KIMIA ANORGANIK; P E N D I D I K A N K I M I AGASMULIA 8
KIMIA UNSUR M A R E T 2 0 2 1
UNSUR-UNSUR GOLONGAN 18
T
A
I M
R H
T A
U
P R
A A
S T
S
I
I
N G
G A
A
A
A N
E I
D V K E L A S A 2 0 1 9
DAFTAR ISI
Daftar Isi .......................................................................................1
Gas Mulia .....................................................................................2
Ciri Umum Gas Mulia .........................................................3
Sumber, Ekstraksi dan Pemakaian ............................4
Sifat Fisika ..................................................................................8
Sifat Kimia ...................................................................................9
Kestabilan Unsur ..................................................................12
Persenyawaan Gas Mulia ...............................................13
Informasi Tambahan ..........................................................14
CIRI UMUM GAS MULIA
Unsur – unsur gas mulia dalam sistem periodic menempati golongan VIIIA. Gas
mulia terdiri dari unsur Helium (He), Neon (Ne), Argon (Ar), Kripton (Kr),
Xenon (Xe, dan Radon (Rn). Unsur – unsur gas mulia terdapat dalam keadaan
bebas (tidak berikatan dengan unsur lain).
kelompok ini disebut gas mulia karena sifatnya yang sukar bereaksi. Unsur gas
mulia, kecuali helium mengandung 8 elektron di kulit terluar sehingga stabil.
konfigurasi elektron pada kulit terluar ns^2np^6 kecuali untuk Helium
konfigurasi elektron terluarnya 1s^2. Konfigurasi yang stabil mengakibatkan
sukar membentuk senyawa.
Gas-gas mulia terdapat diatmosfer dalam jumlah yang relatif sedikit, seperti
yang kita ketahui, armosfer kita didominasi oleh gas-gas nitrogen dan oksigen
yang masing- masing meliputi 78% dan 21% volume udara.
gas mulia yang paling banyak terdapat pada atmosfer adalah argon. Akan tetapi
gas mulia yang sering ditemukan di alam semesta adalah helium.
SUMBER, EKSTRAKSI DAN PEMAKAIAN GAS MULIA
Sumber utama gas mulia adalah udara, kecuali untuk He dan Rn. He lebih
banyak ditemukan di gas alam, sementara Rn berasal dari peluruhan panjang
unsur radioaktif unsur uranium dan peluruhan langsung radium. Gas mulia di
alam berada dalam bentuk monoatomik kerena bersifat tidak reaktif. Oleh
karena itu, ekstraksi gas mulia umumnya menggunakan pemisahan secara fisis.
Perkecualian adalah radon yang diperoleh dari peluruhan unsur radioaktif.
*He* : Helium berasal dari reaksi fusi hidrogen di matahari. Helium di
atmosfer kadarnya hanya sedikit, sebab gas Helium sangat ringan sekali
sehingga mudah lolos dari tarikan gravitasi bumi. Namun karena komponen
utama matahari dan bintang-bintang adalah helium maka helium merupakan
gas mulia yang paling banyak di alam semesta. Unsur He bisa di ekstrasi dari
gas alam ataupun udara. Untuk mengektrasi He dari gas alam, digunakan
proses pengembunan (liquefaction) yang kemudian dimurnikan melalui proses
kriogenik (menghasilkan dingin) ataupun bisa melalui proses adsorpsi. Ekstraksi
He dari udara prosesnya menggunakan teknologi pemisahan udara. Gas helium
dapat digunakan sebagai pengisi balon udara. Helium cair dapat digunakan
sebagai zat pendingin karena memiiki titik uap yang sangat rendah. Helium
yang tidak reaktif digunakan sebagai pengganti nitrogen untuk membuat
udara buatan untuk penyelaman dasar laut.
*Ne* : Terdapat dalam udara kering dan dibawah kerak bumi. Ektraksi Ne
dari udara menggunakan teknologi pemisahan udara. Pada tahap awal, CO2
dan uap air dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian, udara diembunkan dengan
pemberian tekanan 200 atm diikuti pendinginan cepat. Sebagian besar udara
akan membentuk fase cair dengan kandungan gas yang lebih banyak, yakni
60% gas mulia (Ar, Kr, Xe) dan sisanya 30% (He dan Ne) dan 10% N2. Sisa
udara yang mengandung He dan Ne tidak mengembun karena titik didih kedua
gas tersebut sangat rendah. Kemduian dilakukan penyulingan bertingkat untuk
mendapatkan Ne murni. Neon digunakan untuk pengisi bola lampu. Neon juga
bisa dipakai sebagai zat pendingin, indikator tekanan tinggi, penangkal petir,
dan untuk pengisi tabung-tabung televisi.
*Ar* : Terdapat dalam udara kering dan dibawah kerak bumi. Diantara gas-gas
mulia yang lain, hanya Ar yang berada dalam jumlah yang cukup untuk
memungkinkan produksinya dalam skala besar. Argon dihasilkan dari penyulingan
bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung 0.94% Argon. Ekstraksi
Argon dari udara sama seperti He dan Neyaitu melalui proses yang menggunakan
teknologi pemisahan udara. namun, setelah udara membentuk fase cair yang
mengandung gas mulia Ne, Kr, dan Xe akan dipisahkan melalui proses antara lain
adsorpsi ataupun distilasi fraksional. Argon dipakai dalam las titanium pada
pembuatan pesawat terbang atau roket. Argon juga dipakai dalam las stainless
steel dan sebagai pengisi bola lampu pijar karena Argon tidak bereaksi dengan
wolfram (tungsten) yang panas.
*Kr* : Kripton terdapat di udara dengan kadar 1 ppm serta hanya terdapat di
udara kering. Ekstraksi Kripton sama dengan proses ektraksi Ar yaitu
menggunakan teknologi pemisahan udara yang kemudian dipisahkan melalui proses
adsorpsi atau distilasi fraksional. Kripton bersama Argon dipakai untuk pengisi
lampu fluoresen bertekanan rendah. Kripton juga digunakan dalam lampu
mercusuar, dan laser untuk perawatan retina.
*Xe* : Hanya terdapat di udara kering. Unsur ini ditemukan dalam bentuk gas,
yang dilepaskan dari mineral mata air tertentu. Ekstraksi Xenon sama hal nya
dengan estraksi Argon dan Kripton yaitu menggunakan teknologi pemisahan udara
yang kemudian dipisahkan melalui proses adsorpsi atau distilasi fraksional. Xenon
dipakai untuk menghasilkan cahaya terang pada lampu blitz (flash gun), pembuatan
tabung elektron, komponen reaktor nuklir. Xenon satu-satunya gas mulia yang
bersifat anestesi/membius pada tekanan atmosfer.
*Rn* : Ekstraksi Rn dari peluruhan unsur radioaktif yaitu peluruhan panjang
unsur radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226. Radon memiliki waktu
paro yang pendek yaitu 3,8 hari sehingga cepat meluruh menjadi unsur lain, radon
belum dibuat secara komersial. Radon dipakai untuk terapi kanker (memancarkan
sinar radioaktif) dan sistem peringatan gempa. Namun demikian, jika Radon
terhisap dalam jumlah yang banyak, malah akan menimbulkan kanker paru-paru.
SIFAT FISIKA GAS MULIA
Unsur-unsur gas mulia merupakan gas yang tidak berwarna tidak berasa dan
tidak berbau gas mulia merupakan gas yang partikel-partikelnya berwujud atom
tunggal atau monoatomik.
Argon Kripton dan Xenon sedikit larut dalam air sebab atom atom gas mulia
ini dapat terperangkap ke dalam rongga rongga kisi molekul air atau struktur
semacam ini dapat disebut dengan klarat.
Dengan konfigurasi elektron yang telah penuh gas mulia termasuk kedalam unsur
yang stabil artinya sukar bereaksi dengan unsur lain atau sukar untuk
menerima elektron maupun untuk melepas elektron
Dapat dilihat bahwa gas gas mulia memiliki harga energi ionisasi yang cukup
besar bahkan terbesar dalam masing-masing deret satu periode hal ini sesuai
dengan kestabilan struktur elektron gas mulia yang sangat sukar membentuk
senyawa karena konfigurasi elektronnya telah terisi penuh. Dari atas ke bawah
energi ionisasi Mengalami penurunan Hal ini dapat menerangkan Mengapa gas
gas mulia yang letaknya lebih bawah memiliki kemungkinan yang lebih besar
untuk membentuk senyawa. Semakin kebawah gas mulia memiliki harga
kerapatan titik didih dan titik leleh yang semakin besar hal ini sesuai dengan
konsep ikatan kimia bahwa gaya tarik vanderwalls antar partikel akan
bertambah besar apabila jumlah elektron per atomnya bertambah
SIFAT KIMIA
a. Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun senyawa
dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan konfigurasi
electron . dimilikinya . Electron valensi gas mulia adalah 8 (kecuali 2 untuk
Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas mulia memiliki
energy pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energy pengionan yang
besar memperlihatkan sukarnya unsure-unsur gas mulia melepaskan electron
sedangkan afinitas electron yang rendah menunjukkan kecilnya kecendrungan
untuk menyerap electron.
Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecendrungan untuk melepas ataupun
menyerap electron. Jadi, unsure-unsur dalam gas mulia sukar untuk bereaksi.
Namun, untuk unsure gas mulia yang mempunyai energy ionisasi yang kecil dan
afinitas electron yang besar mempunyai kecenderungan untuk membentuk
ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk senyawa XeF2, XeF4 dan XeF6.
Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya. Jadi,
kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan
pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap electron
kulit terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain.
Walaupun, demikian unsure gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsure
yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
b. Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin
bertambah.
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon
yaitu XePtF6. Penemuan ini membuktikan bahwa gass mulia dapat bereaksi
dengan unsure lain, meskipun dalam reaksi yang sangat terbatas dan harus
memenuhi criteria berikut :
1) Harga energy ionisasi gas mulia yang akan bereakssi haruslah cukup
rendah (terletak dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai
sekarang gas mulia yang sudah dapat dibuat senyawanya barulah Kripton,
Xenon dan Radon.
2) Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan
unsure-unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
Dari He ke Rn energy ionisasinya semakin kecil. Artinya semakin besar nomor
atom gas mulia, maka jari-jari atomnya semakin besar pula dan kereaktifannya
semakin bertambah besar. Jika jari-jari atom bertambah besar maka gaya
tarik inti atom terhadap electron terluar makin lemah sehingga electron lebih
mudah tertarik ke zat lain. Hal tersebut terbukti karena sampai saat ini belum
ada senyawa gas mulia dari Helium, Neon dan Argon. Senyawa gas mulia yang
berhasil dibuat adalah senyawa dari xenon, krypton dan radon karena memang
helium, neon dan argon sangat stabil sedangkan xenon, krypton dan radon lebih
reaktif. Di dalam gas mulia senyawa xenon merupakan senyawa yang paling
banyak dibuat.
Sifat kereaktifan unsure-unsur gas mulia berurut Ne > He > Ar > Kr > Xe.
Radon radioaktif. Konfigurasi electron gas mulia dijadikan sebagai acuan bagi
unsure-unsur lain dalam system periodik
1
Gas mulia adalah gas yang sudah memiliki 8 elektron valensi dan memiliki
kestabilan yang tinggi tetapi gas mulia pun masih bisa bereaksi dengan atom lain
karena sebenarnya tidak semua subkulit pada gas mulia terisi penuh
Contoh :
Ar : [Ne] 3s² 3p⁶
Sebenarnya atom Ar masih memiliki satu Subkulit yang masih kosong yaitu
subkulit d, jadi
Ar : [Ne] 3s² 3p⁶ 3d⁰
Subkulit d masih bisa diisi oleh atom-atom lain.
Beberapa contoh reaksi dan cara pereaksian pada gas mulia:
1. Ar (argon)
Ar(s) + HF --> HArF
Nama senyawa yang terbentuk adalah Arginhidroflourida. Senyawa ini
dihasilkan oleh fotolisis dan matriks Ar padat dan stabil pada suhu rendah.
2. Kr (kripton)
Kr(s) + F2 --> KrF2(s)
Nama senyawa yang terbentuk adalah Crypton florida. reaksinya dihasilkan
dengan cara mendinginkan KR dan F2 pada suhu -196°C lalu diberi loncatan
muatan listrik atau sinar X.
3. Xe (xenon)
Xe(g) + F2 --> XeF2 (s)
Xe(g) + 2F2 --> XeF4 (s)
Xe(g) + 3F2 --> XeF6(s)
Reaksi Ini menghasilkan senyawa Xenon fluorida. XeF2 dan XeF4 dapat diperoleh
dari pemanasan Xe dan F2 pada tekanan 6 ATM Jika jumlah pereaksi F2 lebih
besar maka akan diperoleh XeF6.
XeF6(s) + 3H2O(l) --> XeO3(s) + 6HF (aq)
6XeF4(s)+ 12H2O(l) --> 2XeO3(s) + 4Xe(g) + 3O2(g) + 24HF(aq)
Menghasilkan senyawa Xenon Oksida
.Jadi,
·Gas mulia memiliki jari-jari atom yang semakin panjang hingga Radon, sehingga
semakin mudah membentuk dipol sesaat dan gaya van der Waals
·Kereaktifan gas mulia bertambah besar seiring bertambahnya jari-jari atom
·Gas mulia hanya dapat bereaksi dengan unsur yang memiliki keelektronegatifan
yang sangat tinggi, seperti fluor. Contoh senyawa yang berhasil dibuat adalah
XePtF6
·Gas mulia sering dikatakn gas inert (lembam) karena tidak ikut bereaksi
KESTABILAN UNSUR GAS MULIA
Unsur gas mulia di alam terdapat dalam keadaan bebas, karena gas
mulia merupakan unsur yang stabil. Atom-atom gas mulia bersifat
stabil karena kulit terluarnya terisi penuh oleh elektron. Perhatikan
tabel konfigurasi elektron gas mulia dibawah ini.
Dari tabel tersebut, terlihat bahwa kulit terluar atom-atom gas mulia terisi
penuh oleh 2 elektron (untuk He) dan 8 elektron (untuk atom gas mulia lainnya).
Susunan elektron gas mulia disebut susunan duplet (untuk He) dan susunan oktet
(untuk gas mulia selain He).
PERSENYAWAAN GAS MULIA
H. Bartlett mempelajari sifat platina fluorida PtF6 tahun 1960-an, dan
mensintesis O2PtF6.
PtF6- + O2 → O2 PtF6
PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki harga energi ionisasi 1180
kJmol-1, harga energi ionisasi xenon adalah 1170 kJmol-1, energi ionisasi Xe cukup
dekat dengan energi ionisasi O2, atas dasar data tersebut, maka untuk pertama
kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan ternyata menghasilkan
senyawa yang stabil dengan persamaan reaksi :
Xe + PtF6- → XePtF6
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6, maka gugurlah anggapan bahwa gas
mulia tidak dapat bereaksi.
INFORMASI TAMBAHAN
APLIKASI UNSUR GAS MULIA
Menurut Bolindet al. (dalam Arkundato et al., 2013b), korosi yang terjadi dalam
suatu logam didefinisikan sebagai degradasi/kerusakan struktur logam yang
ditunjukkan oleh perubahan posisiatom-atom penyusunnya. Hal ini terjadi karena
adanya interaksi antara logam dengan lingkungan di sekitarnya.Contoh logam yang
mudah mengalami korosi adalah besi. Sebagaimana pada reaktor nuklir, kerusakan
besi disebabkan oleh pendingin logam cair yang mengelilinginya dengan temperatur
yang tinggi. Fenomena kerusakan besi dapat diamati dengan menggunakan konsep
difusi.
Menurut penelitian Arkundato et al (2013b), korosi besi yang diletakkan di tengah
logam cair dapat dihambat dengan menginjeksikan oksigen. Oksigen dibawa ke
permukaan baja untuk membentuk lapisan pelindung melalui konveksi dan difusi.
Transport massa oksigen dapat menentukan kinematika proses simulasi. Penelitian
tersebut dilakukan menggunakan simulasi dinamika molekul. Metode dinamika molekul
ini diterapkan dengan mempelajari pergerakan molekul-molekul yang saling
berinteraksi. Program yang digunakan pada simulasi dinamika molekul disebut
program Molecular Dynamics (MOLDY) (Refson, 2001). Berdasarkan simulasi
tersebut, atom-atom oksigen yang diinjeksikan dalam jumlah tertentu mampu
menghambat korosi besi hingga laju korosi yang sangat rendah (Arkundatoet
al.,2013b)
Besi yang diletakkan di tengah logam PbBi cair memiliki tingkat korosi yang lebih
tinggi jika dibandingkan dengan besi yang diletakkan ditengah logam PbBi cair
setelah diinjeksi gas mulia. Berdasarkan hasil simulasi diperoleh bahwa besi yang
diletakkan di tengah logam PbBi cair sebelum diinjeksi gas mulia memiliki koefisien
difusi sebesar 1,37 X 10-10 m2/s. Sedangkan besi yang diletakkan ditengah logam
PbBi cair setelah diinjeksi gas mulia (Argon) memiliki koefisien difusi sebesar 2,70
X 10-10 m2/s. Gas mulia yang diinjeksikan ke dalam logam PbBi cair ada tiga
macam, antara lain: Helium, Neon, dan Argon. Dari ketiga macam gas mulia
tersebut yang paling efektif dalam menghambat korosi besi adalah Argon. Argon
dapat mereduksi laju korosi besi hingga 80,29%.
Referensi jurnal :
Sa’adah, Umi et al. 2016. Simulasi Dinamika Molekul Penghambatan Korosi Besi
Dalam PbBi Cair Panas Tinggi dengan Inhibitor Gas Mulia. Jurnal Ilmu Dasar.
Vol.17 No.2 : 95-102.
APLIKASI UNSUR GAS MULIA
Material aluminium 5083 banyak digunakan dalam industri perkapalan khususnya
sebagai material konstruksi kapal. aluminium jika dilakukan pengelasan untuk
menyambung materi aluminium 5083 Akan terdapat ketidak sempurnaan hasil
pengelasan ditinjau dari kekuatannya, maka digunakan gas pelindung dalam pengelasan
yang memiliki pengarun sebagai pelindung dari unsur-unsur yang tidak diinginkan,
mempengaruhi voltage busur las, mempengaruhi temperatur busur dan mempengaruhi
kualitas logam deposit.
Gas pelindung harus mempunyai kemurniaan yang tinggi karena gas ini akan
berhubungan langsung dengan logam cair dan sangat berpengaruh terhadap hasil
pengelasan yang didapat. gas mulia dapat digunakan sebagai gas pelindung karena
mampu mengurangi sifat yang kurang baik dalam hal pengelasan paduan aluminium,
sebagai berikut :
1. Karena panas jenis daya hantar panasnya tinggi Maka sukar sekali untuk
memanaskan dan mencairkan sebagian kecil saja
2. Paduan aluminium mudah teroksidasi dan membentuk oksida aluminium al2O3 yang
mempunyai titik cair yang tinggi karena sifat ini maka peleburan antara logam dasar
dan Logam las menjadi terhalang
3. Karena mempunyai koefisien muai yang besar maka mudah sekali terjadi deformasi
sehingga paduan-paduan yang mempunyai sifat Getas panas akan cenderung
membentuk retakk panas karena perbedaan yang tinggi antara kelarutan hidrogen
dalam logam cair dan Logam padat maka dalam proses pembekuan yang terlalu cepat
akan membentuk rongga halus bekas kantong-kantong hidrogen
4. Paduan aluminium mempunyai berat jenis rendah karena itu banyak zat-zat yang
terbentuk selama pengelasan akan tenggelam keadaan ini memudahkan terkandungnya
zat-zat yang tidak dikehendaki kedalamnya karena titik cair dan viskositas rendah
maka daerah yang kena pemanasan mudah mencair dan jatuh menetes.
Dalam pengelasan aluminium menggunakan dua jenis gas pelindung yakni argon dan
helium gas argon memberikan perlindungan yang lebih baik daripada gas helium akan
tetapi penembusan nya dangkal.
Argon digunakan untuk logam non ferro seperti aluminium nikel perpaduan magnesium
dan Logam reaktif seperti zirkonium dan Titanium gas argon menghasilkan stabilitas
busur penetrasi dan profil bed yang sangat baik bila argon digunakan pada pengelasan
logam berbasis ferro maka biasanya dicampur dengan gas lain seperti oksigen kalium
karbon dioksida atau hidrogen argon mempunyai potensial ionisasi yang rendah sehingga
menghasilkan aliran arus dan stabilitas busur listrik yang sangat bagus kolom busur
dengan densitas arus yang tinggi terkonsentrasi pada daerah yang kecil sehingga
menghasilkan energi yang besar
Dengan mengetahui kekuatan tarik hasil las material aluminium 5083 yang
menggunakan dua jenis gas pelindung yang berbeda yakni argon grade B dan argon
grade A sebagai gas pelindung dalam pengawasan material aluminium 5083
mempunyai kekuatan tarik rata-rata yang lebih besar 57,809% untuk spesimen
sambungan las dan 19,805% untuk spesimen logam las weld metal dari pada gas
pelindung argon grade A
Referensi Jurnal :
Mulyatno, Hartono Yudo. 2008. Pengaruh Penggunaan Gas Pelindung Argon
Grade A dan Grade C Terhadap Kekuatan Tarik Lasan Sambungan Butt Pada
Material Kapal Alumunium 5083. KAPAL Vol.5, No 3, 181-190