MAKALAH KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH (KDPPLKS) Dibuat untuk memenuhi salah tugas UTS dari mata kuliah Praktikum Akuntansi Perbankan Syariah Dosen Pengampu : Rd. Amar Muslim, S.E., M.Ak Disusun oleh: Sayyidah Salma Hanifah 1189220084 Syalsa Aprilia 1189220090 Yuli Puspitasari Lubis 1189220096 PRODI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2021
I KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset yang berjudul “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah”. Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen mata kuliah Praktikum Akuntansi Perbankan Syariah. Penulis menyampaikan banyak terima kasih karena berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, akhirnya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Penulis sadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna perbaikan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, terutama bagi pembaca dan semua pihak yang memerlukan makalah ini. Bandung, November 2021 Penulis
II DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1 C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3 A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS).................................................................................................................... 3 B. Asas Transaksi Syariah ........................................................................................... 3 C. Karakteristik Transaksi Syariah.............................................................................. 5 D. Laporan Keuangan Syariah..................................................................................... 5 E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah............................. 9 BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 11 A. Simpulan ............................................................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangn. Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan. Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah. Telah banyak peneliti di bidang akuntansi, baik muslim maupun nonmuslim yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar atas laporan keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions), Dewan Standar Akintansi Indonesia (DSAK) menusun PSAK Syariah tentang kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kenapa kita mempelajari tentang kerangka dasar laporan keuangan syariah, yaitu agar kita mampu mengetahui seperti apa kerangka dasar laporan keuangan syariah setelah mengetahui dasar kerangka laporan keuangan syariah kita akan lebih mudah untuk membuat laporan keuangan syariah. B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS)? 2. Apa sajakah yang menjadi Asas transaksi syariah? 3. Bagaimana karakteristik transaksi syariah? 4. Bagaimana pengertian laporan keuangan syariah 5. Bagaimana pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan syariah? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Apa sajakah kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS). 2. Untuk mengetahui Apa sajakah yang menjadi Asas transaksi syariah.
2 3. Untuk memahami Bagaimana karakteristik transaksi syariah. 4. Untuk memahami Bagaimana pengertian laporan keuangan syariah. 5. Untuk memahami Bagaimana pengakuan dan pengukuran unsur laporan keuangan syariah.
3 BAB II PEMBAHASAN A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) Kerangka dasar merupakan tujuan-tujuan filosofis, teori-teori normatif, konsep konsep yang saling terkait, definisi-definisi yang tepat, dan aturan-aturan rasional membentuk suatu ‘Kerangka Konseptual’1 . KDPPLKS merupakan kerangka konseptual yang mirip dengan konstitusi, yaitu suatu sistem koheren dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarahkan pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan syariah. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi2 : a. Penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya; b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah; c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan d. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah. B. Asas Transaksi Syariah Dalam Islam, segala aktivias ekonomi tidak bisa dilepaskan dari keimanan kepada Allah swt, sehingga dalam landasan operasionalnya berdasar pada prinsip-prinsip syariah. Secara terminologi asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip, yang merupakan suatu dasar atay kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya3 . Oleh karenanya, dalam menjalankan kegiatan transaksi ekonomi, maka haruslah disertai dengan asas atau prinsip sebagai berikut: 1 H. 1 2 Ibid,. H. 2 3 Aswad, Muhammad. (2013, September). Asas-Asas Transaksi Keuangan Syariah. Iqtishadia , Volume 6, Nomor 2. Hl. 346-347
4 1. Asas Persaudaraan (Ukhuwah) Pada asas ini adanya interaksi sosisal serta learmonisan setiap pihak untuk mendapatkan manfaat (sharing economics) dengan sa`ling tolong menolong, sehingga seseorang tidak boleh mendapatkan keuntungan diatas kerugian yang orang lain alami. Asas ini menjunjung tinggi nilai kebersamaan, saling memahami, tolong menolong, saling menjamin, dan saling bersinergi serta beraliansi. 2. Asas Keadilan (‘Adalah) Pada asas ini dalam pelaksanaannya haruslah berlaku benar dalam pengungkapan kehendak dan keadaan, serta memenuhi penjanjian yang telah dibuat dan memenuhi semua kewajibannya. Keadilan ini menempatkan hak dan kewajiban berdasar pada hukum islam agar berbuat adil sehingga tidak akan berlaku zalim pada orang lain. Implementasi dalam prinsip muamalah adalah dengan melarang sesuatu yang mengandung unsur: riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram. 3. Asas Kemashlahatan (Mashlahah) Asas ini merupakan bentuk dari kebaikan dan manfaat yang dimana berdimensi duniawi dan ukrawi, materiil dan spiritual, serta individual dan kolektif. Dimana kemashlahatan ini mencakup dua unsur yaitu halal dan thayyib. Halal merupakan kepatuhan terhadap syariah. Dan thayyib merupakan sesuatu yang membawa kebaikan. 4. Asas Keseimbangan (Tawazun) Pada asas ini terdiri dari aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, aspek sektor keuangan dan sektor riil, aspek bisnis dan sosial, serta. keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Pada asas ini, selain untuk memaksimalkan keuntungan, namun juga agar semua pihak dapat merasakan manfaat yang sama dalam kegiatan ekonominya. 5. Asas Universalisme (Syumuliyah) Pada asas ini dalam pelaksanaannya dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan atau stakeholder tanpa membedakan agama, golongan, suku, dan ras sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil ‘alamin).
5 C. Karakteristik Transaksi Syariah Implementasi dalam bertransaksi syariah yang sesuai dengan asas transaksi syariah harus memiliki karakteristik dan persyaratan sebagai berikut4 : 1. Transaksi dilakukan hanya berdasarkan pada prinsip saling ridha dan saling paham. 2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik. 3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai komoditas. 4. Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram. 5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang 6. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain. 7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan ataupun melalui rekayasa penawaran. 8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap. D. Laporan Keuangan Syariah Dalam akuntansi konvensional, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal koreksi dilandasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi kapitalis,sedangkan dalam akuntansi syariah dilandasi sistem ekonomi Isla sehinggaperlu kesamaan persepsi tentang akun-akun dan akuntansi syariah dan laporan keuangan syariah.5 1. Siklus Dan Persamaan Akuntansi Syariah Dalam Laporan Keuangan Syariah, persamaan dasar untuk menyusun neraca adalah sebagai berikut: Aset = Liabilitas + Dana Syirkah Temporer + Ekuitas Dimana : a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan merupakan sumber manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan akan diperoleh entitas syariah. 4 Ratno Agriyanto. (2011, Juli 1). Analisis Kesiapan Pelaku Ekonomi Syari’ah dalam Menghadapi Pelaksanaan Wajib Audit. Jurnal at-Taqaddum, Volume 3, Nomor 1. Hl.65-66. 5 Zaky, A., Khoir A. (2017). Akuntansi Perbankan Syariah : Akad dan Akuntansi Transaksi Syariah (1st ed,; B.Nurdin.,K.Nafis, eds) Malang: Slaka Waskita Publishing
6 b. Liabilitas merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi. c. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya. Dengan hak entitas syariah untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut serta mengatur pembagian hasil investasi sesuai dengan kesepakatan. d. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua liabilitas dan dana syirkah temporer. 2. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan Laporan Keuangan Syariah yaitu menyediakan informasi terkait posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan dalam entitas syariah. Dalam pengambilan keputusan ekonomi, laporan keuangan syariah memberikan manfaat bagi pengguna, diantaranya: 6 a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam kegiatan usaha dan keseluruhan transaksi. b. Memberikan informasi kepatuhan syariah c. Informasi tentang aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang tidak memenuhi prisip syariah (bila ada) serta cara dalam perolehannya dan penggunaannya. d. Informasi untuk membantu pengguna dala mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah terkait amanah yang diterima dalam mengamankan dana, menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak. e. Informasi terkait tingkat keuntungan investasi, pemenuhan kewajiban fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah dan wakaf. 3. Asumsi Dasar Dalam menyusun laporan keuangan entitas syariah menurut asumsi dasar, antara lain: a. Dasar Akrual 6 Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: Graha Akuntan. Hal.16
7 Laporan keuangan disajikan atas dasar akrual, sehingga pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada kas atau setara kas diterima atau dibayar). Dasar akrual memberikan informasi transaksi yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas dan informasi kewajiban dan hak yang akan diterima. Namun, dalam perhitungan pendapat untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas. Dalam prinsip pembagian hasil usaha berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud ialah keuntungan bruto (gross profit). b. Kelangsungan Usaha Atas dasar asumsi kelangsungan usaha entitas syariah tidak memiliki maksud untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. 4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:7 a. Dapat dipahami, yaitu emberi kemudahan untuk dipahami oleh pengguna. b. Relevan, memiliki nilai peramalan (predictive) danpenegasan (confirmatory) atas tansaksi yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Yang dapat membantu pengguna dalam evaluasi peristiwa masa lalu. Materialitas dapat mempengaruhi relevansi dengan bergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). c. Keandalan, diartikan sebagai bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dipercaya oleh pengguna sebagai penyajian yang jujur 9faithfull representation). Yang termasuk dalam keandalan ini diantanya: 1) Penyajian jujur 2) Substansi mengungguli bentuk 3) Netralitas 4) Pertimbangan sehat 5) Kelengkapan d. Dapat dibandingkan, informasi dalam laporan keuangan harus diukur dan disajikan dengan kebijakan akuntansi tertentu secara konsisten. 7 Ibid. Hal.17
8 e. Penyajian wajar, dengan penerapan karakteristik kualitatif pokok dan standar akuntansi, umumnya akan menghasilkan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi apa adanya sebagai pandangan penyajian wajar. 5. Unsur Laporan Keuangan Sesuai karakteristik, maka laporan keuangan entitas syariah antara lain: a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial: 1) Laporan posisi keuangan 2) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain 3) Laporan arus kas 4) Laporan perubahan ekuitas b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial: 1) Laporan sumber dan penggunaan dana zakat 2) Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab khususnya entitas syariah tersebut. Adapun unsur-unsur yang perlu dipahami dalam laporan keuangan entitas keuangan antara lain:8 a. Kinerja, penghasilan bersih secara umum merupakan ukuran kinerja atau sebagai dasar ukuran lainnya terkait investasi. Penghasilan bersih terdiri dari penghasilan dan beban. b. Penghasilan, merupakan seluruh pendapatan (revenue) dan keuntungan (gains) yang timbul dari pelaksanaan aktivitas penjualan, penghasilan jasa (fees), bagi hasil, deviden, royalty, dan sewa. Berbeda dengan keuntungan yang memiliki pos lain yang memenuhi definisi penghasilan yang bisa tidak timbul dala pelaksanaan aktivitas entitas syariah. c. Beban, cakupan pengertian beban mencakup segala beban operasional yang timbul maupun kerugian pelaksanaan aktivitas entitas syariah. 8Afidudin. (2016). SAK Syariah Dalam Tafsir Ilmu Sosial Profetik. Malang : Empat Dua
9 d. Hak pihak ketiga atas bagi hasil, merupakan hak atas bagi hasil dari dana syirkah temporer dan merupakan bagi hasil pemilik dana atas keuntungan maupun kerugian investasi dalam suatu periode laporan keuangan. E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah 1. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan Syariah Berikut ini pengakuan atas unsur laporan keuangan syariah adalah:9 a. Aset diakui dalam laporan keuangan jika memiliki manfaat ekonoi untuk entitas dimasa depan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. b. Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran sumber daya mengandung manfaat ekonomi dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. c. Dana Syirkah Temporer dapat diakui pada laporan keuangan jika entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. d. Ekuitas merupakan hak residual atas asset entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban dan dana syirkah temporer. e. Penghasilan diakui di laporan laba rugi komprehensif ketika terjadi kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan adapat diukur dengan andal. Sehingga pengakuan penghasilan bersamaan dengan kenaikan asset atau penurunan kewajiban. f. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika terjadi penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau kenaikan kewajiban. Seperti penghasilan, pengakuan beban terjadi bersamaan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas. 2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan Syariah 9Nurhayati, Sri., Wasilah. (2013) Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta : Salemba
10 Dasar-dasar dalam pengukuran unsur laporan keuangan syariah, yaitu:10 a. Biaya Historis Aset dicatat sebagai pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar untuk meperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima dari penukar kewajiban sebesar jumlah kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban tersebut dalam pelaksanaan usaha yang normal. b. Biaya Kini Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar ketika asset tersebut diperoleh dimasa sekarang. Sedangkan kewajiban dinyaakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang mungkin diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang. c. Nilai Realisasi/Penyelesaian Aset dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Sedangkan kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan dan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban dalam kegiatan usaha normal. 10 Ibid.
11 BAB III PENUTUP A. Simpulan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah (KDPPLKS) merupakan tujuan-tujuan filosofis, teori-teori normatif, konsep konsep yang saling terkait, definisi-definisi yang tepat, dan aturan-aturan rasional membentuk suatu ‘Kerangka Konseptual’ . KDPPLKS merupakan kerangka konseptual yang mirip dengan konstitusi, yaitu suatu sistem koheren dari tujuan-tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarahkan pada standar-standar konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan syariah. Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Asas Transaksi Syariah Dalam Islam, segala aktivias ekonomi tidak bisa dilepaskan dari keimanan kepada Allah swt, sehingga dalam landasan operasionalnya berdasar pada prinsipprinsip syariah. Secara terminologi asas merupakan dasar atau sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. Istilah lain yang memiliki arti sama dengan kata asas adalah prinsip, yang merupakan suatu dasar atau kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Dalam akuntansi konvensional, jurnal penyesuaian, jurnal penutup, dan jurnal koreksi dilandasi oleh pemikiran-pemikiran ekonomi kapitalis,sedangkan dalam akuntansi syariah dilandasi sistem ekonomi Isla sehinggaperlu kesamaan persepsi tentang akun-akun dan akuntansi syariah dan laporan keuangan syariah.
12 DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Indonesia. (2020). Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: Grha Akuntan. Mahyani. (2017). Kerangka Dasar Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Syariah. Jakarta: Graha Akuntan Rizal Yahya, dkk. (2009). Akuntansi Pebankan Syariah. Jakarta : Salemba Empat. Nurhayati, Sri., Wasilah. (2013) Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta : Salemba Agriyanto, Ratno. (2011, Juli 1). Analisis Kesiapan Pelaku Ekonomi Syari’ah dalam Menghadapi Pelaksanaan Wajib Audit. Jurnal at-Taqaddum, Volume 3, Nomor 1. Afidudin. (2016). SAK Syariah Dalam Tafsir Ilmu Sosial Profetik. Malang : Empat Dua Aswad, Muhammad. (2013, September). Asas-Asas Transaksi Keuangan Syariah. Iqtishadia , Volume 6, Nomor 2.