KELOMPOK SOSIAL
Kompetensi Dasar
3.1. : Memahami pengelompokan sosial di masyarakat dari sudut pandang dan
pendekatan Sosiologis
4. 1. : Menalar tentang terjadinya pengelompokan sosial di masyarakat dari
sudut
pandang dan pendekatan Sosiologis
PETA KONSEP
Kelompok Sosial
Pengertian dan Ciri- Factor pendorong Dasar-dasar Pembentukan Klasifikasi
ciri kelompok Sosial Kelompok Sosial kelompok
Sosial
Faktor Kepentingan Faktor Keturunan Faktor Geografis Faktor Daerah Asal Faktor
Religius
Menurut cara Menurut sifat Menurut Jumlah Menurut kualitas Menurut
ternbentuknya: ikatan anggota; Anggota: hubungan anggota: Sikap
1. Kelompok Semu 1. Gemeinsclaft 1. Dyad 1. Kelompok Primer anggota:
2. Kelompok Nyata 2. Gesselclaft 2. Tryad 2. Kelompok Sekunder 1. In group
2.Out
Group
Menurut Peran anggota: Menurut Solidaritas kelompok: Menurut Struktur:
1. Membership Group 1. Solidaritas Mekanik 1. Kelompok Formal
2. Reference Group 2. Solidaritas Organik 2. Kelompok Informal
A. PENGERTIAN KELOMPOK SOSIAL
P ada umumnya manusia dilahirkan seorang diri ke dunia, akan tetapi itu tidak berarti bahwa
manusia secara alami merupakan makhluk yang individu semata. Pada dasarnya manusia
adalah makhluk yang memiliki naluri untuk hidup bersama dengan manusia-manusia lain
(gregariousness). Ia juga memiliki hasrat untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Mengapa manusia senantiasa ingin hidup bersama? Selain karena nalurinya, hal itu juga
disebabkan oleh kenyataan bahwa manusia tidaklah sempurna. Ia memiliki sejumlah kelemahan
sehingga ia membutuhkan orang lain. Sebagai contoh, dapatkah kalian memenuhi kebutuhan
pendidikan tanpa bantuan orang lain? Tentu tidak, karena kita pasti membutuhkan orangtua, guru,
penjaga sekolah, pembuat papan tulis, pembuat buku, pedagang alat tulis, pembuat kain, penjahit
pakaian seragam, dan masih banyak lagi.
Apa yang kita sebutkan di atas, hanyalah satu dari sekian banyak kebutuhan kita. Coba
identifikasikan orang-orang yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kalian yang
lain!
Berdasarkan refleksi itu, dapatlah kita katakan bahwa sejak dilahirkan manusia sudah
mempunyai dua hasrat atau kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu :
1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya, dan
2. Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya.
Ketertarikan dan ketergantungan antar manusia satu dengan yang lainnya mendorong
manusia untuk membentuk kelompok-kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau
sosial group. Apa itu kelompok sosial?
Berikut pandangan para ahli tentang pengertian kelompok sosial :
1. Paul B. Harton berpendapat bahwa kelompok berarti setiap kumpulan manusia secara fisik
(misalnya, sekelompok orang yang sedang menunggu bus kota).
2. Roland L. Werren berpendapat bahwa satu kelompok sosial meliputi sejumlah manusia yang
berinteraksi dan memiliki pola interaksi yang dapat dipahami oleh para anggotanya secara
keseluruhan.
3. Mayor Polak berpendapat bahwa kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling
berhubungan dalam sebuah struktur
4. Wila Hujy berpendapat bahwa sebuah kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua orang
atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi
5. Robert K Merton mendefinisikabn kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi
sesuai dengan pola yang telah mapan
6. Mac Iver dan Charles H Page berpendapat bahwa kelompok sosial merupakan himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia dalam himpunan itu bersifat saling mempengaruhi dan dengan
kesadaran untuk saling menolong.
Dari paparan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan individu
yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa
kebersamaan dan rasa memiliki.
B. SYARAT DAN CIRI-CIRI KELOMPOK SOSIAL
Apakah semua himpunan manusia dapat disebut kelompok sosial?
Robert K Merton menyebutkan tiga kriteria obyektif suatu kelompok, yaitu :
1. Memiliki pola interaksi
2. Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok, dan
3. Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok.
Menurut Merton, kelompok berbeda dengan perkumpulan. Perkumpulan adalah sejumlah orang
yang mempunyai solidaritas berdasarkan nilai bersama serta memiliki kewajiban moral untuk
menjalankan peran yang diharapkan. Di dalam perkumpulan tidak ada unsur interaksi yang menjadi
kriteria utama bagi kelompok. Kelompok juga berbeda dengan kategori sosial yang merupakan suatu
himpunan peran yang mempunyai ciri sama, seperti jenis kelamin atau usia. Diantara himpunan
orang-orang yang berperan itu tidak ada interaksi
Menurut Merton dengan mengikuti pandangan tokoh sosiologi seperti Znaniecki atau Parson
konsep kelompok sosial harus dibedakan dengan konsep kolektivitas (collectivities), kategori sosial
(Sosial categories) dan golongan sosial.
Kolektivitas adalah sejumlah orang yang mempunyai solidaritas atas dasar nilai bersama yang
dimiliki serta adanya rasa kewajiban moral untuk menjalankan peranan yang diharapkan.
Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terbentuk karena mempunyai ciri-ciri obyektif
yang biasanya dikenakan oleh pihak luar dengan tujuan tertentu. Contoh: anak di bawah 17 tahun,
balita.
Golongan sosial adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh suatu ciri-ciri tertentu dan
mempunyai ikatan identitas sosial.Contoh;golongan pelajar, golongan santri.
Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial
apabila memiliki beberapa persyaratan berikut :
1. Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
3. Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga
hubungan diantara mereka kembali erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan
yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain
4. Memiliki struktur, kaidah dan pola perilaku yang sama
5. Bersistem dan berproses.
Suatu kelompok sosial cenderung tidak bersifat statis, tetapi selalu berkembang mengalami
perubahan-perubahan, baik dalam aktivitas maupun bentuknya. Coba perhatikan kelompok
masyarakat di daerahmu.
C. DASAR PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL
Munculnya kelompok sosial dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor pendorong seperti
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan
c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja
Dasar pembentukan Kelompok Sosial
a. Kesatuan genealogis atau faktor keturunan
Kesatuan genealogis adalah kelompok-kelompok sosial yang terbentuk atas dasar
persamaan darah dan keturunan. Diawali dari terbentuknya keluarga batih yang kemudian
berkembang menjadi keluarga besar dengan beberapa pasangan suami istri yang ada didalamnya
dan kemudian berkembang menjadi kerabat. Kerabat adalah himpunan orang-orang yang masih
memiliki relatif dekat dan kuat yang berasal dari perkembangan keluarga dan keluarga besar
(extended family). Melalui proses yang sangat panjang kerabat-kerabat ini akan membentuk
kelompok-kelompok suku bangsa dalam kuantitas yang kecil, menengah hingga kelompok suku
bangsa yang besar.
Kesamaan keturunan membentuk kelompok sosial
seperti suku dan klan
b. Kesatuan religius
Kesatuan religius adalah kelompok sosial yang terbentuk atas dasar persamaan agama atau
kepercayaan tertentu. Melalui kesamaan agama atau kepercayaan inilah terbangun komunikasi
dan kerjasama yang erat antar anggota yang tersebar di dalam lingkungan keluarga, benua bahkan
seluruh penjuru dunia.
c. Kesatuan teritorial yang sama (community)
Kesatuan teritorial adalah kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat yang
terbentuk atas dasar persamaan wilayah tempat tinggal, misalnya RT, RW, kelurahan, desa,
kabupaten atau provinsi.
d. Kesatuan kepentingan yang sama (asosiasi)
Asosiasi atau dengan istilah lain kesatuan kepentingan adalah kelompok-kelompok sosial
yang ada di dalam masyarakat yang terbentuk atas dasar persamaan-persamaan kepentingan.
Perwujudan konkritnya misalnya dalam bentuk olah raga eperti PSSI (Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia), kelompok-kelompok kesenian, keompok-kelompok dagang seperti firma,
koperasi dan lain sebagainya. Untuk mengaktualisasikan keberadaan asosiasi dalam masyarakat
di dalam asosiasi terdapat struktur orang-orang yang tergabung dalam mewujudkan tujuan
bersama.
e. Daerah asal yang sama
Kesamaan daerah asal bisa mendorong orang untuk membentuk kelompok yang diikat
karena adanya perasaan, budaya, cara berpikir, dan pola tingkh laku yang sama.Sebagai contoh
adala orang-orang yang merantau disuatu daerah karena persamaan daerah asal kemudian merek
membentuk perkumpulan asal daerahnya sebagai sarana untuk saling berkomunikasi.Contoh:
Kadang Temanggung, yaitu kelompok warga Temanggung yang bermukim di Jakarta
D. KLASIFIKASI KELOMPOK SOSIAL
1. Klasifikasi berdasarkan jumlah anggota
Berdasarkan jumlah anggotanya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi diad (dyad),
triad, kelompok kecil dan kelompok besar.
Diad adalah kelompok yang terbentuk atas pasangan orang yang mengadakan hubungan
sosial sebagaimana terjadi dalam hubungan antara 2 orang sahabat, hubungan suami istri, dsb. Dalam
diad kedua anggota mengendalikan keberlangsungan hubungan. Apabila ada salah satu anggota
keluar maka otomatis kelompok tersebut akan bebas. Masing-masing anggota bisa saling
memperkuat dan memberi motivasi dalam menyelesaikan konflik. Keberlangsungan diad tergantung
pada konsensus anggotanya.
Triad adalah kelompok yang terbentuk karena adanya tiga orang yang mengadakan
hubungan sosial. Hubungan sosial dalam triad bersifat hubungan transitif (saling melengkapi),
selama tidak ada hambatan dalam hubungan antar anggota triad. Hal tersebut disimbolkan dengan
jangan-jangan semua temanmu adalah temanku juga. Hubungan itu disebut tidak transitif (tidak
saling melengkapi) jika terdapat hambatan dalam hubungan antar anggota kelompok.
Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah anggotanya ebih dari 3 orang, ini bisa terlihat
dalam kelompok diskusi. Sementara kelompok besar adalah kelompok yang jumlah anggotanya lebih
besar dari kelompok kecil. Bisaanya kelompok ini muncul dalam bentuk perkumpulan yang cakupan
anggota dan wilayahnya lebih besar contohnya kelompok RT, RW, Desa, dll.
2. Klasifikasi berdasarkan makna kelompok bagi anggotanya
Berdasarkan makna kelompok bagi anggotanya dibedakan antara kelompok primer (Primery
group) dan kelompok sekunder (Secondary group).
Menurut Charles Horton Cooley (1864-1929) mengajukan kelompok primer yaitu sebagai
sebuah kelompok sosial yang kecil yang anggotanya saling berhubungan secara personal dalam
jangka waktu lama, pergaulan dan kerja sama tatap muka bersifat intim, melaksanakan kegiatan yang
sama, sehingga merasa menjadi bagian dari kelompok yang sama, serta memiliki tujuan hidup
bersama. Ruang lingkup terpenting kelompok primer adalah keluarga, teman bermain, sekolah, rukun
warga, dll.
Elsworth Farris, mengemukakan konsep kelompok sekunder yaitu : kelompok sosial yang
besar dan bersifat inpersonal di mana para anggotanya mempunyai tujuan tertentu atau kepentingan
tertentu. Hubungan dalam kelompok sekunder bisaanya melibatkan ikatan emosi yag lemah (formal)
dan sedikit pengetahuan pribadi antar anggota satu sama lain (impersonal) contoh kelompok
sekunder adalah koperasi, pekerja pabrik, partai politik, organisasi kemasyarakatan, dll.
3. Klasifikasi berdasarkan sikap anggota terhadap kelompoknya dan kelompok lain
William Graham Summer (1940) membedakan kelompok menjadi dua yaitu : kelompok
dalam (in-group) dan kelompok luar (out-group). In-group adalah kelompok sosial yang menjadi
tempat bagi individu-individu anggotanya mengidentifikasikan dirinya. Secara umum para anggota
in-group memiliki sikap keterkaitan dengan menonjolkan symbol-simbol kelompoknya. Sedangkan
out-group adalah kelompok sosial yang oleh para anggotanya diartikan sebagai lawan in-groupnya.
Sikap out-group sering ditandai dengan antagonisme dan antipasti seperti rasa kebencian,
permusuhan dsb.
Anggota in-group sering kali menggunakan istilah “kami”, “kita” dan mengatakan out-
groupnya dengan sebutan “mereka”. Contohnya “kami siswa SMA” merupakan in-groupnya maka
out-groupnya “mereka siswa SMK” atau “kami guru” dan “mereka pengusaha”. Sikap-sikap in-group
umumnya didasarkan pada factor simpati pada kelompoknya dan mempunyai hubungan atau
perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompoknya.Sehingga di jumpai persahabatan, kerjasama,
ketentraman dan kedamaian bahkan terkadang mereka menganggap kelompok mereka sendiri
sebagai pusat segala-galanya (etnocentrisme).
4. Klasifikasi berdasarkan sifat ikatan antaranggota
Menurut Ferdinant Tonnies (1887) ada 2 jenis kelompok dalam masyarakat yaitu
Gemeinschaft dan Gesselschaft.
Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya memiliki
hubungan batin yang kuat, bersifat alamiah serta bersifat kekal.
Gemeinschaft atau paguyuban memiliki ciri-ciri
a. Intim yaitu hubungan bersama yang akrab dan mesra
b. Privat yaitu hubungan yang bersifat pribadi
c. Eksklusif yaitu gabungan tersebut hanya untuk kelompoknya sendiri dan bukan untuk orang
lain.
Gemeinschaff dapat dibedakan menjadi 3 jenis :
a. Gemeinschaft of blood yaitu ikatan karena hubungan darah dan kekerabatan. Contoh : keluarga,
kelompok dan kekerabatan
b. Gemeinschaft of place yaitu ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat bekerja.
Contoh : kehidupan pedesaan
c. Gemeinscaft of mind yaitu mengacu pada hubungan persahabatan yang dapat disebabkan oleh
keahlian, pekerjaan serat perdagangan yang sama, contoh : hubungan persahabatan
Gesselschaft merupakan bentuk kehidupan bersama dimana diantara anggotanya terdapat
ikatan lahir yang bersifat pokok dalam jangka waktu yang relatif pendek. Strukturnya bersifat
mekanis seperti mesin yang setiap komponennya memiliki fungsi atau kegunaan.
Gesselschaft atau patembayan bersifat sementara dan semu. Individu pada dasarnya terpisah
meskipun ada faktor pemersatunya. Contoh : hubungan perjanjian usaha, organisasi dalam suatu
pabrik atau industri, ikatan pekerja, dll.
5. Klasifikasi berdasarkan peran anggota
Menurut Robert K. Merton membedakan dua kelompok yaitu kelompok keanggotaan
(membership group) dan kelompok acuan (reference group). Membership group adalah suatu
kelompok sosial di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut, atau bisa juga
diartikan sebagai suatu kelompok sosial yang para anggotanya tercatat secara fisik. Misalnya, Ferly
adalah siswa SMA Pelangi maka dia merupakan membership SMA Pelangi.
Sedangkan Reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan dalam berperilaku
maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam
keanggotaan kelompok tersebut. Bisa juga diartikan kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang bukan anggota untuk membentuk pribadi dan prilakunya. Dengan kata lain seseorang yang
bukan anggota mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok bersangkutan. Contohnya, Ferly
seorang siswa SMA namun setiap ke sekolah dia tidak pernah membawa tas hanya sebuah sebuah
buku catatan dan sebuah ballpoint. Ternyata perilaku Ferly di atas meniru perilaku mahasiswa maka
kelompok mahasiswa merupakan reference groupnya.
Klasifikasi tersebut muncul karena dalam kenyataannya seseorang dalam satu kelompok
tidak serta merta berarti bahwa orang itu akan menjadikan kelompoknya sebagai acuan dalam
bersikap, menilai maupun bertindak. Kadang-kadang orang menjadikan kelompok lain sebagai acuan
dalam bersikap, menilai maupun bertindak.
Merton membagi tipe umum kelompok acuan sebagai berikut :
a. Tipe normatif
Tipe normatif menentukan dasar kepribadian seseorang yang berfungsi sebagai sumber nilai bagi
individu, baik anggota maupun bukan anggota kelompok tersebut.
b. Kelompok Perbandingan
Tipe perbandingan merupakan sutau pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
Tipe tersebut lebih dipakai sebagai perbandingan untuk memberi kedudukan seseorang.
6. Klasifikasi berdasarkan solidaritas kelompok
Menurut Emile Durkheim membedakan kelompok menjadi dua yaitu kelompok sosial yang
didasarkan pada solidaritas mekanik yang didasarkan pada solidaritas organik.
Kelompok yang didasarkan pada solidaritas mekanik merupakan ciri dari masyarakat yang
masih sederhana dan masih belum mengenal pembagian kerja. Dalam masyarakat yang menganut
solidaritas mekanik masyarakat bersifat homogen yaitu adanya persamaan pelaku dan sikap,
memiliki kesadaran kolektif yaitu suatu kesadaran bersama mencakup keseluruhan, kepercayaan dan
perasaan kelompok, bersifat memaksa dan berada di luar individu. Pelanggaran terhadap kesadaran
kolektif ini akan dikenai hukuman (sanksi) pidana, sehingga menjadi alat control sosial bagi individu-
individu di dalam masyarakat.
Kelompok sosial yang berdasarkan pada solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas
yang telah mengenal pembagian kerja. Masyarakat dengan solidaritas organik bersifat heterogen
dimana unsur-unsur yang ada didalam masyarakat saling tergatung satu dengan yang lainnya,
sehingga ketiadaan salah satu unsur akan mengakibatkan ketidak keseimbangan pada kelangsungan
hidup masyarakat. Pada masyarakat dengan solidaritas organik, ikatan utama yang mempersatukan
masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan yang terjalin diantara berbagai
profesi. Hukum yang menonjol bukan pidana, melainkan ikatan hukum perdata.
7. Klasifikasi berdasarkan struktur
Berdasarkan strukturnya kelompok dapat dibedakan menjadi kelompok informal dan
kelompok formal.
Kelompok informal adalah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu.
Kelompok tersebut terbentuk bisaanya karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu
menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan yang sama.
Contohnya adalah klik (clique) suatu kelompok kecil tanpa struktur formal yang sering
muncul di dalam kelompok-kelompok besar. Kelompok besar ditandai dengan adanya pertemuan-
pertemuan timbal balik antar anggota, bisaanya hanya bersifat “antara kita” saja.
Kelompk formal adalah kelompok yang memiliki aturan-aturan yang tegas dan segalanya
dibuat oleh anggota kelompok untuk mengatur hubungan diantara mereka. Kelompok formal disebut
juga dengan organisasi atau asosiasi.
Organisasi adalah perkumpulan besar yang bekerja berdasarkan garis komando yang bersifat
impresional dan dibentuk dengan tujuan khusus ditata sedemikian demi terjadinya efisiensi dan
efektifitas.
Organisasi dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi :
a. Organisasi utilitarian yaitu organisasi yang menyediakan imbalan materi pada para anggota,
contoh : perusahaan
b. Oranisasi normatif yaitu organisasi yang dibentuk untuk mewujudkan tujuan-tujuan secara
normatif dianggap baik oleh para anggotanya. Organisasi normatif disebut juga sebagai
perkumpulan sukarela (volountary organization)
c. Organisasi pemaksa yaitu organisasi yang berfungsi untuk melaksanakan wewenang pemaksaan
pada para anggotanya. Salah satu organisasi pemaksa yang penting dalam kehidupan masyarakat
modern adalah birokrasi yaitu model organisasi yang dirancang secara rasional untuk
mengerjakan tugas-tugas yang komplek secara efisien.
Menurut Max Weber dalam masyarakat modern kita menjumpai suatu hubungan kekuasan
rasional-legal-suatu sistem jabatan medern yang dijumpai di bidng pemerintahan atau swasta.Sistem
jabatan ini disebut dengan birokrasi (bureucracy) yang berrti pengaturan atau pemerintahan oleh
pejabat.
Birokrasi memiliki beberapa prinsip antara lain:
1. urusan kedinasan dilaksanakan secara berkesinambungan
2. urusan kedinasan didasarkan pada aturan dalam suatu badan administratif
3. tanggung jawab dan wewenang tiap pejabat merupakan bagian dari suatu hierarki wewenang
4. pejabat dan pegawai administratif tidak memiliki sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan tugas
5. para pemangku jabatan tidak dapat memperjualbelikan jabatan laksana milik pribadi
6. urusan kedinasan dilaksanakan dengan menggunakan dokumen tertulis
Secara lebih ringkas maka birokrasi memilki ciri-ciri :
1. spesialisasi
2. hierarki jabatan
3. peraturan dan ketentuan
4. kompetisi teknis
5. impersonal
6. komunikasi resmi dan tertulis
7. rasional
8. efisiensi dan efektifitas
8. Klasifikasi berdasarkan cara terbentuknya
Berdasarkan cara terbentuknya maka dapat dibedakan menjadi kelompok semu dan
kelompok nyata.
a. Kelompok semu
Kelompok semu adalah suatu kelompok yang ada di masyarakat yang bersifat sementara, tidak
memiliki tradisi dan norma-norma sebagai pedoman untuk bertingkah laku dan juga tidak
memiliki ikatan dintara anggota-anggotanya.Kelompok semu disebut juga dengan kelompok yang
tidak teratur.
Kelompok semu dapat dibedakan menjadi : kerumunan (crowd), massa dan publik.
1. Kerumunan (crowd)
Kerumunan yaitu sejumlah orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu yang
sifatnya sementara dan tanpa ikatan apapun. Kerumunan muncul karena adanya satu pusat
perhatian terhadap sesuatu yang menarik atau karena adanya persamaan kepentingan yang
sama dalam suatu tempat tertentu yang sifatnya sementara. Contoh; kerumunan orang di
terminal, di pasar atau di tempat pertunjukan.
Kerumunan muncul secara spontan dan tidak terduga dalam suatu tempat tertentu.
Kerumunan tidak memiliki pembagian tugas, peran, tidak memiliki stratifikasi sosial dan tidak
memiliki ikatan diantara anggota-anggotanya. Bahkan diantara anggota tidak saling kenal
mereka hadir secara fisik di tempat kerumunan tersebut.
Bentuk-bentuk kerumunan;
1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial:
a. Formal audience atau kalayak penonton, yaitu kerumunan yang mempunyai pusat
perhatian dan tujuan tertentu yang sifatnya sangat pasif. Contoh: penonton film,
pegajian akbar
Para pendengar khutbah memiliki
perhatian dan tujuan yang sama
meskipun mereka sifatnya sangat pasif
yaitu hanya sebatas sebagai pendengar
saja sehingga komunikasi hanya satu
arah
b. Planned exspresive group, yaitu kerumunan yang muncul karena mempunyai tujuan dan
kepentingan yang sama serta kepuasan yang dihasilkan.Kerumunan ini muncul untuk
mengurangi ketegangan-ketegangan emosional sehingga mereka lebih bebas untuk
berekspresi serta mengurangi ketegangan urat-urat syarafnya. Contoh: acara pesta,
berekreasi, berdansa.
Berdansa dapat mengurangi ketegangan
atau kejenuhan yang dialami seseorang,
sehingga dapat dijadikan sebagai sarana
rekreasi untuk menghilangkan kejenuhan
akibat rutinitas yang berkepanjangan
2. Kerumunan karena sebab-sebab tertentu:
a. Inconvenient causal crowd yaitu kerumunan yang sangat sementara untuk tujuan
tertentu dalam waktu singkat. Contoh: kerumunn antri karcis, antri BBM, antri sembako
b. Panic casual crowd yaitu kerumunan dalam kondisi panik karena mereka sedang
berusaha menyelamatkan diri dari suatu bencana. Contoh: bencana banjir, bencana
tanah longsor
c. Spectator causal crowd yaitu: kerumunn yang muncul karena orang ingin menyaksikan
suatu peristiwa tertentu. Contoh: menonton pasar Temanggung kebakaran, kenonton
kecelakaan.
3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma sosial:
a. Acting lawless crowds atau Acting mobs yaitu kerumunan emosional yang memiliki
tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-
norma sosial yang berlaku. Contoh: demontrasi anarkhi yang diikuti dengan
pengrusakan
b. Immoral lawless crowds yaitu kerumunan yang tidak bermoral yng mengganggu
ketertiban masyarakat dan tanpa tujuan yang jelas. Contoh: kerumunan orang-orang
yang berpesta narkoba.
2. Masa (massa)
Massa merupakan kelompok yang bersifat sementara muncul karena ada pusat
perhatian, tujuan dan kepentingan tertentu dalam suatu tempat, tetapi kelompok ini bisaanya
dibentuk dengan sengaja dan telah direncanakan. Kelompok masa lebih terorganisir
dibandingkan dengan kerumunan dan siftnya tidak spontan karena sudah dipersiapkan.
Contoh: Kampanye, demontrasi
D.
Demontrasi mahasiswa menolak kenaikan BBM
merupakan salah satu bentuk dari masa
E.
3. Publik (public)
Publik yaitu kelompok yang terdiri dari orang-orang yang jumlahnya sangat banyak
tetapi tidak berada pada satu tempat sama. Publik terbentuk karena ada perhatian yang
disatukan oleh alat-alat komunikasi seperti; radio, televisi, surat kabar dan lain-lain. Semakin
majunya teknologi komunikasi memungkinkan publik berkembang dengan jumlah yang
semkin besar, tetapi dengan jumlah yang besar tersebut akbibatnya perhatian publik semakin
tidak tajam. Dalam membentuk publik bisaanya menggunakan cara-cara yang dikaitkan
dengan sentimen nilai-nilai sosial, spiritual atau budaya masyarakat.
b. Kelompok Nyata
Kelompok nyata memiliki ciri yaitu kehadirannya selalu konstan atau tetap. Robert
Bierstedt (1948) menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok yaitu; ada
tidaknya orgnisasi, hubungan sosial diantara anggota kelompok dan kesadaran jenis. Bierstedt
membagi kelompok terbagi kedalam beberapa bentuk antara lain:
1. Kelompok statistik (statistical group)
Kelompok statistik bisaanya terbentuk karena dijadikan sasaran para peneliti untuk
kepentingan penelitian. Orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok statistik bisaanya
tidak menyadari, tidak saling kenal, tidak ada kesadaran kelompok dan tidak terorganisir
karena mereka terbentuk didasarkan pada kriteria-kriteria dan untuk tujuan-tujuan tertentu
oleh peneliti atau pengambil keputusan. Contoh; pengelompokan berdasarkan umur (anak-
anak, remaja, dewasa), pengelompokan berdasarkan tingkat pendapatan (miskin, menengah,
kaya)
2. Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok ini memiliki kesadaran akan adanya kesamaan, tetapi belum ada kontak atau
komunikasi diantara anggota dan tidak terlibat dalam organisasi. Contoh: kelompok berjenis
kelamin laki-laki atau perempun, kelompok remaja
3. Kelompok sosial (sosial group)
Kelompok sosial yaitu kelompok yang terbentuk karena adanya unsur-unsur yang sama seperti
tempat tinggal, pekerjaan, kegemaran dan lain-lain. Kelompok sosial anggotanya saling
berinterksi secara terus menerus. Contoh: teman sepermainan, tetangga, sahabat karib.
4. Kelompok asosiasi (Associatinal group)
Kelompok asosiasi yaitu kelompok yang terorganisir dan memiliki struktur formal atau
kepengurusan. Terdapat kesadaran, keinginan dan tujuan yang sama diantara anggotanya.
Contoh: perkumpulan kesenian. Organisasi pemuda, partai politik
9. Masyarakat Setempat (community)
Apabila anggota-anggota suatu kelompok baik kelompok itu besar atau kecil jumlanya
hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan hidup yang utama maka kelompok tadi disebut masyarakat setempat.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu
wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu di mana faktor utama yang menjadi
dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan
penduduk di luar batas wilayahnya. Masyarakat setempat karena adanya ikatan tempat tinggal
sehingga mereka memilki perasaan komuniti (community sentiment). seperasaan,
sepenanggungan dan saling memerlukan.
E. PARTIKULARISME DAN EKSKLUSIVISME KELOMPOK
Seperti halnya individu yang berinteraksi maka kelompok sosial juga beruhubungan atau
berinteraksi dengn kelompok sosial yang lainnya.Hubungan antarkelompok biasanya menghasilkan
kerjasaama, persaingan maupun konflik.
Menurut Kinloch hubungan antarkelompok memiliki beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Kriteria fisiologis, yaitu didasarkan pada hal-hal yang bersifat fisik atau jasmani contoh: persamaan
jenis kelamin, usia dan ras.
2. Kriteri kebudayaan yaitu didasarkan pada ikatan karena persamaan kebudayaan dan adat istiadat,
contoh: kelompok suku bangsa atau etnik
3. Kriteria ekonomi yaitu didasarkan pada kepemilikan modal, sehingga ada kelompok yang memiliki
tingkat ekonomi tinggi (kaya) dan ada kelompok yang hanya sedikit memilki kekayaan (miskin)
4. Kriteri perilaku yaitu didasarkan pada cacat fisik, cacat mental dan penyimpangan terhadap aturan
masyarakat.
Dalam hubungan antar kelompok sering muncul sutu prasangka dan stereotip. Prasangka
(prejudice) dalam hal ini merupakan sikap bermusuhan yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu
atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak menyenangkan. Sikap ini tidak
didasari oleh pengetahuan, pengalaman atau bukti yang memadai. Contohnya, terdapat pandangan yang
menganggap bahwa orang Batak memiliki watak dan sikap yang kasar dan agresif, padahal pandangan
tersebut tidaklah benar.
Stereotip erat kaitannya dengan prasangka. Menurut Kornblum stereotip merupakan citra yang
kaku mengenai suatu kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran citra
tersebut. Stereotip dapat bersifat positif atau negatif. Contoh stereotip positif seorang ibu memiliki sifat
keibuan, penyayang dan lembut. Sedangkan stereotip yang negatif adalah miskin memiliki sifat bodoh,
kotor, dan tidak berdaya
Sikap prasangka dan stereotip ini kemudian memunculkan suatu sikap yang lebih cenderung
berorientasi pada kelompoknya sendiri dalam berhubungan antarkelompok. Sikap-sikap tersebut antara
laian:
1. Partikularisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia partikularisme adalah sistem yang mengutamakan
kepentingan pribadi diatas kepentingan umum, aliran politik, ekonomi, kebudayaaan yang
mementingkan daerah atau kelompok khusus. Partikularisme pada dasarnya menganut paham yang
cenderung mengutamakan atau mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.
Partikularisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Individualis
- Heterogen
- Mobilitas tinggi
- Berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
Menurut Craig Stortie, partikularisme berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku dalam
sistuasi tertentu. Orang tersebut akan memperlakukan keluarga, teman, dan in-groupnya sebaik
yang dia bisa, dan membiarkan orang lain mengurus dirinya sendiri (dengan asumsi mereka akan
dilindungi in-group mereka sendiri). Partikularisme memiliki kemungkinan menjadi sumber
konflik karena cenderung mementingkan pribadi atau kelompok sendiri daripada kepentingan
umum atau publik dalam hubungan antarkelompok. Dalam masyarakat multikultural sikap
partikularisme yang menguat bisa menjadi ancaman serius terjadinya disintegrasi sosial di
masyarakat. Sikap partikularisme nampak jelas pada bidang politik ketika terjadi peristiwa
perebutan jabatan atau kekuasaan di masyarakat. Masing-masing kelompok cenderung berusaha
untuk memenangkan pemilihan dengan menggunakan sentimen-sentimen kelompok untuk menarik
simpati masyarakat seperti sentimen agama, suku, ras dan lainnya.
2. Eksklusivisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksklusivisme adalah paham yang mempunyai
kecenderungan untuk memisahkan diri dari masyarakat, Eksklusivisme memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Mengutamakan kepentingan pribadi
- Kecenderungan memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam kelompok
Kelompok sosial yang bersifat eksklusif cenderung membatasi hubungan dengan kelompok lain
secara ketat. Pada kelompok eksklusif setiap anggota memiliki ikatan yang kuat dalam bentuk
ketaatan terhadap norma atau aturan kelompoknya, tidak jarang kelompok eksklusif memberi
dogma-dogma dan indoktrinasi kepada anggotanya sehingga anggota menjadi fanatik mengikuti
kelompok tersebut. Contoh kelompok eksklusif adalah kelompok berdasarkan agama tertentu.
Dampak negative eksklusivisme antara lain membuat seseorang menganggap kepentingan
kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting. Secara sosiologis, sikap eksklusivisme
mempunyai sisi positif dan negative. Dari sisi posisitif masyarakat dapat tetap mempertahankan
kebudayaan kelompoknya karenamereka menganggap kebudayaannnya paling baik dan harus
dipertahankan. Dari sisi negative mereka sangat tertutup pada pengaruh budaya lain sehingga
sangat sulit melakukan perubahan yang bersifat progresif.
Lawan dari sikap eksklusivisme adalah sikap inklusivisme. Insklusivisme adalah paham yang
mempunyai kecenderungan untuk bersatu dan berhubungan ataubergaul dengan kelompok lainnya.
Sikap insklusivisme menghasilkan kelompok insklusif yang mempunyai sikap ter buka dan dapat
menjalin hubungan dengan kelompok lintas suku, agama, ras dan lintas kepentingan. Sikap
insklusivisme akan mengurangi perasaan-perasaan prasangka terhadap kelompok lain.
F. POLA HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK
Hubungan antar kelompok merupakan inti yang menjadi sebab perubahan/perkembangan
kelompok sosial dalam masyarakat. Pola hubungan antar kelompok sosial itu meliputi : Kolonialisme,
Pemindahan, Genocida, Paternalisme dan Perbudakan.
1. Kolonialisme
Kolonialisme adalah pengambilalihan dan penguasaan sebuah wilayah oleh kekuatan asing dan
mengisinya dengan dominasi sosial dan ekonomi atas masyarakat asli setempat. Dalam
kolonialisme hubungan antar kelompok masyarakat diwarnai oleh eksploitasi, perbudakan, dan
bahkan pemusnahan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat kolonial terhadap kelompok
pribumi. Contoh kolonialisme yang dilakukan oleh negara-negara Eropa atas wiayah-wilayah di
Asia-Afrika sejak abad 15-an hingga menjelang abad 20.
Salah satu bentuk pola hubungan antarkelompok
sosial adalah dominasi disegala aspek
kehidupan terhadap kelompok pribumi
2. Pemindahan
Tidak jarang suatu kelompok tidak hanya melakukan dominasi terhadap kelompok lainnya,
dominasi itu dilanjutkan dengan memindahkan kelompok masyarakat yang tidak dominan ke
tempat lain. Menurut Libersson (1961) dan Van Den Berghe (1978) Dominasi umumnya dilakukan
di daerah yang kaya akan sumber alam dan memiliki kesamaan geografis dengan tanah asal
kelompok yang melakukan dominasi. Contohnya, pemindahan oleh kaum kolonial Eropa terhadap
penduduk asli Amerika. Hal yang sama juga dilakukan oleh orang-orang Eropa pendatang di
Australia terhadap kaum Aborigin dan orang-orang Eropa pendatang di Selandia Baru terhadap
kaum Maoris.
3. Genocida
Genocida adalah pembunuhan secara sistematis untuk mengahncurkan kelompok ras, etnis atau
agama tertentu. Contohnya pembantaian yang dilakukan oleh NAZI Jerman terhadap kelompok
Yahudi, peristiwa pembantaian satu juta orang Armenia pada awal tahun 1915, pembantaian tentara
Vietnam terhadap kurang lebih satu juta etnis China, juga pembasmian etnis oleh pasukan Serbia
terhadap satu juta orang etnis Kroasia (Schaefer&Lamm, 1998).
4. Paternalisme
Paternalisme merupakan bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas kelompok ras pribumi.
Menurut Banton, pola itu muncul saat kelompok pendatang secara politik lebih kuat dengan
mendirikan koloni di daerah jajahan. Dalam pola itu penduduk pribumi tetap berada dalam
kekuasaan penguasa pribumi, tetapi penguasa pribumi mengakui kedaulatan penguasa asing atas
wilayah mereka. Negara yang pernah dijajah dan mengalami pola itu saat penjajahan adalah negara
di Asia, Afrika, Amerika Selatan dan termasuk juga Indonesia.
5. Perbudakan
Perbudakan merupakan sistem penghambaan yang terlembagakan, dimana “sang Tuan”
memiliki kontrol penuh atas para budak. Para budak itu dikerahkan untuk mengerjakan pekerjaan
berat dan kasar secara paksa. Perbudakan terutama dilakukan oleh orang-orang kulit putih (Eropa)
terhadap orang kulit hitam (Afrika). Orang-orang Eropa mengorganisasikan perdagangan budak
didorong oleh kebutuhan akan tenaga kerja di berbagai perkebunan yang akan memberikan
keuntungan besar dengan tenaga kerja yang murah. Perbudakan ini seringkali didasarkan pada
rasionalisasi bahwa orang Afrika “terbelakang” sehingga pantas diperlakukan sebagai budak.
6. Pluralisme
Pluralisme adalah keadaan dimana berbagai kelompok yang berbeda etnis, ras atau agama
saling memelihara identitas budaya dan jaringan sosial, namun mereka bersama-sama
berpartisipasi dalam sistem ekonomi dan politik.
7. Multikulturalisme
Inti dari multikulturalisme adalah adanya kebijakan publik pada masyarakat beragam budaya
yang menekankan pada adanya kesederajatan/kesetaraan di antara berbagai kelompok budaya yang
beragam tersebut.
8. Integrasi
Integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat
tetapi tidak memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut.
9. Akulturasi
Akulturasi terjadi ketika dua kelompok kebudayaan atau lebih bertemu, berbaur dan berpadu.
Pola hubungan diantara kelompok tidak hanya dalam posisi yang sama tetapi juga bisa dalam posisi
yang tidak sama. Contoh Hubungan antara kelompok mayoritas dengan minoritas.
10. Dominasi
Dominasi terjadi apabila suatu keompok menguasai kelompok lain baik itu secara ekonomi,
budaya maupun politik. Contoh: Dominasi kaum penjajah baik secara ekonomi mupun politik,
dominasi budaya barat atas budaya masyarakat di negara dunia ketiga atau berkembang.
11. Segregasi
Segregasi adalah suatu proses pemisahan secara fisik daerah atau tempat pemukiman
kelompok sebagai akaibat hubungan sosial yang terjadi antara kelompok. Contoh; tempat tinggal
kaum kulit hitam yang miskin di Amerika disebut dengan getto, pecinan di Indonesia