Di dalam lipatan-lipatan waktu dan geografi, tersembunyi suatu keajaiban yang menantang imajinasi, menyentuh hati, dan menggugah jiwa. Ijen Geopark, sebuah tempat di mana keindahan alam, kekayaan budaya, dan misteri geologi bertautan dalam harmoni yang memukau. Sampai hari ini, kita telah memandang bintang-bintang, menemukan kota-kota yang megah, dan menjelajahi lautan yang luas. Namun, ada suatu keindahan yang tersembunyi di balik langit biru dan batas-batas bumi yang tak terbayangkan—suatu tempat yang memancarkan pesona tersendiri yang tak tertandingi. Dalam halaman-halaman buku ini, kita akan melakukan perjalanan yang memikat melintasi Ijen Geopark. Kami akan mengajak Anda melampaui batas-batas geografi dan waktu, menuju tanah yang diisi dengan kekayaan alam yang menakjubkan, budaya yang mempesona, dan sejarah yang menyentuh hati.
Mulai dari kawah-kawah berapi yang menggugah rasa takjub, hingga hutanhutan yang memelihara keanekaragaman hayati yang langka, dan desa-desa yang memelihara tradisi dan kearifan lokal yang khas. Setiap geosite, biosite, dan culturesite di Ijen Geopark memiliki cerita uniknya sendiri, menanti untuk diungkapkan. Dalam buku ini, kami akan memimpin Anda melalui setiap sudut dan tikungan Ijen Geopark, mengungkapkan keindahan yang luar biasa, kekayaan yang tak ternilai, dan pesona yang tak terlupakan dari tempat yang kami panggil “rumah." Mari bersama-sama menggali misteri dan memahami keajaiban yang tersembunyi di Ijen Geopark, di mana setiap langkah adalah petualangan, dan setiap halaman adalah sebuah kisah yang menakjubkan. Selamat datang di Ijen Geopark—tempat di mana keajaiban alam dan keindahan budaya menyatu
- Wilayah B
BONDOWOSO -
KAWAH IJEN
Indonesia English
Blue Fire, yang menjadi salah satu daya Tarik pengunjung ke Kawah Ijen, terbentuk sebagai akibat dari terbakarnya gas yang keluar dari ventilasi gas di dalam kawah. Gas yang keluar ini memiliki temperature hingga 6000C, dan akibat kontak dengan udara sekitar kemudian terbakar dengan nyala api berwarna biru dan dengan ketinggian lidah api mencapai 5 meter. Sebagian dari gas itu dikondensasikan menjadi cairan sulfur yang tetap terbakar sewaktu menuruni lereng. Menurut Grunewald, Blue Fire juga telah tercatat dalam dokumen lama di Italia, yaitu terjadi di lereng selatan Gunung Vesuvius dan di Pulau Vulcano. Blue Fire juga teramati di gunung Dallol di belahan lain dunia yaitu di benua Afrika, tepatnya di Ethiopia. The Blue Fire, which is one of the attractions for visitors to the Ijen Crater, was formed as a result of burning gas coming out of the gas vents in the crater. The gas that comes out has a temperature of up to 6000C, and as a result of contact with the surrounding air it burns with a blue flame and with a flame height of up to 5 meters. Some of the gas is condensed into liquid sulfur which continues to burn as it descends the slope. According to Grunewald, Blue Fire has also been recorded in old documents in Italy, namely occurring on the southern slopes of Mount Vesuvius and on Vulcano Island. Blue Fire was also observed on Mount Dallol in other parts of the world, namely on the African continent, specifically in Ethiopia.
BLUE FIRE
ALIRAN ASAM KALIPAIT Sungai yang mempunyai potensi kandungan mineral tertentu dapat dijadikan studio alam untuk objek penelitian geokimia dan lingkungan. Kandungan asam sulfat menyebabkan pH air menjadi sangat rendah. Reaksi alami kandungan H2SO4 dengan CaCO3 (batu kapur) menghasilkan kristal gipsum CaSO4.2H2O dan CO2 yang mempunyai nilai ilmiah dan estetika. Gypsum dapat diproduksi dengan mereaksikan kapur tohor dalam bentuk slurry agar reaksinya lebih sempurna. Dari penelitian yang dilakukan BPPTK, setiap 1 liter air dapat menghasilkan 100 gram gipsum. Banyaknya kandungan multi unsur air asam pekat seperti sulfat, klorida, dan fluorida pada kalipait dapat dijadikan sebagai objek penelitian/studio alam yang mempunyai nilai ilmiah.
Rivers that have the potential for certain mineral content can be used as nature studios for objects of geochemical and environmental research. The sulfuric acid content causes the pH of the water to be very low. The natural reaction of H2SO4 content with CaCO3 (limestone) produces CaSO4.2H2O and CO2 gypsum crystals which have scientific and aesthetic value.Gypsum can be produced by reacting quicklime in the form of slurry so that the reaction is more perfect. From a study conducted by BPPTK, every 1 liter of water can produce 100 grams of gypsum. The large amount of concentrated acid water multi-element content such as sulfate, chloride, and fluoride in kalipait can be used as an object of research / natural studio which has scientific value.
KAWAH WURUNG
Wurung Crater area is formed from complex volcanic activity. In this area there are inner caldera volcanoes, including: G. Kawah Wurung, G. Genteng, G.Pendil, G. Pendlan, and G. Anyar which have become the objects of petrological and stratigraphic research. G. Kawahwurung is dominated by: base surge deposits with lithology in the form of tuff and lapilli. G. Pendil: sediment dropping and pyroclastic flow with lithology in the form of tuff and lapilli. G. Genteng, Pendlan, and G. Anyar: agglomerate-sized pyroclastic deposition to lapilli tuffs in the form of scorchia and lava scattering, and aa lava flow can be found. Based on petrographic analysis, volcanic rocks in the Ijen Caldera include gelasan, rocky tuff, basalt scoria, andesite scorchia, andesite lava, andesite lava scattering, and andesite bombs. The geochemical value of volcanic rock groups in the caldera is different from that of the caldera cliff volcanoes. It is estimated that groups of volcanoes in the caldera get magma supply from a magma chamber that is shallower than the caldera cliff volcanic groups
KOMPLEK MATA AIR PANAS BLAWAN
KOMPLEK MATA AIR PANAS BLAWAN
LAVA BLAWAN
Tari
Suktur
Suktur
Situs Megalitik