The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by faqihalbatawie18, 2020-12-30 16:42:16

E-Book Tugas

E-Book Tugas

ALIRAN KHAWARIJ

DI SUSUN OLEH :
1. FAQIH ZULJANAHAEN

PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR’AN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Segalapuji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam yang yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga kami dalam keadaan sehat
wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan terhadap gusti kita
sebagai madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.

Syukur Al-hamdulillah kami panjatkan atas suksesnya penyusunan makalah ini.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar Karena itu kami
ucapkan terima kasih pada semua pihak yang terkait, terutama dosen pembimbing, orang tua
kami dan sahabat yang telah berpartisipasi demi terselenggaranya makalah ini sehingga
penyusunan makalah ini berjalan dengan lancer selasai tepat waktu.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurang
baik dalam segi tulisan Maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon saran dan kritiknya
demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan terutama ilmu kami.

DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 5
BAB 2 .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
2.1 Latar Belakang Munculnya Aliran Khawarij........................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Sebab Kemunculan Kelompok Khawarij .................................. Error! Bookmark not defined.

a) Fanatisme kesukuan ................................................................................................................ 7
b) Faktor ekonomi. ...................................................................................................................... 7
c) Semangat keagamaan.............................................................................................................. 7
2.3 Ajaran dan Fiqh Aliran Khawarij ............................................. Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Ajaran Aliran Khawarij........................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.2 Ajaran Fiqh Aliran Khawarij .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4 Firqoh-firqoh(Kelompok-kelompok) dalam Aliran Khawarij Error! Bookmark not defined.
1. Al-muhakamiyah ..................................................................... Error! Bookmark not defined.
2. An-najadaat............................................................................. Error! Bookmark not defined.
3. Al-baihasiah............................................................................ Error! Bookmark not defined.
4. Al-ajaridah.............................................................................. Error! Bookmark not defined.
5. Ath-tsalibah............................................................................. Error! Bookmark not defined.
6. Al’ibadiyah.............................................................................. Error! Bookmark not defined.
7. Ash-shufriyyah az-ziyadiyah ................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ...............................................................................................................................................13
PENUTUP ............................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan .................................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya beberapa golongan dan aliran dalam Islam
pada dasarnya berawal dari mensikapi permasalahan politik yang pada saat itu terjadi diantara
umat Islam, yang akhirnya merebak pada persoalan Teologi dalam Islam. Tegasnya adalah
persoalan ini bermula dari permasalahan Khilafah, yakni tentang siapa orang yang berhak
menjadi Khalifah dan bagaimana mekanisme yang akan digunakan dalam pemilihan seorang
Khalifah. Di satu sisi umat Islam masih ingin mempertahankan cara lama bahwa yang berhak
menjadi Khalifah secara turun temurun dari suku bangsa Quraisy saja. Sementara di sisi lain
umat Islam menginginkan Khalifah dipilih secara demokrasi, sehingga setiap umat Islam
yang memiliki kapasitas untuk menjadi Khalifah bisa ikut dalam pemilihan.

Manusia dalam kedudukannya sebagai Khalifah Fil Ardli mendapat kepercayaan dari
Allah SWT. untuk mengemban Amanah yang sangat berat. Dia diciptakan bersama-sama
dengan jin, dengan tujuan untuk senantiasa menyembah dan beribadah kepada Allah SWT.,
untuk itu manusia dituntut untuk mendalami, memahami serta mengamalkan pokok-pokok
agamanya (Ushuluddin) Dan juga cabang-cabangnya. sehingga manusia mampu menentukan
jalan hidupnya sesuai dengan amanah yang dibebankan kepadanya. Ego kesukuan dan
kelompok yang saling mementingkan kelompok masing-masing, memuncak pada masa
kekhalifahan Usman Bin Affan, yaitu pada tahun ke 7 kekhalifahan Usman sampai masa Ali
Bin Abi Thalib yang mereka anggap sudah menyeleweng dari ajaran Islam. Sehingga
terjadilah saling bermusuhan, bahkan pembunuhan sesama umat Islam. Masalah pembunuhan

adalah dosa besar dalam Islam, dalam menyikapi masalah inilah persoalan politik merebak ke
ranah teologi dalam Islam. Dalam makalah ini Penulis membahas tentang Sejarah, Tokoh dan
Ajaran Pokok golongan Khawarij yang muncul karena terjadinya permasalan politik.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang Melatar Belakangi Muncul Aliran Khawarij ?
2. Sebab Munculnya Ajaran Khawarij?
3. Bagaimana Ajaran dan Fiqh Aliran Khawarij ?
4. Bagaimana Firqoh-firqoh(Kelompok-kelompok) dalam Aliran Khawarij ?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Latar Belakang Munculnya Aliran khawarij.
2. Mengetahui Ajaran dan Figh (hukum) Aliran Khawarij.
3. Mengetahui Firqoh-firqoh(Kelompok-kelompok) dalam Aliran Khawarij.

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Munculnya Aliran Khawarij
Kata Khawarij Secara etimologis berasal dari bahasa arab “Kharaja” Yang berarti Keluar,

Muncul, atau Memberontak. 1 Berkenaan dengan pengertian etimologis ini, Syahrastani
menyebutkan bahwa orang-orang yang memberontak imam yang sah disebut sebagai
khawarij 2. Berdasarkan pengertian etimologi ini, Khawarij berarti setiap muslim yang
memiliki sifat laten ingin keluar dari kesatuan islam3.

Adapun yang dimaksud khawarij dalam terminology ilmu kalam adalah suatu
Sekte/Kelompok/Aliran pengikut Ali Bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan
karena tidak sepakat dengan Ali yang menerima faham Arbitrase/ Tahkim dalam perang
siffin Pada tahun 37 H/ 648 M dengan kelompok bughat atau pemberontakan Mu’awiyah bin
Abi Sufyan perihal persengketaan khilafah4. Kelompok Khawarij pada awalnya memandang
Ali dan pasukannya berada pada pihak yang benar karena Ali merupakan khalifah yang sah
yang telah dibai’at mayoritas umat islam, sementara Mu’awiyah berada pada pihak yang
salah karena memberontak kepada khalifah yang sah. Berdasarkan estimasi Khawarij, pihak

1 Abdu Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al Baghdadi, Al- Farq bain, Al Azhar, Mesir
2 Abi Al Fath Muhammad Abd Al Karim bin Abi Bakar As Syahrastani Al Milal Wan Nihal, Dar Al Fikr
3 Ali Musthafa Al Ghurabi, Tarikh Al Firaq Al Islamiyah Wa Nasy’atu IlmiAl kalami ‘Inda Al Muslimin
4 Harun Nasutiion, Teologi Islam : Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI Press 1985, hlm .264

Ali hampir memperoleh kemenangan pada peperangan itu, tetapi karena Ali menerima tipu
daya licik ajakan damai Mu’awiyah, kemenangan yang hampir diraih itu menjadi raib.5

2.2 Sebab Muncul Aliran Khawarij
a) Fanatisme kesukuan

Fanatisme kesukuan ini merupakan satu dari sebab-sebab munculnya Khawarij.
Fanatisme kesukuan ini telah hilang pada zaman Rasulullah dan Abu Bakar serta Umar,
kemudian muncul kembali pada zaman pemerintahan Utsman dan yang setelahnya. Dan pada
masa Utsman fanatisme tersebut mendapat kesempatan untuk berkembang karena terjadi
persaingan dalam memperebutkan jabatan-jabatan penting dalam kekhilafahan sehingga
Utsman di tuduh mengadakan gerakan nepotisme dengan mengangkat banyak dari
keluarganya untuk menjabat jabatan-jabatan strategis di pemerintahannya,dan inilah yang
dijadikan hujjah oleh mereka untuk mengadakan kudeta terhadapnya

b) Faktor ekonomi.
Semangat ini dapat dilihat dari kisah Dzul Khuwaishiroh bersama Rasulullah dan kudeta
berdarahnya mereka terhadap Utsman, ketika mereka merampas dan merampok harta baitul-
mal langsung setelah membunuh Utsman, demikian juga dendam mereka terhadap Ali dalam
perang jamal, ketika Ali melarang mereka mengambil wanita dan anak-anak sebagai budak
rampasan hasil perang sebagimana perkataan mereka terhadap Ali: Awal yang membuat kami
dendam padamu adalah ketika kami berperang bersamamu di hari peperangan jamal, dan
pasukan jamal kalah, engkau membolehkan kami mengambil apa yang kami temukan dari
harta benda dan engkau mencegah kami dari mengambil wanita-wanita mereka dan anak-
anak mereka
c) Semangat keagamaan

5 Syaikh Muhammad bin Abdir Rahman al-Khumayyis, Sifat dan Karakteristik ekstrim khawarif , hlm11, e-book

Ini juga merupakan satu penggerak mereka untuk keluar memberontak dari
penguasa yang absah. Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan di balik ajakan damai
kelompok Mu’awiyah, sehingga pada mulanya Ali menolak permintaan itu. Akan
tetapi, karena desakan sebagian pengikutnya, terutama ahli qurra’, seperti AlAsy’ats
bin Qais, Mas’ud bin Fudaki At-Tamimi, dan Zaid bin Husein Ath-Tha’I, dengan
terpaksa Ali memerintahkan Al-Asytar (komandan pasukan Ali) untuk menghentikan
peperangan.

Setelah menerima ajakan damai, Ali bermaksud mengirimkan Abdullah bin Abbas
sebagai delegasi juru damai (hakam)-nya, tetapi orang-orang Khawarij menolaknya
dengan alasan bahwa Abdullah bin Abbas adalah orang yang berasal dari kelompok
Ali. Mereka lalu mengusulkan agar Ali mengirim Abu Musa Al-Asy’ari dengan
harapan dapat memutuskan perkara berdasarkan kitab Allah. Keputusan tahkim, yaitu
Ali di turunkan dari jabatannya sebagai khalifah oleh utusannya, sementara
Mu’awiyah dinobatkan menjadi khalifah oleh delegasinya pula sebagai pengganti Ali,
akhirnya mengecewakan orangorang Khawarij. Sejak itulah, orang-orang Khawarij
membelot dengan mengatakan,”Mengapa kalian berhukum kepada manusia? Tidak
ada hukum selain hukum yang ada pada sisi Allah.” Mengomentari perkataan mereka,
Imam Ali menjawab,” Itu adalah ungkapan yang benar, tetapi mereka artikan dengan
keliru.” Pada waktu itulah orang-orang Khawarij keluar dari pasukan Ali dan
langsung menuju Hurura, sehingga Khawarij disebut juga dengan nama Hururiah.6
Kadang-kadang mereka disebut dengan Syurah dan Al-Mariqah.

Di Harura, kelompok Khawarij melanjutkan perlawanan selain kepada
Mu’awiyah juga kepada Ali. Di sana mereka mengangkat seorang pemimpin

6 Ibrahim madzkur, Filsafah Al Islamiyah, Manhaj Wa Tathbiquh, Juz II , Dar Al Maarif Mesir,1947,hal 109

definitive yang bernama Abdullah bin Sahab Ar-Rasyibi.7 Sebelumnya mereka
dipandu Abdullah Al-Kiwa untuk sampai ke Harura. Golongan ini dibangsakan
dengan nama kampung ini sehingga bernama Hururiyah.

2.3 Ajaran Dan Fiqh Aliran Khawarij
2.3.1 Ajaran Aliran Khawarij
Ajaran pokok firqoh khawarij adalah khilafah, dosa, dan iman. Di bawah ini

merupakan intisari pendapat-pendapat mereka:
1. Menurut faham mereka, dosa yang ada hanya dosa besar saja, tidak ada
pembagian dosa besar dan kecil. Semua pendurhakaan terhadap Allah swt
adalah berakibat dosa besar dan menjadikan mereka kafir.
2. Pengangkatan khalifah akan sah jika hanya berdasarkan pemilihan yang
benar-benar bebas dan dilakukan oleh semua umat Islam tanpa diskriminasi.
3. Mereka sama sekali tidak menyetujui pendapat yang menyatakan bahwa
seorang khalifah haruslah berasal dari suku Quraisy.
4. Ketaatan kepada khalifah adalah sesuatu yang wajib hukumnya selama ia
masih berada di jalan keadilan dan kebaikan. Apabila ia menyimpang, maka
wajib memeranginya, memakzulkannya atau membunuhnya.8

2.3.2 Ajaran Fiqh dalam Aliran Khawarij
Dalam masalah fiqh, mereka mempunyai hukum tertentu, diantaranya ialah:

7 9 http://taufikirawan.wordpress.com di akses 20 Maret 2018

8 Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah Islam, (Jakarta: Logos Publishing House,
1996), hlm. 69-71

1. Bila seseorang suci, maka harus suci pula hati dan lidahnya. Orang yang
memaki-maki orang lain dipandang tidak suci.

2. Penzina muhshan tidak dirajam, yang wajib hanya dicambuk saja.
3. Dalam hal perkawinan, mereka membatasi wanita yang diharamkan hanya

dalam batas yang diterangkan oleh nash dalam ayat saja.9

2.4 Firqoh-firqoh (Kelompok-kelompok) Aliran Khawarij
Berikut ini adalah firqoh-firqoh Khawarij yang terkenal:
1. Al-Muhakkamiyah

Kelompok ini adalah bagi mereka yang tidak menaati Ali bin Abi Thalib setelah
terjadinya tahkim. Mereka berkumpul di desa bernama Harurah, lebih tepatnya dekat kota
kuffah. Kelompok ini dipimpin oleh Abdullah ibn Wahab Al-razi, Urwah bin Jarir, Yazid bin
Abi AshimAl-Muharibi, harqus ibn Zubair Al-Bahali, yang dikenal dengan An-Najdiyah.
Jumlah kelompok ini sekitar dua belas ribu orang yang taat melakukan shalat dan puasa.

2. An- Najdaat
An-Najadaat adalah kelompok yang mengikuti pemikiran seorang yang bernama
Najdah ibn Amir Al-hanafi yang dikenal dengan nama Ashim yang tinggal di yaman. Dalam
perjalanannya menemui kelompok azariqah ditengah jalan ia bertemu dengan Fuda’ik, Athiah
ibn Al-aswad Al-Hanafi yang bergabung dalam kelompok yang membangkang terhadap Nafi
ibn Azraq. Diberitahukan kepadanya tentang inti perselisihan mereka dengan nafi mengenai
hukum orang yang tidak mengikuti pertempuran dan hal-hal yang lainnya, karenanya para
pembangkang mengangkat Najdah menjadi pemimpin dengan gelaramiru Al-mu’minin.
9 Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiqy, Penngantar Ilmu Fiqh, (Semarang: PT Pustaka Riski Putra,
1997), hlm. 111

3. Al- Baihasiah
Kelompok Baihasiah adalah kelompok yang mengikuti pendapat Abu Baihas al-
Haisham ibn Jabir salah seorang dari suku Bani saad Dhuba’iah. Di masa pemerintahan
kholifah Al-walid, dia selalu dicari-cari oleh Al-Hajjaj namun dia berhasil melarkan diri dan
bersembunyi di Madinah, namun dia ditangkap oleh Utsman ibn Hayan al-Muzani.
Sementara menunggu keputusan kholifah al-Walid ia dipenjarakan dan kemudian
dilaksanakan hukumannya dengan memotong kedua tangn dan kakinya, dan seterusnya
dibunuh.

4. Al- Ajaridah
Kelompok ini dipimpin oleh seseorang yang bernama Abd al-karim ‘Araj yang isi
ajarannya mirip dengan ajaran an-najdiah. Sebagian orang menyebutkan bahwa dia termasuk
sahabat dekat Baihas, namun dia kemudian memisahkan diri dan mendirikan kelompok
tersendiri.

5. Ath-Tsa’libah
Pendiri kelompok Tsa’alibah adalah Tsa’labah ibn ‘Amir yang dahulunya sependapat
dengan Abd al-Karim ibn ‘Araj dalam beberapa hal yang diantaranya tentang posisi anak.
Tsa’labah berkata: menurut kami anak tidak bertanggungjawab semenjak kecil sampai usia
menjelang dewasa, namun kami menyadari anak-anak lebih condong berbuat kebathilan dari
kebaikan. Dalam masalah ini tsa’labah tidak sependapat dengan Al-Ajaridah.

6. Al-i’badiyah
Kelompok ini adalah pengikut ‘Abdullah ibn ‘ibad yang memberontak terhadap
pemerintahan khalifah Marwan ibn Muhammad. Karena itu ‘Abdullah ibn Muhammad ibn
‘Athoiyah mengirim pasukan untuk menumpasnya dan dia tewas dalam pertempuran di desa
Tabalah.

7. Ash-shuriyyah Az-ziyadiyyah

Ash-shuriyyah Az-Ziyadiyyah adalah nama kelompok yang mengikuti pemikiran
Zayad ibn Ashfar. Pemikirannya berbeda dengan pemikiran yang berkembang di kalangan
khowarij yang lain seperti al-Azariqoh, an-Najdaat dan al-‘Ibadhiyyah.10

Kelompok-kelompok itu membicarakan persoalan hokum orang yang berbuat
dosa besar, apakah masih mukmin atau telah menjadi kafir. Tampaknya, doktrin
teologi tetap menjadi primadona pemikiran mereka, sedangkan doktrin-doktrin yang
lain hanya merupakan pelengkap. Pemikiran Kelompok-kelompok ini lebih bersifat
praktis dari pada teorotis, sehingga kriteria bahwa seseorang dapat dikategorikan
sebagai mukmin atau kafir tidak jelas. Hal ini menyebabkan dalam kondisi tertentu
seseorang dapat disebut mukmin sekaligus pada waktu yang bersamaan disebut
sebagai kafir.

Apabila ternyata doktrin teologis-sosial ini benar-benar merupakan doktrin
khawarij, dapat diprediksikan bahwa kelompok khawarij pada dasarnya merupakan
orang-orang baik. Hanya keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut
garis keras, yang aspirasinya dikucilkan dan diabaikan penguasa, di tambah oleh pola
pikirnya yang simplistis, telah menjadikan mereka bersikap ekstrem.11

Tindakan kelompok khawarij di atas telah merisaukan hati semua umat islam saat
itu. Sebab, dengan cap kafir yang di berikan salah satu subsekte tertentu khawarij,
jiwa seseorang harus melayang, meskipun oleh Kelompok-kelompok yang lain orang
bersangkutan masih dikategorikan sebagai mukmin sehingga dikatakan bahwa jiwa
seorang Yahudi atau Majusi masih lebih berharga dibandingkan dengan jiwa seorang
mukmin.

10 M. Asywadie Syukur, al milal wa al nihal aliran-aliran teologi dalam sejarah umat manusia,
(Surabaya: PT bina ilmu, 2003) hlm. 101-109

11 Amin An Najjar, Mengobati gangguan jiwa, ( Bandung; hikmah kelompok mizan), hlm. 173

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Khawarij adalah aliran teologi Islam yang pertama kali muncul.

2. Kaum khawarij adalah pengikut-pengikut Ali Ibnu Abi Tholib yang meninggalkan

barisannya, karena tidak setuju dengan sikap Ali Ibnu Abi Tholib dalam menerima

arbitrase (tahkim) sebagai jalan untuk menyelesaikan persengketaan dengan

Muawaiyah Ibnu Abi Sofyan.

3. Nama khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Nama itu diberikan

kepada mereka, karena keluar dari barisan Ali.

4. Ajaran pokok firqoh khawarij adalah khilafah, dosa, dan iman.

5. Firqoh-firqoh (Kelompok-kelompok) Khawarij yang terkenal adalah Al-muhakamiyah,

An-najadaat Al-‘aziriah, Al-baihasiah, Al-ajaridah, Ath-tsalibah, Al’ibadiyah, Ash-

shufriyyah az-ziyadiyah.

DAFTAR PUSTAKA

Ash shiddiqy Tengku Muhammad Hasbi, Penngantar Ilmu Fiqh, Semarang: PT Pustaka
Riski Putra, 1997.
Imam Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah Islam, (Jakarta: Logos

Publishing House, 1996.
Nasution, Harun, Teologi islam Aliran-Aliran sejarah analisa perbandingan, Jakarta:

Universitas Indonesia 2007.
Abdu Al-Qahir bin Thahir bin Muhammad Al Baghdadi, Al- Farq bain, Al Azhar, Mesir.

Abi Al Fath Muhammad Abd Al Karim bin Abi Bakar AsSyahrastani Al Milal Wan Nihal,

Dar Al Fikr

MAKALAH

DI Susun Oleh :
1. FAQIH ZULJANAHAEN
PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR’AN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021

segalapuji kami haturkan kepada Allah, tuhan semesta alam yang yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya serta taufik-Nya sehingga kami dalam keadaan sehat
wal-afiyat. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan terhadap gusti kita
sebagai madinatul ilmi Nabi Muhamad SAW.

Syukur Al-hamdulillah kami panjatkan atas suksesnya penyusunan makalah ini.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu Filsafat Karena itu kami ucapkan
terima kasih pada semua pihak yang terkait, terutama dosen pembimbing, orang tua kami dan
sahabat yang telah berpartisipasi demi terselenggaranya makalah ini sehingga penyusunan
makalah ini berjalan dengan lancer selasai tepat waktu.

Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurang
baik dalam segi tulisan Maupun kata-kata, oleh karena itu kami mohon saran dan kritiknya
demi kesempurnaan makalah ini untuk kesempurnaan terutama ilmu kami.

JAKARTA, 10 Oktober 2020

Penyusun
\

DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Per-Masalahan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Sosial-Budaya (Induktif-Empiris)
B. Sifat dan Jenis-jenis Ilmu-ilmu Sosial-Budaya (Induktif-Empiris)

1. Pengaruh positif
2. Pengaruh negatif
C. Langkah dan Metode Ilmu-ilmu Sosial-Budaya
D. Pengertian Ilmu-ilmu Kealaman (Deduktif-Pasti)
E. Sifat dan Jenis Ilmu-ilmu KeAlaman (Deduktif-Pasti)
F. Langkah dan Metode Terapan Ilmu-Ilmu KeAlaman
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia atau dalam bahasa kultural disebut dengan istilah nusantara merupakan

wilayah terbentang dari Sabang sampai Merauke, meliputi berbagai pulau, adat-istiadat,
bahasa, agama, kebudayaan dan tradisi-tradisi sosial yang sangat beragam, membentuk
Indonesia yang memiliki kekayaan budaya dan kekayaan alam yang sangat menakjubkan.
Kekayaan budaya dan Kekayaan alam bangsa tersebut memunculkan optimisme dapat
mengembangkan ilmu sosial yang mencerminkan kondisi obyektif masyarakat nusantara. .

Buday agama, adat-istiadat dan kekayaan alam secara ideal mestinya menjadi sumber
teori-teori sosial yang perlu dikaji dan menjadi sumber diskusi di berbagai kampus sesuai
dengan karakter lokal dimana kampus tersebut eksis. Misalnya, kampus-kampus yang
tersebar di Jawa menjadikan kebudayaan dan kekayaan alam diJawa sebagai sumber utama
teoritisasi ilmu sosial, kampus-kampus di Sulawesi menjadikan kebudayaan Bugis-Makassar
sebagai sumber teori sosial, kampus-kampus di Sumatera bisa menjadikan budaya Minang,
Melayu, Aceh sebagai sumber teori sosialnya. Disinilah problem dunia akademik kita, masih
sangat terbatas kampus-kampus yang memasukkan dimensi lokal ini dalam kurikulum
sebagai bagian dari politik akademiknya.

Tulisan ini akan memahami kondisi obyektif perkembangan ilmu sosial nusantara serta
kemungkinan pengembangan ilmu sosial yang khas Indonesia, ilmu sosial yang
dikonseptualisasi dari tradisi sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri. Upaya
konseptualisasi ilmu sosial ini harus bersinergi antara spirit pengembangan ilmu para
ilmuwannya dan dukungan Negara pada sisi lain, tentu saja pengembangan ilmu sosial di
masa depan dengan politik pemihakan Negara yang disertai dengan memasukkan nilai-nilai
kebudayaan sebagai materi perkuliahan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Apa yang dimaksud Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan Ilmu

Kealaman (Deduktifpasti) ?
2. Jelaskan Sifat dan Jenis Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan Ilmu

Kealaman (Deduktifpasti) ?
3. Jelaskan Metode dan Langkah Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan Ilmu

Kealaman (Deduktifpasti) ?
4. Jelaskan Jenis Terapan Penelitian Yang digunakan

C. Tujuan Masalah
1 Menjelaskan Pengertian Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan Ilmu

Kealaman (Deduktifpasti) ?
2. Menjelaskan Sifat dan Jenis Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan Ilmu

Kealaman (Deduktifpasti)
3. Menjelaskan Metode dan Langkah Ilmu-ilmu sosial-budaya (Induktif-Empiris) dan

Ilmu Kealaman (Deduktifpasti)
4. Menjelaskan Jenis Terapan Penelitian Yang Digunakan.

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Sosial-Budaya (Induktif-Empiris)
Secara umum Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya termasuk kelompok pengetahuan,

yakni mempelajari mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep hubungan antar manusia (sosial) dan budaya yg dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah kemanusiaan, sosial, dan budaya.

Ilmu sosial budaya dasar merupakan sebagai integarasidari ISD dan IBD yang
memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada
mahasiswa sehinggan mampu mengkaji masalah social, kemanusian, dan budaya.
Pendekatan Ilmu sosial budaya dasar juga merupakan akan memperluas pandangan
bahwa masalah social, kemanusian, dan budaya dapat didekati dari berbagai sudut
pandang. Dengan wawasan sehinggan mampu mengkaji sebuah masalah
kemasyarakat yang lebih kompleks,demikian pula dengan solusi pemecahannya.

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan
integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang 6 merupakan salah satu cabang dari
ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-
masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Secara umum dapat dikatakan ilmu sosial budaya dasar merupakan pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah sosial manusia
dan kebudayaan. Istilah ilmu sosial budaya dasar dikembangkan pertama kali di
Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitisme yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”.

Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humanus yang
artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities
diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih
halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-
nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi
humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

B. Sifat dan Jenis-jenis Ilmu-ilmu Sosial-Budaya (Induktif-Empiris)
sifatnya bermacam-macam, akan tetapi oleh karena semuanya adalah buah adab

(keluhuran budi), maka semuanya kebudayaan bersifat tertib, indah berfaedah, luhur,
memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat kebudayaan menjadi
tanda dan ukuran tentang rendah-tingginya keadaban dari masing-masing bangsa
(Dewantara, 1994).

Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenisjenisnya:
1. Hidup-kebatinan manusia, yaitu yang menimbulkan tertib damainya hidup
masyarakat dengan adanya adat-istiadatnya yang halus dan indah tertib damainya
pemerintahan negeri; tertib damainya agama; atau ilmu kebatinan dan kesulitan.
2. Angan-angan manusia, yaitu yang dapat menimbulkan keluhuran Bahasa,
kesejahteraan dan keasusilaan.

3. Kepandain manusia, yaitu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang
perusahaan tanah, penjagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu lintas, kesinian
yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994)

Pada hakekatnya manusia secara bersifat sebagai makhluk individu sekaligus
makhluk sosial, dikatakan sebagai makhluk individu karena setiap makhluk berbeda-
beda dengan manusia yang lain dalam hal kepribadian, pola pikir, kelebihan,
kekurangan dan kreatifitas untuk mencapai cita-cita. Sehingga sebagai pribadi yang
khas tersebut menusia berusaha mengeluarkan segala potensi yang ada pada dirinya
dengan cara menciptakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan hidup tampa bantuan
orang lain. Potensi-potensi manusia sebagai makhluk individu dapat dituangkan
dalam sebuah karya seni, sains, dan teknologi. Baik sains, teknologi maupun seni dan
hasil produknya dapat dirasakan oleh setiap aspek kehidupan manusia dan budayanya.
Sehingga pengaruh sains, teknologi, seni bagi manusia dan budaya dalam masyarakat
baik berpengaruh secara nagatif maupun secara positif.
1. Pengaruh positif
a) Meningkatkan kesejahteraan hidup manusia (secara individu maupun kelompok)
terhaddap perkembangan ekonomi, politik, militer, dan pemikiran-pemikiran dalam
bidang soaial budaya
b) Pemanfaatan sains, teknologi, dan seni secara tepat dapat lebih mempermudah
proses pemecahan barbagai masalah yang dihadapi oleh manusia
c) Sains, teknologi dan seni dapat memberikan suatu infirasi tentang perkembangan
suatu kebudayaan yang ada di Indonesia.
2. Pengaruh negatif

Selain untuk memberikan pengaruh positif sains, teknologi dan seni juga dapat
memberikan pengaruh yang negatif bagi perubahan peradaban manusia dan budaya
terutama bagi generasi muda. Selain itu sains, teknologi dan seni telah melunnturkan
nilai-nilai luhur kepribadian bangsa dan tata krama sosial yang selama ini menjadi ciri
khas dan kebanggaan. Serta yang terakhir pemanfaatan dari sains, teknologi dan seni
sering kali menimbulkan masalah baru dalam kehidupan manusia terutama dalam
kerusakan lingkungan, mental dan budaya bangsa, seperti:
a) Menipisnya lapisan ozon
b) Terjadi polusi udara
c) Terjadi pemanasan global
d) Rusaknya ekosistem dilaut
e) pergaulan dan seks bebas
f) Dan penyakit moral

oleh karena itu agar sains, teknologi dan seni dapat memberikan pengaruh positif
bagi manusia dan budaya, maka sains, teknologi dan seni seharusnya mampu
mengkolaborasikan antara nilai-nilai empiris dengan nilai-nilai moral dan 6
menyesuaikan dengan nilai-nilai religius, keagamaan, dan dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab. (Anonim, 2008).

C. Langkah dan Metode Ilmu-ilmu Sosial-Budaya
Mengkaji metode ilmiah dalam studi ilmu-ilmu sosial tidak lepas dari sifat-sifat

objeknya. Sebagaimana disinggung di atas, bahwa masing-masing ilmu mempunyai
objek formalnya sendiri dan metode yang digunakan didasarkan pada susunan dan
hukum-hukum seperti yang ada pada obyek tersebut (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM,
2007:130- 131).

Berdasarkan hubungan obyek metode ini, maka untuk memahami metode ilmiah
dalam ilmu-ilmu sosial harus dipahami ciri-ciri dasar yang berlaku dalam objek ilmu
tersebut. Objek ilmu-ilmu sosial adalah aspek-aspek tingkah laku manusia yang dapat
diamati dan dinalar sebagai suatu fakta empiris, tetapi sekaligus termuat didalamnya
arti, nilai, dan tujuan. Hal ini senantiasa terkait dengan kenyataan, bahwa manusia
berbeda dengan binatang, benda-benda fisik lainnya. Manusia sebagai keseluruhan
melampaui status obyek-obyek yang ada disekitarnya. Oleh karena itu pendekatannya
dengan cara analog: setiap lingkungan masyarakat “sama” namun dalam
“kesamaannya” itu juga berbeda. Sehingga titik pangkalnya peneliti tidak berada di
luar obyek penelitian, dengan kata lain subyek terlibat dalam penelitian tentang
sesamanya.

Menurut Rickman (dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2007:133), metode
ilmiah dalam ilmu-ilmu sosial meliputi hal-hal yang diperbuat manusia dalam
dunianya dan yang dipikirkan dalam dunianya tersebut. Ilmu-ilmu sosial mempunyai
karakteristik normatifteleologis dengan metode linier dan analisisnya untuk
menemukan arti, nilai, dan tujuan. Metode linier memiliki tiga tahap yaitu:
1. Persepsi, yaitu penangkapan data melalui indera.
2. Konsepsi, yaitu pengolahan data dan penyusunannya dalam suatu sistem. \
3. Prediksi, yaitu penyimpulan dan sekaligus peramalan.
Persepsi sebagai konstruk dalam ilmu-ilmu sosial tidak semudah ilmu-ilmu alam,
karena gejala sosial lebih bervariasi dibandingkan dengan gejala fisik. Sehingga tidak
semua gejala sosial dapat diamati secara langsung. Hal ini mengingat gejala sosial banyak
yang bersifat unik (kondisionalitas ada jalinan unsur-unsur kejadian sosial) dan sukar
untuk berulang lagi, bahkan mungkin tidak akan pernah berulang. Oleh karena itu ahli
sosial tidak bersikap sebagai penonton yang menyaksikan suatu proses kejadian sosial,
tetapi menjadi bagian integral dari obyek kehidupan yang ditelaahnya.
Konsepsi yang ingin dicapai dari ilmu-ilmu sosial adalah mendapatkan pengertian
yang mendalam dari gejala-gejala yang sedang diselidiki dengan Verstehen (teknik dalam
menemukan dan hipotesis), maupun dengan berpartisipasi dari peneliti. Untuk sampai
pada pengertian yang mendalam dalam ilmu-ilmu sosial menurut Max Weber (dalam
Jujun S. Suriasumantri, 1999:145) dapat dikatakan: ... upamanya tentang martir
keagamaan, maka hal itu haruslah lewat pengertian para martir tersebut. Untuk
memahami sedalamdalamnya tentang martir dan untuk mengesahkan hipotesis tentang
martir dalam lingkup sosial budaya mereka, jika kita ingin menangkap apakah arti
semua ini bagi para martir, maka kita harus membayangkan kita sendiri sebagai martir...
Metode di atas merupakan khas ilmu-ilmu sosial, dimana dalam menjelaskan
peristiwa tidak sebatas wujud fisik/gerak dari suatu peristiwa, tetapi juga pikiran-pikiran
yang ada dibalik peristiwa itu. Jujun S. Suriasumantri (1990:132-133) mengatakan,
bahwa metode ilmiah dalam studi ilmu-ilmu sosial dikembangkan dengan teknik-teknik
tersendiri dalam melakukan kegiatannya. Teknik-teknik tersebut bersifat khusus dan
biasanya dikembangkan untuk meneliti aspek tertentu yang bersifat eksploratoris yang
bertujuan menemukan pola atau struktur secara keseluruhan. Pendekatan dalam teknik
tersebut seringkali dikenal dengan pendekatan holistik.

D. Pengertian Ilmu-ilmu Kealaman (Deduktif-Pasti)
Ilmu Alamiah atau sering disebut Ilmu Pengetahuan Alam dan akhir-akhir ini ada juga

yang menyebut Ilmu Kealaman, yang dalam bahasa inggris disebut Natural Science atau
disingkat Science dan dalam bahasa Indonesia sudah lazim digunakan istilah Sains. Ilmu
Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam Alam
semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu

Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dasar yang esensial saja.

Ilmu pengetahuan alam bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas
manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya,
bulan, bintang, matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris). Rasa
ingin tahu tidak dimiliki oleh makhluk lain, seperti batu, tanah, sungai, dan angin. Air dan
udara memang bergerak dari satu tempat ketempat lain, namun gerakannya itu bukanlah
atas dasar kehendaknya sendiri, tetapi akibat dari pengaruh ilmiah yang bersifat kekal.

E. Sifat dan Jenis Ilmu-ilmu KeAlaman (Deduktif-Pasti)
Alam semesta ini pada mulanya dalam keadaan satu kesatuan yang padat, kemudian

meledak melemparkan gumpalan besar dan melayang dari tempatnya mengembang
bergerak menjauh. Maka terbentuklah galaksi, sebagian memadat menjadi planet-planet.
Bila jarak antara galaksi dapat ditentukan, maka umur jagat raya atau alam semesta ini
dapat ditentukan, yaitu dengan jalan membagi jarak dengan kecepatan mengembangnya.
Menurut perhitungan, umur alam semesta ini berkisar antara sepuluh sampai lima belas
milyar tahun.

Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok yakni ilmu alam (The
Phisical science) dan ilmu hayati (the biologyscal science). Ilmu alam bertujuan
mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan alam kemudian bercabang
lagi menjadi fisika (Mempelajari massa dan energy). Kimia (mempelajari substansi zat),
Astronomi (Mempelajari benda-benda Langit) dan Ilmu Bumi atau the earth sciencs (
mempelajari Bumi kita).

Tiap-tiap cabang kemudian membuat ranting-ranting baru seperti fisika berkembang
menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan dan meganitisme,
fisika, nuklir, dan kimia fisika. Sampai tahap ini maka kelompok ilmu ini termasuk
kedalam ilmu-ilmu murni dan ilmu murni berkembang menjadi ilmu terapan.

F. Langkah dan Metode Terapan Ilmu-Ilmu KeAlaman
Dalam kehidupan manusia dewasa ini tidak terlepas dari Ilmu Alamiah dan

terapannya berupa teknologi dalam berbagai bidang. Misalnya sejak dalam kandungan
manusia mendapat perawatan secara medis melalui pemeriksaan berkala di B.K.I.A
(Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak) atau puskesmas. Setelah lahir mendapat vaksinasi
untuk memperoleh kekebalan terhadap berbagai macam penyakit, bila sakit mendapat
pemeriksaan dokter dan mendapatkan obat, dan sebagainya.

Ilmu kedokteran dan Ilmu Farmasi (obat-obatan) adalah merupakan cabang dari
Biologi sebagai ilmu terapan. Pakaian, jam tangan, ball point atau pulpen yang kita pakai
adalah hasil dari teknologi. Ilmu alamiah murni memang tidak langsung mempunyai
peranan dalam kehidupan manusia secara langsung, tapi antara ilmu murni dan ilmu
terapan (teknologi) mempunyai hubungan erat. Dari konsep atau prinsip ilmu murni dapat
dikembangkan dalam ilmu terapan, sebaliknya teknologi atau ilmu terapan memberikan
sumbangan dari penemuan-penemuan kepada prinsip atau hukum-hukum baru dan
seterusnya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu Sosial dan Budaya adalah cabang ilmu pengetahuan yang merupakan

integrasi dari dua ilmu lainnya, yaitu ilmu sosial yang juga merupakan sosiologi
(sosio: sosial, logos: ilmu) dan ilmu budaya yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu sosial. Pengertian lebih lanjut tentang ilmu sosial adalah cabang ilmu
pengetahuan yang menggunakan berbagai disiplin ilmu untuk menanggapi masalah-
masalah sosial, sedangkan ilmu budaya adalah ilmu yang termasuk dalam
pengetahuan budaya, mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya.

Ilmu-ilmu kealaman atau (science natural) atau bisa disbut dengan Ilmu Alamiah
merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam Alam
semesta, termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu
Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-
prinsip dasar yang esensial saja.

Daftar Pustaka

Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan,
1984.

Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, Filsafat Ilmu sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
Pengetahuan. Yogyakarta: Liberty, 1996

M. Chairul (2016) Ilmu Sosial Budaya Dasar. Fam Publishing

Soewadji, Jusuf. (2012) Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:Mitra Wacana Media

Tafsir, Ahmad (2007) Filsafat Ilmu. Remaja Rosdakarya PT

Mahdi Gulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

MAKALAH

DiSusun Oleh :
FAQIH ZULJANAHAEN

PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR’AN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia, sehingga kita dapat merasakan iman dan
islam. Sholawat beserta salam tetap terlimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang yakni dengan
adanya agama islam. Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nasaruddin Umar M.Ag selaku rektor institut PTIQ Jakarta yang telah
menyediakan berbagai fasilitas belajar kampus.
2. Ustadz Abdur rouf, MA. selaku dosen pengampu yang telah memberikanpengarahan yang
sangat berarti bagi penyusunan makalah ini.
3. Rekan-rekan yang telah membantu hingga selesainya makalah ini.

Penyusun menyadari bahwan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi perbaikan dan
pengembangan makalah ini. Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta 13 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Aliran Murji`ah.................................................................................... 2
2.2 Kemunculan Aliran Murji’ah................................................................ 3
2.3 Doktrin – doktrin Murji`ah .................................................................. 3
2.4. Sekte – sekte Murji`ah......................................................................... 5
2.5 Tokoh-tokoh Murji’ah......................................................................... 6
BAB III PENUTUP
1.1 Kesimpulan......................................................................................... 8
1.2 Saran .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah kita ketahui bahwa dalam Islam banyak sekali aliran – aliran dan di antaranya
adalah Murji’ah. Aliran ini adalah satu di antara aliran – aliran yang muncul ketika terjadi
konflik antara Ali dan Muawiyah. Supaya kita lebih tahu tentang aliran Murji’ah, maka
dirasa perlu bagi kita membahas tentang aliran Murji’ah.

1.2 Masalah yang dibahas
1. Apakah yang dimaksud dengan aliran Murji’ah?
2. Apa sebab munculnya aliran Murji’ah?
3. Apa saja doktrin – doktrin aliran Murji’ah?
4. Apa saja sekte – sekte aliran Murji’ah?
5. Siapa sajakah tokoh-tokoh dalam aliran murji’ah?

1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui aliran Murji’ah.
2. Mengetahui sebab munculnya aliran Murji’ah.
3. Mengetahui doktrin – doktrin aliran Murji’ah.
4. Mengetahui sekte – sekte aliran Murji’ah.
5. Mengetahui siapa-siapa saja tokoh-tokoh dalam aliran murji’ah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Murji’ah

Murji’ah berasal dari kata irja atau arja`a yang mempunyai makna penangguhan atau
penundaan. 1 Kata arja’a juga mengandung arti memberi harapan ( I’tho` Al Roja`) dan
mengakhirkan (Al Ta`khir). Oleh karena itu Murji’ah berarti orang yang menunda penjelasan
kedudukan seseorang yang bersengketa, yakni Ali dan Mu’awiyah serta pasukannya masing –

masing ke hari kiamat kelak. Selain itu juga berarti orang yang mengakhirkan amal dari pada
iman, maksudnya menganggap iman lebih penting dari pada amal. Murji’ah diambil dari kata
irja atau arja’a. Ada beberapa pendapat tentang arti arja’a, diantaranya ialah:
1. Menurut Ibn ‘Asakir,

Dalam uraiannya tentang asal-usul kaum Murji’ah mengatakan bahwaarja’a berarti

menunda. Dinamakan demikian karena mereka itu berpendapat bahwa masalah dosa besar itu

ditunda penyelesaiannya sampai hari perhitungannanti, kita tidak dapat menghukumnya

sebagai orang kafir.

2. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajr al-Islam
Mengatakan bahwa arja’a juga mengandung arti membuat sesuatu, mengambil tempat-

tempat dibelakang, dalam arti memandang sesuatu kurang penting. Dinamakan sesuatu

kurang penting, sebab yang penting adalah imannya. Amal adalah nomor dua setelah iman.

3. Ahmad Amin
Mengatakan bahwa arja’a juga mengandung arti memberi pengharapan. Dinamakan

demikian, karena di antara kaum Murji’ah ada yang berpendapat bahwa orang Islam yang

melakukan dosa besar itu tidak berubah menjadi kafir, ia tetap sebagai mukmin, dan kalau ia

dimasukkan ke dalam neraka, maka ia tidak kekal didalamnya. Dengan demikian orang yang

berbuat dosa besar masih mempunyai pengharapan akan dapat masuk surga. 2

4. Al Azhari
Menyebutkan perihal kata-kata Raja’ yang mempunyai arti ‘takut’ yaitu apabila lafadz

Raja’ bersama dengan huruf nafi. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa pemikiran kalam Murji’ah merupakan suatu aliran yang berpendapat bahwa orang

yang melakukan dosa besar tidaklah menjadi kafir, akan tetapi tetap mukmin dan urusan dosa

besar yang telah dilakukan ditunda penyelesaiannya sampai hari kiamat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bedasarkan uraian di atas, dapat kami simpulkan beberapa kesimpulan antara lain:
1. Aliran Murji’ah adalah salah satu Aliran yang yang menentang Aliran Khawarij tentang
status kafir bagi pelaku dosa besar.
2. Penyebab kemunculan Aliran Murji’ah adalah persoalan politik
3. Terdapat banyak pendapat dan teori tentang pengklasifikasian sekte – sekte
aliranMurji’ah.
4. Dalam doktrin – doktrinnya Murji`ah memiliki empat ajaran pokok :
a. Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, dan Abu Musa Al Asy`ary
yang terlibat tahkim dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
b. Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang berdosa besar.
c. Meletakkan (pentingnya) iman dari pada amal.
d. Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar untuk memperoleh
ampunan dan rahmat dari Allah
5. Tokoh-tokoh yang berpengaruh yaitu: Ghailan, Abi Syamar, Muhammad bin
Syahid al Basri, Jaham bin Safwan, Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib,
Sa’id bin Zubair (seorang wara’ dan zuhud termasuk tabi’in), Abu Hanifah (Imam
Mazhab), Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan

3.2 Saran – saran
a. Kami menghimbau kepada teman – teman seperjuangan untuk mencari lebih luas
tentang aliran Murji’ah yang belum bisa kami bahas pada makalah kami ini.
b. Kami mengharap kepada teman – teman untuk lebih kompak dalam mengerjakan tugas
sehingga dapat mendapat manfaat dari adanya pembuatan tugas dengan utuh dan agar tidak
ada pihak yang merasa dirugikan. Demikian sajian makalah ini mudah – mudahan apa yang
kami uraikan pada makalah ini bisa memberi manfaat bagi kami dan yang mengkaji makalah
ini.
Dalam pembuatan makalah ini pasti masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pada penulisan karya ilmiah
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Nasution Harun, Teologi Islam Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan, UI
Press, Jakarta, cet 5, 1986
Rozak Abdul dan Anwar Rosihon, Ilmu Kalam, CV Pustaka Setia, Bandung, 2006,
Cet II,
Ali Atabik dan Muhdlor Ahmad Zuhdi, Kamus Al Ashri, Multi Karya Grafika, Krapyak,
1998,
Muhammad Abi Al fath, Milal Wa Al Nihal, Dar Al Fikr, Beirut, 2005,

JABARIYAH
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah )

Ilmu Kalam
Dosen Pembimbing
Abdurrauf, M.Hum

DISUSUN OLEH :
FAQIH ZULJANAHAEN

INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QURAN JAKARTA
2019/2020

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kepada kita nikmat iman nikmat islam nikmat sehat wal afiat
kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Ilmu Kalam.
Shalawat teriring salam mari kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad
SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya, para pengikutnya yang setia mudah
mudahan kita termasuk pengikutnya yang setia hingga Yaumil Qiyamah.

Dalam kesempatan ini, kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada para teman
teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini semoga Allah
senantiasa membalas dengan kebaikan yang berlipat ganda. Kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari bapak Abdurrauf, M.Hum selaku dosen mata kuliah
ini guna perbaikan untuk kelanjutannya. Dan terimakasih kepada teman–teman kami yang
telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini semoga mendapat balasan yang dari
Allah SWT. Harapan kami semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Jakarta, 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Jabariyah 3
B. Perkembangan dan Tokoh Jabariyah 4
C. Argumen Jabariyah 8

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persoalan aqidah agaknya merupakan aspek utama dalam ajaran islam ysng didakwakan

oleh Nabi Muhammad. Pentingnya masalah aqdah ini dalam ajaran islam tampak jelas pada
misi pertama Nabi ketika berada di Mekkah. Pada periode Mekkah ini, persoalan aqidah
memperoleh perhatian yang cukup kuat dIbandingkan persoalan syari’at, sehingga tema
sentral dar ayat-ayat Al Quran yang turun dalam periode ini adalah ayat--ayat yang
menyerukan masalah keimanan.

Berbicara masalah aliran pemkiran dalam islam berart berbcara tentang ilmu kalam. Ilmu
kalam secara harfah berarti “kata-kata”. Kaum teolog islam berdebat dengan kata-kata dala
mempertahankan pendapat dan pemikirannya sehingga teolog disebut sebaga mutakallim
yaitu ahli debat yang pintar mengolah kata. Ilmu kalam juga diartikan sebagai teologi islam
atau ushuluddin, ilmu yang membahas ajaran-ajaran dasar dar agama. Perbedaan teologis
dikalangan umat islam sejak awal memang dapat mengemuka dalam bentuk praktis maupun
teoritis. Secara teoritis , perbedaan itu demkan tampak melalui perdebatan aliran-aliran kalam
yang muncul tentang berbagai persoalan. Tetapi patut dcatat bahwa perbedaan yang ada
umumnya masih sebatas pada aspek filosofis diluar persoalan keesaan Allah, keimanan
kepada para rosul, malaikat, hari akhir dan berbagai ajaran nabi yang tidak mungkin lagi ada
peluang untuk memperdebatkannya. Perbedaan itu kemudian memunculkan berbagai macam
aliran, yaitu mu’tazilah, Khawarij, Jabariyah, dan Qodariyah serta aliran lainnya.

Makalah ini akan mencoba menjelaskan aliran Jabariyah beserta tokoh tokoh yang
membentuk dan menyebarkan aliran Jabariyah dan juga bagiamana pemahaman aliran
Jabariyah yang dijelaskan dengan ringkas disini.

B. Rumusan Masalah
1. Latar Belakang Jabariyah
2. Tokoh aliran Jabariyah
3. Pemahaman Jabariyah

C. Tujuan Masalah
Untuk mengetahui Latar Belakang Jabariyah beserta pemahaman
firqohnya. Juga mengetahui tokoh-tokoh besar dalam aliran Jabariyah serta
bisa membedakan antara paham jabariyah dan Qodariyah.

BAB II

PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata “jabara” yang mengandung arti memaksa dan
mengharuskannya melakukan sesuatu. Dalam bahasa Inggris, Jabariyah disebut fatalisme,
yaitu paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh
qadha dan qadar Tuhan. Imam Al- Syahrasytani memaknai al-Jabr dengan “nafy al-fi’l
haqiqatan ‘an al-abdi wa idhāfatihi ilā al-Rabb” (menolak adanya perbuatan dari manusia dan
menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT.).

Dari penjelasan singkat di atas dapatlah dipahami bahwa nama Jabariyah disangkut
pautkan pada pengertian manusia dalam perbuatannya tidak mempunyai inisiatif sedikit pun.
Dengan kata lain manusia dalam paham ini terikat bukan pada kehendak dan kemauan serta
inisiatifnya sendiri, tetapi terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Oleh sebab itu aliran
Jabariyah ini menganut paham bahwa manusia tidak mempunyai ke Berbeda dengan
Qadariyah, maka Jabariyah menganut paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya
dalam keadaan terpaksa, yang memang sejalan dengan makna kata jabara di atas. Dalam
istilah Inggris paham ini disebut fatalism atau predestination. Bila aliran Qadariyah dengan
paham free will dan free act yang dimunculkannya sulit ditentukan awal kemunculannya,
aliran Jabariyah dengan paham fatalisnya agaknya dapat dengan mudah ditelusuri.

Agaknya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa paham Jabariyah ini Sebenarnya sudah
muncul di kalangan bangsa Arab sebelum agama Islam datang. Secara sangat indah, Ah mad
Amin menggambarkan kehidupan bangsa Arab yang dikungkung oleh gurun pasir Sahara
yang justru memberikan pengaruh besar ke dalam cara hidup mereka. Di tengah Bumi yang
diterikkan oleh Matahari dengan air yang sangat sedikit. Udara kering yang tidak memberi
kesempatan tumbuhnya tumbuhan dan suburnya tanaman. Di sana sini hanya tumbuh rumput
keras, dan beberapa macam pohon yang cukup kuat untuk menghadapi panasnya musim
serta keringnya udara.

Di hadapan alam yang begitu ganas, alam yang indah tetapi kejam, jiwa dekat kepada dzat
yang bersifat pengasih dan penyayang. Dekat pula kepada dzat pembina, pemberi. Bentuk,
kepada dzat pemelihara dan pelindung.” Pada hakikatnya kesunyian Sahara ini dapat mengisi
rasa keagungan kepada jiwa yang bersih dan lebih bersih lagi. Tak ada benda satu pun yang
terjadi karena tangan manusia, semua dalah ciptaan Tuhan.8 Dari kutipan yang agak panjang
di atas dapat disimpul kan bahwa ketergantungan kepada alam Sahara yang ganas telah
mencuatkan sikap penyerahan diri terhadap alam. Mereka tidak banyak melihat jalan untuk
mengubah keadaan sekeliling mereka sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Inilah yang
menyebabkan timbulnya kesadaran dalam diri mereka bahwa mereka sebenarnya adalah
orang lemah dan tak berkuasa menghadapi kesukaran hidup yang ditimbulkan suasana
padang pasir. Dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak tergan tung pada kehendak alam.
Inilah yang menyebabkan hidup suburnya sikap hidup fatalistis atau jabariyah di kalangan
bangsa Arab. Ketika Al-Qur’an turun ke tengah-tengah me reka, ternyata ayat-ayat Al-Qur’an
itu sendiri ada yang boleh membawa kepada paham Jabariyah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Nama Jabariyah berasal dari kata “jabara” yang mengandung arti memaksa dan

mengharuskannya melakukan sesuatu. Dalam bahasa Inggris, Jabariyah disebut fatalisme,
yaitu paham yang menyebutkan bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh
qadha dan qadar Tuhan. Paham Jabariyah pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham
kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shofwan dari Khurasan Nama Jahm bin Shafwan yang
terdapat dalam aliran Jabariyah ini adalah nama yang sama dengan Jahm yang mendirikan
aliran Jaha miyyah dari kalangan Murji’ah ekstrem. Sejarah mencatat, Jahm bin Shafwan
turut dalam gerakan perlawanan terhadap kekuasaan bani Umayyah. Ia kemudian ditangkap
dan dihukum mati pada tahun 131 H. Dan dalam perkembangannya, paham ini
dikembangkan oleh tokoh lainnya. Al-Husain bin Muhammad an-Najjar dan Ja’ad bin Dirhar.
Ada 2 golongan Aliran Jabariyah, yaitu Jabriyah Ekstrem dengan Jaad bin Dirham dan Jahm
bin Sofwan sebagai tokoh populer dalam aliran ini,
paham ini sangat berbahaya sebab berimplikasi kepada pandangan tentang keterpaksaan
taklif. Kemudian Jabariyah moderat dengan An Najar dan Ad Dhirar tokohnya

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin, Nunu. Ilmu Kalam dari Tauhid Menuju Keadilan:Ilmu Kalam
Tematik, Klasik dan Kontemporer (Jakarta: Prenada Media. 2016)
Yusuf, M Yunan. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke
Buya Hamka hingga Hasan Hanafi. (Jakarta:Kencana Prenada, 2016)
Nasution, Harun, Teologi Islam, Aliran-Aliran, Sejarah Analisa
Perbandingan (Jakarta: UI Press, 1986)
Syahristani, al Milal wa al Nihal (Beirut:Dar al Fikr, 2008)
https://www.kompasiana.com/azizah4304/5bb2fda26ddcae5e68053e92/argumen-
tentang-jabariah?page=all (diakses Selasa 6 Oktober 2020, 16.45 WIB)

MAKALAH
(KORELASI UZLAH)

DiSusun Oleh :
Faqih Zuljanahaen

PROGRAM STUDY ILMU AL-QUR’AN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUS PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................... 2

A.Menjelaskan sifat (ciri khas) IPI dan Pendekatan kajiannya
B.Menjelaskan pengertian dan fungsi analisis kemampuan awal siswa
C.Menjelaskan jenis-jenis kemampuan awal siswa
D.Mengklarifikasi jenis-jenis kemampuan awal siswa
E.Menetapkan langkah-langkah identifikasi kemampuan awal siswa
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta,meski terlihat dia membuka mata tapi
tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup,dengan itu kebutaan
manusia di latih untuk bisa melihat dan tahu dari mana,apa dan bagaimana sebenarnya
manusia membutuhkan banyak pengarahan. Pendidikan itu tidak ada batasnya,bahkan dari
buaian ibu sampai liang lahta. Maka dari itu pendidikan amatlah penting,untuk mengetahui
apa tujuan dan akan kemana nanti setelahnya.

Dalam pendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu pendidikan yang
sebenarnya,tapi masih membutuhkan banyak sistem,teori,dan berbagai banyak macam
sarana penting lainnya. Dan pendidikan biasanya membidik kepada siswa. Dalam berbagai
pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa mengetahui
rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan.

Maka dari itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memberikan sedikit
penjelasan tentang pendekatan kajiannya,menganalisis kemampuan terutama pada
siswa,jenis kemampuan siswa,dan langkah apa saja yang harus dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ciri IPI dan pendekatannya?
2. Pengertian dan fungsi analisis kemampuan awal siswa?
3. Menjelaskan jenis-jenis kemampuan awal siswa?
4. Mengklasifikasi jenis-jenis kemampuan awal siswa?
5. Menetapkan langkah-langkah identifikasi kemampuan awal siswa?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui sifat IPI dan pendekatan kajiannya
2. Mahasiswa dapat mengerti serta mengetahui fungsi dari analisis kemampuan siswa
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan dapat mengklasifikasi jenis-jenis kemampuan

awal siswa
4. Mahasiswa dapat menetapkan langkah-langkah identifikasi kemampuan awal siswa


Click to View FlipBook Version