Diah Septiningrum BATIK TULIS TRENGGALEK
Identitas penulis Nama Alamat Sekolah Tempat lahir Tanggal lahir Motto hidup : : : : : : Diah septiningrum RT.07 RW.03 Sumbergedong trenggalek Trenggalek 24 September 1993 STKIP PGRI trenggalek Teruslah berusaha
Kata pengantar Puji syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, tak lupa juga sholawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan flipbook ini dengan mudah dan lancar serta tidak melewati batas waktu yang sudah ditentukan tersebut dengan baik. Flipbook ini disusun sebagai tugas akhir semester mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS SD. Namun dalam penyusunan flipbook ini penulis menyadari bahwa tidak dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Angga Setiawan, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS SD yang telah memberikan banyak bimbingan dan dukungan dalam penyusunan proposal penelitian ini. 2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik material maupun spiritual. 3. Teman – teman yang banyak memberikan masukkan dan informasi selain itu juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan flipbook selanjutnya. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan flipbook ini masih terdapat kekuranganya. Semoga flipbook ini memberikan manfaat bagi pembacanya dan penulisnya. Trenggalek, Januari 2024 Penulis
Daftar isi Identitas penulis Kata pengantar Daftar isi Daftar gambar Bab 1 pendahuluan Bab 2 pembahasan Bab 3 penutup Daftar pustaka
Daftar gambar Gambar 1.1 batik motif Turangga yakso Gambar 1.2 batik motif sumping Gambar 1.3 batik motif parang Gambar 1.4 batik motif sekar jagad isen cengkeh duren
Bab I Pendahuluan Keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan warisan yang sudah seharusnya kita sebagai penerus bangsa mampu untuk menjaga dan melestarikannya. Batik sudah ada sejam zaman dahulu hingga sekarang, batik merupakan salah satu seni budaya yang telah diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh UNESCO sejak Oktober tahun 2009. Di Indonesia batik sudah ada sejak zaman Majapahit dan sangat populer pada abad setelahnya. Sampai abad 20 semua batik yang dihasilkan adalah batik tulis, kemudian setelah itu baru dikenal batik cap. Oleh karena itu, batik merupakan salah satu warisan seni budaya yang patut dilestarikan dan dikembangkan. Pada mulanya, membatik merupakan pekerjaan wanita desa untuk membantu perekonomian keluarga tanpa harus bekerja di luar rumah atau sekedar hobi bagi keluarga raja. Dari sejarahnya, ruang membatik batik tulis berkedudukan di teras rumah masyarakat di pedesaan atau di pendopo istana. Batik tulis yang diajarkan secara turun-temurun dikerjakan di teras rumah maupun sudut-sudut rumah yang pencahayaannya cukup terang. Saat ini, para pembatik membutuhkan fleksibilitas waktu untuk pekerjaan membatik, mengikuti kebutuhan industri. A. Latar belakang masalah Di Trenggalek sendiri batik tulis juga merupakan kearifan budaya lokal yang sudah jarang dipelajari oleh generasi muda. Sudah jarang anak-anak yang tau tentang sejarah dan proses pembuatan dari batik tulis yang merupakan salah satu dari kebudayaan lokal yang kita miliki. Oleh karena itu dalam flipbook ini akan dibahas mengenai batik tulis Trenggalek,
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah batik tulis Trenggalek ? 2. Apa bahan dan alat dalam pembuatan batik tulis Trenggalek? 3. Bagaimana langkah-langkah pembuatan batik tulis Trenggalek ? 4. Apa manfaat dari batik tulis Trenggalek ? 5. Bagaimana cara melestarikan batik tulis Trenggalek ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah batik tulis Trenggalek 2. Untuk mengetahui bahan dan alat dalam pembuatan batik tulis Trenggalek 3. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan batik tulis Trenggalek 4. Untuk mengetahui manfaat dari batik tulis Trenggalek 5. Untuk mengetahui cara melestarikan batik tulis Trenggalek D. Manfaat Bagi pendidik : Dapat digunakan sebagai sumber belajar yang dapat menarik perhatian dan meningkatkan minat belajar siswa Bagi peserta didik : Dapat digunakan sebagai sumber belajar yang dapat menambah wawasan mengenai kearifan lokal tentang batik tulis Trenggalek
Merunut sejarah berdasarkan informasi masyarakat setempat, sekitar tahun 1970an, Trenggalek mempunyai sentra Batik di wilayah Kelurahan Sumbergedong dan Kelurahan Surondakan. Saat itu, proses pengerjaan batik dibuat berkelompok, seperti kelompok perajin batik sidomukti, dan kelompok perajin batik gringsing. Jika kita tinjau dari masing-masing kelompok tersebut, dapat kita simpulkan bahwa pada masa 1970an sudah ada paguyuban perajin batik trenggalek. Ketika menginjak tahun 1980an, banyak perajin batik trenggalek yang gulung tikar karena selera fashion masyarakat pada waktu itu mulai beralih ke jenis kain polos dan modern karena pengaruh trend fesyen dunia barat. Mulai tahun 2010 akhir industri batik trenggalek mulai menggeliat, dan sentra batik berpindah ke Dukuh Jampi, Desa Ngentrong, Kec. Karangan, Kabupaten Trenggalek dengan sekitar 35 perajin batik trenggalek dan dua rumah produksi batik trenggalek. Motif batik bunga cengkeh tetap dipertahankan karena memang telah menjadi identitas batik Trenggalek selain motif batik Turonggo yakso. eberagaman motif batik Trenggalek belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas, terutama masyarakat di luar daerah Trenggalek. Bab ii Pembahasan A. Sejarah batik tulis trenggalek
Contoh motif batik tulis trenggalek Motif sumping Motif Turangga yakso Gambar 1.1 contoh batik motif Turangga yakso Gambar 1.2 contoh batik motif sumping
Contoh motif batik tulis trenggalek Motif parang Motif Sekar jagad isen cengkeh duren Gambar 1.3 motif parang Gambar 1.4 batik motif Sekar jagad isen cengkeh diren
Kain Mori Dalam membuat batik tulis, sebagai medianya dibutuhkan kain. Kain yang biasa digunakan untuk membuat batik adalah kain mori. Namun, bisa juga menggunakan kain katun maupun kain sutra sebagai medianya. Disarankan untuk menggunakan kain mori yang telah diketel (proses menghilangkan kanji pada kain dengan cara diuleni dalam larutan minyak kacang). Canting Canting merupakan alat yang digunakan untuk mengambil lilin di dari dalam wadah. Lilin merupakan bahan utama yang digunakan untuk membuat motif pada kain. Canting tradisional biasanya terbuat dari bahan tembaga dan gagangnya berbahan bambu. Gawangan Gawangan merupakan alat yang digunakan untuk menjemur kain batik. Lilin Lilin digunakan untuk membuat motif batik pada kain. Cara menggunakan lilin untuk menjadikannya sebagai motif dengan mencairkannya terlebih dahulu. Lalu kemudian dilukiskan ke kain menggunakan canting. Panci dan Kompor Panci digunakan untuk wadah lilin ketika dicairkan. Sedangkan kompor berfungsi untuk memanaskan lilin agar bentuknya menjadi cairan. Larutan Pewarna Seperti namanya, larutan pewarna biasanya digunakan untuk mewarnai kain agar nantinya motif yang sudah dibuat pada kain terlihat jelas. B. Alat dan bahan pembuatan batik tulis trenggalek
C. Langkah-langkah pembuatan batik tulis 1. Nyungging Nyungging merupakan langkah pertama dalam seluruh workflow pembuatan batik tulis. Istilah ini digunakan oleh para pembatik ketika mereka membuat pola di kertas. Proses ini mirip dengan pembuatan sketsa pada karya seni lukis lainnya. Umumnya proses nyungging memakan waktu sekitar 15 menit hingga 1 jam. Tetapi ketika ingin membuat pola batik dengan tema atau pesan tertentu, para seniman pembatik bisa membutuhkan waktu hingga 1 minggu khusus untuk proses nyungging. 2. Njaplak Selanjutnya adalah proses njaplak atau menyalin pola yang sudah dibuat di kertas ke media kain. Proses perpindahan media dari kertas ke kain ini juga tidak semudah yang dikira. Sebab meskipun sama-sama masih menggunakan pensil, tekstur ketika menggambar di kertas dan menggambar di kain sangat berbeda. Apalagi Anda tidak bisa menghapus di kain hingga bersih layaknya di kertas. buat grid atau garis-garis pembantu agar pola yang digambar di kain bisa lebih rapi dan presisi seperti yang ada di kertas. 3. Nglowong Sekarang kita masuk ke proses pembuatan batik tulis yang paling utama, yaitu nglowong. Dalam proses ini membutuhkan canting, alat berbentuk seperti teko yang terbuat dari kayu atau bambu dengan ujung lancip. Canting diisi dengan malam kemudian digerakan mengikuti pola di kertas. Dalam membatik, perlu berlomba dengan waktu. Sebab malam yang ada di canting akan segera mengeras jika tidak digerakan dengan cepat. Hal ini juga akan membuat hasil batik menjadi kurang bagus karena banyak yang putus. 4. Ngiseni Tahap Selanjutnya adalah proses ngisen atau ngiseni. Proses ini sebenarnya cukup cepat dan mudah, karena hanya perlu mengisi bagian-bagian yang kosong dalam pola. Misalnya dalam pola bunga, kita perlu mengisi kelopak bunga dengan malam seluruhnya. Atau dalam pola hewan, mungkin akan ada beberapa bagian yang harus dipenuhi menggunakan lilin agar bentuknya semakin terlihat jelas. Karena nantinya pola tersebut tidak bisa diberi warna khusus, perlu membuat bisa menyampaikan bentuk dari pola tersebut hanya dengan silhouette.
5. Nyolet Proses pembuatan batik tulis tradisional yang selanjutnya adalah nyolet atau memberi warna pada bagian kain tertentu. Jadi sebelum nantinya dicelup ke cairan pewarna, kita bisa memberi di bagian-bagian tertentu pada kain agar hasilnya menjadi lebih indah. 6. Mopok Mopok merupakan salah satu langkah dalam proses pembuatan batik tulis dimana dalam proses ini kita menutupi bagian tertentu dalam pola yang tidak ingin diberi warna. Proses ini juga dilakukan menggunakan malam. Tapi tidak membutuhkan canting lagi, melainkan diganti dengan kuas yang lebih lebar agar prosesnya lebih cepat 7. Nembok Nembok juga mirip dengan mopok. Perbedaannya adalah mopok dilakukan untuk melapisi pola, sedangkan nembok berfungsi untuk melapisi latar belakang dalam kain. Keduanya sama-sama dilakukan agar bagian yang dilapisi tidak terkena cairan pewarna. 8. Ngelir/Nyelup Proses pembuatan batik tulis yang selanjutnya adalah nyelup atau ngelir. Langkah ini digunakan dalam proses pewarnaan pada kain batik.Agar proses pewarnaannya lebih cepat, kain batik tulis akan langsung dicelupkan ke bak atau ember berisi air pewarna. Umumnya warna yang digunakan untuk kain batik adalah warna low saturation dan tidak terlalu mencolok. Misalnya coklat, hijau tua, ungu tua, merah, dan lain-lain. Kemudian kain dijemur hingga kering selama beberapa hari. 9. Nglorod Langkah-langkah proses pembuatan batik tulis yang berikutnya adalah ngolorod. Di tahap ini kita akan melunturkan beberapa bagian malam yang ada di kain. Caranya adalah dengan mencelupkan kain pada air mendidih. Setelah lilin malamnya hilang, kain kemudian diangkat dan dijemur kembali sampai kering.
10. Ngrentesi Selanjutnya adalah tahap ngrentesi. Dalam proses pembuatan batik tulis ini, akan menghias lagi batik dengan memberi titik atau garis di sekitar pola. Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk melakukan ngrentesi. Sehingga semunya dilakukan berdasarkan intuisi artistik saja. Tidak sedikit pula yang melewatkan tahap ini dan langsung selesai ketika sudah nglorod. 11. Nyumri Sekarang kita masuk ke langkah yang berikutnya yaitu nyumri atau nyumik. Dalam langkah ini, perlu menutup kembali beberapa bagian dari kain yang tidak ingin terkena warna menggunakan malam. Setelah itu, kain kembali dicelupkan ke cairan pewarna untuk terakhir kalinya, kemudian dijemur sampai kering 12. Nglorod Langkah terakhir dalam proses membuat batik tulis adalah nglorod lagi. Tetapi dalam tahap kali ini, kita akan melunturkan seluruh malam di kain batik. Caranya juga sama, yaitu dengan merendam di air mendidih. Kemudian angkat kain dan jemur hingga kering. Setelah itu, kita bisa lihat sendiri hasil karya yang sudah selesai D. Manfaat batik tulis Trenggalek untuk siswa sd 1. Melestarikan budaya bangsa Batik merupakan suatu tanda atau ciri khas dari Indonesia. Sehingga dengan memperkenalkan seni membatik kepada anak sejak dini, tentu akan membantu melestarikan budaya bangsa. “Negara lain banyak yang mau klaim batik. Dengan membiasakan anak membatik, ini bisa membantu untuk terus menyematkan ke generasi selanjutnya bahwa batik adalah milik kita 2.engajarkan kesabaran Anak-anak tentu memiliki keinginan untuk mengerjakan sesuatu dengan cepat dan mudah. Namun dengan membatik, mereka pun diajari untuk melenyapkan kedua hal ini. Sebab membatik membutuhkan kesabaran karena cairan yang harus dipastikan tidak menetes maupun menggunakan canting dengan sesuai pola.
E. Cara melestarikan batik tulis trenggalek 1. Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada anak tentang batik tulis khas trenggalek 2. Membiasakan anak memakai baju dari batik tulis khas trenggalek misalnya dengan penggunaan seragam identitas sekolah
Bab III Penutup A. Kesimpulan Di Trenggalek sendiri batik tulis juga merupakan kearifan budaya lokal yang sudah jarang dipelajari oleh generasi muda. Sudah jarang anak-anak yang tau tentang sejarah dan proses pembuatan dari batik tulis yang merupakan salah satu dari kebudayaan lokal. Motif batik bunga cengkeh tetap dipertahankan karena memang telah menjadi identitas batik Trenggalek selain motif batik Turonggo yakso. eberagaman motif batik Trenggalek belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas, terutama masyarakat di luar daerah Trenggalek. B. Kesan dan pesan batik tulis merupakan warisan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia yang harus dijaga agar tidak diklaim oleh negara lain. Dengan mempelajarinya kita akan tahu bahwa batik tulis terutama barik tulis Trenggalek sangat menarik untuk dipelajari.
Daftar pustaka Aldilla Hanny, Nita., Suhartini, Ratna. 2018. Motif Batik Trenggalek. Jurnal Tata Busana. Budi Cahyani, Indah. 2018. Eksplorasi Ragam Nilai Karakter Bangsa Berbasis Kearifan Lokal dalam Motif Batik Tulis Trenggalek