The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

3.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.3

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurinapuspadewiririn, 2022-11-13 06:07:23

3.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.3

3.3.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.3

Keywords: cgp,modul 3.3,koneksi antar materi

A. Perasaan Setelah Mempelajari Modul 3.3
Tak terasa perjalanan Program Guru Penggerak ( PGP) telah sampai

pada akhir modul 3.3 yang mengkaji tentang bagaimana penyusunan program
yang berdampak pada murid. Banyak pembelajaran yang dapat saya ambil
dari pembelajaran modul ini. Saya merasa senang karena diberikan
kesempatan untuk mengetahui bagaimana cara menciptakan sebuah ekosistem
sekolah yang sebagian besar kegiatannya akan berdampak positif bagi murid.
Dalam kesempatan ini, saya akan mecoba membuat koneksi antar materi dari
modul 3.3 dengan semua modul sebelumnya. Mengawalai ulasna saya , ada
kutipan KHD yang sangat menarik bagi saya yaitu:

“ Maksud pengajaran dan Pendidikan yang berguna untuk perikehidupan
bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat).”

Dari kutipan tersebut, intisari yang saya pahami adalah bahwa dalam
suatu proses Pendidikan dan pengajaran yang disusun dan dirancang dengan
keberpihakan terhadap murid, Pendidikan yang berpihak pada murid akan
memberikan kesempatan seluas luasnya kepada murid untuk mengembangkan
segala kompetensi, minat, bakat dan kemampuan yang dimiliki sehingga dapat
mewujudkan profil pelajar Pancasila yang beriman, dan bertaqwa kepada
Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bernalar kritis ,
mandiri, bergotong royong dan kreatif. Setiap oreganisasi atau Lembaga pasti
memilki asset yang akan mendukung segala program yang dirancang, termasuk
sekolah. Untuk mewujudkan program yang berdampak pada murid, maka

semua asset yang dimiliki sekolah dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk
mendukung ketercapaian program.

B. Intisari Dari Modul 3.3
Saat murid memiliki kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa

mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan memiliki
apa yang disebut dengan “agency”. Agency dapat diartikan sebagai kapasitas
seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa
melalui tindakan-tindakan yang dibuatnya.

Murid mendemonstrasikan “student agency” ketika mereka mampu
mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan,
menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin
tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar,
mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan
tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Mengingat bahwa kata agency ini belum ada padanan yang tepat dalam
bahasa Indonesia, maka untuk kepentingan pembahasan di dalam modul ini,
maka istilah student agency ini selanjutnya akan diterjemahkan sebagai
“kepemimpinan murid”.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses
pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru
dengan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya akan
menjadi bersifat kemitraan. Dalam hubungan yang bersifat kemitraan ini,
saat murid belajar mereka akan:

 Berusaha untuk memahami tujuan pembelajaran yang ingin dicapainya -
menunjukkan keterlibatan dalam proses pembelajaran

 Menunjukkan tanggung jawab dalam proses pembelajaran
 Menunjukkan rasa ingin tahu
 Menunjukkan inisiatif
 Membuat pilihan-pilihan tindakan
 Memberikan umpan balik kepada satu sama lain.
Di sisi lain, guru yang akan mengambil peranan sebagai mitra murid dalam
belajar akan:
 Berusaha secara aktif mendengarkan, menghormati, dan menanggapi ideide,

pendapat, pertanyaan, aspirasi dan perspektif murid-murid mereka
 Memperhatikan kemampuan, kebutuhan, dan minat murid-murid mereka

untuk memastikan proses pembelajaran sesuai untuk mereka
 Mendorong murid untuk mengeksplorasi minat mereka dengan memberi

mereka tugas-tugas terbuka
 Menawarkan kesempatan kepada murid untuk menunjukkan kreativitas

dan mengambil risiko
 Mempertimbangkan sejauh mana tingkat bantuan yang harus diberikan

kepada murid berdasarkan informasi yang mereka miliki
 Menunjukkan minat dan keingintahuan untuk mendengarkan dan

menanggapi setiap aktivitas murid untuk memperluas pemikiran mereka.
Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri

(atau kita katakan: saat murid memiliki agency, maka mereka sebenarnya
memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam

proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah
murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik
bagi proses belajarnya sendiri. Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya
menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana murid
memiliki suara, pilihan, dan kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan,
niat yang mereka tetapkan, bagaimana mereka melaksanakan niat mereka,
dan bagaimana mereka merefleksikan tindakan mereka.

C. Kaitan Antar Modul
MODUL 1.1, mengenai filosfi Ki Hadjar Dewantara, dimana peran guru

adalah menuntun egala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak sehingga
mereka bisa selamat dan bahagia sebagai individu masyarakat. Sehingga
dalam mengelola program yang berdampak pada murid haruslah
menitikberatkan pada keterlibatan murid dan berorientasi pengembangan
potensi atau kodrat anak mengembangkan ketrampilan-ketrampilan atau
kepemimpinan dalam diri mereka sehingga bisa selamat dan bahagia dan bisa
bermanfaat untuk mereka baik sebagai individu maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam modul ini juga penghambaan pada murid lebih
ditekankan pada bagaimana melihat murid sebagai pribadi yang utuh,dan
menuntun anak didik sesuai kodratnya dengan mengelola program- program
yang berdampak pada murid.

MODUL 1.2, mengenai nilai dan peran guru penggerak, menitikberatkan
pada dasar nilai atau pedoman seorang guru dalam pengelolaan program yang
berdampak pada murid. Nilai- nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif
dan berpihak pada murid merupakan nilai nilai yang harus di pedomani dalam

menyusun program yang berdampak pada murid. Selain itu guru penggerak
tidak hanya berkutat atau berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran di
kelas, namun memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin dalam hal
pengelolaan program yang berdampak pada murid di sekolah.

MODUL 1.3, dalam merencanakan dan mengelola program yang
berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri
Apresiatif model BAGJA, dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber
daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan
untuk merencanakan program yang berdampak pada murid.

MODUL 1.4, tentang budaya positif, berupa lingkungan yang mendukung
perkembangan murid terutama kekuatan kodrat pada anak-anak. Sebagai
petani, maka guru berperan memaksimalkan sumber daya lingkungan yang
positif, mengembangkan budaya positif agar anak anak bertumbuh sesuai
kodratnya dan mendukung program yang berdampak pada murid.

Modul 2.1, pada modul ini seorang guru penggerak dibekali dengan
pembelajaran berdiferensiasi sebagai metode pembelajarn yang berpihak pada
murid karena berdasar pada pemetaan kebutuhan belajar anak yang beragam.
Pemetaan kebutuhan belajar anak menjadi dasar guru dalam mengelola
program yang berdampak pada murid, karena kekutaan anak yang beragam
menjadi aset atau modal melakukan diferensiasi program yang berdampak pada
murid dan sesui dengan kebutuhan murid.

Modul 2.2, pada modul 2.2 ini seorang guru dibekali pengetahuan
bagaimana mencapai tujuan pendidikan, mengantarkan anak-anak
mencapai kebahagiaan dan keselamatan dengan mengembangkan aspek sosial

emosioanal pada diri anak. Tehnik mindfulness menjadi strategi pengembangan
lima kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada keberpihakan pada
murid dan dilakukan untuk tujuan sebesar besarnya memiliki dampak pada
anak-anak.

Modul 2.3, tentang coaching yang merupakan sebuah tehnik atau
strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak, untuk
menggali potensi anak dan memaksimalkannya. Coaching memberikan
kesempatan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir pada diri.
Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, maka coaching dapat
digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid,
mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk
mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak yang
setinggi- tingginya.

MODUL 3.1, seorang guru dibekali dengan pengetahuan bagaimana
mengambil keputusan. Keputusan yang diambil harus dengan alasan
keberpihakan pada murid. Dasar, prinsip, serta paradigma atau nilai dalam
pengambilan keputusan hendaknya bisa mendukung dan tetap dipegang teguh
dalam mengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan dilema etika
dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid.

Modul 3.2, membahas tentang pengelolaan sumber daya, dimana seorang
pemimpin harus mulai melakukan pemetaan aset- aset yang ada di sekolah,
apa yang dimiliki untuk dimanfaatkan, sehingga paradigma berpikir
haruslah melihat segala sesuatu dengan sisi yang positif atau berbasis aset.
Dengan berpokus pada apa yang kita miliki, berfokus pada aset maka

pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat terenacana dengan
berjalan dengan baik.

Kaitan antara pemetaan sumber daya dengan perencanaan program
sekolah yang berdampak pada murid. Pada modul 3.2 kita mengetahui ada 7
aset utama atau disebut sebagai modal utama, yaitu: Modal Manusia, Modal
Sosial, Modal Fisik, Modal Lingkungan/alam, Modal Finansial, Modal PolitiK,
Modal Agama dan budaya. Dengan mengetahui sumberdaya yang ada di
sekolah, maka sebagai pemimpin, guru harus bisa memetakan 7 aset atau modal
utama dalam sekolah tersebut, dan mengidentifikasi sumber daya yang
potensial untuk dikembangkan menjadi sebuah program yang berdampak pada
murid. Sehingga program bertumpu pada pemetaan dan pengelolaan ketujuh
aset sekolah atau sumber daya tersebut untuk kepentingan dan dan
keberpihakan pada murid.

D. Perspektif Tentang Program Yang Berdampak Positif Pada Murid
Program yang berdampak pada murid adalah program yang melibatkan

murid dalam kegiatan atau program yang kita buat.
“Maka seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengelola asset yang

ada dengan pendekatan positif agar bisa memanfaatkan asset yang ada untuk
kepentingan pembelajaran yang berkualitas,dan mengelola program yang
berdampak pada murid sehingga bisa mewujudkan murid yang selamat dan
bahagia”
Kaitan dengan peran saya sebagai guru penggerak adalah bahwa tugas

saya adalah mewujudkan merdeka belajar pada murid murid saya di sekolah,
sehingga dalam menjalankan peran tersebut, maka peran saya sebagai guru

adalah menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak murid saya
yaitu dengan mengembangkan potensi pada anak didik saya dengan
mengembangkan program yang berdampak pada murid dengan terlebih dahulu
memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengelola sumber daya tersebut
untuk merancang program yang berdampak pada murid menggunakan
pendekatan inkuiri Apresiatif model BAGJA.

TERIMA KASIH
GURU BERGERAK | INDONESIA MAJU


Click to View FlipBook Version