esai salah satu peristiwa sejarah dengan menggunakan konsep diakronik


Click to View FlipBook Version