The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kisah para hewan memberikan banyak pesan moral yang bisa diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Ari Gustanti, 2024-05-13 09:27:31

Cerita Fabel Singkat Beserta Pesan Moralnya

Kisah para hewan memberikan banyak pesan moral yang bisa diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

Keywords: #ebook#hewan#ceritasingkat#fabel

Beberapa Cerita Fabel Singkat Beserta Pesan Moralnya


Referensi: Titik, Harsiati dkk. 2017. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Diakses 15 Februari 2022. Kumpulan Dongeng Cerita Fabel Anak Terbaik Dunia Dengan Pesan Moral [Daring]. Tautan: Kumpulan Cerita Dongeng Fabel Anak Terbaik Dunia Dengan Pesan Moral (dongengceritarakyat.com) Diakses pada 15 Februari 2022. A Collection of Kids Short Stories in English [Daring]. Tutan: https://www.vedantu.com/stories Diakses pada 6 Februari 2024. Sumber foto: “Si Kancil dan Buaya” – Free stories online. Create books for kids | StoryJumper


1. Cerita Fabel Tentang Gajah yang Baik Hati Siang hari itu suasana di hutan sangat terik. Tempat tinggal si Kancil, Gajah, dan hewan lainnya seakan terbakar. Kancil kehausan sambil terus berjalan mencari air. Di tengah perjalanan dia melihat kolam air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang dia langsung terjun ke dalam kolam. Tindakan Kancil sangat ceroboh, dia tidak berpikir bagaimana cara ke atas. Beberapa kali Kancil mencoba untuk memanjat, tetapi ia tidak bisa sampai ke atas. Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh si Gajah yang kebetulan melewati tempat itu. ‘’Hai, siapa yang ada di kolam itu?’’ ‘’Aku … Si Kancil, sahabatmu.’’


Kancil terdiam sesaat, mencari akal agar Gajah mau menolongnya, “Tolong aku mengangkat ikan ini.’’ “Yang benar kau mendapat ikan?’’ “Bener … benar! Aku mendapatkan ikan yang sangat besar.’’ Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah tetapi bagaimana jika naiknya nanti. “Kau mau memanfaatkanku ya, Cil? Kau akan menipuku untuk kepentingan dan keselamatanmu?’’ tanya Gajah. Kancil hanya terdiam, “Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran,’’ kata Gajah sambil meninggalkan tempat itu. Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Ia mulai putus asa. Semakin lama berada di tempat itu, Kancil mulai merasa kedinginan. Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar teriakannya. “Aduh gawat! Aku benar-benar akan kaku di tempat ini,” dia berpikir apakah ini karma karena dia sering menjaili teman-temannya. Tidak lama kemudian, tiba-tiba Gajah muncul kembali.. Kancil meminta tolong kembali. “Tolong aku, aku berjanji tidak akan jail lagi.” “Janji?” Gajah menekankan. “Sekarang apakah kamu sudah sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan merugikan binatang lain?’’ “Benar Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.’’ Gajah menjulurkan belalainya yang panjang untuk menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas. “Terima kasih, Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan kebaikanmu ini” ujar kancil saat sudah sampai di atas.


Sejak itu, Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi berbuat iseng seperti yang pernah ia lakukan pada binatang lain. Memang kita harus berhati-hati kalau bertindak. Jika tidak hati-hati akan celaka. Jika kita hati-hati kita akan selamat. Bahkan bisa menyelamatkan orang lain. Pesan Moral: Kita harus berhati-hati saat berperilaku agar selamat, dan bisa menyelamatkan orang lain.


2. Cerita Fabel Tentang Persahabatan Semut dan Merpati Suatu hari, seekor merpati melihat ada seekor semut yang terjatuh ke sungai. Semut itu berjuang sangat keras untuk berenang supaya tidak tenggelam. Melihat hal itu, Merpati tak hanya diam saja. Ia segera memetik sehelai daun di atas pohon dan dijatuhkannya ke atas sungai dekat dengan posisi semut yang hampir tenggelam. “Semut, cepat berenang dan naiklah ke atas daun ini!” teriak Merpati. Semut lantas berenang menuju daun dan naik di atasnya. Semut akhirnya selamat dan tidak tenggelam di sungai. “Terima kasih, Merpati! Kau telah menyelamatkan nyawaku!” ujar Semut. “Sama-sama, Semut!” ujar Merpati. Sejak saat itu, Semut dan Merpati pun menjadi sahabat.


Beberapa hari berikutnya, Semut yang sedang berjalan melihat sahabatnya, Si Merpati, sedang terbang dan hinggap di atas ranting pohon. Tiba-tiba, datang seorang pemburu yang langsung mengarahkan senapannya kepada Merpati. Semut yang ingin menyelamatkan Merpati, langsung menggigit kaki Si Pemburu. Pemburu tersebut kesakitan dan senapannya pun menembak melesat jauh dari Merpati. Merpati yang terkejut langsung terbang dan melihat sahabatnya Semut yang sedang menggigit kaki Pemburu. Merpati pun selamat dari bidikan pemburu. Kemudian, Merpati berucap, “Terima kasih ya, Semut! Kau telah menyelamatkan nyawaku!” Semut pun menjawab, “Terima kasih kembali, Merpati!” Pesan Moral: Berbuat baiklah kepada sesama dan biasakan sikap tolong-menolong antar sesama. Perbuatan yang baik pasti akan mendapat balasan yang baik pula. 3. Cerita Fabel Tentang Rubah dan Gagak


Suatu hari, di dalam hutan, ada seekor rubah yang melihat seekor gagak sedang terbang dengan sepotong daging di paruhnya. Sang Gagak lantas bertengger di dahan pohon. Rubah yang sejak pagi belum makan, ingin sekali mendapatkan daging tersebut. Ia pun berjalan hingga ke bawah pohon yang dihinggapi Gagak tadi. “Selamat siang, Nyonya Gagak yang cantik,” serunya. “Betapa mempesonanya penampilanmu hari ini. Matamu tampak cerah, paruhmu bersih dan bulumu berkilau.” Mendengar pujian itu, Gagak menoleh ke bawah. Senang sekali ia mendapati Rubah sedang mengaguminya di sana. Melihat reaksi Gagak, Rubah melanjutkan rencananya. Ia memuji Gagak lebih jauh lagi. “Melihat penampilanmu yang luar biasa, aku yakin suaramu pasti melebihi suara burung lain di hutan ini. Biarkanlah aku mendengar satu lagu darimu, Nyonya Gagak. Tentu akan terdengar sangat merdu!” ujar Rubah. Merasa tersanjung, Gagak mengangkat kepalanya dan bersiap membuka suara. Ia lupa, ada daging di paruhnya. Potongan daging yang jatuh ke tanah segera diambil oleh rubah, sementara Gagak terus saja bernyanyi. Ketika ia selesai bernyanyi dan Rubah sudah jauh pergi, Gagak baru menyadari apa yang telah terjadi. Ia menyesal, sudah lengah hanya karena dipuji. Pesan Moral: Kita perlu untuk bersikap waspada dan tidak lengah, karena bisa saja ada pihak yang ingin mengambil keuntungan atau mencelakai diri kita.


4. Cerita Fabel Tentang Bangau yang Angkuh Pada suatu pagi yang indah, terdapat seekor burung bangau yang berdiri di pinggiran sungai. Ia melihat ke arah sungai tersebut, terdapat ikan yang berenang di pinggiran sungainya. Hanya saja, menurut Bangau ikan tersebut tidaklah indah, kurus, kecil dan seperti tidak ada nutrisinya. Bangau pun berkata, “Aku tak akan memakan ikan–ikan kecil di pinggiran sungai itu. Mana mungkin bangau yang anggun dan indah sepertiku akan memakan ikan–ikan sekecil dan sekurus itu” Karena sudah bertekad demikian, ketika ikan–ikan kecil lewat di depannya Bangau pun memilih mengabaikannya. Ia tak mengambilnya satu pun. Bangau hanya menunggu sampai ikan–ikan yang lebih besar berenang di pinggiran sungai dan menurutnya cocok untuk dirinya yang anggun.


Tak berselang lama, terdapat seekor ikan besar lewat. Namun alih–alih mengambilnya, bangau pun bilang “Aku tidak mau ikan besar itu. Ia terlalu besar untukku” Sampai pada akhirnya, Bangau menunggu lagi dan lagi. Matahari pun mulai naik dan hari sudah mulai panas. Air menyurut dan ikan–ikan pun berenang ke tengah sungai. Saat itu terjadi, Bangau berusaha mengejar mereka. Tapi Bangau tidak bisa berenang seperti ikan. Ia tak bisa menjangkau ke tengah sungai. Akhirnya, ia pun hanya bisa memakan siput–siput yang tertinggal di pinggiran sungai dan akhirnya sampai sore tiba, sama sekali ia tak bisa mendapatkan ikan. Pesan Moral: Terkadang, menjadi terlalu pemilih justru akan membuat kita tidak akan mendapatkan apa-apa sama sekali. Kita tidak akan pernah tahu mana yang terbaik jika tidak mencoba pilihan-pilihan yang datang. 5. Cerita Fabel Tentang Kancil, Semut, dan Cicak Badung Di sebuah hutan tinggallah seekor kancil bersama dengan sekelompok semut. Mereka berteman sangat baik. Suatu hari ketika kancil dan sekelompok semut sedang


bermain di tepian sungai, mereka melihat ada sebuah pohon apel yang buahnya terlihat matang. Dengan segera kancil menghampiri pohon apel dan menyundul buah apelnya agar berjatuhan. Kemudian buah apel yang berhasil disundul diletakkan di tepian sungai. Para semut pun bergotong royong membawa buah apel tersebut ke tempat yang nyaman untuk beristirahat. Setelah semua buah apel terangkut, mereka pun makan buah bersama–sama. Hanya saja ketika mereka sedang asyik menikmati buah apel hasil buruan, datang seekor cicak yang tiba–tiba saja mengambil beberapa buah apel yang masih belum dimakan. Cicak kemudian kabur dengan cepat. Ternyata aksi tersebut terlihat oleh beberapa semut hingga semut yang melihat pun langsung berteriak, “Pencuri! Pencuri! Ada pencuri!” Mendengar teriakan semut yang keras, Kancil terkejut bukan main. Ia pun mencari tahu siapa pencuri yang dimaksud dan ternyata pencuri yang dimaksud semut adalah cicak badung yang selalu membuat ulah. Salah satu kawanan semut mulai berbicara, “Kancil bagaimana ini? Ia pasti besok akan datang lagi untuk mencuri hasil buruan kita” Kancil pun menjawab lantang, “Sudah, kalian tak perlu bersedih lagi. Aku punya cara untuk membuat Cicak badung jerah dengan apa yang sudah diperbuatnya kepada kita”. Kancil pun mengungkapkan ide rencananya kepada semut yaitu kancil punya ide untuk mengganti buah apel dengan makanan lain yang berwarna merah yaitu cabai. Jadi yang akan dicuri oleh cicak badung nantinya bukan apel melainkan cabai. Semut pun setuju dengan rencana Kancil dan keesokan harinya mereka mencari pohon cabai berwarna merah di sekitar hutan dan kemudian memetiknya. Kemudian cabai hasil buruannya itu dibawa ke tempat mereka istirahat.


Ternyata, rencana tersebut berhasil. Cicak badung datang menghampiri tempat tinggal kawanan semut dan diam – diam berusaha mengambil benda berwarna merah yang terletak di pinggir. Cicak belum tahu kalau benda berwarna merah tersebut bukan apel melainkan cabai merah. Setelah Cicak mengambilnya, terdengar suara beberapa semut yang tertawa. Cicak sebenarnya menyadari keanehan tersebut. Ia berpikir, “Kemarin ketika aku mengambil makanan mereka, mereka sedih. Kenapa sekarang mereka tertawa ya?” Cicak tak ingin ambil pusing, di tempatnya ia langsung menyantap cabai merah itu dengan puas lalu ketiduran karena kekenyangan. Esoknya, cicak yang penasaran berusaha mencari tahu mengapa semut tertawa ketika makanannya diambil. Cicak pun mencari tempat yang aman untuk menguping. Di pertengahan hari, semut membuka pembicaraan kepada Kancil, “Cil, sepertinya rencana kita berhasil. Cicak pasti sekarang kepedasan setelah memakan cabai merah yang dicuri kemarin”. Mereka pun tertawa terbahak – bahak. Mendengar hal tersebut, cicak merasa tertipu. Namun sebelum cicak pergi dari tempatnya menguping, kancil memberi tahu bahwa kemarin dirinya menukar cabai dengan buah strawberry. Mendengar itu keluar dari mulut Kancil sendiri, semut pun kecewa. Namun Kancil menjelaskan alasannya. “Aku sengaja menggantinya karena aku rasa kalau cicak akan mencuri lagi jika ia sadar yang diambilnya adalah cabai merah. Karena itu aku menukar dengan strawberry agar cicak tidak datang ke sini lagi.” Kancil melanjutkan, “Besok aku akan menemui cicak dan membawakannya satu keranjang buah strawberry dan sekaligus memintanya untuk tidak mencuri makanan kita lagi”. Mendengar hal tersebut, semut pun mengangguk tanda setuju dan paham maksud Kancil. Cicak yang menguping pun menangis mendengar pembicaraan kancil dan para semut. Ia akhirnya meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.


Setelah saat itu, akhirnya mereka menjadi teman akrab dan memutuskan untuk mencari makanan bersama – sama. Pesan Moral: Perbuatan jahat tidak harus dibalas dengan perbuatan jahat pula. Kita bisa memilih bersikap bijaksana untuk membuat orang lain sadar akan kesalahannya. Selain itu, cerita fabel hewan ini mengajarkan kita untuk tidak mengambil barang yang bukan milik kita. 6. Cerita Fabel Tentang Singa Bodoh dan Kelinci Pintar Pada zaman dahulu kala, di hutan rimba yang lebat, hiduplah seekor singa yang rakus, semua binatang takut padanya, karena dia berburu setiap hari dan membunuh hewan-hewan itu dalam jumlah besar bahkan ketika dia tidak lapar. Para hewan sadar bahwa tidak lama lagi maka tidak ada satu pun dari mereka akan dibiarkan hidup. Hewan-hewan bertemu dan memutuskan bahwa mereka akan menawarkan satu hewan kepada singa setiap hari.


Mereka pergi ke singa dan berkata, “Yang Mulia, tolong dengarkan kami. Kami memiliki permintaan yang rendah hati. di mana Anda tidak perlu memburu kami, Kami meminta Anda untuk selalu tinggal di tempat Anda. Setiap hari, kami akan mengirimi Anda satu hewan sebagai hidangan. Dengan cara ini Anda tidak perlu berburu makanan Anda dan kami juga dapat bertahan hidup. ” Singa setuju dan sejak hari itu dan seterusnya, satu hewan memilih untuk dikirim ke singa, untuk menjadi makanannya. Pada satu hari giliran kelinci muda. Kelinci ini sangat pintar, dia tidak ingin dimakan oleh singa, dia juga ingin menyingkirkan singa selamanya, dia berpikir keras dan datang dengan rencana untuk membunuh singa. Pada hari dia seharusnya pergi ke singa, untuk menjadi makanan singa, dia bangun sangat terlambat, dia mulai berjalan perlahan menuju ruang singa, dia bahkan tidur di jalan, dan sampai sarang singa saat matahari terbenam. Sementara itu, singa itu menjadi marah dan tidak sabar. Ketika dia melihat kelinci kecil datang ke arahnya, dia meraung, “Saya telah menunggu sepanjang hari, dan hewanhewan mengirimi saya kelinci kecil yang lemah ini! Kamu terlalu kecil untuk makan. Saya akan memberi pelajaran kepada para hewan. Saya akan membunuh mereka semua!” Kelinci tetap tenang dan berkata, “Oh, singa yang perkasa, bolehkah saya mengatakan sesuatu. Hewan-hewan telah mengirim sebanyak enam kelinci untuk makan Anda. Tetapi di tengah jalan, seekor singa lain menghentikan kami. Ia mengatakan bahwa ia adalah raja baru di hutan ini. Kami mengatakan kepadanya bahwa kami telah memiliki singa pemberani sebagai raja kami. Dia memangsa kelima kelinci yang lain dan meminta saya untuk memberi tahu Anda, bahwa Anda harus segera meninggalkan hutan atau dia akan membunuh Anda.” Singa menjadi sangat marah, setelah mendengar penjelasan si Kelinci. Dia meminta kelinci untuk membawanya ke sarang singa baru sehingga dia bisa membunuh singa lain dan menyelesaikan masalah. Kelinci setuju dan membaa singa ke sumur yang dalam.


“Dia tinggal di benteng itu, Tuanku,” kata kelinci kepada singa. Singa pergi ke sumur dan melihat ke dalam. Dia melihat bayangannya sendiri di dalam air dan mengira itu adalah singa yang lain. Dia mengaum dengan marah. Dia mendengar gema suaranya dan mengira itu adalah singa yang lain, dia melompat ke dalam sumur untuk membunuh singa musuh, tetapi kepalanya menabrak batu, dia jatuh ke dalam air dan tenggelam. Kelinci kecil itu bergegas kembali untuk memberi tahu hewan-hewan lain bagaimana ia menyelamatkan hutan. Pesan Moral: Jangan malas belajar agar bisa menjadi anak yang cerdas. Jika kita bodoh, maka akan mudah tertipu oleh orang lain.


Click to View FlipBook Version