The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by faqihalbatawie18, 2020-12-30 16:43:42

Makalah Filsafat Ilmu_ (1)

Makalah Filsafat Ilmu_ (1)

MAKALAH FILSAFAT ILMU
ILMU-ILMU SOSIAL-BUDAYA DAN ILMU-ILMU KEALAMAN

Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Ansor Bahary, MA.

Disusun oleh:
Muhammad Khoirul Adyan
Muhammad Raihan Abiyyu
Zulfarhataini Maulan Malik
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
FAKULTAS USHULUDDIN
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

2020-2021

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmatnya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Filsafat Ilmu tepat pada waktunya. Shalawat
beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, sang Revolusioner peradaban yang selalu bercahaya dalam sejarah hingga
saat ini.

Dalam perbuatan makalah ini, tentu tak lupa kami ucapkan terimakasih
kepada Dosen Pengampu yang telah bersedia membimbing kami untuk mata
kuliah ini. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan sarannya yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat. Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jambi, 7 oktober 2020

PENYUSUN

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………..…….……….ii
BAB I…………………………………………………………………….….….………..2
PENDAHULUAN ............................................................................................................2

A. Latar Belakang.......................................................................................................2
B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II…………………………………………………………..………………….……3
PEMBAHASAN……………………………………………..………………………….3
A. Pengertian Ilmu-Ilmu Sosial Budaya…………………..………………….……..3
B. Sifat dan Jenis Kebudayaan…………………………..…………………….…….4
C. Metode dan Terapan Ilmu-Ilmu Sosial Budaya yang Digunakan…….…….……6
D. Pengertian Ilmu-Ilmu kealaman……………………….………………….……...6
E. Sifat dan Jenis Kealaman………………………………..…..………………...…7
F. Metode dan Terapan Ilmu-Ilmu Kealaman yang Digunakan…….…………,……9
BAB III………………………………………………………….……………………...10
PENUTUP……………………………………………………..………………………10
A. Kesimpulan………………………………………………..…………………....10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….………………...........11

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu sosial dan kebudayaan merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, karena ketika ilmu sosial berkembang akan menopang
perkembangan kebudayaan, begitupun sebaliknya. Ketika ilmu-ilmu
berkembang maka penemuan-penemuan baru bermunculan. Penemuan-
penemuan ini selanjutnya akan turut membentuk kebudayaan yang baru.

Begitu pula dengan berkembangnya dari falsafat alam yang menjadi
sumpun-rumpun ilmu alam (the natural scienses). Ilmu alam ialah ilmu yang
mempelajari zat yang membentuk alam semesta serta pertumbuham yang ada
di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu sosial budaya dan ilmu kealaman?
2. Apa saja sifat dan jenis ilmu sosial budaya dan ilmu kealaman ?
3. Bagaimana metode terapan dan langkah ilmu sosial budaya dan
kealaman ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian ilmu sosial budaya dan ilmu kealaman
2. Mengetahui sifat dan jenis ilmu sosial budaya dan ilmu kealaman
3. Mengetahui metode terapan dan langkah ilmu sosial budaya dan
kealaman

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu-ilmu Sosial Budaya

Budaya merupakan hasil budi, daya, dan karsa manusia. Budaya merupakan
salah satu unsur dasar dalam kehidupan sosial. Budaya mempunyai peranan
penting dalam membentuk pola berfikir dan pola pergaulan dalam masyarakat,
yang berarti juga membentuk kepribadian dan pola fikir masyarakat tertentu.
Budaya mencakup perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu
individu maupun masyarakat, pola berfikir mereka, kepercayaan, dan ideologi
yang mereka anut.

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa latin yaitu colore yang memeliki
arti mengerjakan tanah, mengelola, memelihara ladang. Selain itu budaya atau
kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhaya, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan akal dan budi manusia. Adapun menurut istilah, kebudayaan merupakan
suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena ia tercipta dari hasil rasa, karya,
karsa dan cipta manusia yang kesemuanya merupakan sifat yang ada pada
menusia. Tak ada makhluk lain yang memiliki anugrah itu sehingga ia merupakan
sesuatu yang agung dan mahal.

Kebudayaan didefinisikan untuk pertama kali oleh Edward B. Taylor
kebudayaan diaartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan seni, moral, hukum, adat istiadat serta kemampuan dan kebiasaan
lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Perlunya kebudayaan bagi manusia kebudayaan atau culture adalah
keseluruhan pemikiran dan benda yang dibuat atau diciptakan oleh manusia dalam
perkembangan sejarahnya. Ruth Benedict melihat kebudayaan sebagai pola pikir
dan berbuat yang terlihat dalam kehidupan sekelompok manusia dan yang
membedakan dengan kelompok lain. Para ahli umumnya sepakat bahwa
kebudayaan adalah prilaku dan penyesuain diri manusia bedasarkan hal-hal yang

3

dipelajari/learning behavior (Sajidiman, dalam “Pembebasan Budaya-budaya
kita” ; 1999).

B. Sifat dan Jenis-jenis kebudayaan
Kebudayaan sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya

adalah buah adab (keluhuran budi), maka semuanya kebudayaan bersifat tertib,
indah berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya.
Sifat kebudayaan menjadi tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban
dari masing-masing bangsa (Dewantara, 1994).

Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-
jenisnya:

1. Hidup-kebatinan manusia, yairu yang menimbulkan tertib damainya hidup
masyarakat dengan adanya adat-istiadatnya yang halus dan idah; tertib
damainya pemerintahan negeri; tertib damainya agama; atau ilmu
kebatinan dan kesulitan.

2. Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran Bahasa,
kesejahteraan dan keasusilaan.

3. Kepandain manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian
tentang perusahaan tanah, penjagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu
lintas, kesinian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara;
1994)

Pada hakekatnya manusia secara kodrati bersifat sebagai makhluk individu
sekaligus makhluk sosial, dikatakan sebagai makhluk indifidu karena setiap
makhluk berbeda-beda dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian, pola
pikir, kelebihan, kekurangan dan kreatifitas untuk mencapai cita-cita. Sehingga
sebagai pribadi yang khas tersebut menusia berusaha mengeluarkan segala potensi
yang ada pada dirinya dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan hidup tampa bantuan orang lain. Potensi-potensi manusia sebagai
makhluk individu dapat dituangkan dalam sebuah karya seni, sains, dan teknologi.
Baik sains, teknologi maupun seni dan hasil produknya dapat dirasakan oleh

4

setiap aspek kehidupan manusia dan budayanya. Sehingga pengaruh sains,
teknologi, seni bagi manusia dan budaya dalam masyarakat baik berpengaruh
secara nagatif maupun secara positip.

1. Pengaruh positif
a) Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun
kelompok) terhaddap perkembangan ekonomi, politik, militer, dan
pemikiran-pemikiran dalam bidang soaial budaya
b) Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat dapat lebih
mempermudah proses pemecahan barbagai masalah yang dihadapi oleh
manusia
c) Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu infirasi tentang
perkembangan suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.

2. Pengaruh negatif
Selain untuk memberikan pengaruh positif sains, teknologi dan seni juga dapat

memberikan pengaruh yang negatif bagi perubahan peradaban manusia dan
budaya terutama bagi generasi muda. Selain itu sains, teknologi dan seni telah
melunnturkan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa dan tata krama sosial yang
selama ini menjadi ciri khas dan kebanggaan. Serta yang terakhir pemanfaatan
dari sains, teknologi dan seni sering kali menimbulkan masalah baru dalam
kehidupan manusia terutama dalam kerusakan lingkungan, mental dan budaya
bangsa, seperti:

a) Menipisnya lapisan ozon
b) Terjadi polusi udara
c) Terjadi pemanasan global
d) Rusaknya ekosimtem laut
e) pergaulan dan seks bebas
f) Rdan penyakit moral

oleh karena itu agar sains, teknologi dan seni dapat memberikan pengaruh positif
bagi manusia dan budaya, maka sains, teknologi dan seni seharusnya mampu
mengkolaborasikan antara nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai moral dan

5

menyesuaikan dengan nilai-nilai religius, keagamaan, dan dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. (Anonim, 2008).

C. Metode Dan Terapan Ilmu-Ilmu Soaial Budaya Yang digunakan
Pendekan dalan ilmu sosial budaya dasar lebih berfilsafat interdisiplin atau

multidisiplin, khususnya ilmu sosial dalam menghadapi masalah sosial. Ilmu sosial
budaya digunakan untuk mencari pemecah masalah kemasyarakatan melalui
pendekatan interdisipliner atau multidisiplliner ilmu-ilmu sosial dan budaya.
Sedangkan pendekatan dalam ilmu sosial lebih bersifat subjek oriented, artinya
berdasarkan dari sudut pandang ilmu sdosial tersebut. Misalnya, ekonomi melihat
suatu masalah melaluli prespektif ekonomi serta perpecahan masalahpun dari sudut
pandang ekonomi pula, pendekatan ilmu soaial budaya akan memperluas pandangan
bahwa masalah sosial, kemanusiaan dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang.

Sebuah ilmu secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakatan. Tentunya perkembangan masalah semakin kompleks. Kajian atas
susatu masalah membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula
dengan solusi pemecahannya, ilmu sosial budaya sebagai kajian masalah sosial,
kemanusian, dan budaya, sekaligus pula memberdasarkan pendekatan yang bersumber
dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintegrasi. Dengan diberikan kajian ilmu sosial
budaya diharapkan dapat member wawasan akan pentingnya pendekatan sosial dan
budaya dalam menangani masalah

D. Pengertian Ilmu-ilmu Kealaman

Ilmu Kealaman atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science)
merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam
semesta,termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.

Semua mahluk hidup memilki hasrat ingin tahu. Hanya saja hasrat ingin tahu manusia
berbeda dengan mahluk hidup yang lain seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Hasrat

6

ingin tahu hewan dan tumbuh-tumbuhan terbatas dan timbul semata~mata hanya untuk
mempertahankan kelestarian hidupnya. Hasrat ingin tahu hewan dan tumbuh-tumbuhan
bersifat tetap, tidak berubah sepanjang masa. Asimov menyebut hasrat ingin tahu tersebut
sebagai Idly curiousity atau yang kita kenal dengan instinct.

Hasrat ingin tahu manusia berbeda dengan hasrat ingin tahu binatang dan tumbuh-
tumbuhan, karena disamping manusia memiliki instinct seperti yang dimiliki hewan dan
turnbuh-tumbuhan manusia juga memiliki pikiran yang mampu menciptakan
kebudayaan. Karena kelebihan yang dimiliki itulah menyebabkan hasrat ingin tahu
manusia menjadi tidak selamanya tetap, melainkan ia selalu berubah dan berkembang
dari masa kemasa. Karena selalu berubah dan berkembangnya hasrat ingin tahu manusia
itulah yang menyebabkan jawaban atas hasrat ingin tahu manusia juga selalu berubah-
ubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan perkembangan kemampuan berpikir
manusia.1

E. Sifat dan Jenis ilmu Kealaman

Seluruh objek dialam semesta adalah bahan pembahasan (objek material) dalam
filsafat ilmu alam. Bila kemudian dipilah berdasar pembedaan (objek formal) maka
terbagi menjadi aspek fisika , aspek zat kima maupun aspek alamiah (biologi).

Lalu apa pentingnya filsafat dalam ilmu alam ? karena dalam garis sejarah ilmu
pengetahuan ilmu alam terbangun lebih dahulu dibandingkan ilmu sosial yang
mempelajari lebih dalam aspek manusia.

Filsafat ilmu alam memberikan ruang bagi kebuntuan penjelasan ilmu alam itu sendiri
jika ilmu pengetahuan dimulai dengan konsep kepastian Maka filsafat dimunculkan
melalu sifat keraguan dan mepertanyakan.

Pada implementasi praktiknya, filsafat ilmu alam, menjadi sistematika bentuk dari
cara berpikir filsafat dalam upaya bertanya sekaligus mencari jawaban atas fenomena dan
permasalahan berkait realitas kehidupan manusia.2

1 Soewadji,Jusuf.2012 Pengantar Metodologi Penelitian.Jakarta:Mitra Wacana Media
2 Tafsir,Ahmad 2007 Filsafat Ilmu.Remaja Rosdakarya PT

7

Dalam penjelasan Carl G Hempel, prinsip berpikir ilmiah menempatkan pengalaman
empirik sebagai hal utama, sebelum merumuskan bentuk ilmu pengetahuan alam.

Kasus yang menjadi bahasan Hempel adalah tentang "bapak antiseptik" yakni Dr
Semmelweis pada abad 18, saat melihat tingkat kematian ibu pasca persalinan yang tinggi
akibat demam.Sebelum akhirnya menemukan peran vital antiseptik, Semmelweis
menggunakan pendekatan rasio dalam mengamati para pasien, serta memunculkan
bentuk hubungan keterkaitan, yang mungkin menjadi penyebab kejadian tersebut.
Berbagai hal dirumuskan, mulai dari kemungkinan aspek psikologis karena kehadiran
rohaniawan sembari membunyikan bel, juga melihat jumlah kepadatan ruang rawat,
termasuk memodifikasi model berbaring bagi pasien persalinan. Lantas, korelasi atas
kejadian terbentuk saat melihat sejawatnya yang demam akibat goresan pisau bedah yang
sebelumnya dipergunakan untuk melakukan proses bedah mayat (cavader) di fakultas
kedokteran. Hal itu memberi inspirasi tentang, kontaminasi dan penularan kuman dari
benda mati ke manusia. Lalu dilakukan upaya untuk menjaga kebersihan diri pemberi
layanan kesehatan, sebelum melakukan tindakan medis. Dalam dunia kesehatan, temuan
Dr Semmelweis menjadi dasar bagi upaya patient safety -keselamatan pasien dengan
tindakan hand hygiene sebelum melakukan kontak pada pasien.

Apa arti cerita tersebut? Bahwa dalam filsafat ilmu alam, pembentukam kesimpulan,
dibangun atas premis-premis yang dianggap berkorelasi untuk membentuk konklusi.

Pendekatan induktif dimulai dengan premis khusus menuju simpulan umum
dikembangkan, verifikasi menjadi upaya dalam memastikan kebenaran premis dan
hipotesis yang dibentuk.Hipotesis adalah bentuk konklusi yang akan kembali diuji untuk
memastikan konsistensi. Perlakuan uji hipotesis, sesungguhnya dapat dilakukan melalui
eksperimental dan dicatat perkembangannya.

Meski demikian, sesungguhnya ilmu alam memiliki keterbatas eksperimental. Sebut
saja bidang fisika kuantum yang masuk ranah fisika teori. Atau tentang relativitas
Einstein yang dirumuskan bila energi adalah perkalian massa dengan kuadrat kecepatan
cahaya

8

Formula Einstein jelas mengalami persoalan dalam pembuktian langsung,
disebabkan belum adanya bukti material atas kemampuan gerak dibumi yang setara
dengan kecepatan cahaya yang 300juta meter/ detik.

Bila begitu apakah teori Einstein tidak berlaku? Justru disini letaknya pengakuan atas
kepercayaan teori tersebut, justru karena terbatasnya pendekatan alat bukti.

Pada kasus seperti fisika teori, kerangka deduktif dikembangkan, arahnya dimulai dari
pernyataan umum ke khusus, menggunakan metode falsifikasi -pembuktian terbalik.
Selama tidak bisa diargumentasikan kesalahannya, maka sebuah kesimpulan akan dapat
menjadi teori dan tetap dinyatakan benar.

Ilmu pengetahuan alam, termasuk ranah ilmu kedokteran, menempatkan prinsip
probabilitas yang disebut sebagai diagnosa.

Bahwa mengobservasi lalu menegakkan diagnosa dan memberi terapi bagi pasien, tidak
hanya dilakukan secara linier. Hal itu bersifat siklik, karena sifat kemungkinan yang dapat
bernilai benar atapun salah sekaligus.3

F. Metode dan Terapan Ilmu-Ilmu kealaman yang di gunakan
Sebuah Kesimpulan sementara yang menjadi hipotesis, tentu saja akan bisa berubah

sesuai dengan situasi serta temuan baru dimasa depan. Serta semua hipotesis, sifatnya
adalah ad hoc yang spesifik untuk tujuan tertentu.

Pada prinsipnya, ilmu pengetahuan alam mencoba membuat rumusan tentang fenomena
alam, bahkan menggunakan format matematis sebagai alat ukurnya. Dibarengi dengan
kerangka parsimony, melakukan pendekatan secara sederhana. Maka rumusan fisika
dasar terbilang simpel, berat gravitasi adalah perkalian massa atas konstanta gravitasi
sebuah rumus yang pendek.

Secara umum, pendekatan filsafat pada ilmu pengetahuan alam bersifat radikal dan
elementer, membuka serta menyingkap pandora pengetahuan. Karena sesungguhnya akal
manusia memang terbatas.

3 Gulsyani,Mahdi 1995 FIlsafat Sains Menurut Al-Qur’an.Bandung :Mizan

9

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
ilmu pengetahuan dapat memberi dampak positif dan negatif, ketika menjadi

ketentuan yang mutlak dan akan menjadi dukungan yang baik. Perubahan
kebudayaan berakibat pada perubahan etika, sebab etika merupakan penilaian
tehadap kebudayaan. Etika keilmuan merupakan etika normatif yang merupakan
prinsif-prinsif etis yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional dan dapat
diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Etika mempunyai nilai kebenaran yang
harus selalu disesuaikan dengan kebudayaan karena sifatnya tidak absolut yang
mempunyai standar moral yang berbeda-beda, tergantung bedaya yang berlaku
dimana kita tinggal dan kehidupan sosial apa yang kita jalani.

Sedangkan ilmu kealaman atau yang disebut science, yaitu sebuah ilmu yang
mengkaji tentang gejala-gejala alam semesta termasuk di muka bumi sehingga
membentuk konsep dan prinsip, yang mana seluruh objek adalah bahan
pembahasan dalam filsafat ilmu.

10

Daftar Pustaka
-Jujun S. Suriasumantri, Filafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan,
1984.
-Gusti Bagus. (2013). Filsafat Ilmu Dan Logika. Universitas Dhayana Bandung
-M. Chairul (2016) Ilmu Sosial Budaya Dasar. Fam Publishing
-Soewadji, Jusuf. (2012) Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:Mitra Wacana Media
-Tafsir, Ahmad (2007) Filsafat Ilmu. Remaja Rosdakarya PT
-Gulsyani, Mahdi (1995) FIlsafat Sains Menurut Al-Qur’an. Bandung: Mizan

11


Click to View FlipBook Version