KONFLIK dan KEKERASAN SOSIAL
Kompetensi Dasar
3.4. : Memahami konflik sosial dan bagaimana melakukan respon untuk melakukan
resolusi konflik demi terciptanya kehidupan yang damai di masyarakat
4. 4. : Memetakan konflik untuk mampu melakukan resolusi konflik dan
menumbuhkembangkan perdamaian di masyarakat
PETA KONSEP
KONFLIK SOSIAL
Pengertian Penyeba Bentuk Dampak Resolusi Konflik
b Negatif (pengendalian dan
Perbedaan Positif
individu penyelesaian)
Perbedaan Proses
Budaya terjadinya
Kepentingan konflik
Perubahan Teori –teori
Sosial Konflik
Sosial
Sifatnya : Posisi Pelaku Sifat Pelaku Aktivitas Cara Pengelolaan
1. Destruktif 1. Vertikal 1. Terbuka 1. Sosial 1. Interindividu
2. Konstruktif 2. Horisontal 2. Tertutup 2. Politik 2. Antarindividu
3. Diagonal 3. Budaya
Akomodasi Manajemen 4. Ideologi Kekerasan
Konflik Savety Valve Pengertian
- Coercion (Lewis Coser)
- Compromise - Cooperativeness Bentuk
- Consoliation - Assertiveness Penyelesaian Teori
- Arbitration menurut
- Toleransi 1.Tindakan George
- Stalemate Menghindar Simmel
- Ajudication
- Cease Fire 2. Kompetisi Perdamaian
3. Akomodasi
A. MENGAMATI REALITAS SOSIAL
4. Kompromis
Setiap hari kita menyaksikan tayangan berita di televisi tentang berbagai peristiwa seperti
demonstrasi menentang k5e.bKiojlaakbaornasipemerintah, demonstrasi buruh menuntut kenaikan upah
minimum regional (UMR), perkelahian antarpelajar, tawuran antarkampung, perkelahian
antarsuporter sepak bola, kerusuhan antarpendukung partai politik, sampai pada peristiwa yang
berbau SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) seperti: konflik antarsuku, antarras dan
antaragama.
Secara sosiologis peristiwa sosial tersebut dapat dikategorikan sebagai konflik sosial (pertentangan
sosial). Menurut Karl Marx konflik merupakan sesuatu yang akan selalu ada di masyarakat,
sehingga konflik akan menjadi bagian tidak terpisahkan dari masyarakat itu sendiri.
Konflik yang sedang berlangsung akan selalu diikuti oleh ketegangan-ketegangan diantara pihak-
pihak yang berkonflik. Kita bisa menyaksikan bagaimana persaingan tajam yang terjadi menjelang
pemilihan presiden tahun 2014 lalu, antara pasangan capres Prabowo-Hatta dengan pasangan
capres Jokowi-Jusuf Kalla. Persaingan tajam tersebut nampak dari kampanye yang sangat intensif
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
diberbagai media termasuk di media sosial, bahkan kampanye cenderung mengarah pada
kampanye hitam (black campain) untuk menjatuhkan lawannya. Perseteruan itu berlanjut menjadi
pertentangan antara dua kubu di tingkat legislatif antara kubu Prabowo-Hatta yang didukung
Koalisi Merah Putih (KMP) dengan kubu Jokowi-JK yang didukung Koalisi Indonesia Hebat
(KIH). Pertentangan terlihat dalam memperebutkan pimpinan majelis dan dewan yang kemudian
dimenangkan oleh kubu KMP. Begitu selanjutnya dalam perebutan kursi pimpinan komisi di DPR
juga terjadi tarik ulur yang sangat hebat, bahkan sempat KIH membuat pimpinan dewan tandingan.
Setelah melalui lobi-lobi politik tingkat pimpinan partai, akhirnya terjadi kesepakatan diantara dua
kubu tersebut untuk menyelesaikan konflik dengan membagi kursi pimpinan secara adil.
Kenyataan sosial di atas menunjukkan bahwa konflik sosial akan membawa ketegangan yang
hebat, bahkan sering dikuti oleh aksi-aksi yang cenderung diikuti oleh tindakan kekerasan dan
anarkis sebagai bentuk nyata dalam meluapkan emosinya. Walaupun demikian secara bertahap
konflik akan menemukan titik temu ketika dua pihak mulai menunjukkan keinginan untuk
menyelesaikan masalah.
B. KONFLIK
Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin ”con” yang berarti bersama dan ”figere”
yang berarti benturan atau tabrakan. Dengan demikian konflik dalam kehidupan sosial dapat
diartikan sebagai benturan kepentingan, keinginan, pendapat dan perbedaan lain yang paling tidak
melibatkan dua pihak atau lebih;
Secara sosiologi konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga
kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan jalan menghancurkan atau
membuatnya tidak berdaya. Sebagai proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri
yang dibawa individu yang terlibat dalam suatu interaksi.
Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan
adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individu dalam
interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam masyarakat dan tidak satu
masyarakatpun yang tidak pernah mengalami konflik antaranggotanya atau dengan kelompok
masyarakat lainnya.
Koflik sosial bisa dilihat dari dua sisi :
Pertama : persepktif atau sudut pandang yang menganggap konflik selalu ada dan mewarnai
segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosial. Kedua: konflik sosial merupakan pertikaian
terbuka seperti perang, revolusi, pemogokan, dan gerakan perlawanan.
Konflik dan kekerasan adalah bentuk interaksi sosial yang negatif karena peranan emosi dan
temperamen lebih dominan daripada pertimbangan akal sehat. Akibatnya konflik dan kekerasan
dapat menimbulkan tindakan-tindakan destruktif yang merugikan semua pihak, misalnya
hancurnya harta benda, sarana prasarana umum, dan jatuhnya korban jiwa,serta hancurnya sistem
ketatanegaraan, ekonomi, sosial dan budaya bagi pihak yang kalah.
Konflik sosial biasanya dipahami sebagai suatu proses sosial disosiatif atau saling bertentangan
antarpihak. Dalam proses tersebut, masing-masing pihak berusaha saling menguasai atau berebut
pengaruh. Cara yang ditempuh bisa menggunakan kekerasan atau non kekerasan.
Begitulah, konflik sesuai seharusnya diselesaikan dengan cara damai. Tapi apa sesungguhnya
konflik sosial itu? apa faktor-faktor penyebabnya? Bagaimana gambaran umum cara mengatasi
dan mencegahnya? Uraikan berikut akan membahas hal-hal tersebut.
1. PENGERTIAN KONFLIK
Istilah konflik menurut kamus bahasa Indonesia berarti percekcokan, perselisihan, pertentangan.
Sedangkan para ahli memberikan definisi tentan konflik sebagai berikut:
a. Berstein
Konflik merupakan suatu pertentangan, perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai
potensi memberi pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b. Robert M.Z. Lawang
Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan, dimana tujuan dari mereka
yang berkonflik.
c. Drs. Ariyono Suryono
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Konflik adalah proses atau keadan dimana dua pihak berusaha menggalakan tercapainya tujuan
masing-masing yang disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari
masing-masing pihak.
d. James W. Vander Zanden
Konflik adalah suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas
kekayaan,kekuasaan,status,atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan bertujuan untuk
menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.
e. Soerjono Soekanto
Konflik adalah suatu proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha
untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman
dan atau kekerasan.
2. FAKTOR PENYEBAB KONFLIK
a. Perbedaan Antarindividu
Kadang dalam pergaulan sehari-hari kita memiliki ketidakcocokan dengan teman atau tidak senang
karena perilaku teman yang menyebalkan, sehingga lambat laun menimbulkan perasaan benci
kepada teman tersebut. Perasaan yang ada sering menjadi sebab munculnya konflik dengan teman
jika ada pemicu suatu masalah tertentu yang mungkin sangat sepele misalnya: memanggil dengan
sebutan yang dianggap tidak sopan. Peristiwa itu kemudian memunculkan konflik yang bersifat
terbuka seperti saling mengejek, atau menghina di depan umum.
Pada dasarnya perbedaan antarindividu merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan,
pendirian, pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri, kebanggaan dan identitas seseorang.
Perbedaan perasaan dan kebiasaan tersebut menimbulkan rasa benci amarah sebagai awal
timbulnya suatu konflik.
b. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Kepribadian seseorang akan sangat ditentukan oleh kelompok atau masyarakat dimana dia
melakukan aktivitas sosialnya. Seorang yang tinggal pada masyarakat kota akan cenderung bersifat
terbuka dalam menyampaikan kritik pemikirannya kepada orang lain, sebaliknya seseorang yang
tinggal di desa cenderung menyampaikan kritik kepada orang lain secara tidak langsung. Perbedaan
tersebut karena adanya budaya yang berkembang di masyarakat tersebut berbeda. Pada masyarakat
kota yang memiliki budaya lebih terbuka dan egaliter maka menyampaikan pendapat dianggap
sebagai hal yang harus dilakukan untuk perbaikan, sebaliknya pada masyarakat pedesaan yang
memiliki nilai dan norma kuat cenderung menyampaikan kritik secara tertutup, apalagi kritik
tersebut ditujukan kepada orang yang lebih tua. Kesalahpahaman memaknai perilaku orang lain
tanpa memahami latar belakang kebudayaannya akan menimbulkan munculnya pertentangan
antarindividu atau antarkelompok.
Pada dasarnya kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Tidak
semua masyarakat memiliki nilai-nilai dan norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik oleh
suatu masyarakat belum tentu baik oleh masyarakat lainnya. Maka akan terdapat perbedaan-
perbedaan nilai yang dianut oleh kedua belah pihak sehingga dapat menimbulkan konflik.
c. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan antarindividu maupun antarkelompok sering menjadi penyebab terjadinya
konflik sosial. Setiap individu atau kelompok tentunya memiliki kepentingan (vested interest),
karena setiap individu atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda, sehingga kadang
akan saling berbenturan satu sama lainya.
Dalam bidang ekonomi terlihat adanya demonstrasi buruh menuntut perbaikan upah, sementara
pengusaha atau pemilik perusahaan tetap bertahan dengan upah yang ada. Hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan kepentingan di satu sisi buruh menuntut agar dapat mencukupi
kebutuhan sehari-harinya, sementara di sisi yang lain perusahaan tetap mempertahankan upah yang
ada agar perusahaan tetap dapat berjalan dengan efisien. Perbedaan kepentingan tersebut yang
menyebabkan terjadinya konflik antara buruh-pengusaha selama ini.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Setiap individu atau kelompok sering sekali memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Semua
tergantung dari kebutuhan hidupnya. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan
ekonomi, politik, sosial, budaya. Perbedaan kepentingan tersebut dapat pula menimbulkan konflik.
d. Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan sosial, tidak ada satu masyarakatpun yang tidak
mengalami perubahan, bahkan pada masyarakat yang primitif sekalipun, walaupun perubahan yang
terjadi berjalan secara berbeda. Pada masyarakat primitif perubahan bersifat lambat, sementara
pada masyarakat modern perubahan berjalan lebih cepat. Perubahan sosial yang cepat dapat
membawa goncangan sosial di masyarakatnya jika masyarakat tersebut belum siap
menghadapinya.
Perubahan sosial dalam masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan
sistem nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Konflik dapat terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara harapan individu atau masyarakat dengan kenyataan.
Menurut pandangan penganut perpektif fungsional, penyebab utama dari konflik adalah disfungsi
sosial, yaitu nilai dan norma sosial yang ada di dalam struktur sosial tidak lagi ditaati, pranata sosial
dan sistem pengendaliannya tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Sedangkan menurut perspektif konflik bahwa penyebab konflik adalah perbedaan atau
ketimpangan hubungan dalam masyarakat yang memunculkan diferensiasi kepentingan.
Menurut Turner ada beberapa faktor yang memicu terjadinya konflik sosial antara lain:
1. Ketidakmerataan distribusi sumber daya yang sangat terbatas di dalam masyarakat
2. Ditariknya kembali legitimasi penguasa politik oleh masyarakat kelas bawah
3. Adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan kepentingan
4. Setidaknya saluran untuk menampung keluhan-keluhan masyarakat kelas bawah serta
lambatnya mobilitas sosial ke atas
5. Melemahnya kekuasaan negara yang disertai dengan mobilisasi masyarakat bawah
oleh elit
6. Kelompok masyarakat kelas bawah menerima ideologi radikal
3. BENTUK-BENTUK KONFLIK
1. Menurut Lewis Coser, Berdasarkan situasi konflik dapat dibedakan
a. Konflik realistik
Konflik realistik berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi dalam
hubungan sosial. Tuntutan tersebut ditujukan pada objek yang dianggap mengecewakan. Contoh:
Para karyawan yang mengadakan pemogokan melawan manajemen perusahaan karena dianggap
tidak memberikan upah yang sesuai.
b. Konflik Non-realistik
Konflik Non-realistik adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan saingan yang
natagonistis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak.
Contoh : dalam masyarakat primitif pembalasan lewat ilmu gaib sering merupakan bentuk konflik
non-realistik, sebagaimana halnya dalam masyarakat yang sudah maju ”pengkambinghitaman”
(scapegoat) digunakan sebagai alat untuk menyerang lawan secara tidak langsung.
Dalam situasi tertentu situasi konflik dapat berupa elemen-elemen konflik realistik dan non-
realistik, Misalnya sikap perlawanan dalam aksi pemogokan melawan majikan, tidak hanya timbul
sebagai akibat dari ketegangan hubungan antara buruh dengan majikan. Sikap perlawanan itu juga
dapat timbul karena ketidakmampuan dalam menghilangkan rasa permusuhan terhadap figur-figur
yang berkuasa, misalnya figur ayah yang sangat otoriter. Dengan demikian energi agresif mungkin
terbentuk lewat proses-proses interaksi lain sebelun ketegangan dan konflik itu muncul.
2. Menurut Soerjono Soekanto konflik ada 5 bentuk antara lain:
a. Konflik Pribadi
Konflik terjadi antardua individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya, biasanya
juga timbul karena persolaan benci. Contoh individu yang terlibat utang piutang
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
b. Konflik rasial
Koflik rasial timbul akibat adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti ciri badan, kepentingan dan
kebudayaan. Contoh konflik ras kulit putih dengan kulit hitan di Afrika selatan
c. Konflik antara kelas-kelas sosial
Konflik yang muncul karena adanya kepentingan dari kelas-kelas yang berbeda dalam suatu
masyarakat. Contoh perselisihan antara buruh dengan majikan
d. Konflik politik
Konflik karena adanya perbedaan kepentingan atau tujuan-tujuan politis seseorang atau kelompok.
Contoh antarpartai politik dalam suatu negara
e. Konflik Internasional
Konflik terjadi karena perbedaan kepentingan antarnegara yang berpengaruh pada kedaulatan suatu
Negara. Contoh : sengketa antara Indonesia dengan Malaysia tentang pulau-pulau di perbatasan.
3. Berdasarkan Tujuan Organisasi
a. Konflik fungsional
Konflik fungsional merupakan konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisassi dan
bersifat konstruktif. Konflik ini sangat dibutuhkan dalam organisasi. Dalam konflik ini dapat
memperbaiki kinerja kelompok apabila dikelola dan dikemdalikan dengan baik.
b. Konflik Disfungdional
Konflik disfungsional merupakan konflik yang menghambat tercapainya suatu organisai dan
bersifat destruktif (merusak). Konflik disfungsional tidak dapat dihindari karena keberadaan
konflik ini pasti ada dalam setiap organisai atau masyarakat. Konflik ini dapat merugikan semua
pihak, baik individu, kelompok atau organisasi.
4. Berdasarkan sifatnya
a. Konflik destruktif
Merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak senang, rasa benci dan dendam dari
seseorang atau kelompok terhadap pihak lain. Konflik destruktif cenderung menghambat dan
merugikan dalam mencapai tujuan, karena kedua belah pihak cenderung untuk mengalahkan pihak
lainnya, bahkan dengan cara yang bersifat destruktif atau merusak.
Contoh : Demontrasi masyarakat menuntut kebijakan pemerintah tetapi dilakukan dengan cara
merusak fasilitas umum, pasti juga akan dihadapi oleh aparat keamanan dengan sikap tegas.
b. Konflik konstruktif
Merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik ini muncul karena adanya perbedaan pendapat
dari kelompok-kelompok dalam menghadapi suatu masalah. Pada konflik kontruktif kedua pihak
memiliki perbedaan pendapat dan berusaha saling mempertahankan dengan tindakan dan argumen
yang rasional. Meskipun pertentangan itu sangat tajam tetapi pihak-pihak yang bertikai tetap dalam
kondisi terkendali emosionalnya, karena menyadari bahwa perbedaan tersebut dalam rangka untuk
mencapai tujuan atau hasilyang terbaik.
Contoh : Perbedaan pendapat dalam suatu forum diskusi ilmiah, seperti seminar, workshop,
atau focus group discussion (FGD).
5. Berdasarkan struktur sosial dan posisi pelaku yang berkonflik
a. Konflik vertikal
Konflik vertkal merupakan konflik antarkomponen masyarakat di dalam satu struktur yang
memiliki herarki/lapisan sosial yang berbeda. Konflik ini dapat terjadi karena adanya rasa
ketidakpuasan terhadap pihak lain.
Contoh : Demonstrasi buruh menuntut upah terhadap pemilik perusahaan, rakyat menuntut
kepada pemerintah untuk mendapatkan jaminan kesehatan, kesejahteraan.
b. Konflik horizontal
Konflik horizontal merupakan konflik antarindividu atau kelompok yang memiliki kedudukan
yang relatif sama atau sederajat. Contoh koflik antar organisasi massa, konflik antaragama,
antarsuku bangsa.
Menurut Ranjabar Konflik horizontal dapat dipicu oleh beberapa hal, antara lain:
1) Adanya kecemburuan yang bersumber pada ketimpangan ekonomi antarkaum
pendatang dengan penduduk lokal
2) Adanya sikap saling mengklaim terhadap sumber daya yang semakin terbatas
3) Adanya dorongan emosional kesukuan karena ikatan norma tradisisonal
4) Munculnya sikap yang berlebihan antar pemeluk agama
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
5) Mudah dipengaruhi oleh provokator kerusuhan
c. Konflik diagonal
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh
organisasi sehingga menimbulkan pertentangan yang ekstrim. Contoh konflik yang pernah terjadi
di Aceh atau Papua. Pada awalnya karena adanya perilaku yang tidak adil dalam pembagian sumber
daya ekonomi oleh pemerintah pusat, sehingga menyebabkan munculnya rasa ketidakpuasan dan
ketertindasan ekonomi.
6. Berdasarkan sifat pelaku yang berkonflik
a. Konflik terbuka
Merupakan konflik yang diketahui oleh semua pihak/masyarakat. Konflik yang bersifat terbuka
karena diketahui oleh masyarakat, tidak jarang secara disadari atau tidak sering menyeret pihak
luar untuk larut dalam konflik yang sedang terjadi. Contoh : konflik seorang ibu rumah tangga
bernama Prita dengan sebuah rumah sakit di Jakarta, Berawal dari pihak rumah sakit yang diduga
melakukan malpraktik, kemudian oleh Prita diungkapkan kepada rekan-rekannya melalui media
sosial. Hal tersebut dianggap sebagai pencemaran nama baik. Akhirnya oleh pihak rumah sakit
dibawa ke pengadilan dan Pritapun terjerat pasal pencemaran nama baik. Kasus tersebut akhirnya
menyedot perhatian masyarakat umum dan berempati sampai kemudian muncul gerakan “Koin
untuk Prita” mengumpulkan uang koin atau recehan untuk membantu Prita.
b. Konflik tertutup
Merupakan konflik yang hanya diketahui oleh orang-orang atau kelompk yang terlibat konflik.
Contoh konflik dalam suatu rumah tangga, pada umumnya tidak diketahui oleh orang lain, konflik
antarindividu dalam suatu kelompok.
7. Berdasarkan konsentrasi aktivitas manusia di dalam masyarakat
a. Konflik sosial
Merupakan konflik yang terjadi akibat adanya perbedaan kepentingan social dari pihak
yang berkonflik. Konflik ini sering terjadi karena adanya provokasi dari orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Contohnya konflik Sambas di Kalimantan, konflik Ambon di Maluku.
b. Konflik politik
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan yang berkaitan dengan
perebutan kekuasaan. Contoh : perebutan kursi pimpinan suatu partai, perebutan kursi pimpinan di
parlemen, perebutan kursi bupati atau gubernur atau presiden.
c. Konflik ekonomi
Merupakan konflik akibat adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik.
Contoh: perebutan mega proyek hambalang, perebutan tender pengadaan buku sekolah.
d. Konflik budaya
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang
berkonflik. Contoh: pro-kontra pemilihan miss universe
e. Konflik ideologi
Merupakan konflik yang terjadi karena adanya perbedaan paham yang diyakini seseorang atau
kelompok orang. Contoh: konflik antar pahan komunis dengan paham liberal
8. Berdasarkan banyaknya pihak yang terlibat
a. Konflik individual
Konflik individual merupakan konflik yang berskala kecil sebab hanya melibatkan dua pihak ayitu
pihak pertama dan pihak kedua. Akan tetapi, konflik ini bias menjadi besar ketika dua pihak itu
merupakan dua orang yng mempunyai pengaruh besar dalam masyarakat sehingga masing-masing
pihak mempunyai sejumlah pengikut dengan tingkat kesetiaan yang tinggi sehingga konflik
individual itu berkembang menjadi konflik kolektif yang melibatkan banyak orang. Contoh konflik
antar calon kontestan dalam pemilihan bupat/walikota, atau gubernur.
b. Konflik kolektif
Konflik kolektif merupakan konflik yang mempunyai potensi menimbulkan gangguan dan
kerusakan dalam jumlah yang besar. Konflik kolektif adalah konflik yang melibatkan kelompok
individu yang satngan u dekelompok individu yang lain. Konflik ini bias berbentuk:
1) Konflik antarkelompok ras dalam suatu Negara
2) Konflik yang bernuasnsa politik antarkelompok dalam suatu Negara
3) Konflik antarkeluarga dan kerabat
4) Konflik antarsuku bangsa dalam suatu negara
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
9. Berdasarkan Cara Pengelolaannya
a. Konflik interindividu
Merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi individu hingga tingkat keresahan
yang paling tinggi. Konflik ini bisa disebabkan karena kelebihan beban (role overloads ) atau
karena ketidaksesuaian seseorang dalam melakukan peranan (person role incompatibilities).
b. Konflik antarindividu
Merupakan konflik yang terjadi antar seseorang dengan satu orang atau lebih, sifatnya kadang-
kadang substantif, meyangkut perbedaan gagasan, pendapat, kepentingan atau bersifat emosional,
menyangkut perbedaan selera dan perasaan suka/tidak suka.
c. Konflik antarkelompok
Merupakan konflik yang banyak dijumpai dalam kenyataan hidup manusia sebagai mahluk sosial,
karena mereka hidup dalam kelompok-kelompok.
4. TEORI KONFLIK SOSIAL
a. Teori Konflik Karl Marx
Karl Marx adalah seorang ilmuwan, sejarawan, ekonom, filsuf, pemikir revolusioner yang berasal
dari Jerman. Pemikiran Marx tertuang dalam bukunya historical materialism. Secara umum
pendekatan konflik ini dapat dibagi dua, diantaranya 1). Sebagaimana dikemukakan oleh Karl
Marx yang memandang masyarakat terdiri dari dua kelas yang didasarkan pada kepemilikan sarana
dan alat produksi, yaitu kelas borjuis dan proletar. Kelas borjuis adalah kelompok yang memiliki
sarana dan alat produksi yang dalam hal ini adalah perusahaan sebagai modal dalam usaha. Kelas
proletar adalah kelas yang tidak memiliki sarana dan alat produksi sehingga dalam pemenuhan
kebutuhan ekonominya tidak lain hanyalah menjual tenaganya.
Menurut Marx masyarakat terintegrasi karena adanya struktur kelas dimana kelas borjuis
menggunakan negara dan hukum untuk mendominasi kelas proletar. Konflik antarkelas sosial
terjadi melalui proses produksi sebagai salah satu kegiatan ekonomi dimana dalam proses produksi
terjadi kegiatan eksploitasi terhadap kelompok proletar oleh kelompok borjuis. Perubahan sosial
justru membawa dampak yang buruk bagi nasib buruh (proletar) karena perubahan sosial
berdampak pada semakin banyaknya jumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk akan
menyulitkan kehidupan kelompok proletar karena tuntutan akan lapangan pekerjaan semakin tinggi
sementara jumlah lapangan kerja yang tersedia tidak bertambah. Tingginya jumlah penawaran
tenaga kerja akan berpengaruh pada rendahnya ongkos tenaga kerja yang diterimanya, sehingga
kehidupan selanjutnya justru kian buruk. Sementara kehidupan kelompok kapitalis (borjuis) akan
semakin berlimpah dengan segala macam kemewahannya.
Gejala inilah yang pada akhirnya menimbulkan ketimpangana sosial yang berujung pangkal pada
konflik sosial. Dengan demikian akar permasalahan yang menimbulkan konflik sosial adalah
karena tajamnya ketimpangan sosial berikut eksploitasinya Kondisi buruk tersebut mendorong
kaum proletar untuk melakukan perlawanan dalam bentuk revolusi sosial denga tujuan menghapus
kelas-kelas sosial yang dianggap sebagai sumber ketidakadilan.
b. Teori Konflik Dahrendorf
Teori konflik dahrendorf merupakan kritik terhadap teori konflik Karx Marx. Menurut Dahrendorf
revolusi sosial yang diramalkan Marx ternyata tidak terjadi di negara-negara industri, karena
menurutnya kelas-kelas sosial tidak lagi berdasarkan pada kepemilikan sarana produksi tetapi oleh
kepemilikan kekuasaan. Menurut Dahrendorf hubungan-hubungan kekuasaan (authority) yang
menyangkut bawahan dan atasan menyebabkan lahirnya kelas sosial. Terdapat dikotomi antara
mereka yang berkuasa dengan mereka yang dikuasai, mereka yang memiliki sedikit kekuasaan
dengan mereka yang memiliki banyak kekuasaan. Pada dasarnya terdapat dua sistem kelas sosial
yaitu mereka yang berperan serta dalam struktur kekuasaan melalui penguasaan dan mereka yang
tidak berpartisipasi melalui penundukan.
Dalam setiap kehidupan masyarakat selalu ada asosiasi, seperti: negara, industri, partai, agama dan
sebagainya. Dalam setiap assosiasi akan selalu ada dua kelas yaitu kelas yang mempunyai
wewenang yang sah (authority) dan kelas yang tidak memiliki wewenang. Konflik akan muncul
karena adanya pembagian wewenang yang tidak merata.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
c. Teori Konflik Jonathan Turner
Konflik merupakn proses dari peristiwa-peristiwa yang mengarah pada interaksi yang disertai
kekerasan antara dua pihak atau lebih. Menurutnya ada Sembilan tahap menunju konflik terbuka
yaitu:
1) Sistem sosial terdiri dari unsur-unsur atau kelompok-kelompok yang saling
berhubungan satu sama lain
2) Di dalam unit-unit atau kelompok-kelompok itu terdapat ketidakseimbangan
pembagian kekuasaan atau sumber-sumber penghasilan
3) Unit-unit atau kelompok-kelompok yang tidak berkuasa atau tidak mendapat
bagian dari sumber-sumber penghasilan mulai mempertanyakan legitimasi sistem
tersebut
4) Pertanyaan atau legitimasi itu membawa mereka kepada kesadaran bahwa mereka
harus mengubah sistem alokasi kekuasaan atau sumber-sumber penghasilan itu
demi kepentingan mereka
5) Kesadaran itu menyebabkan mereka secara emosional terpancing untuk marah
6) Kemarahan tersebut seringkali meledak begitu saja dengan cara yang tidak
teroraganisasi
7) Keadaan yang demikian menyebaabkan mereka semakin tegang
8) Ketegangan yang semakin hebat menyebabkan mereka mencari jalan untuk
mengorganisir diri guna melawan kelompok yang berkuasa
9) Akhirnya konflik terbuka bisa terjadi antara kelompok yang berkuasa dengan
kelompok tidak berkuasa
Tingkatan kekerasan dalam konflik sangat tergantung kepada kemampuan masing-masing pihak
yang bertikai untuk mendefinisikan kembali kepentungan mereka secara objektif atau kemampuan
masing-masing pihak untuk menanggapi, mengatur dan mengontrol konflik itu.
d. Teori Konflik menurut James Scott
James Scott mengemukakan teori konflik sosial berdasarkan patron-klien. Menurut Scott ada tiga
faktor penyebab muculnya konflik berdasarkan patron-klien, yaitu;
1) Adanya ketimpangan ekonomi yang kuat dalam penguasaan kekayaan yang
dianggap sah oleh masyarakat
2) Tidak adanya jaminan fisik, ketidaksetaraan status, bersifat personal, dan
kedudukan yang kuat
3) Ketidakberdayaan kesatuan keluarga sebagai tempat untuk mengembanglan diri.
e. Teori Konflik menurut Georg Simmel
Menurut Simmel konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam suatu masyarakat.
Georg Simmel mengemukakan proporsisi tentang intensitas konflik, yaitu:
1) Semakin besarnya tingkat keterlibatan emosi dalam konflik, maka konflik tersebut
akan menjadi keras.
2) Semakin suatu konflik dirasakan oleh para anggota yang terlibat sebagai suatu yang
memperjuangkan kepentingan individu, maka semakin cenderung konflik akan
brlangsung secara keras.
3) Seamkin konflik dapat dipahami sebagai sesuatu yang akan berakhir, maka semakin
berkurangnya kecenderungan konflik akan menjadi keras
Berdasarkan proporsi yang dikemukakn oleh Simmel dapat diketahui bahwa konflik dapat terjadi
karena hal sebagai berikut:
1) Keterlibatan emosional antaranggota yang dipengaruhi oleh solidaritas dan
harmonitas yang tercipta sebelumnya
2) Konflik dianggap sebagai suatu media untuk memperjuangkan kepentingan
pribadi dari masing-masing anggota
Teori konflik menurut Georg Simmel memiliki pandangan untuk melihat struktur sosial sebagai
suatu proses asosiatif dan disosiatif yang saling bercampur dan tidak dapat dipisahkan.
5. DAMPAK ADANYA KONFLIK
Dalam kehidupan masyarakat majemuk sering terjadi pertentangan antar satu aspek dengan aspek
lainnya. Sumber potensi konflik yang rentan terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia adalah
masalah agama, ras dan suku bangsa.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Setiap konflik yang terjadi dalam masyarakat akan membawa dampak, baik dampak secara
langsung maupun dampak tidak langsung.
a. Dampak secara langsung
Dampak yang secara langsung merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang terlibat
konflik. Adapun dampak secara langsung diantaranya :
1. Menimbulkan keretakan antarindividu atau kelompok dengan individu atau
kelompok lainnya.
2. Adanya perubahan kepribadian seseorang, seperti memunculkan rasa curiga, rasa
benci dan akhirnya dapat berubah menjadi tindakan kekerasan.
3. Dominasi dan takluknya salah satu pihak. Hal ini terjadi jika kekuatan pihak-pihak
yang bertikai tidak seimbang, akan terjadi dominasi oleh satu pihak terhadap pihak
lainnya. Pihak yang kalah menjadi takluk secara terpaksa, bahkan terkadang
menimbulkan kekuasaana yang otoriter (dalam politik) atau monopoli (dalam
ekonomi)
4. Hancurnya harta benda dan korban jiwa, jika konflik berubah menjadi kekerasan.
5. Hancurnya nilai-nilai dannorma sosial yang ada. Antara nilai-nilai dan norma sosial
dengan konflik terdapat terdapat hubungan yang bersifat korelasional, artinya bias
saja terjadi konflik berdampak pada hancurnya nilai-nilai dan norma sosial akibat
dari ketidakpatuhan anggota masyarakat akibat dari konflik atau juga hancurnya
nilai-nilai dan norma sosial berakibat konflik.
6. Kemiskinan. Konflik yang berkepanjangan bisa menimbulkan habisnya harta benda
yang dimiliki untuk mengurusi konflik, sehingga makin lama harta yang dimilki
habis, sehingga menimbulkan kemiskinan bagi pihak-pihak yang berkonflik.
7. Lemahnya perekonomian, Konflik yang berkepanjangan akan menggangu kegiatan
dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, sehingga secara ekonomi
kesejahteraan masyarakat semakin menurun akibat waktu dan tenaga lebih banyak
digunakan untuk menghadapi dan memikirkan konflik
8. Rendahnya pendidikan, konflik yang berkepanjangan dapat menyebabkan
terbengkalainya masyarakat dalam mengembangkan pendidikan, sehingga
pendidikan menjadi hal yangkurang diperhatikan.
b. Dampak Tidak Langsung
Merupakan dampak yang dirasakan oleh pihak-pihak yang tidak terlibat langsung dalam
sebuah konflik, ataupun dampak jangka panjang dari suatu konflik. Misalnya agresi Irael yang
dilakukan kepada para pejuang Hizbullah di Libanon akan membawa dampak pada kenaikan harga
minyak dunia yang merembet pada kenaikan harga-harga barang dipasaran. Hal ini akan dirasakan
pula oleh masyarakat kita.
c. Dampak positif adanya konflik adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok ( in group solidarity )
2. Munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi
konflik.
3. Membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-
norma baru
4. Munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan
seimbang. Misalnya adanya kesadaran dari pihak-pihak yang berkonflik dalam
kekuatan seimbang untuk bersatu kembali, karena dirasakan bahwa konflik yang
berlarut tidak membawa keuntungan bagi kedua belah pihak.
5. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan
kelompok
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat
7. Dalam diskusi ilmiah, biasanya perbedaan pendapat justru diharapkan untuk
melihat kelemahan-kelemahan suatupendapat sehingga dapat ditemukan pendapat
atau pilihan-pilihan yang lebih kuat sebagai jalan keluar atau pemecahan suatu
masalah.
6. PROSES TERJADINYA KONFLIK
Proses terjadinya konflik melalui tiga tahap yaitu:
a. Tahap kontroversial.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Kontroversi adalah suatu proses interaksi antara pihak yang satu dengan yang lain dalam
masyarakat di mana keduanya memiliki rasa tidak senang sehingga engganuntuk melakukan
berbagai macam bentuk kerjasama. Terjadinya protes kontroversial dapat diamati melalui tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Adanya sikap menolakajakan atau himbauan dari pihak yang satu kepada pihak yang
lain
2. Adanya sikap menghindari bentuk-bentuk kerjasama
3. Adanya sikap meragukan hubungan natara pihak yang satu dengan pihak yang lain
4. Adanya sikap menghalangi perkembangan atau keberhasilan pihak lain
5. Adanya sikap mengecilkan keberadaan pihak-pihak lain
b. Tahap Kompetisi
Istilah kompetisi dapat diartikan sebagai bentuk persaingan antara individu dengan individu yang
lain atau antarkelompok individu terhadap kelompok individu yang lain. Tahap kompetisi
ditandani dengan tindakan-tindakan rill yang diketahui oleh pihak lawan. Kompetisi ini terdiri dari
kompetisi tertutup danterbuka. Kompetisi tertutup terjadi dalam struktur organisasi yang sifatnya
memiliki peserta yang terbatas. Kompetisi terbuka semua orang dapatmenjadi pesaing dankopetisi
berlangsung tanpa adanya aturan yang jelas. Tahap kompetisi merupakan tahap akhir terjadinya
konflik setelah pihak-pihak yang berkonflik tidak lagi mampu menahan emosi yang terpendam di
dalam hatinya sehingga melahirkan gerakan-gerakan fisik unruk menghancurkan pihak lain
c. Tahap tejadinya konflik
Proses terjadinya konflik setelah tahap kontroversi dan kompetisi adalah terjadinya tindakan-
tindakan dalam bentuk benturan-benturan fisik antara dua pihak ataulebih yang melakukan
konflik. Tahapan inilah yang merupakan titik awwal terjadinya serangan fisik antara dua pihak
atau lebih. Biasanya konflik akan menimbulkan banyak gangguan terhadap sistem yang ada dalam
masyarakat karena diikuti blokade perusakan materi bahkan pembunuhan terhadap pihak-pihak
tertentu.
TES FORMATIF 1
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
1. Dalam masyarakat selalu terjadi konflik, baik dalam masyarakat sederhana maupun
masyarakat yang sudah maju dan modern. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
konflik merupakan….
A. Masalah sosial
B. Bentuk kejahatan
C. Disintegrasi sosial
D. Gejala sosial
E. Dinamika sosial
2. Salah satu sifat konflik adalah adanya ketegangan emosi yang mempunyai ciri tertentu, yakni
....
A. berlangsung terus menerus
B. tidak ada batas waktu dan tempat
C. ada batas waktu meskipun lama
D. tanpa kendali dan berlangsung relatif singkat
E. terkendali dan berlangsung lama
3. Konflik antar calon kepala desa berakhir setelah hasil pemilihan kepala desa ditetapkan.
Kedua belah pihak menyepakati siapapun yang menjadi pemenang harus dihormati bersama.
Konflik yang terjadi antarcalon kepala desa tersebut berdasarkan sifatnya termasuk jenis
konflik....
A. destruktif D. vertikal
B. konstruktif E. horizontal
C. antarkelompok
4. Bebarapa gejala sosial dalam masyarakat:
(1) Perubahan sosial yang cepat dalam tempo singkat
(2) Setiap masyarakat melakukan pengendalian sosial
(3) Masing-masing orang mempunyai kepentingan sendiri
(4) Perilaku masyarakat didasarkan nilai dan norma setempat
Yang dapat (berpotensi) menjadi penyebab terjadinya konflik sosial dalam masyarakat adalah ….
A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)
B. (1) dan (3) E. (3) dan (4)
C. (2) dan (3)
5. Salah satu penyebab konflik yang bewrkaitan dengan rusaknya keseimbangan sistem adalah....
A. perubahan yang cepat
B. rusaknya hubungan kerja
C. masuknya budaya asing
D. perbedaan pandangan hidup
E. sosialisasi yang tidak sempurna
6. Demonstrasi warga yang menuntut perusahaan Freeport terus berkelanjutan. Masing-masing
pihak mempunyai pendapat yang sulit diakomodasi. Latar belakang penyebab konflik tersebut
adalah faktor perbedaan….
A. keyakinan pemimpin
B. aspek kultur golongan
C. adat tradisi kesukuan
D. kepentingan ekonomi
E. ideologi primordial
7. Berikut ini merupakan akibat konflik yang positif, yaitu
A. hancurnya harta benda
B. retaknya persatuan kelompok
C. meningkatkan rasa solidaritas kelompok
D. perubahan kepribadian individu
E. jatuhnya korban manusia
8. Konflik yang melibatkan beberapa negara dalam suatu perang termasuk ke dalam jenis
konflik….
A. nasional D. lokal
B. internasional E. daerah
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
C. budaya
9. konflik antarkelompok sosial yang didasarkan pada perbedaan ciri fisik misalnya konflik
antara warga kulit hitam dan warga kulit putih yang pernah terjadi di Amerika Serikat
merupakan jenis konflik….
A. Agama D. rasial
B. etnik E. politik
C. ideologi
10. Konflik yang pernah terjadi antara KPK dengan POLRI menimbulkan citra negatif dan
merugikan masyarakat. Berdasarkan kejadiannya penyebab konflik tersebut adalah adanya
perbedan dalam hal ....
A. kepentingan D. lembaga
B. kekuasaan E. vertikal
C. KEKERASAN
1. Pengertian
Kekerasan selalu dikaitkan dengan konflik. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan
kekerasan. Menurut Prof. DR. Winardi, S.E., konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan
pendapat antara orang-orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi berkaitan dengan
perbedaan-perbedaan pendapat, keyakinan-keyakinan, ide-ide maupun kepentingan-
kepentingan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998) konflik adalah percekcokan;
perselisihan; pertentangan; ketegangan diantara orang-perorangan atau kelompok. Sedangkan
kekerasan berasal dari bahasa latin violentia yang berarti keganasan, kebengisan, kedahsyatan,
kegarangan, aniaya, perkosaan. Dalam KKBI kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau
hilangnya nyawa orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Kaitan
kekerasan dengan konflik, kekerasan merupakan alat dari konflik untuk mencapai tujuan. Dapat
juga dikatakan bahwa kekerasan merupakan proses akhir dari konflik.
Beberapa definisi kekerasan menurut para ahli:
a. Stuart dan Sundeen
Kekerasan atau perilaku kekerasan atau tindak kekerasan adalah ungkapan perasaan
permusuhan dan marah yang menjadikan hilangnya kontrol diri dimana individu dapat
mempunyai perilaku menyerang atau melakukan bentuk tindakan yang bisa membahayakan
individu itu sendiri, orang lain atau lingkungan sekitar.
b. James B Rule
Kekerasan adalah manifestasi naluri bersama atau gerakan naluri primitif yang mampu
membuat kondisi-kondisi tindakan massa.
c. Soerjono Soekanto
Kekerasan atau violence yaitu pemakaian unsur fisik dengan jalan paksaan terhadap benda atau
orang. Sedangkan kekerasan sosial yaitu kekerasan yang dilakukan terhadap barang atau orang
karenabarang dan orang tersebuttermasuk ke dalam kategori sosial tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang lain dengan
sengaja, membunuh atau memperkosa. Hal itu dikategorikan sebagai kekerasan langsung
(direct violence). Kekerasan juga menyangkut tindakan-tindakan seperti mengekang,
mengurangi atau meniadakan hak seseorang, serta mengintimidasi, memfitnah dan meneror
orang lain. Bahkan bagi seorang humanis tindakan membiarkan seorang pencuri dihakimi
massa adalah sebuah bentuk kekerasan. Kekerasan seperti itu digolongkan sebagai kekerasan
tidak langsung (indirect violence).
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Melihat hubungan konflik dan kekerasan diatas pada dasarnya kekerasan merupakan konflik-
konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan
nilai-nilai sosial yang ada sehingga berwujud pada tindakan merusak (destruktuf).
Ada tiga syarat agar konflik tidak berlanjut menjadi tindakan kekerasan yaitu:
1. Masing-masing kelompok yang terlibat konflik menyadari akan adanya situasi konflik
di antara mereka, karena itu menyadari pula perlunya dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan
secara jujur bagisemua pihak.
2. Pengendalian konflik hanya mungkin dilakukan apabila berbagai kekuatan sosial yang
saling bertentangan itu terorganisasi dengan jelas. Bila tidak maka pengendalian akan sulit
dilakukan.
3. Setiap kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan
permainan tertentu sehingga ketidakadilan akan dapat dihindarkan. Tiap-tiap kelompok akan
dapat meramalkan tindakan-tindakan yang akan diambil oleh kelompok yang lain serta
menghindarkan munculnya pihak ketiga yang akan merugikan kepentingan-kepentingan
mereka sendiri.
2. Bentuk-bentuk Kekerasan
1) Menurut Johan Galtung menyebutkan tiga dimensi kekerasan
a. Kekerasan kultural.
Kekerasan kultural adalah aspek-aspek dari kebudayaan, ruang simbolis dari keberadaan
masyarakat manusia yang bisa digunakan untuk melegitimasi atau membenarkan kekerasan
struktural danlangsung. Kekerasan kultural merupakan hasil dari konstruksi masyarakat. Satu
etnis membenci etnis lain karena adanya prasangka atau asumsi negatif tertentu yang
dikontruksikan secara sosial oleh etnis itu sendiri
b. Kekerasan Struktural
Kekerasan struktural adalah ketidakadilan yang dilakukan suatu sistem hingga menyebabkan
manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Kekerasan ini dapat berwujud sebagai rasa
tidak aman karena tekanan lembaga-lembaga militer yang dilandasi oleh kebijakan politik
otoriter, pengangguran akibat ekonomi yang tidak berfungsi dengan baik merupakan contoh
dari kekerasan struktural.
c. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung dapt berwujud tindakan intimidasi hingga menyebabkan ketakutan dan
trauma psikis, mencederai, melukai hingga mengakibatkan kematian pihak lain. Kekerasan
langsung dapat dilakukan oelh satu individu pada individu lain, kelompok terhadap kelompok
lain, atau kelompok terhadap individu.
2) Menurut Robert F. Like
a. Kekerasan Personal
Kekerasan personal adalah kekerasan yang dilakukan oleh individu (pribadi) dan berwujud
dalam dimensi fisik maupun psikologis, kekerasan fisik dapat berupa tindakan mencederaiatau
melukai. Adapun kekerasan psikologis bisa meuncul dalam bentuk ancaman atau pembubuhan
karakter
b. Kekerasan Institusional
Kekerasan institusional adalah kekerasan yang terlembaga atau dilakukan oleh lembaga
tertentu. Aksi fisik dapat muncul dalam bentuk kerusuhan, terorisme, dan perang. Adapun aksi
psikologii muncul berbentuk perbudakan, rasisme, serta seksisme
3) Kekerasan Berdasarkan bentuknya
a. Kekerasan fisik, yaitu kekerasan nyata yang dapat dilihat dan dirasakan oleh
tubuh.
Wujudnya seringkali berupa penghilangan kesehatan atau kemampuan normal tubuh sampai
pada penghilangan nyawa seseorang.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
b. Kekerasan psikologis, yaitu kekerasan yang memiliki sasaran pada rohaniatau
jiwa sehingga dapat mengurangi bahkan menghilangkan kemampuan normal
jiwa.
Contohnya : kebohongan, indoktrinasi, ancaman dan tekanan.
c. Kekerasan struktural, yaitu kekerasan yang tidak dilakukan oleh individu atau
sekelompok orang tetapi oleh sistem, hukum, ekonomi atau kebiasaan yang ada
di masyarakat yang dapat mempengaruhi fisik dan jiwa. Kekerasan dalam hal
ini sudah menjadi bagian dari suatu struktur yang menyebabkan peluang hidup
tidak sama.
Bentuk-bentuk kekerasan struktural meliputi : eksploitasi dan represi, ketidakadilan
sosial, kemiskinan struktural serta ketidakseimbangan ekologis. Akibat dari kekerasan ini yaitu
menimbulkan ketimpangan-ketimpangan pada sumber daya, pendidikan, pendapatan,
kepandaian, keadilan, serta wewenang untukmengambil keputusan.
4) Kekerasan berdasrkan sifatnya
Ada empat jenis kekerasan yang dapat diidentifikasi :
a. Kekerasan terbuka (overt) yaitu kekerasan yang dapat dilihat, seperti perkelahian.
b. Kekerasan tertutup (covert) yaitu kekerasan tersembunyi atau yang secara tidak
langsung dilakukan, seperti pengancaman.
c. Kekerasan agresif (offensive) yaitu kekerasan yang dilakukan untuk
mendapatkan sesuatu, seperti penjambretan.
d. kekerasan defensif yaitu kekerasan untuk bertahan atau melindungi diri.
5) Kekerasan Berdasarkan Pelakunya
a. Kekerasan individual yaitu kekerasan yang dilakukan oleh individu kepada satu
atau lebih individu yang lain
b. Kekerasan kolektif yaitu kekerasan yang dilakukan oleh banyak individu atau
massa. Pelakunya massa dan korbannya adalah massa lain termasuk juga
individu.
6) Penyebab kekerasan di Indonesia
Maraknya konflik-konflik sosial di Indonesia yang berlanjut dengan tindakan kekerasan
kolektif dan agresivitas massa memunculkan pertanyaan apakah yang menjadi penyebab
perilaku-perilaku kekerasan itu?
Beberapa hal di bawah ini merupakan penyebab tindakan kekerasan di Indonesia:
a. Ketidakadilan struktural yang telah berlangsung selama Orde Baru yang
kemudian melahirkan deprivasi.
b. Penyalahgunaan wewenang dan penggunaan kekerasan oleh aparat negara.
Faktor dasar di atas berpadu dengan faktor pencetus kekerasan antara lain sebagai berikut
a. Adanya situasi emosional karena kelompok masyarakat secara langsung
mengalami peristiwa duka, kejadian yang menyakitkan atau yang dinilai
merendahkan harga diri kelompok.
b. Terlalu ringannya sanksi dan hukuman yang dijatuhkan terhadap pelanggar
hukum.
Berdasarkan paparan di atas, perlakuan diskriminatif negara dan hukum pada warga yang
dirasakan tidak adil membuat mereka kecewa dan memicu tindakan kekerasan dalam
menangani konflik sosial yang terjadi.
3. TEORI-TEORI KEKERASAN
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
1. Teori Faktor Individual
Menurut teori ini , perilaku kekerasan yang dilakukan oleh individu adalah agresivitas yang
dilakukan oleh individu secara sendirian, baik secara spontan (tidak disengaja) maupun
direncanakan (disengaja), dan perilaku yang dilakukan bersama orang lain.
Faktor penyebab dari perilaku kekerasan adalah:
a. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa (psikopat, psikoneurosis, frustasi yang
kronis) serta pengaruh obat bius
b. Faktor sosial seperti konflik rumah tangga, faktor budaya, faktor teritorial dan
faktor media massa.
2. Teori Faktor Kelompok
Beberapa ahli berpendapat bahwa individu cenderung membentuk kelompok dan tiap-tiap
kelompok memiliki identitas kelompok serta akan mengedepankan identitasnya misalnya
berdasarkan ras, agama atau etnik. Benturan identitas kelompok yang berbeda inilah yang
sering menjadi penyebab kekerasan.
3. Teori Dinamika Kelompok
Menurut teori ini, kekerasan muncul karena adanya deprivasi relatif (kehilangan rasa memiliki).
Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian dalam sebuah masyarakat tidak
mampu ditanggapi secara seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya. Gurr (1970)
menjelaskan bahwa negara yang mengalami pertumbuhan yang terlalu cepat mengakibatkan
rakyatnya harus menghadapi perkembangan perekonomian masyarakat yang jauh lebih maju
daripada perkembangan ekonomi dirinya sendiri. Rakyat melihat berbagai macam iklan yang
menawarkan barang-barang konsumsi sehingga dengan cepat meningkatkan harapan rakyat. Di
lain pihak, harapan itu jarang terpenuhi dan makin tidak mungkin terpenuhi karena
pertambahan daya beli rakyat tidak secepat penawaran barang-barang melalui iklan-iklan
tersebut. Terjadilah deprivasi relatif yang dapat menjadi awal terjadinya pergolakan sosial,
huru-hara atau bahkan revolusi.
4. Teori Kekerasan Struktural
Kekerasan struktural bukan berasal dari orang tertentu, melainkan terbentuk dalam suatu sistem
sosial. Para ahli teori ini memandang kekerasan tidak hanya dilakukan oleh aktor (individu)
atau kelompok saja tetapi juga dipengaruhi oleh suatu struktur, seperti aparatur negara.
4. Resolusi Konflik Sosial (pengendalian dan pencegahan)
Sebagai gejala sosial konflik akan senantiasa terjadi dalam kehidupan setiap masyarakat dan
akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu yang perlu dilakukan
adalah melakukan resolusi konflik.
Resolusi konflik berassal dari bahasa inggris, yaitu conflic dan resolution yang memiliki makna
berbeda-beda menurut para ahli. Berikut beberapa pengertian resolusi konflik menurut para
ahli:
1. Levine
Resolusi konflik adalah tindakan mengurai suatu permasalahan bersama, pemecahanatau
penghapusan permasalahan
2. Weitzman dan Weitzman
Resolusi konflik sebagai sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a problem
together)
3. Fisher
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Resolusi konflik adalah usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun
hubungan baru yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang berseteru.
4. Mindes
Resolusi konflik merupakan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya,
serta aspek penting dalam pembangunan sosial dan moral yang memerlukan keterampilan dan
penilaian untuk bernegosiasi, kompromi, serta mengembangkan rasa keadilan
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa resolusi konflik adalah suatu cara
individu/kelompok untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan
individu/kelompok lain. Upaya ini dilakukan untuk menciptakan perdamaian diantara pihak
yang berkonflik
Ada beberapa macam kemampuan yang sangat penting dalam menumbuhkan inisiatif resolusi
konflik diantaranya sebagai berikut:
1. Kemampuan orientasi
Kemampuan orientasi dalam resolusi konflik dapat meliputi pemahaman individu tentang
konflik dan sikap yang menunjukkan anti kekerasan, kejujuran, keadilaan, toleransi, dan harga
diri.
2. Kemampuan Persepsi
Kemampuan persepsi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk dapat memehamibahwa
setiap individu berbeda, mampu melihat situasi seperti orang lain melihatnya (rasa empati), dan
tidak menilai orang lain secara sepihak
3. Kemampuan emosi
Kemampuan emosi dalam resolusi konflik mencakup kemampuan untuk mengelola berbagai
macam emosi, termasukdi dalamnya rasa marah, takut, frustasi, dan emosi negatif lainnya.
4. Kemampuan komunikasi
Kemampuan komunikasi dalam resolusi konflik meliputi kemampuanmendengarkan orang
lain, memahami lawan bicara, berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami, serta meresume
atau menyusun ulang pernyataan yang bermuatan emosional ke dalam pernyataan yangnetral
atau kurang emosional.
5. Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis dalam resolusi konflik yaitu suatu kemamapuan untuk memprediksi
danmenganalisis situasi konflik yang sedang dialami.
6. Kemampuan berpikir kreatif
Kemampuan berpikir kreatif dalam resolusi konflik meliputi kemampuan memahami masalah
untukmemecahkan masalah dengan berbagai macam alternatif jalan keluar.
Konflik dapat muncul karena adanya perbedaan cara pandang diantara pihak-pihak yang
berkonflik, sehingga dengan adanya resolusi konflik diharapkan dapat mengurangi atau
menghindari terjadinya konflik
Setiap persoalan atau permasalahan pasti ada jalan keluarnya, setiap konflik perlu dicarikan
jalan penyelesaiannya. Ada beberapa strategi pendekatan yang tepat serta usaha-usaha yang
perlu dilakukan untuk meredakan ketegangan dan pertikaian yang terjadi di masyarakat.
1. Pengendalian secara umum, yaitu :
a. Toleransi : Keduabelah pihak yang bertikai saling menghormati pendapat masing-
masing pihak.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
b. Kompromi : mengendalikan konflik dengan cara pihak-pihak yang saling bertikai saling
mengurangi tuntutannya.
c. Coercion: merupakan keadaan tanpa konflik yang terjadi karena perbedaan kedudukan
yang sangat tajam, satu pihak dalam kedudukan yang sangat kuat dan pihak dalam
kedudukan yang sangat lemah.
d. Konsiliasi : merupakan pengendalian konflik dengan mempertemukan keinginan-
keinginan dari pihak yang brkonflik untuk mencapai suatu kesepakatan. Contoh
mempertemukan wakil buruh, perusahaan dan jamsostek untuk saling mengungkapkan
keinginan dan mencapai kesepakatan.
e. Mediasi : apabila melalui konsiliasi keinginan-keinginan pihak-pihak yang bertikai
tidak dapat dipertemukan, maka dapat dilakukan mediasi, yaitu dengan menunjuk pihak
ketiga yang akan memberikan nasehat-nasehat tentang bagaimana sebaiknya
menyelesaikan pertentangan-pertentangan diantara mereka. Pihak ketiga tidak
berwenang mengambil keputusan, bahkan nasehat-nasehatnya tidak mengikat pihak
yang saling bertikai
f. Arbitrasi : pengendalian konflik melalui arbitrasi (perwasitan) hampir sama dengan
mediasi, hanya disini pihak yang saling bertikai dengan suka rela menerima atau
terpaksa menerima pihak ketiga yang ditunjuk oleh badan atau lembaga yang lebih
tinggi. Lebih daripada mediasi, dalam arbitrasi pihak ketiga berwenang mengambil
keputusan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang bertikai.
g. Stalemate : menghentikan pada suatu titik tertentu pada dua pihak yang sedang bertikai.
h. Rasionalisasi, yaitu cara penyelesaian konflik dengan mempertimbangkan keuntungan
dan kerugian secara rasionl.
i. Adjudication, yaitu cara penyelesaian konflik dengan mengajukan perkara ke pengadilan.
j. Gencatan Senjata (cease fire), yaitu cara penyelesaian konflik apabila kedua belah pihak
memiliki kekuatan yang seimbng mereka sepakat untuk tidak melakukan sesuatu
tindakan yang membahayakan pihak lawan dengan cara menggudangkan senjata
k. Segregasi (segregation), yaitu masing-masing pihak memisahkan diri dan saling
menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.
l. Eliminasi (elimination), yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam
konflik karena mengalah.
m. Subjugation atau domination, yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar untuk
meminta pihak lain mentaatinya.
n. Keputusan mayoritas (majority rule), yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara
terbanyak dalam voting.
o. Minority consent, yaitu golongan minoritas yang tidak merasa dikalahkan tetapi dapat
melakukan kegiatan bersama
p. Konversi, yaitu penyelesaian konflik dimana salah satu pihak bersedia mengalah dan
mau menerima pendirian pihak lain
2. Mekanisme katup penyelamat (safety valve) menurut Lewis A. Coser
Prinsip mekanisme katup penyelamat (pengaman) merupakan pola-pola perilaku dalam
interaksi sosial secara sengaja dilakukan untuk mencegah dan atau memecahkan konflik. Katup
penyelamat merupakan alat yang digunakan sebagai wadah untuk mempertemukan pihak-pihak
yang berkonflik untuk menyeseuaikan dan menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada.
Katup penyelamat ssangat berperan dalam mencegah munculnya konflik antara dua pihak yang
bertikai
Contoh katup penyelamat dibentuknya forum silaturohmi antarumat beragama, sebagai sarana
untuk bisa memahami perbedaan antaragama dan menjalin kerjasama dan saling menghormati
antara pemeluk agama yang berbeda-beda.
3. Cara Penyelesaian konflik menurut George Simmel
a. Kemenangan di salah satu pihak atas pihak yang lain
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
b. Kompromi atau perundingan diantara pihak-pihak yang bertikai, sehingga tidak
ada pihak yang sepenuhnya menang dan tidak ada pihak yang merasa kalah
c. Rekonsiliasi antara pihak-pihak yangbertikai
d. Saling memaafkan atau salah satu pihak memaafkan pihak yang lain
e. Kesepakatan untuk tidak berkonflik
4. Pengendalian menggunakan manajemen konflik
Disamping cara-cara di atas, gaya pendekatan sesesorang atau kelompok dalam menghadapi
situasi konflik dapat dilaksanakan sehubungan dengan tekanan relatifatas apa yang dinamakan
cooperativeness dan assertivenes.
• Cooperativeness adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau minat
kelompok lain.
• Assertiveness adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau minat kelompok
sendiri.
Gambar berikut menunjukkkan lima gaya manajemen konflik berkaitan dengan adanya tekanan
relatif antara keinginan untuk menuju cooperativeness atau assertiveness sesuai dengan
intensitasnya, mulai dari yang rendah sampai dengan yang tinggi.
Tinggi
Akomodasi atau meratakan Kolaborasi atau pemecahan
masalah
Cooperativeness
Kompromis
Tindakan menghindari Persaingan atau komando
Rendah Rendah otoritatif
Assertiveness
Tinggi
Lima macam gaya manajemen konflik :
1. Tindakan menghindari: bersikap tidak kooperatif dan tidak asertif, menarik
diri dari situasi yang berkembang dan atau bersikap netral dalam segala
macam masalah.
2. Kompetisi atau komando otoritatif: bersikap tidak kooperatif, tetapi asertif,
bekerja dengan cara menentang keinginan pihak lain, berjuang untuk
mendominasi dlam situasi ’menang atau kalah” dan atau memaksakan segala
sesuatu agar sesuai dengan kesimpulan tertentu dengan menggunakan
kekuasaan yang ada.
3. Akomodasi atau meratakan: bersikap kooperatif tidak asertif, membiarkan
keinginan pihak lain menonjol, meratakan perbedaan-perbedaan guna
mempertaankan harmoni yang diusakan secara buatan.
4. Kompromis: bersikap cukup kooperatif dan juga asertif dalam intensitas yang
cukup. Bekerja menuju kearah pemuasan pihak-pihak yang berkempentingan,
mengupayakan tawar-menawar untuk mencapai pemecahan yang dapat
diterima kedua belah pihak meskipun tidak sampai tingkat optimal, tidak
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
seorangpun merasa menang dan tidak seorangpun yang merasa bahwa yang
bersangkutan menang atau kalah secara mutlak.
5. Kolaborasi (kerja sama) atau pemecahan masalah; bersikap kooperatif maupun
asertif, berusaa untuk mencapai kepuasan bagi pihak-pihak yang
berkempentingan, dengan jalan bekerja melalui perbedaan-perbedaan yang
ada; mencari dan memecahkan masalah sehingga setiap individu atau
kelompok mencapai keuntungan masing-masing sesuai dengan harapannya.
5. Menuju Sebuah Perdamaian
Perdamaian merupakan kata yang mempresentasikan dua hal, yaitu makna sakralitas
dan ideal kebahagiaan hidup dimana perdamaian merupakan kondisi ideal yang diharapkan oelh
setiap kelompok masyarakat. Etimologi perdamaian dari satu wilayah ke wilayah yang lain
mungkin berbeda. Kata perdamaian dan maknanya dikontruksikan secara sosial oleh setiap
masyarakat. Masyarakat Jerman memiliki istilah Friede, Banglades dengan Shanti, Jepang
denganHaiwa, Indonesia mengenal istilah damai, yang sering diartikan dengan harmoni,
ketenangan dan ketentraman. Namun Jika ditelusuri dalam, setiap daerah di Indonesia memiliki
istilah-istilah berbeda yang mereferensi makna yang sama. Seperti orang Jawa mengenal istilah
kerukunan (harmoni), Kalimantan Barat dengan Basaru, Sumangat, dan lain-lainnya. Praktik
perdamaian merupakan upaya jangka panjang dalam masyarakat dalam kaitannya dengan
upaya kelola konflik identitas dan kepebtingan> Praktik perdamaian berarti kondisi sempurna
suatu hubungan sosial yang ditandai oleh absennya konflik kekerasan, kesalingpahaman dan
penghormatan atas perbedaan, serta keadilan sosial. Atas dasar tersebut, menjadikan
perdamaian pada dasarnya berhulu pada suatu pemahaman tentang keharmonisan hidup
masyarakat yang menjadi tujuan utama hidup manusisa.
Damai merupakan kondisi atau keadaan yang aman dan tentram, kelegaan, suka cita,
persahabatan, persekutuan, kerukunan, senang dan sebagainya yang dianggap baik dan indah
dalam hidup manusia bahwa semuamanusia ingin hidup di dalamnya maka untuk mencapai
suasana itu dibutuhkan perencanaandan pelaksanaan perdamaian.
John Galtung mendefinisikan perdamaian yaitu:
a. Perdamaian adalah tidak adanya atau berkurangnya segala jenis kekerasan
b. Perdamaian adalah transformasi konflik kreatif non kekerasan
Untuk itudamai atau perdamaian dapat dirumuskan sebagai suatu situasi tanpa kekerasan
yangberdampak pada rasa aman secara fisik dan tentram secara batin dan jiwa yang dinikmati
manusia. Perdamaian dapat terlihat dengan jalinan hubungan antarindividu, kelompok dan
lembaga yang menghargai keragamannilai dan mendorong pengembangan potensi manusia
secara utuh. Tidak ada perang sering disebut perdamaian negative “dingin” dan kontras dengan
perdamaian positif “hangat” yang meliputi semua aspek tentang masyarakat yang baik, yang
kita yakini sendiri: hak-hak universal, kesejahteraan ekonomi, keseimbangan ekologi dan nilai-
nilai pokok laiannya.
TES FORMATIF 2
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Berikut yang bukan merupakan bentuk A. kampanye arak-rakan di jalan raya
kekerasan adalah…. B. demontrasi menentang kenaikan bbm
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
C. antri karcis di loket kereta api mempertemukan perwakilan dari
D. dua kelompok warga saling serang kedua pihak. Mereka saling
E. sidang kasus pembunuhan di pengadilan menurunkan tuntutan agar dapat terjadi
2. Maraknya terorisme terhadap masyarakat kesepakatan. Bentuk akomodasi dalam
contoh tersebut adalah….
dewasa ini sebenarnya bisa dikategorikan
ke dalam bentuk kekerasan…. A. mediasi D. kompromi
A. struktural D. terbuka B. arbitrasi E. konsiliasi
B. politik E. tertutup C. ajudikasi
C. psikologis 10. Konflik antara bangsa Indonesia (NKRI)
3. Kekerasan yang dilakukan oleh suproter dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
sepak bola terhadap pemain lawan, dilihat pada beberapa tahun lalu diselesaikan
dari jumlahnya merupakan kekerasan….
melalui perundingan yang difasilitasi oleh
A. kelompok D. sportif
B. individual E. emosi pemimpin Negara Swedia. Bentuk
penyelesaian konflik tersebut adalah….
C. politik
4. Suatu proses yang cenderung menciptakan A. mediasi D. ajudikasi
perpecahan dan merenggangkan B. arbitrasi E. konsiliasi
solidaritas di antara masing-masing C. kompromi
anggota kelompok disebut ...
A. assosiatif D.
dissosiatif
B. komunikatif E.
komulatif
C. kooperatif
5. Berikut ini yang bukan merupakan bentuk
kekerasan struktural adalah....
A. ketidakseimbangan ekologis
B. kemiskinan struktural
C. ketidakadilan sosial
D. eksploitasi dan represi
E. terorisme
6. Dalam mengatasi konflik dengan
kelompok lain, tetapi pihaknya lebih
mementingkan pemenuhan kebutuhan
kelompoknya dahulu merupakan
pengendalian yang bersifat….
A. kooperative D. assertive
B. kompromi E. assosiasi
C. konsolidasi
7. Apabila dalam mengatasi konflik pihak-pihak
yang berkonflik saling mengurangi tuntutan
masing-masing sehingga ditemukan titik temu
merupakan penyelesaian konflik….
A. konsolidasi D. kooptasi
B. kompromi E. koordinasi
C. konsiliasi
8. Perselisihan lahan antartetangga dapat diatasi
melalui musyawarah yang dipandu dan
difasilitasi oleh tokoh setempat. Bentuk
akomodasi penyelesaian konflik tersebut
dinamakan ….
A. koversi D. mediasi
B. kompromi E. ajudikasi
C. konsiliasi
9. Penyelesaian konflik antara buruh
dengan manajemen perusahaan
dilakukan dengan cara
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
PENILAIAN HARIAN
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Pada umumnya konflik yang 5. Bentuk pengendalian konflik yang
terjadi bermula dari adanya …. dilakukan melalui lembaga-
lembaga tertentu yaitu...
A. persamaan A. mediasi
B. kompromi
B. keteraturan C. konsiliasi
D. arbitrasi
C. perbedaan E. kerjasama
D. persaingan 6. Apabila hubungan antara tindakan
dan norma sosial tidak serasi, maka
E. norma menimbulkan.....
A. konflik sosial
2. Hal berikut yang tidak termasuk B. pengendalian sosial
C. keteraturan sosial
sebab-sebab timbulnya konflik D. proses sosialisasi
adalah …. E. asimilasi
A. sosialisasi yang tidak 7. Orang yang terlibat dalam
benturan-benturan yang sesuai
sempurna dengan usaha saling menjatuhkan
disebut ….
B. komunikasi yang salah A. kawan
B. persaingan
C. persepsi yang sempit C. lawan
D. konflik
D. pemahan yang salaj E. saingan
E. distribusi yang seimbang 8. Ketegangan yang terjadi orang
seorang, disebabkan masalah
3. Berikut ini, yang merupakan segi pribadi disebut.....
A. konflik antar kelas sosial
positif dari suatu konflik adalah.... B. konflik politik
C. konflik rasial
A. sebuah jalan untuk D. konflik pribadi
E. konflik anatar kelompok
mengurangi ketergantungan sosial
antarindividu dan kelompok 9. Suatu persaingan dapat meningkat
menjadi konflik apabila ….
B. dapat menghidupkan norma- A. persingan makin sempit
B. para pesaingnya over akting
norma baru dan menciptakan C. ada pihak yang memprovokasi
D. persaingan dan aturannya tidak
norma-norma lama sehat
E. para pelaku tidak konsisten
C. dapat memperjelas aspek-
aspek kehidupan yang belum
jelas
D. dapat menimbulkan sebuah
kompromi baru
E. keretakan hubungan
antarindividu dan persatuan
kelompok
4. Dalam konflik destruktif dikenal
adanya konflik emosional
destruktif misalnya ….
A. perasaan tidak senang
B. perbedaan pendapat
C. perbedaan ide/pendapat
D. perbedaan kepentingan
E. perbedaan tujuan
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
10. Pada dasarnya suatu konflik bukan C. perbedaan usia dan tempat
sesuatu yang diinginkan maka jika tinggal
terjadi konflik, masyarakat akan D. perbedaan kepentingan nilai
berusaha …..
yang cepat
A. memperlajari cara E. perbedaan pendapat
mengalahkan lawan antarindividu
B. menghidari konflik yang 15. Satu contoh konflik antar
kelompok yang nyata adalah ….
dihadapi
C. menghilangkan kepersoalan A. pertandingan sepak bola
yang lain B. kerusuhan massal
D. mengatasi konflik tersebut C. usaha mendapatkan
E. mengurangi kegiatannya keuntungan
11. Perubahan social yang dapat D. perang antar negara
menjamin kelangsungan E. tawuran antar pelajar
keteraturan sosial bila sesuai 16. Segi positif interaksi sosial yang
dengan … berwujud kompetensi adalah ….
A. keinginan anggota masyarakat A. dapat mencegah terjadinya
B. keadaan sosial konflik sosial
C. kesusilaan B. sebagai alat seleksi untuk
memilih personel yang terbaik
D. modernisasi C. mempercepat prosoes
E. nilai dan norma yang berlaku
12. Kerjasama timbul jika orang-orang sosialisasidan asimilasi
menyadari bahwa mereka …
A. merasa satu kata D. sebagai alat pemisah terhadap
B. mempuyai kepentingan yang
kelas-kelas sosial
sama
C. ingin mencapai tujuannya E. sebagai alat pengukur terhadap
D. sadar akan keterbatasan
E. mempunyai kemampuan yang potensi masing-masing
sama individu
13. Jika keteraturan sosial dapat
17. Interaksi sosial yang berupa
terwujud atau tercipta maka bentuk
intraksi sosial yang mungkin konflik berskala besar dapat
terjadi adalah …. didamaikan kembali setelah …
A. pertentangan
B. kerjasama A. hancurnya pihak lawan
C. konflik
D. kontrovensi B. terjadinya akomodasi sosial
E. persaingan
14. Berikut ini faktor-faktor yang C. terjadinya akulturasi budaya
menyebabkan terjadinya konflik,
kecuali … D. menguatnya in group feeling
A. perbedaan pendirian dan
E. berubahnya kepribadian pihak
perasaan individu
B. perbedaan latar belakang yang kalah
kebudayaan 18. Penyelesaian suatu konflik
dilakukan oleh pihak ketiga yang
bersikap netral dan pasif dalam
mendekati pihak-pihak yang
bertikai, hal ini disebut ….
A. kompromi
B. arbitrasi
C. mediasi
D. konsolidasi
E. konsilasi
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
19. Penyebab terjadinya konflik antar berita bentrokan dalam
etnis yang sering terjadi saat ini demonstrasi buruh
adalah ….
E. pemerintahmelakukan razia
A. kuatnya pengaruh terhadap penduduk Jakarta
materialisme dan kesenjangan yangtidak memiliki kartu
sosial, ekonomi, budaya identitas diri
B. kuatnya pengaruh globalisasi 18. Merebaknya korupsi, kolusi dan
dan demokratisasi nepotisme di Indonesia merupakan wujud
C. cepatnya perkembangan iptek dari....
yang tidak diimbangi A. lemahnya pengawasan rakyat
kemajuan mnoral terhadap pemerintah
D. banyaknya tindak kejahatan B. aparatpemerintah sangat
yang bersifat massal pandai menjalankan tugasnya
E. sikap trtutup masyarakat C. lemahnya sistem hukum di
terhadap nilai-nilai baru yang Indonesia
lebih canggih D. penyalahgunaan wewenang
16. Tindakan kekerasan yangterjadi di oleh aparat negara
masyarakat semakin marak, hal E. tingginya kesabaran rakyat
inidisebabkan oleh hal-hal berikut, melihat tingkah laku aparat
kecuali….
19. Berikut ini merupakan bentuk
A. rakyat kurang diberi kekerasan struktural, kecuali....
kebebasab untuk aktif dalam A. ketidakseimbangan ekologis
bidang politik B. kemiskinan struktural
B. kurangnya pendidikan C. ketidakadilan sosial
politikdi masyarakat D. eksploitasi dan represi
C. sikap turun-temurun sehingga E. terorisme
bangsa kita di cap sebagai 20. Pemilik rumah itu berhasil
bangsa yang menyukai menciderai salah satu perampok yang
kekerasan berusaha mengambil barang-barang di
D. masuknya budaya militer rumahnya. Kekerasan yang dilakukan oleh
dalam aspek-espek kehidupan pemilik rumah menurut jenisnya termasuk
masyarakat dalam....
E. sekap toleransi yang semakin A. overt violence
memudar dalam masyarakat B. covert violence
17.Bentuk kekerasan psikologis C. offensive violence
ditunjukkan oleh.... D. defensif violence
A. seorangpencopet dianiaya oleh E. kekerasan agresif
massa setelah tertangkap
B. penyerbuan kampung
Sukamaju oleh sejumlah
pemuda kampung Sukaraya
setelah pentas dangdut
C. pemerintah menggusur para
pedagang keramik yang
berjualan di bawah jembatan
layang
D. ancaman terhadap para
wartawan yang berani menulis
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
B. Jawablah dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan bentuk-bentuk konflik yang terjadi dalam masyarakat !
2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor pendorong adanya konflik !
3. Jelaskan perbedaan antara kompetisi dan konflik !
4. Jelaskan kapan sebuah kompetisi bisa berubah menjadi kontraversi
5. Apakah yang dimaksud dengan konflik vertical dan konflik horizontal ? Berikan contoh
!
6. Jelaskan mengapa konflik dengan kekerasan terjadi dalam masyarakat?
7. Menurut anda apakah perbedaan antara konflik dengan kekerasan ! Jelaskan !
8. Saat ini di Indonesia terjadi beberapa konflik yang berlanjut pada tindakan kekerasan.
Coba berikan 3 contohnya dan uraikan apakah penyebabnya !
9. sebutkan cara pengendalian konflik minimal 5!
10. Menurut teori dinamika kelompok, kekerasan terjadi karena adanya deprivasi relatif.
Jelaskan dan beri contoh !
GLOSARIUM
Assertiveness : keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau minat kelompok sendiri.
Cooperativeness : keinginan untuk memenuhi kebutuhan atau minat kelompok lain Coercion:
merupakan keadaan tanpa konflik yang terjadi karena perbedaan kedudukan
yang sangat tajam, satu pihak dalam kedudukan yang sangat kuat dan pihak
dalam kedudukan yang sangat lemah.
yang terlibat dalam konflik karena mengalah.
Eliminasi : Penyelesaian konflik dengan melakukan pengunduran diri salah satu pihak
Konsiliasi : merupakan pengendalian konflik dengan mempertemukan keinginan-
keinginan dari pihak yang brkonflik untuk mencapai suatu kesepakatan.
Scapegoat : Pengkambinghitaman
Segregasi : penyelesaian konflik masing-masing pihak memisahkan diri dan saling
menghindar dalam rangka mengurangi ketegangan.
Subjugation atau domination : yaitu pihak yang mempunyai kekuatan besar untuk meminta pihak
lain mentaatinya.
Vested interest : kepentingan-kepentingan
Violentia : keganasan, kebengisan, kedahsyatan, kegarangan, aniaya, perkosaan
.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
INTEGRASI dan REINTEGRASI SOSIAL
Kompetensi Dasar :
3.5. Memiliki pengetahuan mengenai bagaimana melakukan pemecahan masalah untuk
mengatasi permasalahan sosial, konflik dan kekerasan di masyarakat
4.5. Melakukan penelitian sederhana berorientasi pada pemecahan masalah berkaitan dengan
permasalahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat sekitar
PETA KONSEP
INTEGRASI dan REINTEGRASI
INTEGRASI ----------→ DISINTEGRASI ------→ REINTEGRASI
Pengertian Faktor-faktor Tahap Bentuk Pengertian Tujuan Upaya
dan syarat integrasi reintegrasi
Faktor Faktor Faktor
penentu cepat intern dan pendorong dan
lambat
ekstern penghambat
Pengertian Faktor Gejala/tanda
pemicu
SOCIAL MAPPING
Pengertian Metode Tahapan Output
Kelebihan dan Data dan Sistematika
kelemahan analisa
data
A. INTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Integrasi Sosial
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Secara etimologi integrasi berasal dari bahasa latin integer, integra, integrum yang berarti utuh,
seluruhnya lengkap. Integrasi sosial berarti kondisi kemasyarakatan yang ditandai oleh adanya
keutuhan antar anggota masyarakat. Secara umum pembicaraan mengenai integrasi sosial
lebih dimaksudkan untuk menunjukkan intergrasi dalam suatu masyarakat.
Beberapa definisi intergrasi sosial:
a. Howard Wrigins
Interasi sosial adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang utuh, atau memadukan masyarakat –masyarakat kecil yang banyak
jumlahnya menjadi satu bangsa.
b. Myron Weyner
Integrasi sosil adalah Proses penyesuain berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam satu
kestuan wilayah dan dalam pembentukn identits nasional.
c. Hendro Puspito
Integrasi sosial adalah suatu kondisi kesatun hidup bersama dari berbagai aneka satuan system
sosial budaya, kelompok-kelompok etnis dan kemasyarakatan, untuk berinteraksi dan
bekerjasama, berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma dasar guna mewujudkan fungsi sosial
budaya yang lebih maju tanpa mengorbankan cirri-ciri kebhinekaan yang ada.
Dari beberapa definisi tersebut kita dapat mengatakan bahwa yang dimaksud integrasi sosial
adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat yang
membentuk satu kesatuan yang harmonis.
2. Syarat Integrasi Sosial
Integrasi sosial akan terbentuk jika sebgaian masyarakatnya memiliki
consensus tentang batas wilayah atau Negara tempat mereka tinggal. Sebagian besar
masyarakat sepakat mengenai struktur sosial yang dibangun termasuk nilai-nilai dan norma-
norma sosial, serta pranata-pranata sosial yang berlaku dlam masyarakat.
Menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, syarat terjadinya suatu integrasi sosial
adalah:
1. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi
kebutuhan-kebutuhan mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai
norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman dalam
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya termasuk menyepakati hal-hal yang
dilarang menurut kebudayannya.
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah dan
dijalankan secara konsisten ole seluruh anggota masyarakat.
Menurut R William Lindle, syarat berhasilnya suatu integrasi sosial sebagai berikut:
1. Sebagian besar atau mayoritas anggota dalam masyarakat sepakat tentang batas-
batas territorial dari wilayahmereka sebagai suatu kehidupan politik
2. Sebagian besar atau mayoritas anggota masyarakat tersebut sepakat mengenai
struktur pemerintahandan aturan hukumdari proses politik dan sosial yang
berlaku bagi seluruh masyarakat dalam wilayah territorial tersebut.
Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung pada faktor-faktor
sebagai berikut:
1. Homogenitas kelompok
Dalam masyarakat atau kelompok yang tingkat kemajemukannya rendah integrasi sosial akan
mudah dicapai. Sebaliknya dalam kelompok atau masyarakat majemuk integrasi sosial akan
sulit dicapai. Semakin hhomogen suatu kelompok atau masyarakat semakin mudah proses
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
integrasi terjadi sebaliknya semakin heterogen suatu kelompok atau masyarakat maka integrsi
akan sulit terjadi.
2. Besar kecilnya kelompok
Semakin kecil jumlah anggota kelompok maka integrasi lebih mudah terjadi. Sebaliknya
semakin besar jumlah anggota kelompok maka integrasi akan lebih sulit terjadi.
3. Mobilitas geografis
Masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi akan semakin sulit melakukan integrasi
sebaliknya masyarakat yang tingkat mobilitasnya rendah lebih cepat melakukan integrasi sosial.
4. Efektifitas komunikasi.
Semakin efektif komunikasi yang terjadi antar anggota masyarakat atau kelompok maka
integrasi akan lebi mudah terjadi sebaliknya efektifitas komunikasi dalam suatu kelompok atau
masyarakat tidak efektif dan tidak berjalan dengan baik maka integrasi akan sulit terjadi.
3. Proses Integrasi Sosial
Integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna, namun secara fundamental system
sosial selalu cenderung bergerak kea rah keseimbangan yang dinamis. Proses integrasi tidak
bias terjadi begitu saja. Integrasi merupakan proses panjang yangmembutuhkan waktu lama.
Tahap-tahap proses integrasi sosial sebagai berikut:
1. Fase akomodasi, yaitu suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat dua
atau lebih individu atau kelompok yang berusaha untuk saling menyesuaikan
diri, tidak saling menggangu dengan cara mencegah, mengurangi atau
menghentikan ketegangan yang akan timbul atau yang sudah ada, sehingga
tercapai kestabilan (keseimbangan)
2. Fase kerjasama, yaitu suatu usaha bersama anatarpribadi atau antarkelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, dengan kerjasama
mereka yang terlibat konflik menyadari mempunyai kepentingan yang sama
3. Fase Koordinasi, yaitu pengaturan secarasentral untuk mencapai integrasi
dengan mempersatukan individu maupun kelompok agar tercapai keseimbangan
dan keselarasan dalam hubungan di masyarakat. koordinasi terlihat pada situasi
individu atau kelompok mulai bersedia dan mengharapkan kerjasama dalam
bidang yang lebih luas. Pada fase ini prasangka mulai hilang dan solidritas mulai
nyata.
4. Fase asimilasi, yaitu sebuah proses yang ditandai oleh adanya usaha-uasaha
untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara orang
perorangan atau kelompok-kelompok manusia guna mencapai satu kesepakatan
berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Melalui asimilasi
kelompok-kelompok sosial yang berbeda-beda dalammasyarakat multicultural
saling berinteraksi danbergaul secra langsung dan intensif dalam waktu yang
lama, sehingga masing-masing kelompok sosial itu berubah dan saling
menyesuaiakan diri. Dengan demikian integrasi dalam masyarakat akan tercipta.
4. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
Seperti halnya konflik sosial, integrasi sosial dapat terjadi secara vertika maupun secara
horizontal. Integrasi vertical terjadi antara kelas-kelas sosial, sedangkan integrasi horizontal
terjadi antara kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
Bentuk integrasi sosial berdasarkan penyebabnya antara lain:
a. Integrasi sosial Normatif
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Integrasi normative terjadi karena adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal
ini norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat. Integrasi normative
diperlukan karena:
- Terwujudnya keserasian norma, brhubungan dengan berbagai tingkah laku
manusia dalam situasi yang berlaianan
- Terwujudnya tingkat kepatuhan yang tinggi antara norma-norma dan
tingkah laku warga masyarakat yang sebenarnya. Oleh karena itu
kesepakatan dan consensus nilai-nilai merupakan asas integrasi sosial
dalam suatu masyarakat.
b. Integrasi Sosial Fungsional
Integrasi sosialfungsional terbentuk karena adanya fungsi-fungsi dalam masyarakat. Dalam
integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada
dalam sebuah masyarakat. Sebagai contohnya di Indonesia terdiri dari beberapa suku,
kemudianmengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi dari masing-masing suku yang ada,
misalnya suku Bugis yang panda melaut difungsikan sebagai pelaut yangmenyediakan hasil
laut, selainitu suku Minang yang pandai berdagang, maka difungsikan sebgai pedagang yang
menjual hasil-hasil laut.
c. Integrasi Koersif
Dalam sebuah masyarakat majemuk seperti Indonesia, konflik antarkelas maupun
antarkelompok sosial sering terjadi. Sering sekali pihak-pihak yang berkonflik sulit mencapai
titik temu untuk menyelesaikan persoalan yang membuat mereka selalu berkonflik. Dalam
kondisi demikian, diperlukan pihak ketiga yangbertugas mendamaikan kedua belah pihak. Jika
integrasi kedua belah pihak tidak diperoleh, maka ditempuh pemaksaan agar mereka
menghentikan permusuhan. Pihak ketiga tersebut adalah penguasa atau pemerinth melalui
aparat dengan cara paksaan (coercion). Upaya meredam konflik dengan paksaan sering pula
dilakukan dalambentuk sanksidari pemerintah. Jenis-jenis sanksi yang lazimditerapkan
misalnya penyensoran media massa, pembatasan partisipasi politik, dan pengawasan.
Berdasarkan lingkup terjadinya integrasi sosial dapat dibagi menjadi:
a. Integrasi Keluarga
Di dalam kehidupan keluaraga terdapat anggota-anggota keluarga yang dinatara anggota
keluarga satu dan lainnya memiliki peranan dan fungsi yang berbeda. Integrasi keluarga akan
terciptajika antaanggota keluarga satu dengan yang lainnya menjalankan kedudukan, peran
danfungsinya sebagaimana mestinya.
b. Integrasi kekerabatan
Kekerabatan merupakan hubungan sosial yang diikat oleh pertalian darah dan hubungan
perkawinan sehingga menghasilkan nilai-nilai, norma-norma, kedudukan serta peranan sosial
yang diakui dan ditaati bersama oleh seluruh anggota kekerabatan yang ada. Integrasi
kekerabatan akan terjadi jika masing-masing amggota kerabat yang ada mematuhi norma-
norma dan nilai-nilai yang berlaku di dalam sistem kekerabatan tersebut.
c. Integrasi Asosiasi
Asosiasi adalah satuan sosial yang ditandai oleh adanya kesamaan kepentingan, minat, tujuan
dan kegemaran yang sama. Integrasi dapat terjadi jika apa yang menjadi tujuannya dapat
tercapai.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
d. Integrasi Masyarakat
Integrasi masyarakat akan tercapai jika kehidupan masyarakat tersebut telah terpenuhi semua
umusur-unsur yang membentuk sebuah masyarakat.
e. Integrasi Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang dibedakan dari golongan sosial lainnya karena
memiliki ciri-ciri yang mendasardan umum berkaitandengan asal-usul dan tempat tinggal asal
kebudayaan.Suku bangsa dikatakan terintegrasi jika sifat-sifat yang dimiliki oleh masing-
masing anggotanya sebagai kesatuan kelompok, akantetapi jika identitas kesukuan tersebut
sudah membaur dengan identitas kelompok lainnya, maka keadaan ini disebut tidak terintegrasi
f. Integrasi Bangsa
Bangsa (nation) adalah kelompok manusia yang heterogen sifatnya tetapi memiliki kehendak
yang sama dengan menempati daerah tertentu dan bersifat permanen. Ernes Renan sebuah
bangs aterbentuk karena mempunyai latar belakang sejarah, pengalaman sejarah, dan
perjuanagan serta hasrat untuk bersatu.
Berdasarkan Hasilnya bentuk integrasi sosial dalam masyarakat dapat dibagi menjadi dua
bentuk yakni:
a. Asimilasi, yaitu pembaruan kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri
khas kebudayaan asli. Dalam masyarakat bentuk integrasi social ini terlihat Dari
pembentukan tatanan social yang baru yang menggantikan budaya asli.
Biasanya bentuk integrasi ini diterapkan pada kehidupan social yang primitive
dan rasis. Maka dari itu budaya asli yang bertentangan dengan norma yang
mengancam disintegrasi masyarakat akan digantikan dengan tatanan social baru
yang dapat menyatukan beragam latar belakang social.
b. Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsure- unsure asing tanpa
menghilangkan kebudayaan asli. Akulturasi menjadi alternative tersendiri dalam
menyikapi interaksi sosial, hal ini didasarkan pada nilai- nilai social masyarakat
yang beberapa dapat dipertahankan. Sehingga nilai- nilai baru yang ditanamkan
pada masyarakat tersebut akan menciptakan keharmonisan untuk mencapai
integrasi soaial.
5. Faktor pendorong dan penghambat integrasi sosial
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
1. Toleransi dengan kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda
2. Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi berbagai golongan masyarakat
dengan latar kebudayaan yang berbeda.
3. sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya.
4. sikap terbuka bagi golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
5. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran (amalgamasi)
7. Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor-faktor penghambat integrasi, antara lain :
1. Terisolirnya kehidupan kelompok
2. Kurangnya pengetahuan akan kebudayaan lain
3. Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan lain
4. Perasan bahwa kebudayaannya lebih tinggi dari kebudayaan lain
5. Perbedaan warna kulit dan ciri badaniah (Ras)
6. In-group feeling yang kuat
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
7. Golongan minoritas mendapat gangguan dari mayoritas
8. Perbedaan kepentingan (vested interest)
TES FORMATIF
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Integrasi budaya di Indonesai memilki sifat E. efisiensi komunikasi
khas yaitu.... 6. Terciptanya integrasi sosial di masyarakat
A. mempertahankan keanekaragaman dapat di lihat dari....
B. memperhitungkan keanekaragaman A. adanya pola berpikir yang seragam
C. menyeragamkan unsur budaya B. terwujudnya ketentraman dalam
D. menjadikan unsur budaya bersifat kehidupan bersama
universal C. terciptanya dominasi dalam satu
E. menghilangkan semua perbedaan kelompok masyarakat
2. Kondisi masyarakat yang harmonis, dimana D. nilai sosial ditentukan oleh salah seorang
unsur-unsur dalam masyarakat dapat anggota kelompok
berjalan dengan baik merupakan wujud E. timbulnya kesamaan kehendak di antara
terjadinya.... anggota masyarakat
A. interaksi sosial . 7. Berikut ini yang tidak termasuk faktor
B. integrasi sosial pendorong integrasi sosial adalah....
C. perilaku sosial A. perkawainan campuran
D. perubahan sosial B. sikap saling menghargai
E. tindakan sosial C. sikap tertutup dari golongan yang
3. Perkatikan fakta sosial berikut: berkuasa
(1) Toleransi diantara warga berjalam D. kesempatan yang sama di bidang
dengan baik ekonomi
(2) Adanya kelompok yang bersifat E. sikap saling toleransi diantara kelompok
eksklusif (tertutup) sosial
(3) Sikap saling menghormati dengan 8. Perhatikan fakta sosial berikut:
kelompok lain (1) Adanya kepentingan kelompok tertentu
(4) Menganggap kelompok lebih baik dari (2) Unsur-unsur budaya yang sama
kelompok lainnya (3) Perasaan etnocentrisme yang kuat
Yang merupakan faktor pendorong integrasi sosial (4) Sikap terbuka terhadap budaya asing
adalah.... Yang merupakan faktor penghambat integrasi
A. (1) dan (2) D. (2) dan (4) sosial adalah....
B. (1) dan (3) E. (3) dan (4) A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)
C. (2) dan (3) B. (1) dan (3) E. (3) dan (4)
4. Indikator yang menunjukkan bahwa dalam C. (2) dan (3)
kelompok masyarakat sudah terjadi integrasi 9. Suatu fase dalam kehidupan antarkelompok
sosial adalah adanya sikap.... sosial, dimana masing-masing kelompok
A. interakatif D. toleransi mengalami proses peleburan dan pembauran
B. akomodatif E. mawas diri yang menghasilkan corak kehidupan baru
C. rela berkorban adalah....
5. Berikut fakto-faktor yang dapat A. akomodasi D. kerjasama
mempercepat atau emperlambat terjadinya B. akulturasi E. koordinasi
integrasi sosial adalah.... C. asimilasi
A. besar atau kecilnya kelompok 10. Sikap yang menganggap bahwa sukunya
B. adanya homogenitas kelompok adalah yang paling baik dibanding suku lain
C. relasi sekunder merupakan sikap yang menghambat proses
D. perpindahan penduduk secara fisik integrasi sosial. Sikap seperti ini disebut....
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. primordialisme D. patriotisme C. nasionalisme
B. etnocentrisme E. tribalisme
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan yang dimaksud dengan integrasi sosial!.......................................................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................... ...........
2. Sebutkan faktor-faktor pendorong integrasi sosial!.....................................................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
.......................................................................................................................................
3. Jelaskan faktor-faktor yang menghambat proses integrasi sosial masyarakat Indonesia!....................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................
4. Sebutkan syarat integrasi sosial menurut F. Ogburn dan Meyer Nimkof!.......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................. .............
5. Jelaskan 4 tahap integrasi sosial!................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................... ............
MAX WEBER (1864-1920)
Max Weber dikenal sebagai tokoh sosiologi modern, selain seorang Sosiolog Ia juga ahli ekonomi dan ilmu politik
dari Jerman. Ia menghabiskan waktunya untuk mengajar di berbagai pergurun tinggi di Berlin, Freiburg, Munich dan
Heidelberg.
Max Weber merupakan salah satu sosiolog yang sangat berpengaruh sampai abad ke dua puluh satu ini. Dalam analisis
sosiologinya ia mengajukan konsep yang disebut dengan ideal type, yakni model umum dari situasi sejarah yang dapat
dipakai sebagai dasar perbandingan antarmasyarakat. Ia melawan pandanagan Marx ortodoks saat itu yang menyatakan
bahwa ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam kehidupan sosial. Weber menekankan peran nilai-
nilai religius, ideologi dan pemimpin kharismatik dalam memelihara kondisi masyarakat.
Dalam karyanya yang sangat terkenal The Protestn Ethic and The Spirit of Capitalism (1920) Ia mengemukakan
adanya hubungan sikap asketisme dengan berkembangnya kapitalisme.
Sebagai peneliti politik pada mulanya ia mengagumi Otto Von Bismarch, namun kemudian ia meninggalkan
kekagumannya itu. Pada akhirnya ia justru membela sistem pemerintahan demokratis. Ia juga nerupakan tokoh yang
cukup berpengaruh dalam penggunaan statistik sosiologi dalam studi kebijakan ekonomi. Minatnya pada agama
menempatkan Weber sebagai salah satu sosiolog agama paling berpengaru sampai saat ini.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
B. DISINTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Disintegrasi Sosial
Disntegrasi sosial kelompok sosial adalah proses terpecahnya suatu kelompok sosial menjadi
beberapa unit sosial yang terpisah satu sama lain. Proses ini terjadi akibat hilangnya ikatan
kolektif yang mempersatukan anggota kelompok satu sama lain. Disintegrasi adalah sebuah
kondisi atau keadaan yakni hilangnya keharmonisan, ketidakutuhan, atau perpecahan yang
sedang terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto disintegrasi
sosial sama dengan disorganisasi sosial adalah suatu proses berpudarnya norma-norma dan
nilai-nilaia dalam masyarakat, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga
kemasyarakatan.Proses perubahan sosial akan menyebabkan nilai dan norma masyarakat
mengalami perubahan dan pergeseran.
2. Faktor pemicu
1. Etnosentrisme dan primordialisme
2. Ikatan sosial yang longgar
3. Kemajuan teknologi dan informasi (memudahkan memperoleh informasi yang negatif)
4. Ketidakpuasan terhadap penguasa
5. Keinginan untuk melepaskan diri dari kelompok lain karena diperlakukan tidak adil
6. Dominasi kelompok tertentu
3. Gejala Disintegrasi
1. Tidak ada persamaan pandangan antara anggota masyarakat mengenai tujuan yang
semula dijadikan patokan.
2. Perilaku warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai dan norma yang
disepakati.
3. Sering terjadi pertentangan mengenai norma-norma yang ada.
4. Nilai dan norma yang ada tidak difungsikan dengan baik dan maksimal.
5. Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi
pelaku penyimpangan.
6. Sering terjadi proses sosial yang bersifat disosiatif (persaingan tidak sehat, saling fitnah,
hasut, konflik, perang urat syaraf dll)
Secara nyata proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
dapat kita lihat melalui bentuk-bentuk antara lain :
1. Pergolakan daerah
Banyak hal yang menyebabkan timbulnya pergolakan di daerah, baik yang berkaitan dengan
latar belakang ekonomi, politik, kesenjangan sosial, ketidakadilan, etnis, agama dan lain-lain.
Upaya untuk memisahkan diri dari suatu wilayah negara yang sah disebut dengan separatisme.
Separatisme bertujuan untuk mendirikan negara sendiri yang terpisah dari negara yang sah.
Sejak merdeka 17 Agustus 1945 lalu sampai sekarang Indonesia telah beberapa kali mengalami
perlawanan atau pergolakan daerah. Beberapa contoh pergolakan daerah antara lain :
1. Pemberontakan PKI di Madiun
2. Pemberontakan DI/TII
3. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), PRRI,APRA
4. Gerakan separatisme di Nagroe Aceh Darussalam (GAM) dan di Papua
5. Beberapa kerusuhan di Kupang, Poso, Maluku dan Sampit.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
2. Aksi Protes dan Demonstrasi
Aksi protes merupakan gerakan yang dapat dilakukan secara perorangan ataupun bersama-sama
untuk menyampaikan rasa tidak puas terhadap tindakan atau kebijakan seseorang atau lembaga
tertentu. Salah satu bentuk aksi protes adalah demonstrasi. Contoh aksi protes berskala
nasional yang pernah terjadi di Indonesia :
1. Mahasiswa dan masyarakat menuntut pembubaran PKI
2. Kaum buruh menuntut kenaikan upah dan tunjangan hari raya.
3. Tuntutan penghapusan Sumbangan Dana Sosial Berhadiah (SDSB) pada masa orde
baru
4. Mahasiswa tahun 1998 menuntut reformasi
5. Beberapa kelompok sosial yang memprotes kenaikan BBM
Ditinjau dari sudut pandang sosiologi, aksi protes dan demonstrasi merupakan alat kontrol yang
dapat membawa kearah perbaikan karena control dilakukan terhadap lembaga pemerintah
secara terbuka. Namun jika tidak terorganisasi dengan baik tidak jarang aksi protes membawa
kerugian bagi masyarakat. Contohnya ; timbul huru-hara. Tindakan demikian menjurus kepada
brutal dan bisa mengarah kepada disintegrasi sosial.
Reformasi membawa dampak
terhadap penyaluran aspirasi melalui
demontrasi di jalanan
3. Kriminalitas.
Kriminalitas atau tindakan kriminal ditandai dengan perilaku-perilaku menyimpang yang
cenderung melawan hukum atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Bentuk tindakan
kriminal antara lain pembunuhan, perampokan, penculikan, perkosaan, pemerasan, penipuan,
korupsi, intimidasi dan lain-lain. Kriminalitas disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Persaingan atau pertentangan kebudayaan
2. Perbedaan ideologi politik
3. Pertentangan masalah agama dan kesenjangan di bidang ekonomi.
4. Kepadatan dan komposisi kekayaan
5. Perbedaan distribusi kekayaan
6. Perbedaan kekayaan dan pendapatan
Secara umum, perilaku kriminal atau kejahatan dilihat dari perilakunya dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok ;
a. Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime)
Adalah kejahatan yang dilakukan oleh para penguasa dan pakar dalam melakukan
perannya. Banyak ahli mengatakan bahwa tipe kejahatann ini merupakan dampak dari proses
perkembangan ekonomi yang terlalu cepat yang menekankan pada aspek material belaka.
Misalnya : pada masa Orde Baru para pejabat tinggi serta anak-anak pejabat banyak yang
bertindak KKN.
b. Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime)
Adalah kejahatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang secara ekonomi
dan politik tergolong miskin. Umumnya tindakan mereka berkaitan dengan pencurian,
penjambretan, penganiayaan dan pembunuhan.
4. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja semakin hari semakin meresahkan masyarakat dan telah menjurus
pada tindakan yang bersifat kriminal. Fuad Hasan mengartikan kenakalan remaja sebagai
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
perbuatan anti sosial yang dilakukan remaja yang bila dilakukan orang dewasa dikategorikan
sebagai tindakan kejahatan.
Pada masa remaja emosi seseorang masih labil, belum memiliki pegangan dan dalam proses
mencari jati diri, seorang remaja, manusia yang sedang mengalami masa pembentukan
kepribadian. Untuk itu perlu adanya perhatian yang lebih dari orang tua agar anak tidak
terjerumus pada hal-hal yang dapat merugikan masa depannya.
Kenakalan remaja umumnya ditandai oleh dua ciri berikut :
1. Adanya keinginan untuk melawan, seperti dalam bentuk radikalisme
2. Adanya sikap apatis yang biasanya disertai rasa kecewa terhadap kondisi
masyarakat
Secara umum, kenakalan remaja disebabkan oleh :
a. Disfungsi keluarga dalam arti hubungan antar keluarga kurang harmonis
b. Kurangnya pendidikan agama dan moral
c. Seringnya melihat peristiwa kekerasan
d. Lingkungan pergaulan yang senang melakukan tindakan kenakalan.
e. Kurangnya prestasi di sekolah dan di masyarakat baik dalam bidang akademik,
olahraga maupun kesenian.
Bentuk kenakalan remaja antara lain pemerasan, perkelahian, pencurian, penggunaan
narkoba dan sebagainya.
C. REINTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Reintegrasi Sosial
Perubahan yang terjadi masyarakat dapat membuat pudarnya norma-norma dan nilai-nilai
dalam masyarakat. Kondisi ini oleh Soerjono Soekanto disebut sebagai diorganisasi atau
disintegrasi sosial. Awal terjadinya kondisi ini adlah situasi dimana ada ketidakseimbangan
atau ketidakserasian unsur dalam masyarakat karena salah satu unsur dalam sistem masyarakat
tidak berfungsi dengan baik. Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi di dalam masyarakat
lama kelamaan menjadi chaos (kacau),. Pada keadaan demikian akan dijumpai anomie (tanpa
aturan) yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang
baik dan apa yang buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang salah dan apa yang benar.
Dalam kebingungan tersebut masyarakat berusaha untuk kembali pada tahap integrasidimana
lembaga politik, ekonomi, pemerintah, agama dan sosial berada di dalam keadaan yang selaras,
serasi, seimbang. Proses ini disebut Reintegrasi
Menurut Sorjono Soekanto reintegrasi atau reorganisasi adalah suatu proses pembentukan
norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
telah mengalami perubahan. Reintegrasi terlaksana apabila norma-norma atau nilai-nilai telah
melembaga (institunalized) dalam diri masyarakat.
Adapun tujuan reintegrasi sosial adalah:
1) Memperbaiki hal-hal yang menjadi pemicu terjadinya konflik atau kekerasan
dengan cara:
• membuang hal-hal yang dianggap tidak baik
• mempertahankan hal-hal yang baik
• mengganti dengan yang baru, bila cara lama tidak layak dipertahankan
2) Tercapainya kembali integrasi lama yang pernah berlangsung di masa lalu
3) Tercipta kehidupan masyarakat yang harmonis, saling pengertian dan kedamaian.
2. Upaya Menuju Integrasi Sosial
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Untuk menciptakan integrasi sosial dalam rangka mewujudkan keteraturan sosial di.perlukan
upaya-upaya dari berbagai komponen masyarakat melalui langkah-langkah yang optimal dan
berkesinambungan. Diantara sekian banyak langkah yang dapat dilakukan dalam penanganan
sosial budaya menuju integrasi sosial sebagai berikut:
a. Pembangunan Pendidikan
b. Menejemen konflik
c. Meningkatkan modal sosial
d. Pembangunan komunitas
e. demokratisasi
f. Memberdayakan pekerjaan sosial
g. Strategi kebijakan publik
Upaya untuk terjadinya reintegrasi sosial di Indonesia dapat dilakukan antara lain:
1) Memastikan penyelesaian konflik dan pelanggaran HAM secara tuntas misalnya
dengan membuat Undang-Undang no. 7 Tahun 2012 tentang penanganan konflik
sosial.
2) Dialog dan komunikasi intensif antar unsur masyarakat
3) Menghapuskan segala bentuk diskriminasi
4) Menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
D. TRANSFORMASI SOSIAL
1. Pengertian Transformasi sosial
Transformasi sosial adalah gabungan dari dua kata” transformasi” dan ”sosial”. Transformasi
berarti perubahan bentuk daan secara rinci memiliki arti perubahan fisik maupun non fisik.
Sementara kata ”sosial” memiliki pengertian segala sesuatu yang mengenai masyarakat,
kemasyarakatan.
Beberapa definisi transformasi sosial menurut para ahli:
a. Gillin
Transformasi sosial adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik yang
timbul karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk ideologi maupun karena adanya penemuan-penemuan baru dalam masyarakat
tersebut.
b. Mc. Iver
Transformasi sosial adalah perubahan dalam hubungan sosial atau perubahan terhadap
keseimbangan dalam hubungan sosial tersebut.
c. Selo Soemarjan
Transformasi sosial adalah perubahan yang terjadi dalam lembaga kemasyarakatan pada suatu
masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan
pola perilaku diantara kelompok dalam masyarakat.
Transformasi sosial adalah perubahan yang bersifat mendasar danmengubah pola-pola
hubungan dalam masyarakat. Hukum responsif menempatkan diri dekat dengan masyarakat dan
berupaya mewujudkan tujuan bersama, buak tujuan negara. Transformasi sosial hanya terjadi
jika perancangan peraturan bertujuan mengubah institusi sosial. Institusi adalah perilaku yang
dilakukan oelh individu atau kelompok secara berulang-ulang atau terus menerus. Ketika ada
perilaku yang bermasalah, maka peraturan itu dibuat untuk mengatasi perilaku yang bermasalah
tersebut.
2. Sebab-sebab Transformasi Sosial
Terjadinya transformasi sosial disebabkan oelh beberapa faktor antara lain:
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
a. Faktor dari dalam masyarakat
1) Bertambah atau berkurangnya penduduk
2) Pertentangan atau konflik
3) Terjadinya pemberontakan (revolusi)
4) Penemuan baru
b. Faktor dari luar masyarakat
1) Lingkungan fisik
2) Kebudayaan asing
3) Peperangan
4) Krisis kemanusian global
3. Bentuk Transformasi Sosial
Secara umum transformasi sosial dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagai berikut:
1. ditinjau dari arah akibat perubahan
1.1 Perubahan sebagai suatu kemajuan (Progress)
Progress yaitu perubahan yang membawa ke arah kemajuan sehingga bisa
menguntungkan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat memperoleh kemudahan-
kemudahan melalui perubahan-perubahan yang terjadi.
Proses perubahan masyarakat dalam arti progress adalah proses pembangunan
masyarakat. Tujuan pembangunan masyarakat adalah untuk memperbaiki harkat dan martabat
hidup manusia dengan mempergunakan kemajuan ilmu pengetahuan.
Contoh: listrik masuk desa, pemberantasan buta huruf, penemuan alat
transportasi.
1.2 Perubahan sebagai suatu kemunduran (Regress)
Regress yaitu perubahan yang membawa ke arah kemunduran, sehingga kurang
menguntungkan bagi masyarakat.
Contoh : Masuknya budaya konsumerisme akan membawa kemunduran
karena pola hidup masyarakat menjadi cenderung boros dan foya-foya.
2. ditinjau dari lamanya waktu proses perubahan
2.1. Perubahan yang terjadi secara lambat (Evolusi)
Evolusi adalah perubahan yang terjadi secara lambat dan melewati jangka waktu yang
sangat panjang. Dalam evolusi terdapat rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling
mengikuti. Perubahan-perubahan tersebut bisa terjadi karena masyarakat menyesuaikan diri
dengan kebutuhan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul seiring dengan pertumbuhan
masyarakat.
2.2 Perubahan yang terjadi secara cepat ( Revolusi )
Revolusi adalah perubahan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut
dasar-dasar atau sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi perubahan yang
terjadi dapat direncanakan terlebih dahulu atau tanpa rencana.
Secara sosiologis, persyaratan-persyaratan berikut ini harus dipenuhi agar suatu
revolusi bisa terjadi.
a. Ada keinginan dari masyarakat banyak untuk mengadakan peubahan. Di
dalam masyarakat harus ada perasaan tidak puas terhadap situasi yang ada.
Ketidakpuasan itu menimbulkan keinginan untuk mencapai keadaan yang
lebih baik. Contohnya: Revolusi Perancis, Reformasi 1998 di Indonesia
b. Ada seseorang atau sekelompok orang yang mampu memimpin masyarakat
untuk mengadakan perubahan.
c. Pemimpin harus dapat menampung keinginan atau aspirasi dari rakyat untuk
kemudian merumuskan aspirasi tersebut menjadi suatu program kerja.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
d. Ada tujuan konkret yang hendak dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh
masyarakat dan dilengkapi dengan ideologi tertentu.
e. Ada momentum yang tepat untuk mengadakan revolusi. Contohnya, revolusi
kemerdekaan yang terjadi di Indonesia.
Di dalam revolusi, biasanya terjadi secara cepat dan mengakibatkan dampak besar dalam
masyarakat. Perubahan yang terjadi bukan saja sistem pemerintahan, sistem politik, sistem
nilai, dan lain-lain yang dirombak dan diganti, tetapi juga haluan politik dan pimpinan yang
memegang posisi dalam masyarakat itu ikut diganti. Jadi, dalam revolusi telah terjadi
pergeseran yang menyangkut semua aspek kehidupan sosial, politik, budaya, dan ekonomi di
dalam masyarakat.
3. ditinjau dari dampaknya
3.1 Perubahan yang pengaruhnya kecil
Ada banyak perubahan yang terjadi dalam masyarakat, namun tidak semua perubahan
membawa dampak yang besar dan luas.
Perubahan yang kecil pengaruhnya adalah perubahan yang tidak membawa perubahan berarti
bagi masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat tidak merasakan dampak perubahan tersebut
karena tidak melibatkan perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Misal, perubahan mode pakaian, mode rambut dan sebagainya
3.2 Perubahan yang pengaruhnya besar
Diantara perubahan sosial yang terjadi, beberapa diantaranya memiliki dampak sangat besar
dan meliputi wilayah yang luas. Perubahan-perubahan itu besar pengaruhnya karena mengubah
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Karena lembaga-lembaga kemasyarakatan berubah, maka
dampaknya sangat nyata dalam masyarakat. Misalnya, perubahan dari masyarakat agraris ke
masyarakat industri mengubah pola hubungan kerja, sistem hak milik tanah, hubungan
kekeluargaan, sistem stratifikasi masyarakat dan sebagainya.
4. ditinjau dari program perencanaan masyarakat
4.1.Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (planned
Change)
Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan adalah perubahan yang telah
diperkirakan atau telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak
mengadakan perubahan. Pihak-pihak yang mengusahakan perubahan ini dinamakan pelaku
perubahan (agent of change). Para pelaku perubahan tersebut mendapat kepercayaan
masyarakat sebagai pemimpin untuk mengubah lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Contoh perubahan yang direncanakan, Undang-Undang Anti Korupsi yang
bertujuan menghilangkan budaya korupsi dalam masyarakat, Program keluarga berencana (KB)
yang bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk.
4.2.Perubahan yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak
direncanakan (unplanned change)
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan merupakan
perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia.
Perubahan ini dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat..
Misalnya, terjadinya bencana alam.
Perubahan ini bisa saja merupakan dampak sampingan yang sifatnya negatif
atau positif dari perubahan yang terencana atau dikehendaki. Contoh: Bencana gunung merapi
membawa berkah positif bagi para penambang pasir atau kesuburan tanah bagi petani.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
TES FORMATIF
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Integrasi sosial dapat terwujud B. afiliasi ganda
apabila.... C. simbiosis mutualisme
A. Setiap individu dalam masyarakat D. ketergantungan ekonomi
dapat mengendalikan prasangka E. rasa saling memiliki
sehingga tidak terjadi konflik 5. Integrasi kekerabatan akan terjadi jika
B. Masyarakat dapat bersatu masing-masing anggota....
C. Setiap individu memiliki tujuan A. ada kesamaan adat istiadat
yang sama B. ada kesamaana budaya
D. Individu yang berada dalam C. mematuhi nilai dan norma yang
kelompok melakukan kerja sama berlaku sesuai kedudukan dan
untuk kemajuan kelompok peranannya
E. Setiap kelompok memiliki visi dan D. terjadi ikatan perkawinan intern
misi untuk meningkatkan E. terdapat kesamaan agama
kedejahteraan anggota 6. Berikut yang menjadi latar belakang
kelompoknya munculnya integrasi normatif adalah ....
2. Salah satu contoh wujud integrasi sosial A. adanya norma-norma yang berlaku
yang ada di masyarakat ditunjukkan di masyarakat
pada.... B. adanya fungsi-fungsi dalam
A. Made makan di depan Amin yang masyarakat
sedang puasa C. adanya kekuasaan dari penguasa
B. Mita belajar kelompok dengan Tini D. adanya keinginan untuk
C. Tono memberikan kesempatan menciptakan kehidupan yang damai
kepada Thomas untuk melakukan E. adanya keinginan individu untuk
ibadah di gereja meningkatkan kemakmuran
D. Anita menjenguk Firman yang kelompok
sedang sakit 7. Contoh gerakan vertikal yang dapat
E. Fikri dan Adi bermain futsal mengancam disintegrasi bangsa adalah
bersama ....
3. Fungsi integrasi sosial dalam A. konflik antarras
masyarakat adalah.... B. konflik antaragama
A. Untuk mengubah pola tingkah laku C. konflik antarsuku bangsa
masyarakat D. konflik antargolongan
B. Menciptakan keseimbangan dalam E. konflik antarkelompok
masyarakat 8. Apabila integrasi sosial tidak terwujud
akan menimbulkan ….
C. Untuk membentuk pola perilaku
baru A. usaha pihak yang bertentangan
D. Menciptakan suatu kehidupan sosial untuk bersatu kembali
yang khas B. stabilitas kelompok yang terjamin
E. Untuk membentuk kelompok sosial C. pola kehidupan yang tidak serasi
yang kuat fungsinya
4. Penduduk pribumi bekerja pada sebuah D. norma yang lebih jelas strukturnya
toko milik warga keturunan Tiongkok. E. menyukai bila tinggal dalam suatu
Hal ini dapat mempererat integrasi kelompok
masyarakat. Faktor yang menyebabkan 9. Berkembangnya kelompok-kelompok
integrasi dalam kasus di atas adalah .... sosial di masyarakat menunjukkan
A. loyalitas ganda terjadinya proses perubahan sosial.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Perubahan sosial sebagai akibat ikatan atau solidaritas antar
perkembangan kelompok-kelompok anggotanya
dapat menimbulkan terjadinya E. disintegrasi sosial akan mudah
disintegrasi sosial, sebab ... . terjadi pada kelompok sosial yang
A. semakin besar suatu kelompok memiliki struktur dan fungsi secara
informasi
maka akan lunturnya nilai-nilai 10. Pancasila merupakan nilai-nilai dasar
kehidupan sosial ekonomi dalam yang mengikat integrasi bangsa
kehidupan bersama Indonesia, iIntegrasi semacam itu
B. integrasi sosial akan terwujud disebut....
apabila ada konsensus yang dipatuhi A. solidaritas mekanik
bersama dan disertai dengan kontrol B. solidaritas sosial
sosial C. solidaritas organis
C. semakin kecil atau sedikit anggota D. sense of belonging
kelompok, maka semakin pudar dan E. afiliasi ganda
hilang ikatan persudaraannya
D. semakin besar suatu kelompok
sosial maka semakin berkurang
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan yang dimaksud dengan disintegrasi sosial!.......................................................................
............................................................................................................................. .......................................
...................................................................................................................................................... ..............
..................................................................................................................... .....................
2. Sebutkan gejala-gejala terjadinya disintegrasi sosial di masyarakat!............................................
......................................................................................................................... ...........................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........
3. Jelaskan tujuan reintegrasi sosial!.............................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......
4. Jelaskan yang dimaksud dengan transformasi sosial!.................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................. .......................................
..........................................................................................................................................
5. Jelaskan upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan reintegrasi sosial!...............................
...................................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ......................................................
..............................................................................................................
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
E. PENELITIAN TENTANG INTEGRASI DAN REINTEGRASI SOSIAL
1. Pengertian Metode Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial (social mapping) adalah proses penggambaran masyarakat yang sistematik
serta melibatkan pengumpulan data dan informasi mengenai masyarakat termasuk di dalamnya
profil dan masalah sosial yang ada pada masyarakat itu. Pemetaan sosial adalah proses, cara,
pembuatan, membuat peta yang berkenaaan dengan masyarakat. Secara umum pembuatan peta
sosial adalah diperolehnya program prioritas dan alokasi sumber dalam penguatan kelompok
sosial masyarakat dari pengaruh budaya-budaya luar secara efisien, efektif dan berkelanjutan.
Pemetaan sosial merupakan upaya mengidentifikasi dan memahami struktur
sosial (sistem kelembagaan dan individu) tata hubungan antarlembaga dan atau individupada
lingkungan sosial tertentu. Pemetaan sosial dapat juga diartikan social profiling atau
pembuatanprofil suatu masyarakat. Identifikasi kelembagaan dan individu ini dilakukan secara
akdemik melalui suatu penelitian lapangan, yakni mengumpulkan data secara langsung,
menginterretasikannya dan menetapkan tat hubungan antara satu dengan lain satuan sosial
dalam sautau kawasan komunitas yang diteliti.
Pemetaan sosial merupakan salah satu pendekatan pengembangan masyarakat yang
memerlukan kajian ilmu pengetahuan sosial dan geografi. Hasil pemetaaan sosial adalah peta
wilayah tentang pemusatan karakteristik masyarakat atau masalah sosial. Contoh yang
dipetakan adalah jumlah orangmiskin, rumah kumuh dan anak-anak terlantar.
Pemetaan sosial adalah satu kegiatan yang dilakukan untuk menemukan kondisi sosial budaya
masyarakat lokal. Kondisi sosial budaya yang dimaksud antara lain:
a. Nilai-nilai apakah yang dianut oleh masyarakat secara dominan, yang mampu
menggerakkan masyarakat
b. Kekuatan-kekatan sosial apakah yang mampu mendatangkan perubahan-perubahan
sehingga masyarakat dapat berubah dari dalam diri mereka sendiri
c. Seperti apa karakter dan karakteristi masyarakat, khususnya dalam menyikapi
intervensi sosial
d. Seperti apakah pola informasi, komunikasi yangterjadi di tengah masyarakat, baik
penyebaran informasi maupun dalam kerangka pembelajaran
e. Media-media seperti apakah dalam mensosialisaikan calon yang efektif
f. Kekuatan-kekuatan sosial yang dominan di dalam kerangka perubahan sosial
g. Faktor-faktor lingkungan apakah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
masyarakat
Dalam melakukan pemetaan sosial tetap harus mengacu pada sebuah pendekatan sistematik.
Hal-hal yang menjadi acuan dalam melakukan pemetaan sosial sebagai berikut:
a. Pandangan mengenai ”manusia dalam lingkungannya”. Faktor ini
pentingdiperhatikan terutama dalam praktiktingkat makro atau praktik
pengembangan masyarakat. Tempat seseorang tinggal di masyarakat
menggambarkan siapa dia, maslah yang dihadapinya, serta sumber-sumber apa yang
tersediauntuk menangani masalah tersebut.
b. Pemahaman mengenai sejarah dan perkembangan suatu masyarakat serta analisis
mengenai status masyarakat saat ini. Pemngetahuaninimembantu
menganalisishambatan dalam menerapkan nilai-nilai, sikap-sikap dan tradisi-tradisi.
c. Masyarakat selalu berubah, setiap individu dan kelompok sosial akanbergeraak ke
dalam perubahan kekuasaan, struktur ekonomi. Sumber pendanaan dan peranan
penduduk.
2. Tujuan Pemetaan Sosial
Secara khusus pemetaan sosial bertujuan agar:
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
a. Tersusunnya indikator bobot masalah dan jangkauan fasilitas pelayanan sosial dlam
kegiatan penguatan
b. Diperolehnya peta digitasi sebagai dasar pengembangan informasi untuk penguatan
kelompok-kelompok sosial.
c. Diperolehnya peta-peta fematik dengan sistem informasi geografis (GIS), sehingga
diketahui berbagai pengaruh budaya-budaya luar.
d. Tersusunnya prioritas rencana program penguatan berdasarkan jenismasalh dan
satuan wilayah komunitas yang ada pengaruhnya dari budaya-budaya luar
e. Dapat ditentukan alokasi program prioritas untuk kegiatan penguatan
f. Sebagai langkah awal pengenalan lokasidan pemahaman terhadap kondisi
masyarakat
g. Untuk mengetahui kondisi sosial masyarakat
h. Sebagai dasar pendekatan dan metode pelaksanaan melalui sosialisasi danpelatihan
i. Sebagai dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat taktis terhadap permasalahan
yang dihadapi
j. Sebagai acuan dasar untuk mengetahui tarjadinya proses perubahan sikap dan
perilaku pada masyarakat
Dalam pada itu pemetaan sosial mempunyai manfaat praktis antara lain:
a. Pemetaaan masalah sosial dan potensi atau sumber sosial yang merupakan bagian
dari analisis situasi dan analisis kebutuhan untuk kegiatan penguatan
b. Gambaran dasar survei disajikan dalam bentuk struktur ruang atau daerah lebih
komunikatif
c. Pemantauan tentang perubahan tata ruang kondisi daerah suatu komunitas
d. Analisis prioritas masalah dan lokasi untuk perencanaan kegiatan penguatan
3. Langkah-Langkah Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:
a. Menyusun desain dan pengorganisasian pelaksanaan pemetaan sosial
b. Menyiapkan perangkat-perangkat (instrumen) atau pandauan pelaksanaan, antara
lain panduan wawancara berstrutur, panduan observasi, penetapan sasarannya, baik
tujuan maupun respondennya
c. Uji coba instrumen secarainternal dan penyempurnaan instrumen
d. Paraktik pengumpulan data dan informasi
e. Diskusi temuan-temuan lapangan dalam timuntuk melihat ketepatan, kelengkapan,
dan akurasu informasi atau data
f. Analisis data dan informasi
g. Penyimpulan-penyimpulan tentang keragaman sosial
h. Mengomunikasikan hasil pemetaan sosial
4. Output Yang diharapkan
Output yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian sebagai berikut:
a. Data Demografi: Jumlah penduduk, komposisi penduduk menurut usia, gender,
mata pencaharian, agama, pendidikan dan lain-lainnya.
b. Data geografi: topografi, letak lokasi ditinjau dari aspek geografi, aksesibilitas
lokasi, pengaruh lingkungan geografi, terhadap kondisi sosial masyarakat, dan lain-
lain.
c. Data Psikografi: nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut, mitos, kebiasaan-
kebiasaan, adat istiadat, karakteristik masyarakat, pola hubungan sosial yang
ada,motif yang menggerakkan tindakan masyarakat, pengalaman-pengalaman
masyarakat terutama terkait dengan mitigasi bencana, pandangan, sikap, dan
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
perilaku terhadap intervensi luar, kekuatan sosial,yang paling berpengaruh, dan
laian-lain.
5. Pengumpulan data
Data merupakan sejumlah bukti dan fakta yang dikumpulkan dan disajikan untuk tujuan
tertentu. Data bisa berupa himpunan fakta, angka, huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar, dan
lambang-lambang yang digunakan untuk menyatakan suatu pemikiran (ide), objek, kondisi, dan
situasi. Pemecahan suatu masalah dalam penelitian sangat bergantung pada keakuratan data
yang diperoleh.
Berdasarkan cara memperoleh data terdiri atas:
a. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang
diteliti. Data tersebut dapat diperoleh langsung dari subjek yang diteliti dan dapat
pula dari lapangan. Data primer dapat pula diperoleh dari hasil laboratorium.
Contoh: peneliti memeperoleh data dengan melakukan wawancara dengan tukang ojek
b. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan lebih dahulu oleh orang lain atau
instansi di luar peneliti, walaupun data tersebut merupakan data asli. Data itu dapat
diperoleh pada instansi pemerintah, swasta, perpustakaan, badan statistik dan pihak
lainnya. Data sekunder berfungsi sebagai pendukung suatu penelitian.Contoh;
Peneliti memperoleh data tentang jumlah penduduk, pekerjaan, penghasilan, jumlah
keluarga dari kantor kelurahan setempat
Dalam rancangan pelitian harus sudah dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan rencana
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Jenis data yang akan dikumpulkan
b. Tempat data-data penelitian tersebut bisa dikumpulkan
c. Cara atau metode pengumpulan data yang digunakan
Metode Pengumpulan Data yang digunakan
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang
diperlukan. Pengumpulan data selalu terkait dengan masalah, tujuan dan hipotesis. Artinya data
yang akan dikumpulkan di lapangan perlu menguji butir-butir yang tercantum dalam masalah,
tujuan dan hipotesis penelitian. Secara umum ada beberapa teknik pengumpuln data yaitu
observasi, angket, dan wawancara.
Untuk mengumpulkan data diperlukan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen ini sangat penting
karena kualitas instrumen akan menentukan hasil penelitian. Untuk meningkatkan kecermatan
dalam pengumpulan data, peneliti dapat dibantu dengan peralatan mekanis seperti tape, kamera
dan sebagainya
1. Teknik observasi atau Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung (observasi) merupakan cara dan tehnik pengumpulan data dengan
melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang
ada pada objek penelitian. Pengamatan dilakukan tidak hanya melihat, melainkan merekam,
menghitung, mengukur, dan mencatat kejadian yang ada di lapangan.
Pengamatan dapat dibagi dua, yaitu berdasarkan cara pendekatannya dan keterlibatannya.
a) Berdasarkan cara pendekatannya
1) Observasi langsung merupakan pengamatan yang dilakukan terhadap objek
di tempat terjadinya atau berlangsungnya peristiwa sehingga pengamat
berada pada objek yang diteliti. Contohnya, pengamatan seorang guru
terhadap aktivitas belajar siswa baru.
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
2) Observasi tidak langsung adalah pengamatan yang dilakukan melalui film,
slide, foto, pencatatan suatu alat perekam, dan sebagainya.
b) Berdasarkan keterlibatannya
1) Observasi partisipasi (Observation participation) adalah pengamatan yang
dilakukan seorang peneliti dengan melibatkan diri ke dalam objek yang
diteliti. Misalnya, untuk mengetahui perilaku gelandangan, peneliti perlu
berpura-pura berperilaku sebagai gelandangan atau pengemis. Dengan cara
demikian, peneliti dapat mengungkapkan rahasia para pengemis dan
gelandangan.
2) Observasi nonpartisipasi (Nonparticipnt observation) adalah pengamatan
yang dilakukan seorang peneliti terhadap objek peneliti tanpa berperilaku
seperti orang atau objek yang diteliti, contohnya pengamatan terhadap
produktivitas karyawan.
c. Berdasarkan cara observasi
1) Observasi berstruktur yaitu pengamat membawa pedoman observasi berupa
catatan apa saja yang akan diamati
2) Observasi tak berstruktur yaitu pengamat tidak membawa pedoman
pengamatan tentang apa yang harus diamati
Observasi bisa dilakukan dengan beberapa instrumen antara lain:
1) Catatan anekdot (daftar riwayat kelakuan) yaitu alat untuk mencatat gejala-gejala
khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian.
2) Catatan berkala yaitu Pencatatan yang dilakukan secara terus menerus ketika
melakukan pengamatan.
3) Daftar catatan (check list) yaitu pengamatan dengan membawa daftar
pengamatan yang sudah disiapkan dan observer tinggal memberi tanda sesuai
dengan gejala yang sedang diamati.
4) Skala nilai yaitu daftar pengamatan yang disertai dengan skala tingkatan nilai dari
setiap kejadian yang diamati.
2. Angket (Quisioner)
Angket merupakan cara mengumpulkan informasi melalui pertanyaan tertulis untuk dijawab
secara tertulis oleh responden.
Pertanyaan yang dibuat dalam angket sedapat mungkin diarahkan pada permasalahan, tujuan,
dan hipotesis yang dietapkan.
Ibnu Hajar (1999;184-188) menggolongkan angket menjadi 4 yaitu angket terbuka dan tertutup,
skala, daftar cek, dan bentuk ranking. Sedangkan Suharsumi (1998;140-141) menggolongkan
angket sebagai berikut:
1. Berdasarkan cara menjawabnya, angket dibedakan menjadi 3 yaitu angket terbuka dan
tertutup.
a. Angket terbuka
Merupakan angket yang memberi kesempatan kepada responden secara bebas untuk
memberikan jawaban sesuai pendapatnya sendiri. Jawaban responden dapat berupa uraian
panjang lebar sesuai dengan kehendaknya.
Contoh:
Menurut anda, apa yang menyebabkan adanya hambatan interaksi sosial antara siswa baru dan
siswa lama?............................................................
a. Angket tertutup
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Adalah merupakan angket yang pertanyaan dan alternative jawabannya telah ditentukan
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah ditentukan.
Contoh:
Menurut anda, apa yang menyebabkan adanya hambatan interaksi sosial antara siswa baru
dengan siswa lama?
a. tidak ada masa perkenalan
b. kurang kegiatan keakraban antar kelas
c. masing-masing ada kegiatan sendiri sesuai dengan levelnya
d. bergantung pada kegiatan bergaul
b. Kombinasi angket terbuka dan tertutup
Pertanyaan pada angket itu, disamping diberi alternatif jawaban oleh peneliti, juga diberi
kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban lain yang dianggap perlu.
Contoh:
Menurut anda, apa yang menyebabkan adanya hambatan interaksi sosial antara siswa baru
dengan siswa lama?
a. tidak ada masa perkenalan
b. kurang kegiatan keakraban antarkelas
c. masing-masing ada kegiatan sendiri sesuai dengan levelnya
d. bergantung pada kegiatan bergaul
e. …………………………..
3. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan suatu percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara
merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan
sistematik dan berdasarkan pada masalah, tujuan, dan hipotesis penelitian.
Pewawancara mengajukan pertanyaan, menilai jawaban, meminta penjelasan, serta mengingat-
ingat jawaban dari responden. Interviewer (orang yang diwawancara) perlu menjawab
pertanyaan atau memberi beberapa penjelasan.
berdasarkan cara pelaksanaannya, wawancara dibagi 3 yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara berstruktur atau terpimpin (guided interview)
Adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang
kadang-kadang disertai jawaban alternatif dari responden dengan maksud agar pengumpulan
data dapat lebih terarah kepada masalah, tujuan, dan hipotesis. Dalam wawancara berstruktur,
pewawancara terlihat dengan daftar pertanyaan dan alternatif jawaban yang diperlukan. Dengan
alternatif jawaban, pewawancara dapat menandai jawaban responden yang dianggap benar.
Kelemahannya adalah kesan-kesan, seperti angket yang diucapkan serta suasana menjadi kaku
dan formal.
Keuntungannya adalah pertanyaan sistematis sehingga mudah diolah kembali, pemecahan
masalah lebih mudah memungkinkan analisis dan kesimpulan diperoleh lebih reliabel.
2. Wawancara tak berstruktur atau bebas (unguided interview)
Wawancara itu merupakan wawancara yang dilakukan dengan tanpa menyusun daftar
pertanyaan sebelumnya. Dalam melakukan wawancara, peneliti (siswa) mengajukan beberapa
pertanyaan yang tidak disertai alternatif jawaban. Namun, pewawancara perlu menandai atau
mencatat garis besar yang perlu diwawancarakan, misalnya sikap siswa baru dan siswa lama
dalam interaksi sosial, jenis kegiatan dalam interaksi sosial.
Kelemahannya adalah tidak efisien waktu, biaya dan tenaga
Keuntungannya adalah cocok untuk penelitian pendahuluan, tidak memerlukan keterampilan
bertanya dan dapat memelihara kewajaran suasana.
3. Wawancara bebas terpimpin
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
Kombinasi wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, pewawancara membuat daftar
pertanyaan yang akan disajikan, tetapi cara pengajuan bergantung pada kebijakan pewawancara
itu sendiri. Untuk pertanyaan yang kurang dimengerti, pewawancara perlu menjelaskan agar
orarng yang diwawancarai mudah mengerti.
Dalam suatu penelitian yang membutuhkan data mendalam maka dilakukan teknik wawancara
mendalam (In-Depth Interviewing)
Wawancara jenis ini bersifat lentur dan terbuka, tidak terstruktur ketat, tetapi dengan pertanyaan
yang semakin terfokus dan mengarah pada kedalaman informasi. Dalam hal ini peneliti dapat
bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa di samping opini mereka
mengenai peristiwa yang ada. Dalam berbagai situasi, peneliti dapat meminta responden untuk
mengetengahkan pendapatnya sendiri terhadap peristiwa tertentu dan dapat menggunakan
posisi tersebut sebagai dasar penelitian selanjutnya.
6. Pendekatan Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial dapat dilakukan melalui metode pendekatan sebagai berikut:
a. Naturalistik inquiry (kualitatif)
b. Positivistic (kuantitatif)
c. Kombinasi kualitatif dan kuantitatif
Menurut Bank Dunia terdapat tiga metode bagi pelaksanaan pemetaan sosial, sebagai berikut:
a. Survai formal
Survei formal dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi standar dari sampel orang atau
rumah tangga yang diseleksi secar hati-hati.Beberapa metode survei formal antara lain:
1) Survei rumah tangga beragam-topik (Multy-topic household survey)
Metode ini sering disebut sebagai survei pengukuranstandar hidup atau living standar
measurenment survey (LSMS). Survei ini merupakan suatu cara pengumpulkan data mengenai
berbagai aspek standar hidup secara terintegrasi, seperti pengeluaran, komposisi rumah
tangga,pendidikan, kesehatan, pekerjaan, fertilitas, gizi, tabungan kegiatan pertanian dan
sumber-sumber pendapatan lainnya.
2) Kuesioner Indikator Kesejahteraan Inti (Core welfare indicators questionaire
atau CWIQ)
Metode ini merupakan sebuah survei rumah tangga yang meneliti perubahan-perubahan
indikator sosial, seperti akses, penggunaan, dan kepuasan terhadap pelayanan sosial dan
ekonomi. Metode ini merupakan alat yangcepat dan efektif untuk mengetahui rancangan
kegiatan pelayanan bagi orang-orang miskin. Jika alat ini diulang setiap tahun maka ia dapat
digunakan untuk memonitor keberhasilan suatu keiatan. Sebuah hasil awal dari surveiini
umumnya dapat diperoleh dalam waktu 30 hari.
3) Survei kepuasan Klien (Client Satisfaction Survey)
Survei ini digunakan untuk meneliti efektifitas atau keberhasilan pelayanan pemerintah
berdasarkan pengalaman atau aspirasi klien (penerima pelayanan).Metode yang sering disebut
sebagai service delivery survey ini mencakup penelitian mengenai hambatan-hambatan
yangdihadapi penerima pelayanan dalammemperoleh pelayanan publik, pandangan mereka
mengenai kualitas pelayanan serta kepekaan petugas-petugas pemerintah
4) Kartu Laporan Penduduk (Citizen Report Cards)
Teknik ini sering digunakan oleh lembaga swadaya masyarakat. Mirip dengansurvei kepuasaan
klien, penelitian difokuskan pada tingkat korupsi yang ditemukan oleh penduduk biasa.
Penemuan ini kemudian dipublikasikan secara luas dan dipetakansesuai dengan tingkat dan
wilayah geografis.
5) Laporan statistik
Pekerja sosial dapat pula melakukan pemetaan sosial berdasarkan laporaan statistik yang sudah
ada. Laporan statistik mengenai permasalahan sosial seperti jumlah orang miskin, desa
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
tertinggal, status gizi, tingkat buta huruf, dan lain sebagainya. Biasanya dilakukan dan
dipublikasikan oelh Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan dat sensus.
b. Rapid Apraisal
Rapid apraisal merupakan metode yang digunakan dengan cara yang cepat dan murah untuk
mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukandari populasi sasaran dan stake
holder lainnya mengenai kondisi geografis, sosial dan ekonomi.
Beberapa metode rapid apraisal antara lain:
1) Wawancara informan kunc(key informant interview)
Wawancara ini terdiri dari serangkaian pertanyaan terbuka yang dilakukan terhadap individu-
individu tertentu yang sudah diseleksi karena dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman
mengenai topik atau keadaan di wilayahnya. Wawancara bersifat kualitatif, mendalam dan semi
terstruktur.
2) Diskusi kelompok Fokus (focus group discussion)
Diskusi kelompk dapat melibatkan 8-12 orang yang telah dipilih berdasarkan kesamaan latar
belakang. Peserta diskusi dapat para penerima pelayanan,penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS), atau para ketua rukun tetangga. Fasilitator menggunakan petunjuk diskusi,
mencatat proses diskusi dan kemudian memberikan komentar mengenai hasil pengamatannya.
3) Wawncara kelompok masyarakat (coomunity group interview)
Wawncara difasilitasi oleh serangkain pertanyaan yang diajukan kepada semua anggota
masyarakat dalam suatu pertemuan terbuka. Pewawancara melakukan wawancara secara hati-
hati berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disiapkan sebelumnya.
4) Survei kecil (mini-survey)
Penerapan quesioner terstruktur (daftar pertanyaan tertutup) terdapat sejumlah kecil sampel
(50-75 orang). Pemilihan responden dapat menggunakan teknik acak (random sampling)
ataupun sample bertujuan. Wawncara dilakukan pada lokasi-lokasi survei yang terbatas seperti
sekitar klinik, sekolah, balai desa dan lainnya.
5) Pengamatan langsung(direct observation)
Melakukan kunjungan lapangan atau pengamatan langsung terhadap masyarakat setempat.
Data yang dikumpulkan dapat berupa informasi mengenai kondisi geografis, sosial-ekonomi,
sumber-sumber yang tersedia, kegiatan program yang sedang berlangsung, interaksi sosial dan
lain-lain.
c. Participatory Apraisal
Merupakan proses pengumpulan data yang melibatkan kerjasama aktif antar pengumpul data
dan responden. Pertanyaan-pertanyaan umumnya tidak dirancang secara baku, melainkan
hanya garis-garis besarnya saja. Topik-topik pertanyaan bahkan dapat muncul dan berkembang
berdasarkan proses tanya jawab dengan responden.
Berikut beberapa teknik pengumpulan data partisipatoris, antara lain:
1) Penelitian dan aksi partisipatoris (Participatory research and action)
Metode yang terkenal dengan istilah PRA (participatory rural apraisal) ini merupakan
alatpengumpulan data yang sangat berkembang saat ini.PRA terfokus pada proses pertukaran
informasi dan pembelajaran antara pengupul data dan responden. Metode ini biasanya
menggunakan teknik-teknik visual (penggunaan tanaman, biji-bijian, tongkat) sebagai alat
penunjuk pendataan sehingga memudahkan masyarakat biasa (bahkan yang buta huruf)
berpartisipasi.PRA memiliki banyak sekali teknik, antara lain lintas kawasan, jenjang pilihan,
dan penilaian, jenjang matrik langsung, diagram venn, jenjang perbandingan pasangan.
2) Stakeholder analysis
Analisis terhadap para peserta atau pengurus dan anggota suatu program, proyek pembangunan
ata.u organisasi sosial tertentumengenai isu-isuyang terjadi di lingkungan, seperti relasi
kekuasaan, pengaruh, dan kepentingan-kepentingan berbagai pihak yang terlibat dalam suatu
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
kegiatan. Metode ini digunakan terutama untukmenentukan apa maslah dan kebutuhansuatu
organisasi, kelompok atau masyarakat setempat
3) Beneficiary Assesment
Pengidentifikasian masalah secara sistematis dengan para penerima pelayanan sosial.Tujuan
utama pendekatan ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan partisipasi,
merancang inisiatif-inisiatif pembangunan, danmenerima masukan-masukan guna
memperbaharui sistem dan kualitas pelayanan dan kegiatan pembangunan.
4) Monitoring dan evaluasi partisipatoris (participatory monitoringanf evaluation)
Metode ini melibatkan anggota masyarakat dari berbagai tingkatan yang bekerja sama
mengumpulkan informasi, mengidentifikasi danmenganalisis masalah, serta melahirkan
rekomendasi-rekomendasi
7. Analisis dan Penyimpulan Data informasi
Analisis dilakukan dengan melakukan check dan cross check atas informasi yang diterima. Hal
itu untuk melihat persamaan dan perbedaan, dan hubungan berbagai variabel
denganmenjelaskan secara deskriptif kualitatif. Hubungan antaravariabel dapat
menggambarkan pencapaian target pendampingan ataupun sosialisasi secara efektif dan efisien.
8. Kelebihan dan kelemahan pemetaan sosial
a. Kelebihan pemetaan sosial
Beberapa kelebihan pemetaan sosial antara lain sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi dan mengukur kondisi modal sosial di daerah yang diteliti
2) Menganalisis keterkaiatan antara modal sosial dan penanggulangan kemiskinan
di suatu daerah yang diteliti
3) Merumuskan desain pemanfaatan modal sosial untukpenanggulangan
kemiskinan di suatu darah yang diteliti.
b. Kelemahan Pemetaan Sosial
Beberapa kelemahan pemetaan sosial antara lain:
1) Lembaga harus mempunyai aturan. Jika kita melakukan kajian di desa, biasanya
mereka tidak mempunyai aturan yang jelas. Akibatnyakita tidak dapat
mempelajari secara lengkap tingkat koordinasi antaranggota lembaga. Mereka
juga sangat sedikit mauberkompetisi dalam memajukan masyarakat.
2) Tidak bisa mengubah lembaga. Adanya anggapan bahwa sebuah kajian sajatidak
dapat mengubah lembaga yang ada dilingkungan mereka. Tidak semua lembaga
dapat diaktifkan untuk pengembangan msyarakat lokal.
3) Modal sosial lemah. Lembagadi tingkat desa dianggap memiliki modal sosial
yang lemah. Mereka sangat rentan akan ketidakaktifan.
Modal sosial menurut Robert D. Putnam merupakan bagian dari organisasi sosial, seperti
kepercayaan, norma, dan jaringan yang dapat memperbaiki efisiensi masyarakatdengan
memfasilitasi tindakan terkoordinasi. Sedangkan modal sosial menurut Bourdieu (1992), adalah
jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok
karena memiliki jaringan tahan lama berupa hubungan timbal balik perkenalan dan pengakuan
yang sedikit banyak terinstitusionalisaikan. (terlembagakan).
TES FORMATIF
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Proses penggambaran masyarakat yang 6. Seorang peneliti melakukan
sistematik dengan mengumpulkan data pengumpulan data dengan tinggal di
dan informasi mengenai masyarakat objek penelitian selama beberapa hari
disebut..... untuk mendapatkan data secara
A. integrasi sosial menyeluruh. Teknik pengumpulan data
B. pemetaan sosial tersebut adalah....
C. penelitian sosial A. observasi non partisipasi
D. modal sosial B. observasi partisipasi
E. penelitian sederhana C. wawancara
2. Berikut yang bukan menjadi acuan D. dokumentasi
dalam pemetaan sosial adalah.... E. angket
A. gambaran individu dalam 7. Langkah awal yang dilakukan dlam
lingkungannya pemetaan sosial adalah....
B. pandangan mengenai ” person in
A. pengumpulan data
environment”
B. analisa data
C. sejarah dan perkembangan C. menysun desain
masyarakat D. menyusun instrumen
D. perubahan dinamis masyarakat E. diskusi temuan
E. status sosial masyarakat 8. Metode pemetaan sosial dengan cara
3. Berikut ini yang buka merupakan data melibatkan kerjasama aktif antara
demografi adalah.... pengumpul data dengan responden,
A. agama merupakan meotde ....
B. pendidikan A. rapid apraisal
C. adat-istiadat B. participatory appraisal
D. pekerjaan C. survey formal
E. umur D. quick count
4. Seorang peneliti menyusun daftar isian E. sosiometris
dan pertanyaan tertulis. Daftar tersebut 9. Hal-hal yang membahas secara lengkap
diperbanyak, kemudian diberikan dan terperinci cara-cara mengumpulkan
kepada para responden yang tersebar di dan mengolah data pada bagian....
berbagai wilayah. Para responden A. pendahuluan
menjawab secara tertulis, lalu B. landasan teori
mengembalikan kepada peneliti. C. metodologi penelitian
Dengan cara ini, peneliti mendapatkan D. hasil dan pembahasan
data dari para responden. Teknik E. kesimpulan dan saran
pengumpulan data tersebut 10. Laporan penelitian harus sistematis
dinamakan….
artinya....
A. angket D. observasi A. penulis harus mengungkapkan apa
B. dokumentasi E. interview adanya dan tidak mengada-ngada
C. studi pustaka B. tulisan menurut alur pemahaman
5. Seorang siswa melakukan wawancara yang runtut dan berkesinambungan
langsung dengan tukang becak tentang C. segala informasi yang tertulis dapat
kehidupan sosial ekonominya. mengungkapkan sesuatu secara
Berdasarkan cara memperolehnya data jernih
tersebut adalah.... D. selalu dapat menerima
A. primer D. tersier pembaharuan dan kebenarannya
B. sekunder E. utama dapat diuji
C. internal E. tulisan harus benar berdasarkan
aturan yang baku
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan yang dimaksud dengan pemetaan sosial!.......................................................................
................................................................................................................................. ...................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .............
2. Jelaskah langkah-langkah pemetaan sosial!................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. ..........
3. Jelaskan tujuan pemetaan sosial!.............................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .......................................
............................................................................................................................. .......
4. Jelaskan output yang diharapkan dari pemetaan sosial!.................................................................
............................................................................................................................. .......................................
....................................................................................................................................................................
............................................................................................................................. .............
5. Jelaskan kelebihan pemetaan sosial!.......................................................................................
............................................................................................................................. ......................................................
............................................................................................................................. ........
PENILAIAN HARIAN
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Kondisi masyarakat yang harmonis, B. (1) dan (3) E. (3) dan (4)
dimana unsur-unsur dalam masyarakat C. (2) dan (3)
dapat berjalan dengan baik merupakan 3. Indikator yang menunjukkan bahwa
wujud terjadinya.... dalam kelompok masyarakat sudah
A. interaksi sosial . terjadi integrasi sosial adalah adanya
sikap....
B. integrasi sosial
C. perilaku sosial A. interakatif D. toleransi
D. perubahan sosial B. akomodatif E. mawas diri
E. tindakan sosial C. rela berkorban
4. Integrasi kekerabatan akan terjadi jika
2. Perkatikan fakta sosial berikut:
(1) Toleransi diantara warga berjalam masing-masing anggota....
dengan baik A. ada kesamaan adat istiadat
(2) Adanya kelompok yang bersifat B. ada kesamaana budaya
eksklusif (tertutup) C. mematuhi nilai dan norma yang
(3) Sikap saling menghormati dengan berlaku sesuai kedudukan dan
kelompok lain peranannya
(4) Menganggap kelompok lebih baik D. terjadi ikatan perkawinan intern
dari kelompok lainnya
Yang merupakan faktor pendorong integrasi E. terdapat kesamaan agama
sosial adalah....
A. (1) dan (2) D. (2) dan (4)
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung
5. Berikut faktor-faktor yang dapat D. dokumentasi
mempercepat atau emperlambat E. angket
terjadinya integrasi sosial adalah....
A. besar atau kecilnya kelompok
B. adanya homogenitas kelompok
C. relasi sekunder
D. perpindahan penduduk secara fisik
E. efisiensi komunikasi
6. Berikut yang menjadi latar belakang
munculnya integrasi normatif adalah ....
A. adanya norma-norma yang berlaku
di masyarakat
B. adanya fungsi-fungsi dalam
masyarakat
C. adanya kekuasaan dari penguasa
D. adanya keinginan untuk
menciptakan kehidupan yang damai
E. adanya keinginan individu untuk
meningkatkan kemakmuran
kelompok
7. Contoh gerakan vertikal yang dapat
mengancam disintegrasi bangsa adalah
....
A. konflik antarras
B. konflik antaragama
C. konflik antarsuku bangsa
D. konflik antargolongan
E. konflik antarkelompok
8. Langkah awal yang dilakukan dlam
pemetaan sosial adalah....
A. pengumpulan data
B. analisa data
C. menysun desain
D. menyusun instrumen
E. diskusi temuan
9. Metode pemetaan sosial dengan cara
melibatkan kerjasama aktif antara
pengumpul data dengan responden,
merupakan meotde ....
A. rapid apraisal
B. participatory appraisal
C. survey formal
D. quick count
E. sosiometris
10.Seorang peneliti melakukan
pengumpulan data dengan tinggal di
objek penelitian selama beberapa hari
untuk mendapatkan data secara
menyeluruh. Teknik pengumpulan data
tersebut adalah....
A. observasi non partisipasi
B. observasi partisipasi
C. wawancara
Sosiologi Kelas XI SMA/MA – MGMP Sosiologi Kabupaten Temanggung