The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurinapuspadewiririn, 2022-01-25 05:40:03

SELEKSI TAHAP 1 ESAI CGP

SELEKSI TAHAP 1 ESAI CGP

Keywords: CGP

Apa yang memotivasi anda menjadi guru penggerak?

Apa yang memotivasi anda menjadi guru penggerak? Apa yang anda lakukan dalam mewujudkan
motivasi tersebut?
Hal yang menjadi motivasi saya untuk menjadi guru penggerak yaitu:
Pertama, melihat keadaan sekolah saya yang berada di tengah – tengah perkebunan kelapa sawit yang
jauh dari perkotaan yang membuat peserta didik kami hanya bergaul dengan teman disekitarnya saja,
peserta didik saya hanya dapat melihat kehidupan peserta didik yang berada di sekolah unggulan dari
media sosial tanpa pernah sharing dengan mereka. Kedua hal ini menjadikan peserta didik kami menjadi
kurang percaya diri untuk bergaul di luar dari lingkungannya dan melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi.
Kedua, memperhatikan situasi pembelajaran di sekolah yang kurang kondusif dari berbagai aspek
pendidikannya sehingga mendorong saya untuk dapat memperbaiki kondisi tersebut dan membuat
peserta didik percaya diri untuk bersaing di dunia luar.
Ketiga, dengan memperhatikan kondisi rekan sejawat di sekitar saya yang memiliki banyak permasalahan
baik yang datang dari dalam ataupun luar diri rekan sejawat saya, sehingga timbul keinginan saya untuk
dapat berperan aktif dalam menggerakkan rekan – rekan agar dapat menemukan jalan keluar dari setiap
permasalahannya.

Berdasarkan artikel yang saya baca bahwa “Guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang
mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistic, aktif dan proaktif dalam mengembangkan
pendidikan lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, serta
menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar
pancasila”. Selain itu saya juga saya membaca bahwa “ Program guru penggerak bertujuan untuk
memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogik kepada guru-guru sehingga
mampu menjadi penggerak di komunitas belajar yang ada di dalam maupun di luar sekolah”.

Dengan mencermati pengertian dan tujuan dari dilaksanakannya guru penggerak di atas saya merasa
bahwa program ini dapat menempa diri saya agar dapat menjadi penggerak dan pembawa perubahan
untuk dapat memperbaiki keadaan yang terjadi di lingkungan sekitar saya, khususnya pada peserta didik
dan rekan sejawat di sekolah tempat saya mengabdi saat ini.

Untuk dapat mewujudkan motivasi saya tersebut, melalui program guru penggerak ini, saya akan
mempersiapkan diri saya dengan sebaik – baiknya. Saya akan meningkatkan kompetensi diri saya, tidak
hanya dalam kompetensi professional, tetapi juga pada kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian
dan sosial. Dalam hal kompetensi pedagogik saya akan menerapkan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat mengeksplorasi apa yang ada
dalam diri dan di sekitarnya. Pada kompetensi kepribadian dan sosial saya akan memperbaiki diri dan
selalu belajar hal – hal baru yang dapat memberikan pengalaman nyata serta dapat saya terapkan dalam
lingkungan saya sehingga dapat membuat perubahan yang lebih baik sehingga saya dapat menjadi
penggerak, pendamping dan motivator yang baik bagi peserta didik ataupun rekan sejawat di sekolah
ataupun yang ada di wilayah saya sehingga dapat memberikan jalan keluar untuk setiap permasalahan
yang mereka alami.

Apa kelebihan yang mendukung peran anda sebagai guru penggerak? Jelaskan alasannya dan berikan
contohnya!
Kelebihan yang saya miliki dan dapat mendukung peran saya sebagai guru penggerak yaitu:
Pertama, saya memiliki pribadi yang luwes sehingga saya mudah bergaul, berkomunikasi dan
menyesuaikan diri dengan siapa saja yang saya temui baik itu yang lebih tua, lebih muda ataupun yang
sebaya dengan saya. Hal tersebut terjadi dalam kegiatan sehari – hari saya sebagi pengajar. Rekan sejawat
saya di sekolah semuanya memiliki usia yang lebih tua dari saya akan tetapi saya tidak merasa kesulitan
dalam bergaul dan mampu menenmpatkan diri saya sebagai anak mereka ataupun rekan sejawat yang
dapat diajak sharing untuk berbagai persoalan. Selain itu saya juga tidak merasa kesulitan beradaptasi
dan menemukan teman – teman baru ketika saya diutus untuk mengikuti diklat dan bergabung dengan
orang – orang baru yang berasal dari berbagai Kabupaten yang ada di Provinsi Riau.

Kedua, saya memiliki pribadi yang cekatan. Karena hal itu saya sering diminta oleh kepala sekolah untuk
dapat membantu mengerjakan berbagai tugas sekolah dan mengantarkannya ke Dinas Pendidikan
Provinsi. Saya juga sering diutus untuk dapat mengikuti berbagai pelatihan dan rapat dinas yang
dilaksanakan pada tingkat Kabupaten ataupun Provinsi. Selanjutnya saya juga terlibat dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah diantaranya sebagai bendahara dalam Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB), sebagai guru pembimbing dalam Praktik Kerja Industri (PRAKERIN), Sebagai anggota
dalam pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian (UKK), sebagai bendahara dalam kegiatan Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), sebagai proktor dalam kegiatan Ujian Semester (US), sebagai anggota
dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), sebagai pencari informasi dalam tim Bursa Kerja
Khusus (BKK), dan sebagai bagian dari Tim Manajemen BOS Nasional dan BOS Daerah.

Ketiga, saya juga cukup mahir menggunakan Information Technology (IT). Saya dapat membuat
perangkat pembelajaran yang rapi dengan memanfaatkan IT. Saya dapat membuat media pembelajaran
yang berbeda dengan menggunakan IT. Media pembelajaran yang menarik mengandung audio dan visual
yang dapat memberikan kesan belajar yang berbeda kepada peserta didik sehingga menimbulkan gairah
belajar yang baik. Saya mengemas pembelajaran dalam Microsoft powerpoint yang menarik yang berisi
warna dan gambar yang mendukung untuk materi pembelajaran. Saya membuat video pembelajaran baik
itu mengenai motivasi pembelajaran, aplikasi materi pembelajaran dalam kehidupan sehari – hari dan
juga video mengenai penjelasan materi pembelajaran, beberapa diantaranya sudah saya upload dalam
channel youtube saya. Saya juga membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang menarik dan dapat
membantu peserta didik untuk memahami materi pembelajaran. Saya juga membuat modul atau bahan
ajar pembelajaran yang beberapa diantaranya sudah saya jadikan dalam bentuk e-book agar mudah
diakses di manapun kita berada. Saya juga menggunakan aplikasi Mentimeter, kahoot dan quizizz untuk
menunjang proses belajar mengajar yang saya lakukan.

Keempat, Saya sering mengikuti berbagai macam kegiatan baik itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Bimbingan Teknis (BIMTEK), Bincang Daring, DIKLAT, Kelas Virtual, Seminar, Webinar dan
Workshop yang diadakan oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat ataupun yang
diadakan oleh Lembaga Swasta yang dapat meningkatkan kemampuan saya sebagai pendidik baik itu dari
segi pedagogik ataupun teknologi dalam pendidikan.

Kelima, saya sudah mengikuti perkuliahan Program Profesi Guru (PPG) selama ± 4 bulan. Disana banyak
hal yang saya pelajari banyak pengalaman yang saya dapatkan dari dosen pengajar, guru pamong
ataupun rekan sejawat yang akan membawa saya sebagai guru yang professional.

Berikan contoh perubahan, inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang memberikan dampak
nyata berdasarkan inisiatif Anda sendiri. Apa yang mendorong Anda melakukan hal tersebut? (Jawaban
Anda harus mencakup waktu kejadian, dampak atas inisiatif Anda, upaya yang Anda lakukan agar inisiatif
tersebut terlaksana, peran Anda dan pihak lain yang terlibat bila ada)
1. Terhadap Peserta Didik
Saya merupakan pengajar baru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tempat saya mengajar, saya
bergabung pada tahun 2015 menggantikan guru matematika sebelumnya karena background beliau
bukan guru matematika. Ketika awal masuk ke kelas saya melihat peserta didik mengikuti pembelajaran
dengan bermalas malasan, ada yang serebahkan kepalanya di meja, ada yang tidak memperhatikan
karena asik sendiri dengan pekerjaannya yang lain bahkan mengobrol ketika pembelajaran berlangsung.
Setelah saya telusuri ternyata mereka merasa takut, malas dan tidak mengerti mengenai pembelajaran
matematika. Mulai saat itu saya mencoba untuk melakukan perubahan sebagai guru matematika yang
pelajarannya membuat peserta didik takut, malas dan tidak dimengerti.
Pertama, saya jadikan diri saya sebagai guru yang berpenampilan rapi dan menarik tujuannya ketika
melihat saya peserta didik dapat memusatkan pandangannya terhadap saya.
Kedua, saya memperkenalkan diri saya secara detail kepada peserta didik baik itu identitas dan riwayat
sekolah saya, lalu sebaliknya saya persilahkan peserta didik untuk dapat memperkenalkan diri kepada
saya tujuannya adalah membuat peserta didik merasa dekat dengan saya sebagai gurunya.
Ketiga, saya berusaha menjadikan diri saya seperti mereka, maksudnya cara berbicara saya mengikuti
bagaimana cara mereka, lalu saya memaksimalkan pengetahuan saya tentang masa kini, saya berusaha
selalu update tentang apa yang sedang ramai diperbincangkan oleh kawula muda sehingga peserta didik
merasa berada satu server dengan saya dan mereka merasa nyaman dengan saya.
Ketempat, berikan penjelasan mengenai “ Apa aplikasi dari materi yang sedang dipelajari dalam
kehidupan kita” sehingga peserta didik mengetahui, merasa tertantang dan tidak merasa sia – sia untuk
mempelajari materi tersebut.
Kelima, yaitu berikan penjelasan yang dapat dipahami oleh seluruh peserta didik baik yang
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dan berikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya,
mengemukakan pendapat dan bereksplorasi sehingga peserta didik merasa enjoy dalam pembelajaran.
Keenam, yaitu gunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan kelas dan gunakan
media pembelajaran yang menarik. Setelah melakukan hal – hal di atas sejak tahun 2015 – sekarang,
Alhamdulillah hal di atas efektif dapat meningkatkan tingkat ketertarikan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Selain itu hal diatas juga dapat membuat saya hafat dengan nama masing –
masing peserta didik saya sehingga saya dapat memanggil mereka dengan nama yang benar dan mereka
merasa di hargai.
2. Terhadap Rekan Sejawat
Saya adalah seorang anak yang lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai guru. Sejak kecil saya
selalau memperhatikan penampilan ibu saya ketika akan berangkat mengajar ataupun akan melakukan
kegiatan lainnya yang berhubungan dengan sekolah. Saya sangat mengagumi penampilan ibu saya yang
rapi, menarik dan melihatnya membuat hati adem. Ketika itu saya adalah seorang peserta didik sekolah
dasar. Ketika saya berada pada bangku SLTP, SLTA, dan pada perkuliahan saya menemui guru - guru dan
dosen – dosen yang berpenampilan menarik dan sangat enak dipandang mata. Mulai saat itu saya
bertekad untuk menjadi seorang guru yang berpenampilan seperti ibu saya dan pengajar – pengajar yang
saya temui, sederhana dan menawan. Juli 2015 ketika saya mulai mengajar saya mengaplikasikan apa

yang menjadi tekad saya pada diri saya sendri. Akan tetapi di sekolah tempat saya mengajar tersebut
hanya sebagian kecil guru yang berpenempilan seperti saya, saya terus mempertahankan keadaan
tersebut sampailah pada suatu hari saya berbagi cerita dengan rekan sejawat di sekolah, ternyata mereka
termotivasi oleh penampilan saya selama ini dan mulai bergerak untuk membuat perubahan dari cara
berpenampilan. Dan saya menjelaskan kepada mereka bahwa penampilan itu adalah hal yang utama
dilihat oleh peserta didik, buat pandangan mereka tertuju pada kita selanjutnya mereka akan mulai
mengikuti apa yang sedang kita sampaikan di depan kelas. Seiring berjalannya waktu dan Alhamdulillah
saya terpanggil menjadi mahasiswa Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di sana saya bertemu
dengan orang – orang hebat yaitu dosen pengajar, guru pamong dan rekan sejawat kemudian kami
berbagi mengenai berbagai hal dan saya menemukan hal – hal baru yang pada saat ini mulai saya bagikan
kepada rekan sejawat saya di sekolah. Yang menjadi fokus saya di sini adalah SEORANG GURU YANG
MEMESONA. Setelah tahu mengenai hal ini saya flashback ternyata yang selama ini saya lakukan dan
menjadikan perubahan di sekolah yaitu berpenampilan menarik merupakan salah satu aspek yang perlu
dimiliki untuk menjadi seorang guru yang memesona.
Berdasarkan artikel yang saya baca, seorang guru memesona adalah seorang guru yang benar-benar
menumpahkan perhatian dan energinya untuk menjadi guru. Guru yang memesona adalah sosok yang
memiliki image (citra diri) yang mengagumkan, yang melekat dalam diri guru sebagai dampak
profesionalitasnya dalam bekerja”. Aspek-aspek pembentuk guru yang memesona antara lain: 1)
Penampilan diri, 2) Selalu haus akan pengetahuan, 3) Selalu berinovasi dalam pembelajaran, 4) Memiliki
kepribadian yang baik dan sosial yang tinggi, 5) Mencurahkan perhatian yang optimal kepada peserta
didiknya, 6) Menguasai IT.
Nah, pada saat ini saya sedang giat berbagi dengan rekan sejawat mengenai hal - hal di atas. Saya selalu
mengejak rekan sejawt saya untuk mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Bimbingan
Teknis (BIMTEK), DIKLAT,Seminar, Webinar dan Workshop untuk dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan diri serta menambah pengetahuan kita sebagai seorang guru. Pada saat ini saya selalu
mengingatkan dan mendukung rekan sejawat saya untuk selalu mengikuti program guru belajar dan
berbagi yang diadakan oleh Kemdikbud dan saya menginformasikan serta mengajak rekan sejawat bila
ada seri terbaru dalam program guru belajar dan berbagi, dan Alhamdulillah ± 80 % guru selalu mengitu
setiap seri dalam program guru belajar dan berbagi. Selanjutnya sekarang ini saya sedang giat
memotivasi rekan sejawat untuk dapat membuat media pembelajaran yang menarik dan berbasis IT
supaya dapat menciptakan perubahan dalam proses belajar mengajar. Sekarang saya sedang melakukan
pendampingan kepada guru – guru yang ingin membuat media pembelajaran berbasis IT yaitu membuat
power point pembelajaran yang menarik, membuat video pembelajaran dan memngunggahnya dalam
channel youtube serta cara mencari video pembelajaran yang menunjukkan aplikasi dari materi
pembelajaran yang sedang diajarkan. Saya juga melakukan pendampingan terhadap rekan sejawat saya
yang ingin membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau Project Based Learning (PJBL) yang berbasis IT, dan
yang terakhir saya juga mengajarkan rekan sejawat saya bagaimana langkah - langkah membuat e-book
pembelajaran agar dapat dengan mudah diakses oleh peserta didik dimanapun mereka berada.

Berinteraksi dengan orang lain terkadang dapat menjadi sebuah tantangan. Ceritakan kesulitan yang
Anda alami saat bekerja sama dengan pihak lain (misalnya rekan sejawat, pimpinan di sekolah, orangtua,
wali murid, keluarga, komunitas, perangkat desa, tokoh masyarakat, pemuka agama, instansi, maupun
lainnya) guna menimbulkan kesadaran dan kesediaan agar mereka berkomitmen membantu Anda
mencapai tujuan bersama.

Kapan waktu kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu? Pihak mana saja yang Anda minta
untuk bekerja sama dan mengapa? Gambarkan secara jelas!
Akreditasi Pertama Sekolahku
Kejadian ini terjadi pada saat saya belum lama bergabung di sekolah tempat saya mengabdi saat ini. Saya
bergabung sebagai guru di sekolah pada bulan juli 2015 dan kejadian yang akan saya ceritakan ini terjadi
pada tahun 2016. Situasi yang saya hadapi pada waktu itu adalah bingung, merasa takut, dan merasa
serba salah. Pihak yang bekerja sama pada saat itu adalah dewan guru yang berada di sekolah termasuk
kepala sekolah, komite sekolah, tenaga administrasi sekolah, penjaga sekolah dan tukang kebun sekolah.
Semua pihak yang terlibat ini harus dapat bekerja sama dengan baik agar tercapainya keinginan seluruh
warga sekolah yaitu sekolah kami dapat terakreditasi.
Pada waktu itu saya menjadi bagian dari tim akreditasi sekolah dan akreditasi ini adalah pengalaman
pertama bagi sekolah saya, dikarenakan sekolah saya adalah sekolah reposisi dari SMA swasta menjadi
SMK Negeri. Pada tahun 2016 itu sekolah saya telah cukup syarat untuk dapat diakreditasi. Pembentukan
tim akreditasi dimulai dan pada waktu itu ada 8 Standar Nasional pendidikan yang harus dipenuhi. 1)
Standar Isi, 2) Standar Kompetensi Lulusan, 3) Standar Proses, 4) Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, 5) Standar Sarana dan Prasarana, 6) Standar Pengelolaan, 7) Standar Pembiayaan, dan 8)
Standar Penilaian. Untuk 8 Standar ini dibebankan kepada dewan guru dan tenaga administrasi,
sedangkan penjaga sekolah dan tukang kebun bertindak untuk mempersiapkan ruangan – ruangan yang
perlu dibersihkan dan dipersiapkan. Banyak berkas – berkas yang harus dipenuhi dan banyak juga berkas
– berkas yang harus dicari terlebih dahulu pertinggalnya, karena berkas – berkas tersebut tidak tersusun
rapi dan kami tidak tahu bahwa berkas – berkas tersebut penting dan diperlukan dalam proses akreditasi
sekolah.Seluruh anggota sekolah sangat sibuk mempersiapkan akreditasi termasuk saya yang pada waktu
itu mendapat tugas untuk mengumpulkan berkas – berkas yang termasuk dalam Standar Proses. Untuk
berkas – berkas yang harus dipersiapkan pada Standar Proses, tidak sulit untuk dikumpulkan karena
berkas – berkasnya sudah tersusun rapi dan tinggal menyatukan saja. Oleh karena hal itu tidak
membutuhkan banyak waktu untuk saya dapat menyelesaikan tugas saya, nah ketika berada dalam
keadaan ini saya merasa bingung “ Apa yang harus saya lakukan setelah tugas saya selesai?”.
Karena saya merupakan guru baru, belum terlalu lama berbaur dengan teman – teman di sekolah, saya
belum terlalu jauh memahami sikap dari masing – masing rekan sejawat saya, Saya juga belum terlalu
mengerti apa yang harus saya lakukan dalam kondisi sibuk seperti itu, apakah saya tetap harus fokus
pada tugas tugas yang ditanggungjawabkan kepada saya atau saya dapat membantu mengerjakan tugas
yang lain agar mringankan pekerjaan rekan dan mempercepat penyelesaian tugasnya. Perasaan saya
bercampur aduk di satu sisi saya ingin sekali dapat bergabung pada bagian - bagian yang lain membantu
mengerjakan tugas – tugasnya di sisi lain saya takut mereka merasa disepelekan oleh saya. Akan tetapi
saya tidak terlalu lama berdiam diri untuk memikirkan hal tersebut. Saya mulai melakukan pendekatan –
pendekatan kepada tim apakah ada pekerjaan lain yang bisa saya bantu penyelesaiannya dan ternyata hal
itu disambut baik oleh rekan –rekan lain . Disini saya menyadari banyak hal bahwa tanggung jawab saya

bukan hanya pada tugas yang diberikan kepada saya akan tetapi keberhasilan dan kesuksesan
akteditastasi yang akan dilaksanakan ini lah yang menjadi tanggung jawab saya dan rekan yang lain.
Kesuksesan dan akreditasi ini tidak luput dari kerja sama tim yang solid, maka dari itu dibutuhkan kerja
sama dan komuni kasi yang baik dari semua warga sekolah baik itu peserta didik, kepala sekolah, dewan
duru bahkan sampai kepada penjaga sekolah dan tukang kebun. Kita semua menjalakan peran kita
masing – masing supaya pekerjaan dan target akreditasi dapat dipersiapkan dengan sangat matang dan
hasilnya akan memberikan kepuasan untuk semua pihak.

Kesulitan apa saja yang Anda hadapi saat bekerja sama? Adakah penolakan ataupun kegagalan yang Anda
hadapi dalam situasi tersebut? Bagaimana respon Anda dalam situasi tersebut? Upaya apa yang Anda
lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan?
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam bekerja sama dibutuhkan tim yang solid. Akan tetapi untuk
bisa bekerja sama dengan tim itu bukanlah hal yang mudah, karena setiao orang itu memiliki pemikiran,
sifat dan kemampuan yang berbeda dalam melakukan interaksi dengan orang di sekitarnya. Adapun
kesulitan yang saaya hadapi saat bekerja sama untuk mensukseskan kegiatan akreditasi sekolah antara
lain:
Pertama, memiliki rasa takut yang berlebihan. saya merupakan guru baru di sekolah tersebut dan
memiliki usia yang lebih mda di banding guru yang lain jadi saya agak canggung sehingga tidak jarang
saya agak sering bertanya – Tanya apakah ini perlu dilakukan, apakah ini pantas dilakukan, a[akah ini
sudah benar dan lain sebagainya. Saya melakukan hal ini karena saya mempunyai perasaan “ takut salah”
dan takut dianggap “kurang menghargai “ mereka. Saya juga takut kaan terjadi konflik jika saya
melakukan kesalahan dalam membantu tugas mereka. Jadi, saya agak terbatas untuk mengekspresikan
kreatifitas saya.
Kedua, memiliki tujuan yang tidak sejalan. saya merupakan seseorang yang detail dan selalu
mengharapkah hasil yang sempurna dalam setiap tugas dan pekerjaan yang saya lakukan. Akan tetapi
ketika meyiapkan berkas – berkas akreditasi ini ada beberapa rekan saya yang tidak sepemikiran dengan
saya. Mereka hanya menginginkan tugas selesai tanpa mempertimbangkan apakah hasilnya benar atau
salah rapi atau tidak. sesuai dengan yang di harapkan atau tidak. intinya berkas sudah dibuat dan eelesai
maka selesailah tanggung jawabnya. Ketika saya membantu mengerjakan tugas mereka Hal ini tidak
sesuai dengan saya dan menjadi sulit untuk saya mengambil sikap.
Ketiga, tidak fokus dalam bekerja. Persiapan akreditasi yang kami lakukan ini adalah persiapan yang
benar – benar sangat ekstra, karena akreditasi ini baru pertama kali dilakukan dan masih banyak
dokumen dokumen yang harus dipersiapakn untuk melengkapi standar akreditasi. Oleh karena itu
persiapan ini membutuhkan kefokusan dan kecepatan dalam pengerjaan segala tugasnya. saya
merupakan seorang yang fokus dalam mengerjakan suatu hal. Jadi dalam hal ini saya kerjakan tugas
denga fokus supaya pekerjaan cepat selesai dan dapat mengerjakan hal lain lagi yang harus dipersiapkan.
Akan tetapi ada rekan saya yang menganggap hal ini bukanlah suatu hal yang harus diselesaikan dengan
cepat. Mereka dapat bermain handphone dan bercerita dengan teman yang lain di saat sebagian besar
yang lain fokus pada tugasnya. Hal ini menjadi sulit untuk saya ketika saya membantu mengerjakan tugas
mereka dan saya mendapati mereka bermain handpone dan bercerita.
Penolakan atau kegagalan. Menurut saya dalam situasi tersebut tidak terjadi kegagalan akan tetapi ada
penolakan yang saya hadapi dalam masalah dia atas. Ketika saya menginginkan suatu pekerjaan selesai
dengan baik dan sempurna akan tetapi tim saya tidak sepemikiran dengan saya.
Respon saya dalam menghadapi situasi tersebut adalah saya harus “legowo” menerima penolakan
ataupun hal yang tidak sesuai dengan diri dan kepribadian saya smbil instropeksi diri saya. Karena tidak
semua hal yang terjadi harus sesuai dengan apa yang kita inginkan. Adalkalanya hal yang kita inginkan
justru menaruh dampak yang negative untuk orang lain yang berada di sekitar kita.
Upaya yang saya lakukan untuk tetap fokus mencapai tujuan yang telah direncanakan adalah:
Pertama, saya akan tetap bekerja secara profesional
Kedua, saya akan tetap menunjukkan sikap dan etika kerja sama tim yang baik
Ketiga, saya akan tetap fokus pada target yang harus dicapai oleh tim dengan menyingkirkan hal hal

negative yang akan meghancurkan target tim
Keempat, saya siap membantu siapapun rekan yang membutuhkan guna kelancaran kerja sama tim

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja
sama?
Disini saya akan menjelaskan upaya saya dengan peran saya sebagai ketua tim akreditasi sekolah untuk
mendapatkan komitmen dari tim.
“Gaining commitmen atau mendapatkan komitmen, atau kepercayaan dari orang lain”. ini adalah
pengetahuan yang say a dapat dari membaca sebuah artikel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, komitmen merupakan
bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat kepada orang lain, hal tertentu, atau tindakan tertentu.
Untuk kesuksesan dan kelancaran proses akreditasi sekolah, diperlukan komitmen dari berbagai pihak
yang ada di sekolah, yakni kepala sekolah, komite sekolah, dewan guru, pegawai administrasi, penjaga
sekola, tukang kebun sekolah dan peserta didik. Komitmen kerja dari berbagai pihak ini dibutuhkan tidak
sekedar untuk mendukung tetapi juga ikut terlibat dalam mensukseskan jalannya akreditasi sekolah.
Upaya yang saya lakukan untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama antara
lain:
Pertama, menyamakan tujuan. Saya akan menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam pelaksanaan
akreditasi sekolah ini kepada seluruh anggota tim yang terlibat. Sehingga seluruh anggota tim yang
terlibat berkeinginan untuk ikut andil dalam mewujudkan kesuksesan dan kelancaran jalannya akreditasi
sekolah.
Kedua, Saya akan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan di lingkungan tempat tim
bekerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan merupakan suatu hal yang menentukan
kinerja tim. Karena lingkungan kerja yang nyaman dapat memberikan energy positif kepada tim. Sehingga
anggota tim merasa senang dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan . menciptakan suasana yang nyaman juga bisa dilakukan dengan memberikan kebebasan
anggota tim bekerja sesuai dengan cara mereka supaya mereka dapat melakukannya senyaman mungkin.
Ketiga, saya akan menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sesama anggota tim. menciptakan
hubungan kerja yang harmonis dapat mempererat kerukunan dan measa lebih dekat antara satu dengan
lainnya. Hal ini dapat membuat komitmen untuk mensukseskan akreditasi sekolah semakin kuat.
Keempat, saya akan menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap sekolah. Kepala sekolah, dewan guru,
tenaga administrasi, penjaga sekolah, tukang kebun sekolah serta peserta didik yang sudah mulai nyaman
dengan lingkungan sekolahnya, maka tidak menutup kemungkinan akan memiliki rasa cinta terhadap
sekolahnya. Mereka akan bekerja keras demi kemajuan sekolah . selain itu tempatkan mereka sesuai
dengan beground yang mereka miliki sehingga mereka tidak merasa terbebani dengan tugas – tugas yang
mereka terima.
Kelima, saya akan meningkatkan motivasi anggota tim. Ada masanya motivasi kerja anggota tim
mengalami naik turun seiring dengan tuntutan yang mereka hadapi dan masa kerja yang telah mereka
jalani. Menumpuknya pekerjaan membuat mereka merasa jenuh dan bosan sehingga motivasi kerja tim
melemah. Untuk itu harus diadakan evaluasi sejauh mana pekerjaan telah terselesaikan berdasarkan atas
target yang hendak dicapai.
Keenam, saya akan memberikan reward atas pekerjaan terbaik yang dibuat. Siapa pun orangnya pasti
akan merasa senang dan bangga apabila dihargai hasil kerjanya. Salah satu yang bisa kita gunakan untuk
meningkatkan komitmen anggota tim adalah dengan memberikan reward. Reward yang diberikan tidak
melulu berupa uang, barang – barang yang bagus ataupun mahal. Reward yang diberikan bisa saja berupa
ucapan pujian, pujian yang tulus dapat mengena dalam hati dan membuat anggota tim menjadi lebih

termotivasi dan meningkatkan kinerjanya sebagai anggota tim.
Bagaimana hasilnya?
Hasil yang diperoleh dari sebuah tugas atau pekerjaan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Hasil yang kita peroleh akan sebanding dengan perjuangan yang telah kita lakukan dalam menjalani
prosesnya. Akreditasi sekolah merupakan proses evaluasi dan penilaian layak atau tidaknya sebuah
sekolah yang dilakukan secara berkesinambungan. Proses akreditasi ini merupakan proses proses yang
sangat panjang yang harus dilalui oleh seluruh warga sekolah. Akreditasi yang dilakukan di sekolah saya
yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditujukan untuk dua program keahlian yang ada yaitu program
keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP), dan program keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga (AKL).
Berkat dari kerja sama tim yang solid maka hasil dari akreditasi sekolah kami yang baru pertama kali ini
adalah B (Baik ) untuk kedua program keahlian yang kami miliki. Tidak hanya itu saja poin penting yang
kami dapat dari dilakukannya kareditasi terhadap sekolah kami akan tetapi banyak hasil – hasil positif
lainnya yang menjadikan perunbahan yang lebih baik dari sebelumnya. Kepala sekolah kami menjadi
lebih banyak menghargai kerja dewan guru serta karyawan sekolah dan hubungan kami menjadi lebih
akrab. Komite sekolah menjadi lebih sering bekomunikasi dengan sekolah untuk membahas hal – hal
penting demi kemajuan sekolah. Dewan guru menjadi lebih menghargai satu sama lainnya sikap
kekeluargaan kami menjadi lebih muncul, lebih memahami karakteristik masing – masing, lebih
memahami apa saja tugas yang memang harus dikerjakan sebagai seorang guru, lebih tau dokumen –
dokumen apa yang harus dimiliki oleh seorang guru dan bagaimana cara penilaian yang baik terhadap
peserta didik, dan menjadi lebih terbuka akan segala hal. Kemudian guru yang memiliki tugas sebagai
wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, bidang sarana dan prasarana, dan bidang hubungan masyarakat
menjadi lebih tahu apa yang harus mereka lakukan denga tugas yang dibebankan kepada mereka,
misalnya dokumentasi dari setiap acara yang dilakukan oleh sekolah harus memiliki dokumentasi yang
lengkap, modal – kodal yang dimiliki sekolah harus diberi tanda kapan pembelian dan dananya
bersumber dari mana, kemudian buku – buku yang dimiliki sekolah harus ada rinciannya dan wakil
kepala sekolah yang tersebut diatas lah yang menjadi penanggung jawab untuk hal – hal ini. Tenaga
administrasi sekolah menjadi lebih detail dan teliti untuk mengarsipkan dokumen – dokumen penting.
Penjaga sekolah dan tukang kebun sekolah menjadi lebih memahami arti dari keamanan dan kebersihan
sekolah dan yang terakhir peserta didik menjadi lebih paham untuk berbagai hal misalnya dalam bidang
prestasimya, kemudian etikanya, kedisiplinannya pada akhirnya mereka paham bahwa hal – hal itu tidak
hanya membawa dampak positif bagi mereka pribadi akan tetapi dapat dijadikan sebagai salah satu aspek
yang dapat mengharumkan nama sekolah mereka. Begitu lah hasil yang diperoleh dari kerja sama sebuah
tim yang solid.

Permasalahan, tantangan, situasi yang kompleks adalah kondisi umum yang ditemui dalam menjalankan
pekerjaan. Berikan contoh pengalaman Anda dalam menghadapi situasi yang paling menantang,
kompleks atau sulit saat menjalankan tugas Anda.

Kapan waktu kejadiannya? Permasalahan, tantangan, atau kompleksitas apa yang Anda hadapi saat itu?
Gambarkan secara jelas!
Masyaallah Siswaku
Sekolah kami terletak di tengah perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara V dan milik
masyarakat tempatan. Oleh karena itu eserta didik yang bersekolah di sekolah kami rata – rata adalah
masyarakat yang berada di sekitar desa saja jadi, antara guru dan peserta didik juga bergaul di luar
lingkungan sekolah. Saya akan menceritakan sebuah pengalaman saya sebagai guru yang amat sulit saya
lupakan sampai hari ini. Kejadian ini terjadi pada tahun pelajaran 2019/2020. Ketika itu saya dipercaya
menjadi wali kelas untu kelas X pada program keahlian akuntansi dan keuangan lembaga. Perasaan saya
senang sekali sewaktu menerima tugas tersebut. Karena, siswa pada program keahlian ini sudah dikenal
memiliki etika yang bagus dari generasi ke generasi. Ya walaupun ada satu atau dua orang yang memiliki
etika kurang baik, akan tetapi tidak sebanding juga dengan anak yang beretika baik. Pada tahun itu ada 25
peserta didik di kelas saya yang terdiri dari 22 peserta didik perempuan dan 3 peserta didik laki – laki.
Memang sedikit peserta didik laki – laki yang berminat untuk mengambil program ini karena mereka
merasa tidak sanggup untuk menerima pembelajaran pada program keahlian ini.
Saya ingat hari itu hari di mana saya merasa mendapatkan beban dan tantangan terbesar selama menjadi
seorang guru, yaitu hari Rabu. Pada hari itu saya dipanggil oleh kepala sekolah untuk menghadap beliau
di ruangannya. Perasaan saya tidak enak ditambah lagi ketika saya memasuki ruangan kepala sekolah
disana ada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Saya dipersilahkan duduk di sebelah Wakasek
Kesiswaan. Kepala Sekolah mulai berbicara dan meminta Wakasek Kesiswaan menunjukkan sebuah video
kepada saya. Awalnya saya hanya melihat video tersebut. Akan tetapi setelah saya lihat dengan seksama
ternyata video tersebut adalah video peserta didik kelas saya yang sedang berjoget - joget tidak karuan
seperti orang yang kesetanan. Ada yang berprilaku normal duduk di kursi dengan tangan di meja akan
tetapi badan ikut bergoyang – goyang mengikuti irama music. Dan yang membuat saya tercengang adalah
saya tidak melihat satu orangpun peserta didik laki – laki dalam video itu artinya semua yang berperan
adalah peserta didik perempuan. Semua dari mereka menunjukkan prilaku yang buruk, bahkan ada
diantara peserta didik tersebut yang berprilaku tidak normal bahkan amat tidak normal. Ada diantara
mereka yang berdiri di atas kursi sambil bergoyang, ada yang berdiri di atas meja juga sambil bergoyang
bahkan ada yang memanjat jendela dengan berpegangan pada ventilasi udara di jendela sambil mengibas
ngibaskan rambutnya. Hal ini membuat perasaan saya bercampur aduk kaget, karena tidak menyangka
peserta didik saya akan melakukan hal gila seperti itu. Malu karena saya melihat mereka yang berjoget –
joget tidak karuan dan tidak beretika sehingga tidak mencerminkan sikap seorang peserta didik yang
telah diberikan pembelajaran sejak dari bangku sekolah dasar, merasa gagal menjadi seorang pendidik,
dan merasa kecolongan karena seharusnya peserta didik di sekolah saya dilarang membawa telepon
genggang saat berada di lingkungan sekolah pada jam aktif belajar akan tetapi bagaimana anak itu dapat
merekam aksi mereka di saat jam belajar aktif di sekolah. Hal itu yang menjadi tanda Tanya besar bagi
saya. Setelah hal itu saya menerima masukan dari kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang
kesiswaan. Selanjutnya saya meminta maaf atas apa yang sudah terjadi dan dengan bantuan semua pihak
yang ada di sekolah saya akan berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut dan memberikan sanksi

kepada peserta didik saya yang membuat efek jera bagi mereka dan memastikan hal yang sama tidak
akan terulang kembali di sekolah. Karena, selain mencemarkan nama pribadi video itu pastinya akan
mencemarkan nama baik sekolah jika semakin banyak pihak di luar sekolah yang mendapati video itu.

Upaya apa saja yang Anda lakukan untuk memahami situasi tersebut secara komprehensif? Peluang dan
kesempatan apa saja yang Anda identifikasi dalam situasi tersebut untuk membantu Anda
menghadapinya?
Setelah saya keluar dari ruangan kepala sekolah saya berpikir keras mengenai hal apa yang harus saya
lakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Saya berusaha tenang dan berfiki positif
bahwasanya setiap permasalahan pasti ada solusinya. Saya akan mulai menyelidiki dari mana video itu
berasal. Lalu saya menemui Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan berbicara dengan beliau untuk
mencari tau darimana beliau mendapatkan video tersebut. Ternyata video tersebut diperoleh beliau dari
status whatsapp seorang warga masyarakat yang berteman dengan beliau, lalu beliau menyadari bahwa
pemeran yang ada dalam video itu adalah peserta didik beliau kemudian beliau menyimpannya dan
melaporkan kepada Kepala Sekolah serta kepada saya sebagai wali kelasnya untuk ditindak lanjuti. Selain
mempunyai video ternyata Wakasek bidang kesiswaan juga memiliki sebuah tangkapan layar video
tersebut dengan deskripsi singkat yang berbunyi “Begini Kelakuan Anak SMK Kalau Lagi Jam Kosong”.
Lalu saya dan Wakasek bidang Kesiswaan berpendapat hal yang sama bahwa video ini direkam dalam
waktu dekat ini. Terlihat dari seragam sekolah yang dipakai oleh peserta didik adalah seragam putih abu
– abu yang biasa dipakai pada hari senin dan selasa. Selanjutnya saya menelusuri jadwal pelajaran kelas
tersebut pada hari selasa dan kesimpulannya adalah pada hari selasa guru di kelas tersebut tidak ada
yang berhalangan hadir alias masuk semua. Lalu saya telusuri jadwal pelajaran kelas tersebut pada hari
senin, kesimpulan yang mencengangkan ternyata pada hari senin juga seluruh guru mata pelajaran di
kelas tersebut masuk semua. Jadi, tidak ada jam kosong pada hari Senin dan Selasa. Setelah tidak
mendapatkan hasil pada hari apa dan pada jam kosong pelajaran apa kejadian itu terjadi akhirnya saya
mengambil langkah untuk menghadirkan seluruh siswa kelas saya untuk menanyakan langsung mengenai
hal itu. Saya meminta kepada seluruh guru (Karena sekolah saya sekolah kecil jadi jumlah seluruh guru
ada 13 orang) untuk dapat hadir di ruangan yang sama dengan peserta didik yang saya panggil. Disana
saya mengintrogasi seluruh peserta didik dan guru – guru lain menjadi saksi dan boleh mengajukan
pertanyaanyang berhubungan dengan permasalahan itu.
Pertama, saya menunjukkan video yang mereka buat. Dengan menunjukkan video itu saya yakin mereka
pasti sadar apa alasan mereka semua dikumpulkan di tempat itu.
Kedua, saya bertanya siapa saja yang terlibat dalam video tersebut. Awalnya mereka semua hanya
menunduk dan tidak ada yang menjawab pertanyaan saya. Kedua kalinya saya bertanya dan sebagian
besar dari mereka mengangkat tangannya. Selanjutnya saya memerintahkan kepada peserta didik yang
tidak ada dalam video itu untuk keluar dari kerumunan. Ternyata dari 25 peserta didik kelas saya hanya 4
orang yang tidak terlibat dalam video itu, yaitu 3 orang laki – laki dan 1 orang perempuan yang pada hari
kejadian sedang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit.
Ketiga, saya bertanya kapan pengambilan video dilakukan. Kemudian salah satu dari mereka menjawab
bahwa pengambilan video dilakukan pada hari Selasa setelah pembelajaran berakhir. Meraka sengaja
tetap berada di sekolah untuk melakukan perekaman video tersebut.
Keempat, saya bertanya siapa yang punya ide untuk melakukan hal tersebut? Orang yang sama menjawab
pertanyaan saya bahwa dialah yang mempunyai ide untuk membuat video tersebut.
Kelima, saya bertanya untuk apa video seperti itu dibuat. Masih orang yang sama menjawab bahwa video
itu dibuat hanya iseng saja dan untuk lucu – lucuan.
Keenam, saya bertanya smart phone siapa yang digunakan untuk merekam video tersebut. Masih juga
orang yang sama menjawab bahwa smsrtphone yang digunakan adalah miliknya.

Selanjutnya salah seorang guru mengajukan pertanyaan, apakah si pemilik smartphone membawa
smartphonenya sejak pagi hari pada hari kejadian. Dan ia menjawab iya, lalu ada lagi guru yang lain
mengajukan pertanyaan apakah pada saat itu ia membawa smartphonenya dan ia menjawab iya.
Kemudian guru tersebut meminta peserta didik tersebut untuk memberikan smartphonenya kepada saya
dan ia berkilah bahwa smartphonenya ada di kelas kemudian guru lain memintanya untuk mengambil
smartphonenya dengan di damping oleh saya.
Setelah smartphone sudah berada di tangan saya dan akan digunakan sebagai bukti, selanjutnya saya
memberikan kesempatan kepada guru – guru yang hadir untuk dapat menanggapi kasus yang pertama
kali terjadi di sekolah kami. selanjutnya guru – guru yang lain secara bergantian memberikan nasehat
kepada mereka dan memberikan gambaran mengenai dampak yang akan terjadi karena hal tidak
menyenangkan yang mereka buat. Memang mereka membuatnya di luar jam belajar aktif akan tetapi
mereka masih melibatkan fasilitas sekolah untuk membuat video tersebut, jadi hal itu tetap akan di usut
dan akan dibicarakan hal terbaik yang harus dilakukan kepada mereka sebagai sanksinya agar mereka
merasa jera dan tidak mengulangi hal yang sama.

Pertimbangan-pertimbangan atau alternatif apa saja yang Anda hadirkan dalam membuat keputusan?
Informasi apa lagi yang Anda gunakan untuk memperkuat keputusan Anda?
Untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini saya tidak memutuskannya sendri. Akan tetapi saya
membuat berbagai alternative penyelesaian kemudian saya bicarakan dengan kepala sekolah dan rekan
rekan yang lain untuk meminta pendapat mereka apakah alternative penyelesaian yang saya buat itu
akan tepat atau tidak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Ternyata mereka semua setuju untuk
menjalankan alternative penyelesaian yang saya buat, mereka sangat mendukung rencana saya secara
penuh dan mereka siap membantu seandainya nati terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. pada keesokan
harinya saya mulai melaksanakan rencana penyelesaian yang akan saya lakukan.
Pertama, saya bergegas untuk membut panggilan kepada orang tua atau wali peserta didik saya tanpa
terkecuali. Jadi, yang tidak berada dalam video itu pun orang tua atau walinya diharuskan untuk dating.
Surat panggilan diberikan langsung kepada peserta didik supaya dapat disampaikan kepada orang
tua/walinya masing – masing dan diwajibkan untuk dating sesuai denga tanggal dan waktu yang tertera
pada surat panggilan.
Kedua, saya menemui ketua komite sekolah kemudian saya menjelaskan kejadian yang terjadi di sekolah
dan sekolah menganggap kasus ini adalah kasus yang benar – benar harus diselesaikan dengan sangat
baik agar tidak terjadi hal serupa dan diharapkan adanya perubahan etika peserta didik kea rah yang
lebih baik. Saya meminta bantuan beliau untuk dapat menyampaikan nasehat – nasehatnya sebagai ketua
komite sekolah kepada peserta didik dan mengajak para orang tua untuk dapat bekerja sama dalam
memperhatikan peserta didik sehingga dapat mendukung pendidikan anak – anaknya.
Ketiga, saya memberitahukan kepada peserta didik saya untuk dapat membuat surat pernyataan yang
berisi bahwasanya mereka tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dan jika terulang kembali
mereka siap menerima sanksi yang lebih berat, lalu ditandatangani dengan menggunakan materai.
Keempat, saya berkomunikasi dengan kepala sekolah dan guru – guru mengenai mekanisme yang akan
saya lakukan dalam pertemuan besok harinya dan mengajak beberapa dari mereka terutama Wakasek
bidang kesiswaan supaya dapat berpartisipasi dengan saya, kepala sekolah dan komite sekolah untuk
menyelesaikan dan memberikan nasehat – nasehatnya kepada peserta didik dan orang tuanya.
Setelah melakukan keempat hal di atas keesokan harinya para orang tua dating ke sekolah untuk
memenuhi surat panggilan. kemudian peserta didik dan orang tua ditempatkan dalam satu ruangan yang
telah saya persiapkan beserta dengan laptop dan infocus yang akan digunakan untuk menayangkan video.
Setelah berkumpul maka saya langsung membuka acara, memberikan pengantar kemudian saya
memutarkan video yang didalamnya berisi putri = putri mereka yang sedang bergoyang goyang tidak
karuan. Reaksi yang sudah saya duga sebelumnya terjadi, ada orang tua yang menutup muka mereka
karena malu, ada yang berteriak karena terkejut, ada juga yang cemberut lalu tertunduk, da nada orang
tua yang langsung memarahi anaknya begitu melihat tayangan video. Semua ekspresi kekecewaan
muncul dikala itu. Selanjutnya saya mempersilahkan kepada orangtua apakah ada yang ingin menaggapi
hal tersebut. Akan tetapi tidak ada satupun dari mereka yang bersedia memberikan tanggapannya.
Selanjutnya karena pada waktu itu kepala sekolah berhalangan untuk hadir, maka kesempatan saya
berikan kepada ketua komite sekolah dan dilanjutkan oleh Wakasek bidang Kesiswaan untuk berdiskusi
ataupun memberikan masukan, pesan – pesan dan nasehatnya baik kepada peserta didik ataupun kepada
orang tuanya.

Selanjutnya dihadapan para orang tua saya membacakan salah satu surat pernyataan yang
ditandatangani di atas materai. Para orangtua setuju dengan surat pernyataan tersebut dan mereka
berjanji akan bekerja sama dengan sekolah untuk mendidik putra putrinya agar menjadi lebih baik dan
tidak mengulangi perbuatan yang tidak pantas seperti itu.
Lalu yang terakhir adalah soal smartphone yang digunakan untuk merekam berada di tangan saya, dan
saya melihat apa saja isi dari smartphone peserta didik tersebut. Satu masalah selesai satu masalah lagi
terlihat. Ternyata di dalam smartphone siswa tersebut ada beberapa film dewasa yang tidak pantas
dilihat oleh peserta didik yang berada di bawah umur. Akan tetapi saya tidak membukanya di depan
umum guna menjaga mental anak takutnya dia tidak siap dan menjadi malu dikarenakan hal ini. Saya
memanggil secara pribadi peserta didik dan orang tua yang bersangkutan dan menjelaskannya secara
empat mata dan saya meminta agar orang tuanya dapat lebih memperhatikan apa saja yang dilakukan
oleh anak di rumah sehingga dia tidak melihat hal – hal yang belum pantas dia lihat.
Ya begitulah, tidak mudah dalam mengambil sebuah keputusan kita perlu merencanakannya secara
matang dan mendiskusikannya agar tidak ada pihak yang dirugikan dengan keputusan yang kita buat.

Tindakan apa yang kemudian Anda ambil dan bagaimana hasilnya?
Dengan adanya kejadian tersebut saya sebagai wali kelas pada kelas yang bersangkutan harus dapat
mengambil tindakan tegas untuk memperbaiki hal tersebut dan memastikan agar tidak akan ada lagi
kejadian serupa di sekolah. Dalam memutuskan sebuah tindakan yang akan dilakukan saya tidak boleh
sembarangan, saya harus mempertimbangkan banyak hal dan tidak boleh ada pihak yang merasa
dirugikan karena tindakan yang saya lakukan. Saya merencanakan beberapa tindakah dan Alhamdulillah
ketika saya sharing dengan guru – guru yang lain mereka sangat mendukung saya dan saya mulai
mengaplikasikan tindakan yang akan saya lakukan. Saya mulai membuat surat panggilan kepada masing –
masing orang tua, lalu saya mengundang pihak – pihak yang berpengaruh kepada kemajuan sekolah
untuk dapat hadir dan memberikan pencerahan kepada peserta didik serta orang tuanya , saya juga
meminta peserta didik yang disaksikan oleh orang tuanya membuat surat pernyataan bahwasanya
mereka tidak akan mengulangi perbuatan yang dapat mencemarkan nama sekolah dan diri mereka
sendiri. Serta memberikan bimbingan tersendiri kepada si perekam dan pemilik smartphone karena ia
memiliki masalah yang lain lagi sehingga saya merasa perlu untuk membimbing dia secara ekstra lebih
dari teman temannya yang lain.
Dalam menyelesaikan suatu permasalahan kita harus dapat berpikir positif, merencanakan berbagai hal
dengan baik, dan bertindak tidak tergesa – gesa, maka banyak sekali hasil positif yang kita peroleh
bahkan dapat membawa perubahan kea rah yang lebih baik. Dengan adanya kejadian ini sekolah lebih
berbenah diri supaya tidak kecolongan lagi untuk ke sekian kalinya. Guru – guru semakin tertib dalam
waktu mengajar sehingga peserta didik tidak memiliki banyak waktu luang untuk melakukan perbuatan
yang tidak pantas dilakukan. guru – guru yang berhalangan hadir selalu mempersiapkan tugas yang akan
dikerjakan atau mnginformasikan kepada guru piket. Guru piket selalu memastikan bahwa tidak ada
peserta didik yang berada di ruangan ketika jam istirahat dan memastikan peserta didik meninggalkan
sekolah setelah jam pulang sekolah. Penjaga sekolah lebih tepat waktu untuk menutup pintu – pintu kelas
setelah jam pulang sekolah. Komunikasi antara guru dan orang tua semakin intens begitu pula
komunikasi antara pihak sekolah dengan ketua komite sekolah. Wakasek bidang kesiswaan menjadi lebih
teratur melakukan razia terhadap benda – benda yang tidak di perkenankan untuk di bawa ke sekolah.
Peserta didik menjadi lebih patuh terhadap peraturan - peraturan sekolah. Ketika kita mengambil sisi
positif dari berbagai permasalahan yang terjadi, maka kita akan lebih banyak melihat perubahan –
perubahan positif setelah masalah tersebut terselesaikan.

Perkembangan menuntut kita untuk terus belajar hal-hal baru. Ceritakan pengalaman Anda saat
mendapatkan masukan atau umpan balik terkait kemampuan Anda.

Kapan waktu kejadiannya? Masukan atau umpan balik apa yang secara spesifik Anda dapatkan? Apa yang
Anda rasakan saat menerima masukan atau umpan balik tersebut?
Sungguh Mengecewakan
Stelah gagal dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 saya merasa sangat kecewa
dengan keadaa. Saya meratapi diri saya yang tidak dapat memenangkan persaingan dalam Seleksi
Kompetensi Bidang (SKB). Akan tetapi, orang –orang disekitar saya yang perduli terhadap saya
memberikan semangat kepada saya untuk dapat bangkit dan menjalani kehidupan seperti sedia kala dan
mereka meyakinkan saya bahwasannya akan ada anugrah yang lebih baik yang akan diberikan Allah
untuk saya. Saya memikirkan banyak hal, saya mencoba berpikir positif dan saya sampai pada sebuah
gambaran yang akan terjadi seandainya saya lulus sebagai CPNS pada tahun itu. Akhirnya semua itu
membuat saya berpasrah diri dan selalu berfikir positif akan semua hal yang terjadi pada saya.
Tibalah pada momen yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Pada hari itu setelah shalat magrib
saya melihat banyak percakapan pada whatsapp group sekolah saya kemudian saya membuka
percakapan tersebut dan membacanya dengan seksama. Ternyata mereka sedang membicarakan
mengenai kelulusan pre tes program profesi guru (PPG) yang telah di umumkan paka akun SIMPKB
masing – masing guru. Lalu saya bergegas untuk membuka akun SIMPKB saya dan betapa terkejutnya
saya di sana tertulis keterangan “Anda dinyatakan Lulus Tes Akademik Calon Peserta PPG Daljab”. Saya
sangat terkejut , tidak percaya dan saya langsung sujud syukur sambil tak henti – henti mengucapkan kata
Alhamdulillah. Selanjutnya saya mengikuti alur yang harus dilaksanakan untuk dapat menjadi mahasiswa
PPG Daljab. Saya melengkapi dokumen – dokumen yang diminta sebagai syaratnya. Sampailah pada hari
saat saya dinyatakan resmi sebagai mahasiswa PPG Daljab di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) Universitas PGRI Palembang. Awalnya saya meras kaget karena mendapat LPTK yang jauh dari
domisili saya, akan tetapi karena perkuliahan dilaksanakan secara daring maka jarak tidak menjadi
permasalahan yang berarti.
Perkuliahan di mulai banyak tahap – tahap yang harus dilalui mulai dari tahap pendahuluan, pendalaman
materi, perancangan pembelajaran, uji komprehensif, praktik pembelajaran dan ujian akhir yang
menentukan kelulusan yaitu Uji Kinerja (UKIN) dan Uji Pengetahuan (UP). Pada tahapan – tahapan
tersebuta da stu tahapan yang paling tidak bisa saya lupakan yaitu pada tahapan Uji komprehensif. Uji
komprehensif merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh tentang teori pedagogik dan
pengetahuan bidang studi termasuk materi esensial, advance materials dan kebermaknaan (apa,
mengapa, bagaimana yang bersumber dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan dari lokakarya dan
diperluas pada aspek TPACK dan HOTS. Pada saat pelaksanaan ujian saya merasakan gugup karena saya
akan melaksanakan ujian yang akan diuji oleh dua dosen, takut karena dosen penguji saya adalah dosen
dosen yang paling kritis di antara dosen – dosen lainnya, dan agak tertekan karena waktu ujian saya
dimajukan satu minggu dari jadwal semula padahal saya sama sekali belum menguasai materi yang akan
diujikan dalam uji komprehensip tersebut karena saya baru menyelesaikan tugas perangkat
pembelajaran saya dan saya menganggap waktu ujian saya masih lama. akan tetapi waktu terus berjalan
dan saya harus tetap dapat melewati tantangan itu. Tibalah saatnya gilirsn saya yang diperintahkan untuk
bergabung dakam google meet, disana sudah ada dua dosen penguji saya. Saya berusaha tenang,
tersenyum semanis mungkin dan saya bertekad akan menjawab semua pertanyaan dengan tegas dan

yakin. Dosen penguji satu mulai bertanya dan sya mengeluarkan seluruh kemampuan saya untuk dapat
menjawab pertanyaan – pertanyaan beliau dengan baik dan benar. Dosen penguji kedua mulai bertanya,
sama halnya denga dosen penguji yang pertama saya menjaab setiap pertanyaan – bertanyaan secara
yakin. Sampailah pada akhir ujian berbagai komentar diberikan oleh dosen penguji kepada saya.
Komentar yang diberikan rata – rata bernilai negative atas pengetahuan saya, saya kurang membaca, saya
tidak memahami langkah – langkah mengajar yang baik, saya tidak memahami materi pedagogic, saya
tidak mengerti mengenai TPACK, dan yang terakhir dosen penguji saya mengatakan bahwasanya semua
jawaban yang saya uraikan tadi hanyalah jawaban yang ASBUN ( Asla bunyi) begitu kata penguji saya.
Disitu saya merasa sangat gagal dan kecewa, saya merasa sangat bodoh karena tidak tahu apa apa
mengenai pekerjaan saya. Saya hanya bisa tersenym dan meminta maaf kalau jawaban saya tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan dan saya berjanji untuk dapat melakukan hal yang lebih baik lagi di
kemudian hari.

Bagaimana cara Anda menyikapi masukan dan umpan balik tersebut untuk pengembangan diri Anda?
Umpan balik yang saya peroleh dari uji komprehensif saya menurut saya merupakan umpan balik yang
negative. Tidak dapat disangkal lagi hal tersebut menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi saya.
Saya merasa depresi, gelisah, cemas, fokus saya menjadi menurun dan juga kepercayaan diri saya pun
ikut menurun. Saya merasa gagal dalam tahap ini. Setelah ujian selesai saya sharing kepada teman –
teman saya dan begitupun sebaliknya. Ternyata sama seperti saya merekapun mendapat umpan balik
yang negative. Dan setelah melaksanakan shalat magrib percakapan di grup kelas saya sangat ramai,
ternyata mereka membicarakan mengenai nilai uji komprehensif yang sudah keluar. Saya bergegas
melihat nilai saya, dan saya mulai menguatkan hati saya agar tidak kecewa dengan apapun hasilnya.
Sesuai prediksi saya tenyata saya hanya diberikan nilai dengan rata – rata 76 oleh dosen penguji saya.
Mulai dari situ saya berusaha bangkit dari kekecewaan saya dan saya mulai menyikapi hal ini dengan
bijak agar tidak menjadi permasalahan yang semakin rumit bagi saya. Saya mulai berdiam dili untuk
menetralkan diri saya.
Pertama, saya mulai menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Saya lakukan hal itu
berulangkali. Cara ini saya lakukan agar saya merasa lebih rileks menerima kenyataan yang tidak sesuai
denga yang saya harapkan.
Kedua, saya mulai menanamkan pada diri saya bahwasanya kegagalan itu merupakan sebuah
keberhasilan yang tertunda. Dengan cara ini saya berharap dapat memberikan energy yang positif pada
diri saya bahwasanya ada kesuksesan di depan sana yang sedang menanti saya.
Ketiga, saya melihat kembali perjuangan saya dan mencoba mengambil hikmah dari hal tersebut. Saya
mencoba mengambil hal – hal baik yang diberikan oleh dosen penguji saya supaya saya dapat bangkit dan
memperbaiki apa yang sudah menjadi kesalahan dan kekurangan saya dan saya meninggalkan fokus
saya pada umpan balik yang negative agar tidak mengganggu saya untuk menjadi yang lebi baik dari
sebelumnya.
Keempat, saya mencoba belajar dari kesuksesan orang lain. Menurut saya belajar dari kesuksesan orang
lain itu membuat kita termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Akan tetapi saya tidak perlu menyerap
semua pengalamannya melainkan hanya mengambil hal – hal yang baik dan meninggalkan yang tidak
berguna. semakin banyak saya belajar dari kesuksesan orang lain, maka saya akan punya lebih banyak
ilmu untuk saya terapkan dalam perjuangan saya yang selanjutnya.
Kelima, saya mencoba meyakini bahwa kegagalan itu adalah sebuah rezki bagi saya. Menurut saya
kegagalan adalah bentuk rezki, karena saya akan lebih menghargai sebuah keberhasilan setelah saya
sudah berkali – kali ditempa denga berbagai macam kegagalan. Lewat sesuatu yang belum dapat saya
raih, saya mempunyai kesempatan untuk intropeksi diri, merenung, dan tidak langsung merasa cepat
puas. Jadi, saya harus dapat mensyukuri kegagalan yang saya terima ini.

Selain memanfaatkan masukan dan umpan balik dalam proses pengembangan diri Anda, Hal berbeda apa
yang Anda lakukan untuk mendukung proses pengembangan diri Anda? Adakah cara-cara di luar
kebiasaan yang Anda lakukan dimana hal tersebut membuat Anda kurang nyaman namun mendukung
proses pembelajaran Anda?
Setelah kejadian itu saya semakin bersemangat untuk dapat mengembangkan diri saya. Saya mulai
memanfaatkan umpan balik yang saya peroleh dalam proses pengembangan diri yang akan saya lakukan.
Saya mulai menyusun cara – cara yang harus saya lakukan untuk mendukung pengembangan diri saya.
Dan saya bertekad untuk dapat menunjukkan kepada dosen saya bahwasanya saya dapat melakukan hal
yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Pertama, saya mulai membangun pola fikir yang positif. Hal ini dapat menjadi semangat untuk saya untuk
menggapai perubahan. Setiap saya teringat dengan umpan balik yang negative saya selalu menyemangati
diri saya sendiri bahwasanya dengan banyak membaca dan mulai melakukan inovasi saya pasti bisa
meemperbaiki semua ini.
Kedua, saya mulai mengenali kekurangan dan kelebihan saya. Saya mulai menanamkan pada diri saya
bahwasanya setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing – masing. Saya fokuskan diri saya
pada kelebihan saya dan saya mulai mengembangkannya. Hal ini saya lakukan agar saya dapat merasa
mempunyai ruang untuk berkembang.
Ketiga, saya fokus pada langkah atau perubahan – perubahan kecil. Disini saya menanamkan bahwasanya
saya harus menghargai setiap proses ataupun perubahan kecil yang berhasil diraih atau dilakukan. tidak
berkecil hati jika keadaan tidak membaik secepat yang saya bayangkan. Dan saya percaya bahwa
perubahan kecil yang dilakukan sekarang pada akhirnya akan tumbuh menjadi perubahan besar dan
membuat saya terus maju dan berkembang.
Keempat, saya mulai melakukan hal – hal yang saya sukai. Jika ada waktu luang saya mulai melakukan hal
– hal yang saya sukai dari kegiatan saya itu. Misalnya saya suka membuat video pembelajaran akan tetapi
saya masih sangat minim pengetahuan mengenai hal itu, kemudian saya mencoba untuk membuatnya
dengan mempedomani video – video tutorial yang ada di youtube. Selain menimbulkan rasa bahagia,
aktivitas ini dapat membuat saya bisa menguasaiketerampilan membuat video.
Kelima, saya berhenti membandingkan diri saya dengan orang lain. Saya adalah seseorang yang seringkali
merasa tidak percaya diri ketika melihat orang yang lebih dari pada saya, baik itu soal penampilan,
prestasi ataupun pencapaian yang telah diraih. Sehingga hal tersebut menimbulkan sifat pesimistis pada
diri saya. Dengan kejaian ini saya mulai belajar bangkit untuk berhenti melakuan hal tersebut dan
percaya bahwa setiap orang memiliki jalannya masing – masing, dan saya mulai mengingat tentang apa
yang telah saya miliki dan saya gapai dengan usaha dan kondisi saya saat ini.
Keenam, saya mulai mendekatkan diri dengan orang – orang yang positif. Menurut saya bergaul dengan
orang – orang yang positif dan suportif dapat membuat saya menjadi termotivasi untuk menjadi pribadi
yang lebih baik dari berbagai hal, sehingga saya dapat berkembang menjadi orang yang percaya diri
yang dapat membuat saya keluar dari kegagalan yang pernah saya alami. Dan saya mulai melakukan hal –
hal baru yang terinspirasi dari mereka.

Bagaimana aplikasi hasil proses pembelajaran yang Anda sebutkan di dalam pekerjaan Anda?
Salah satu kata bijak yang berbunyi “ Kegagalan adalah awal dari keberhasilan” itulah yang saya rasakan
pada proses ini. Kegagalan memang bukan akhir dari segalanya. Kegagalan bahkan bisa berubah menjadi
kesuksesan jika kita ma uterus belajar dan melakukan intropeksi diri. Ya begitulah, banyak hasil – hasil
ajaib yang saya rasakan setelah memalui proses ini.
Pertama, saya menjadi terbiasa dalam menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang baik
yang sesuai dengan pembelajaran abad 21 yang di dalamnya berisi materi bidang studi esensial, materi
bidang studi lanjut atau advanced material, materi yang mendukung peserta didik untuk dapat berpikir
tingkat tinggi atau Hots Order Thinking Skill (HOTS) dan juga saya mampu mengintegrasikan antara
teknologi informasi dan komunikasi, materi bidang studi, dan pedagogi atau biasa dise but TPACK dalam
RPP yang saya buat.
Kedua, saya menjadi terbiasa dalam membuat bahan ajar yang dapat membantu peserta didik dalam
memahami materi yang diajarkan. Bahan ajar yang menarik, yang dapat menjadikan peserta didik lebih
bersemangat dalam belajar dengan cover yang menarik, kombinasi warna – warna yang dapat
menimbulkan gairah belajar dan bahan ajar dalam bentuk e – book yang dengan mudah dapat diakses
oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja mereka berada.
Ketiga, saya menjadi terbiasa dalam membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat membantu
siswa dalam memahami materi ajar dan membawa peserta didik mampu memecahkan masalah secara
terstruktur karena disana saya menerapkan pendekatan saintifik yakni, mengamati, menanya, mencoba,
mengolah informasi dan mengkomunikasikan. Hal ini juga dapat melatih peserta didik dalam berpikir
kritis.
Keempat, saya dapat membuat media pembelajaran yang sederhana akan tetapi lain dari teman – teman
saya yang lain. Saya dapat membuat powerpoint pembelajaran yang menarik yang berisikan rangkuman
materi pembelajaran yang saya ajarkan, saya juga dapat membuat video motivasi pembelajaran mengenai
aplikasi materi yang saya ajarkan sehingga peserta didik mengetahui kegunaan nyata dari materi yang
dipelajari. Selain itu saya juga mengunggah video saya dalam channel youtube saya sehingga lebih mudah
diakses oleh peserta didik saya. Dan hal itu menjadi kebiasaan untuk saya sehingga sekarang saya sering
membuat video – video penjelasan mengenai suatu materi yang dapat membantu saya dalam
pembelajaran secara daring dengan peserta didik saya.
Kelima, saya dapat membuat instrumen penilaian yang terperinci. Baik itu instrument penilaian
pengetahuan ataupun instrument penilaian keterampilan. Disana saya membuat rubric penilaian untuk
kedua instrumennya yang dapat dijadikan panduan untuk memberikan penilaian yang baik kepada
peserta didik.

Ceritakan pengalaman Anda melakukan pengembangan terhadap orang lain (contohnya dengan guru,
rekan sejawat lainnya, komunitas, tokoh masyarakat, maupun lainnya), misalnya dalam kegiatan
perlombaan, riset ilmiah, mempersiapkan orang lain pada tugas dan tanggung jawab baru, atau lainnya.

Kapan waktu kejadiannya? Siapa yang Anda kembangkan? Apa yang memotivasi Anda melakukan
pengembangan tersebut?
Melakukan pengembangan terhadap orang lain adalah kegiatan mendorong orang lain dalam belajar atau
pengembangan lainnya yang sesuai dengan yang dibutuhkan orang tersebut. Kegiatan melakukan
pengembangan terhadap orang lain bukan lah hal yang mudah apalagi jika kita mengharapkan hasil yang
sesuai dengan keinginan kita.
Melakukan pengembangan terhadap orang lain memerlukan ketulusan, kesabaran dan ketelatenan,
karena hal ini bukan lah hal yang ketika sudah dilakukan satu kali langsung memperlihatkan hasil yang
signifikan. Kegiatan ini haruslah dilakukan secara terus menerus hingga kita dapat melihat dengan jelas
apa kekurangan dan kelebihan orang tersebut sehingga kita dapat meningkatkan potensi yang mereka
miliki dengan baik.
Saya sering melakukan pengembangan terhadap orang lain walaupun hal tersebut tidak dilakukan dalam
acara yang formal. Hal tersebut saya lakukan dalam menjalani kegiatan saya sehari – hari. Disini saya
akan ceritakan beberapa pengalaman saya melakukan pengembangan kepada guru, rekan sejawat lainnya
dan peserta didik saya.
1. Pengembangan terhadap guru di sekolah saya
Di sekolah saya seringkali diminta oleh rekan sejawat saya untuk dapat mendampingi mereka dalam
melakukan berbagai aktivitas yang berhubungan dengan information technology (IT). Pertama
pendampingan yang saya lakukan ketika baru digunakannya kurikulum 2013 di sekolah saya, pada waktu
itu sekolah mulai melakukan pengisian rapor peserta didik dengan menggunakan aplikasi rapor dan
disekolah saya banyak guru – guru yang gagap teknologi jadi saya sebagai seorang yang sudah mulai
paham bagaimana cara menggunakan aplikasinya memberikan penjelasan di depan mereka semua
bagaimana cara pengoperasiannya dan bagaimana cara menginput nilainya. Saya mulai menjelaskan
langkah demi langkah secara detail hingga semua guru mulai mengerti bagaimana cara mengoperasikan
aplikasi rapor tersebut sampai rapor ini bisa di print. Begitu juga ketika aplikasi rapor beralih ke rapor
elektronik. Operator sekolah sudah mengadakan pendampingan bagaimana cara pengoperasiannya akan
tetapi banyak dari guru – guru yang belum memahaminya jadi saya tetap melakukan pendampingan dari
meja ke meja agar semua dewan guru dapat paham bagaimana cara menggunakan raport elekronik
dengan baik.
2. Pengembangan terhadap rekan sejawat lainnya.
Pengembangan terhadap rekan sejawat lainnya saya lakukan kepada rekan saya yang sedang menjalani
perkuliahan menuju jenjang S1. Hal ini saya laksanakan ketika masa perkuliahan mereka berlangsung.
Jika mereka merasa kesulitan dalam memahami materi yang sedang diajarkan maka mereka selalu
datang ke rumah saya untuk mendapatkan pendampingan dari saya. Saya tidak semahir yang mereka
bayangkan akan tetapi sedikit banyak saya dapat memudahkan kesulitan yang sedang mereka alami.
Misalnya ketika teman saya yang berkuliah di program studi pendidikan matematika universitas terbuka
(UT) mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas – tugasnya maka mereka ia akan dating ke rumah
saya untuk menyelesaikannya bersama hal ini terjadi secara berkelanjutan sejak ia berada di semester
awal hingga sekarang berada di semester 5.

3. Pengembangan terhadap peserta didik
Pengembangan terhadap peserta didik yang saya lakukan adalah ketika saya harus mempersiapkan
mereka dalam menghadapi ujian nasional. Sejak saya mulai mengajar pada tahun 2015 setiap tahunnya
saya selalu terlibat dalam pengembangan terhadap peserta didik yang akan melaksanakan ujian nasional.
Sebagai seorang guru matematika saya membimbing mereka untuk dpat menguasai bagaimana trik – trik
yang harus digunakan untuk dapat menyelesaikan setiap soal pada ujian nasional. Kegiatan ini saya
lakukan di sekolah selepas jam aktif belajar sekolah selesai. Biasanya kegiatan ini di lakukan 6 bulan
sebelum dilaksanakan ujian nasional.

Hal apa yang menjadi fokus pengembangan? Ceritakan pula cara Anda membangun kesepakatan guna
mencapai hasil pengembangan yang diharapkan!
1. Pengembangan terhadap guru di sekolah saya

Pada hal Pengembangan terhadap guru di sekolah saya, yang menjadi fokus pengembangan saya
adalah bagaimana caranya mereka bisa menjadi guru yang tidak gagap akan teknologi, bagaimana
caranya supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi yang semakin pesat pada saat ini. Cara
saya membangun kesepakatan guna mencapai hasil yang diharapkan adalah dengan memberikan
sebanyak mungkin informasi yang relevan teerhadap mereka. Dengan memberikan banyak informs
saya berharap pemikiran mereka semakin terbuka dan mendapatkan ide – ide baru dalam
mengoperasikan sebuah teknologi supaya menjadi lebih simple. Dan saya juga memberikan masukan
kepada mereka agar membiasakan diri memakai IT dari hal – hal kecil saja misalnya dari media social
atau membuat media media ajar sederhana dengan IT.
2. Pengembangan terhadap rekan sejawat lainnya.
Pada hal Pengembangan terhadap rekan sejawat lainnya, yang menjadi fokus pengembangan saya
adalah bagaimana mereka dapat belajar tidak hanya dari satu sumber saja yaitu modul yang diberikan
oleh kampus mereka. Selama ini rekan sejawat saya belajar hanya terfokus pada satu sumber yaitu
modul yang diberikan oleh kampus merek, ketika saya tanyakan mengapa seperti itu mereka
menjawab mereka hanya tidak terfikir untuk mendapatkan jawaban yang mereka cari dari buku
lainnya alasannya karena mereka tidak mempunyai buku yang lain. Nah disitulah saya mulai
membuka fikiran mereka bahwasanya materi yang sedang mereka pelajari itu tidak hanya disajikan di
dalam modul yang disediakan kampus, akan tetapi banyak sumber – sumber lain yang menyajikan
materi tersebut misalnya mereka bisa mencari di internet, ntah itu artikel, modul modul yang ditulis
oleh kamous lainnya, bahkan kita juga bisa mengakses materi tersebut melalui buku elektronik yang
ada di internet dan jumlahnya sangat sangat banyak. Kemudian saya juga melatih mereka bagaimana
caranya mencari sumber yang mereka butuhkan dari internet. Karena penggunaan internet itu harus
juga didukung dengan pemikiran kita yang cemerlang. Misalnya kita akan mencari alamat sebuah desa
yang akan dituju maka kita tidak bisa hanya terfokus pada desa tersebut , karena ketika desa yang kita
cari tersebut tidak ditemukan maka kita bisa mencari alamat desa – desa lain yang berad di sekitaran
desa tersebut.
3. Pengembangan terhadap peserta didik
Pada hal Pengembangan terhadap peserta didik yang menjadi fokus pengembangan saya adalah
bagaimana mereka dapat menyelesaikan berbagai bentuk soal dalam waktu yang cepat dan cara yang
singkat. Dalam hal ini saya selalu mengajarkan mereka secara berurut berdasarkan kisi – kisi ujian
nasional yang telah dibagikan oleh pemerintah. Biasanya saya memberikan contoh – contoh soal per
materi. Misalnya pada materi bentuk pangkat, saya akan menghadirkan soal – soal bentuk pangkat
dalam berbagai tipe dan saya selalu mengajarkan mereka menggunakan cara yang [aling singkat
untuk dapat menjawab soal – soal tersebut. Selain itu saya selalu meminta kepada mereka untuk
dapat merangkum rumus – rumus dalam setiap materi pada buku mereka masing – masing.
Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan karena sudah banyak buku dengan berbagai judul yang
merangkumkan rumus untuk pembelajaran matematika. Akan tetapi hal ini saya lakukan supaya
mereka tidak hanya sekedar membaca dan mengingat tetapi juga menulis. Karena tidak semua peserta
didik dapat memahami materi dengan cara membaca dan mengingat saja, akan tetapi ada diantara
mereka yang harus menuliskan dulu baru mereka dapt memahami dan mengingat.

Dukungan apa saja yang Anda berikan bagi orang tersebut? Hambatan apa yang Anda temui dan
bagaimana cara Anda mengatasinya? Upaya-upaya apa saja yang Anda lakukan untuk mempertahankan
motivasi orang tersebut?
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada seseorang baik itu moril maupun material untuk
memotivasi orang lain dalam melaksanakan suatu kegiatan (Notoatmojo, 2003). Dukungan sangat
diperlukan bagi siapa saja yang sedang berjuang untuk memperoleh sesuatu. Karena dukungan yang kita
berikan dapat mengurangi rasa cemas seseorang, lalu dapat membuat seseorang mengubah
pandangannya terhadap suatu masalah dan dapat mempengaruhi respon seseorang mengenai kejadian
yang sedang dialaminya.
Bentuk dukungan yang saya berikan terhadap orang lain yang sedang saya kembangkan adalah:
Pertama, selalu memberikan nasehat, walaupun saya memiliki usia yang lebih muda diantara teman
sejawat saya akan tetapi saya selalu memberikan nasehat kepada mereka. Mereka tidak merasa
keberatan akan hal ini. Mereka mengatakan bahwa pemberian nasehat tidah harus selalu dilakukan oleh
orang yang lebih tua melainkan dapat juga dilakukan oleh orang yang lebih muda asal saja nasehat yang
diberikan merupakan nasehat yang membangun untuk perbaikan mereka kedepannya. Kepada peserta
didik, saya selalu berkata bahwa silahkan kalian mempelajari berbagai macam hal sebanyak – banyaknya
karena dengan kalian belajar mengenai apapun kalian tidak akan dirugikan.
Kedua, memberikan petunjuk. Saya selalu memberikan petunjuk – petunjuk yang dibutuhkan oleh
mereka agar mereka selalu berada di arah yang benar.
Ketiga, memberikan saran.saran adalah pendapat atau usul yang diberikan kepada seseorang untuk
mempertimbangkan suatu hal. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan saran
kepada orang lain, tidak memandang umur ataupun jenis kelamin dari orang tersebut. Namun kita harus
menyampaikan dengan car yang baik sehingga tidak membuat orang tersebut menjadi tersinggung. Saran
ini sangat diperlukan bagi mereka karena saran ini dapat membuat tugas atau pekerjaan yang sedang
mereka kerjakan menjadi lebih sempurna.
Keempat, memberikan umpan balik. Umpan balik ini sangat penting bagi mereka yang sedang
menginginkan perkembanga dalam dirinya. Umpan balik dapat membantu mereka untuk menilai kinerja
mereka yang tidak dapat dinilai oleh dirinya sendiri. Sehingga umpan balik juga dapat dijadikan sebagai
penambah motivasi bagi mereka.
Tidak begitu banyak hambatan yang saya temui dalam melakukan pengembangan terhadap orang lain.
Hal ini dikarenakan mereka sangat membutuhkan dengan ilmu yang akan dikembangkan, jadi mereka
melakukannya dengan baik dan tidak sulit untuk menerima berbagai masukan yang saya berikan
terhadap mereka. Hambatan yang berarti mungkin terjadi pada saat melakukan pengembangan terhadap
peserta didik saat akan menghadapi ujian nasional. Hal ini terjadi karena rasa lelah mereka setelah
belajar dari pagi hingga sore kemudian ditambah lagi dengan pengembangan untuk persiapan ujian
nasional.
Berbagai upaya saya lakukan untuk mempertahankan motivasi dari mereka yang sedang saya
kembangkan. Diantaranya adalah :
1) Selalu memberikan semangat yang positif kepada mereka,
2) Selalu menghargai sekecil apapun hasil yang mereka peroleh,
3) Selalu memberikan umpan balik yang bermakna kepada mereka,
4) Selalu mendengarkan ide – ide yang mereka sampaikan dan
5) Selalu memberikan kesempatan yang sebesar – besarnya kepada mereka untuk bertanya.

Bagaimana hasilnya?
Melakukan pengembangan terhadap orang lain mengajarkan saya bagaimana saya bisa bekerja sama
dengan orang lain sehingga dapat membawa dampak yang positif bagi orang yang berada di sekitar saya.
Banyak sekali hasil yang saya peroleh dengan melakukan hal ini. Baik hasil yang saya rasakan untuk diri
saya sendiri ataupun hasil yang bermanfaat untuk orang lain. Untuk diri saya sendiri hal ini dapat
menumbuhkan rasa kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan, dapat menumbuhkan rasa social
dan menciptakan keperdulian saya terhadap sesame, dapat menghindarkan saya dari sifat egois atau
mementingkan diri sendiri dan dapat menimbulkan ide atau gagasan baru berdasarkan hasil diskusi saat
melakukan pengembangan. Sedangkan untuk orang lain, setelah melakukan pengembangan ini mereka
mulai belajar tentang berbagai macam teknologi informasi dan yang paling utama adalah teknologi dalam
dunia pendidikan, mereka mulai dapat melihat hal – hal baru dengan mulai menggunakan media social
baik itu facebook, instagram, twitter, youtube, whatsapp dan telegram. Mereka juga sudah mulai bisa
mencari sumber – sumber baru dari internet mengenai materi yang sedang mereka pelajari, ya walaupun
masih terbatas dalam memberikan petunjuk untuk berbagai hal yang mereka cari. Bagi peserta didik saya
mereka menjadi semakin mahir dalam hitung cepat dan juga mereka giat mencari soal – soal lain yang
relevan dalam internet dan berinisiatif untuk mengerjakannya di rumah sebagai latihan. Selain itu mereka
juga semakin sering bertanya akan hal – hal yang kurang mereka mengerti.


Click to View FlipBook Version