The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Masa Berburu Dan Meramu
by Kelompok 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by indhyabil212, 2022-11-24 08:36:45

Scrapbook Sejarah

Masa Berburu Dan Meramu
by Kelompok 1

Keywords: Tugas Sejarah

KELOMPOK 1

➔ TANIA INDHY R (29)
➔ INNESTASYA (01)
➔ SAMSANURYA ZAYYIN(21)
➔ KHEREN DIVA(05)
➔ TATA RINJANI(31)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon perlindungan
dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan. Barangsiapa yang diberi

petunjuk oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, maka tak seorang pun dapat menyesatkannya dan
barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang pun dapat

kami bersyukur dengan Bimbingan Karunia & Rahmat Nya, kami berhasil dalam menyusun buku
scrab ini dengan judul “Masa Berburu dan Meramu”

Tujuan penulis membuat buku ini semata-mata, untuk memenuhi suatu kewajiban sebagai
syarat dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran SEJARAH.

MASA BERBURU DAN MERAMU

Corak kehidupan manusia purba yang paling sederhana adalah pada masa berburu dan
meramu (food gathering). Pada periode awal munculnya peradaban ini, manusia purba masih
tergantung sepenuhnya pada alam. Makanan mereka diperoleh dengan cara berburu binatang dan
mengumpulkan umbi-umbian, daun-daunan, atau buah. Kemampuan mereka dalam memanfaatkan
bahan yang disediakan alam pun masih sangat terbatas. Selain itu, ciri-ciri kehidupan manusia
purba pada masa berburu dan meramu adalah hidup secara berpindah-pindah atau nomaden guna
mencari daerah baru yang dapat memberi mereka sumber makanan. Meski kehidupannya masih
sangat sederhana, masyarakat masa berburu dan meramu telah mengembangkan kebudayaan.
Masa berburu dan meramu sendiri dibagi dalam dua tahap, yakni masa berburu dan meramu tingkat
awal serta masa berburu dan meramu tingkat lanjut.

A. Masa Berburu dan Meramu ingkat Tingkat Awal

Pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini lingkungan sekitar manusia purba
masih liar, banyak gunung api meletus dan keadaan bumier masih labil. Manusia purba yang
hidup pada masa ini adalah Pithecanthropus dan Homo Wajakensis.
Peralatan yang digunakan umumnya merupakan alat-alat berburu. Alat-alat tersebut
digunakan untuk memotong daging dan tulang binatang buruan, salah contoh alat itu adalah
kapak perimbas. Kapak perimbas adalah sejenis kapak yang terbuat dari batu dan tidak
mempunyai tangkai.

Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat awal ini antara lain:
1. Kebutuhan untuk hidup sangat bergantung pada alam.
2. Manusia pada masa ini hidup secara nomaden (tempat tinggal berpindah-pindah).
3. Alat-alat bantu yang digunakan dibuat dari batu yang masih kasar.
4. Meraka belum mengenal bercocok tanam

Kenapa manusia purba hidup secara berpindah-pindah (nomaden)?
Ada dua hal yang mempengaruhinya yaitu:

▪ Pergantian musim, pada saat musim kemarau menyebabkan hewan buruan yang
merupakan sumber makanan manusia purba berpindah tempat untuk mencari sumber air
yang lebih baik

▪ Umbi-umbian dan binatang buruan di sekitar mulai berkurang

B. Masa Berburu Dan Meramu Tingkat Lanjut

Gambar : perburuan tingkat lanjut

Pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut ini kehidupan manusia prasejah sedikit lebih
maju daripada masa sebelumnya namun kehidupan mereka masih tergantung pada alam.
Beberapa contoh alat yang digunakan pada masa ini antara lain kapak perimbas, alat serpih
(flakes) dan alat dari tulang.

Ciri-ciri kehidupan pada masa berburu dan meramu tingkat lanjut antara lain:

1. Manusia purba yang tinggal dekat dengan pantai mencari makanan di laut yang
kemudian meninggalkan dapur sampah atau disebut juga Kjokenmoddinger.

2. Sudah mulai mengenal bercocok tanam namun masih sederhana (berpindah-pindah
tergantung kesuburan tanah)

3. Pada masa ini manusia prasejarah hidup secara berkelompok menempati gua-gua
secara semi-sedenter (tinggal cukup lama di suatu tempat). Gua-gua yang dihuni
umumnya pada bagian atasnya dilindungi karang atau disebut juga Abris Sous Roche.

4. Pembagian tugas yaitu pria bertugas berburu dan wanita bertugas bercocok tanam

C.Hasil Kebudayaan Masyarakat Masa Berburu dan Meramu

Masyarakatnya telah menunjukan keinginan untuk bertempat tinggal sementara atau semi
nomaden, seperti di goa atau tepi pantai. Hal itu dapat dihubungkan dengan perkembangan
kebudayaan abris sous roche (gua menyerupai ceruk batu karang yang digunakan sebagai tempat
tinggal) dan kjokkenmoddinger (sampah bukit kerang di tepi pantai). Selama bertempat tinggal di gua,
manusia purba tidak hanya membuat peralatan yang diperlukan, tetapi juga melukiskan sesuatu di
dinding. Lukisan itu dibuat dengan cara menggores pada dinding gua atau menggunakan cat dari
bahan alami berwarna merah, hitam, atau putih. Lukisan yang dibuat biasanya menggambarkan
pengalaman sehari-hari, sebuah perjuangan, harapan, atau kepercayaan. Contoh lukisan yang dibuat
adalah berupa cap-cap tangan, orang naik perahu, dan lukisan binatang buruan. Kehidupan spiritual
masyarakat berburu dan meramu tingkat lanjut tergambar pada lukisan-lukisan yang ada di dinding
goa.

Gambar : cap tangan di goa leang-leang Gambar : tempat tinggal goa

Cap tangan mungkin mengandung arti kekuatan atau lambang kekuatan pelindung untuk
mencegah roh jahat. Di samping itu, lukisan juga bertalian dengan upacara-upacara penghormatan
nenek moyang, upacara penguburan, dan keperluan meminta hujan atau kesuburan. Lukisan cap
tangan pernah ditemukan di Gua Leang-Leang, Sulawesi Selatan. Selain itu, dari kehidupan di tepi
pantai, selain ditemukan kjokkenmoddinger, masyarakat memiliki hasil kebudayaan berupa perhiasan
kalung dari rangkaian kulit-kulit kerang

.

"Hidup bergerak cepat. Sebanyak yang kamu bisa, belajar dari
sejarahmu, kamu harus bergerak maju."
- Eddie Vedder


Click to View FlipBook Version