The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Paroki yang berdinamika biasanya
adalah paroki yang umatnya berani dan
lentur dalam menerima dan mengikuti
perubahan atau perkembangan zaman
dan lingkungan. Pesta Ulang Tahun Paroki Pulo Gebang tahun ini menjadi salah satu contoh daya umat dalam menyikapi dinamika endemi dan situasi habitus baru umat dalam berteknologi selama pandemi.

Jayalah Santo Gabriel, Paroki Pulo
Gebang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gabrielkomsos, 2023-09-21 08:47:14

DIAGA HUT PAROKI KE-28

Paroki yang berdinamika biasanya
adalah paroki yang umatnya berani dan
lentur dalam menerima dan mengikuti
perubahan atau perkembangan zaman
dan lingkungan. Pesta Ulang Tahun Paroki Pulo Gebang tahun ini menjadi salah satu contoh daya umat dalam menyikapi dinamika endemi dan situasi habitus baru umat dalam berteknologi selama pandemi.

Jayalah Santo Gabriel, Paroki Pulo
Gebang.

LIPUTAN UMUM | 51


52 | INSPIRASI KESEHATAN Polusi udara atau juga dikenal dengan pencemaran udara adalah sebuah kondisi terdapatnya ada satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di udara (atmosfer) yang jumlahnya berada pada titik yang membahayakan. Berdasarkan sumbernya, pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. Sedangkan pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Berikut ini akan dijelaskan sedikit mengenai jenis-jenis bahan pencemar udara (polutan), sumber, serta efeknya bagi kesehatan. Karbon monoksida (CO) Sumbernya ialah dari pembakaran alat pemanas, minyak tanah, oven, asap tembakau, pemanggang arang, perapian, pembakaran bahan bakar minyak kendaraan. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan antara lain sakit kepala, masalah sistem sensori dan respirasi, kantuk. Dosis CO yang tinggi dapat menyebabkan kematian. Nitrogen dioksida (NO2) Dihasilkan dari proses pembakaran emisi pembangkit listrik, mesin kendaraan, dan kapal. NO2 dapat mengiritasi lapisan lendir pada mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Sulfur dioksida Berasal dari pembakaran batubara dan bensin. Menghirup bahan ini dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata dan hidung, serta penyempitan saluran pernafasan. Volatile Organic Compounds Berasal dari semprotan aerosol, parfum, pestisida, pengharum, pelembut kain, asap tembakau, lem, hairspray. Efek yang dapat ditimbulkan antara lain Iritasi pada tenggorokan, hidung dan mata, sakit kepala, kerusakan ginjal, liver, dan otak. Bagaimana agar tetap sehat ditengah ancaman POLUSI udara? 1. Menggunakan masker untuk mengurangi masuknya polusi ke WASPADA POLUSI UDARA DR STELLA


INSPIRASI KESEHATAN | 53 dalam saluran pernapasan. 2. Hindari aktivitas di area dengan kualitas udara tidak sehat. 3. Terapkan pola hidup bersih dan sehat, konsumsi makanan bergizi, istirahat dengan cukup, cuci tangan, dan tidak merokok. 4. 4. Apabila berkendara dengan mobil, sebaiknya tutup semua jendela dan nyalakan AC dengan mode re-circulate. 5. Jangan menyalakan sumber api dalam ruangan. 6. Letakkan tanaman atau peralatan air purifier (pembersih udara) untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan. Apabila Anda mengalami keluhan pernapasan akibat sering beraktivitas di luar ruangan dan sering terpapar polusi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.


Suatu hari ada seorang pasien yang datang kepada saya, usianya sekitar 25 tahun. Awalnya ia tidak menyadari bahwa ada yang salah pada dirinya karena di hari kedatangannya, pasien itu merasa baikbaik saja. Ia hanya menjalankan kewajiban dari kantornya. Setelah saya tanyakan kembali, ia akhirnya mengatakan ada masalah komunikasi. Ia merasa kesulitan komunikasi di kantor, tidak berani bertanya dengan orang baru, juga tidak percaya diri. Selain itu, ia menyampaikan bahwa ia overthinking dan betapa pentingnya penilaian orang lain terhadap dirinya. Kemudian sejenak ia diam, lalu tibatiba menangis. Air matanya mengalir deras sambil mengatakan bahwa katakata ibunya seperti selalu terngiang di telinga “emang kamu bisa?” Pasien itu lalu menyampaikan bahwa ia merasa perkataan dan cara ibunya dari dulu memperlakukannya sangat berpengaruh terhadap masalahnya saat ini. Sewaktu kecil sering dibandingkan dengan anak lain, namun ketika ia ingin melakukan sesuatu, tidak diberi kesempatan oleh ibunya. Ibunya selalu mengatakan “kamu pemalu”, “kamu memang bisa melakukan itu?” atau malah langsung meng-handle pekerjaan tersebut. Sepenggal kisah pengalaman ini merupakan salah satu dampak dari tidak dilatihnya kemandirian yang diakui sendiri oleh anak muda tersebut. Ketika dewasa ternyata banyak masalah yang ditimbulkan. Bila dilihat dari pengalamannya, dua poin penting yang memiliki efek buruk terhadap pengembangan kemandirian seorang anak adalah membandingkan dengan anak yang lain dan tidak diberi kesempatan si anak untuk belajar sesuatu. Bisa jadi si ibu tidak mau merepotkan anaknya atau tidak mau pekerjaannya menjadi tidak selesai. Artinya anak gagal mengerjakannya. Tetapi di balik itu juga anak menjadi tidak punya pengalaman berhasil atau gagal. Mengapa ini penting? Karena dari pengalaman berhasil, secara emosi ia merasa bahwa ia mampu, dan semakin percaya diri. Sebaliknya ketika gagal, ia belajar rendah hati dan bangkit kembali. Tentunya dengan bantuan dukungan dari orangtua dan keluarga. Melatih kemandirian adalah proses belajar yang harus dimulai dari sedini mungkin. Menurut Undang-Undang tentang perlindungan anak, anak adalah seorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun. Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19 tahun. Berdasarkan ketentuan ini, berarti masa proses belajar kemandirian dari masa balita, anak-anak hingga remaja. Lusiana Bintang Siregar 54 | INSPIRASI PSIKOLOGI MENCIPTAKAN ANAK MUDA YANG MANDIRI, DIMULAI DARI DINI


Beberapa aspek dari kemandirian yang menjadi poin penting untuk dilatih (Widayati, 2009), yaitu: 1. Tanggung jawab, terdiri dari kemampuan menyelesaikan suatu tugas, kemampuan mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, kemampuan melihat benar dan salah dalam berpikir dan bertindak. 2. Otonomi, kemampuan mengerjakan tugas sendiri, bukan karena disuruh tetapi karena kemauan sendiri. 3. Inisiatif, ditunjukkan dari kemampuan berpikir dan bertindak secara kreatif. 4. Kontrol diri, dilihat dari kemampuan pengendalian tindakan dan emosi, mampu mengatasi masalah serta mampu melihat sudut pandang orang lain. Aspek-aspek kemandirian ini dapat dilatihkan kepada anak sesuai dengan usia agar lebih efektif. Di samping itu, kemampuan perkembangan anak di tiap usia berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi proses belajar. Secara umum, cara yang dapat dilakukan untuk melatih kemandirian anak di usia balita (1-5 tahun) dengan cara : • Diberi kepercayaan anak untuk dapat membereskan mainan sendiri atau bersama orang tua. • Memberikan pujian berarti kepada anak sekecil apapun usaha yang telah dilakukan. • Memberi kesempatan makan sendiri. • Mendorong kepercayaan diri untuk melakukan toilet training. • Berbicara bila menginginkan sesuatu (tidak merengek). • Membuang sampah pada tempatnya. • Mengenakan baju, melepaskan baju dan mengancingkan pakaian sendiri. • Bila anak salah, tetap beri dukungan dan berikan penjelasan yang bisa dimengerti anak tentang kesalahan yang dibuat dan bagaimana melakukan yang benar. • Orangtua memberikan contoh nyata dalam tutur kata dan perilaku. Cara umum yang dapat dilakukan untuk melatih kemadirian anak di usia anak-anak (6-10 tahun) yaitu: • Menggunakan sepatu bertali. • Keterampilan literasi. • Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. • Memotong buah dan menggunakan pisau . • Menyiapkan alat belajar. • Mencuci sepeda. • Mampu mengingat jadwal pelajaran dan jadwal harian. • Berikan apresiasi. Pada tahap ini apresiasi tidak hanya sekedar tepuk tangan, tetapi juga menyampaikan spesifik keberhasilan keterampilan yang ia miliki. • Bila melakukan kesalahan, dukung dengan kalimat positif sambil memperbaiki yang salah. • Orangtua dan lingkungan juga menjadi contoh. Berikut cara umum yang dapat dilakukan untuk melatih kemadirian anak di usia remaja (11-19 tahun): • Melatih memiliki jadwal yang tetap. • Memberi edukasi tentang hak dan kewajiban serta menjalankan apa yang menjadi kewajiban mereka, juga memberikan hak. • Mengajarkan menjaga kerapian dan kebersihan diri sendiri. • Anak berusaha mengerjakan tugas sekolah sendiri, tidak dibuatkan orang tua. • Percayakan anak mengatasi masalahnya sendiri. • Beri pengalaman gagal (disengaja maupun tidak disengaja) agar anak terlatih. • Beri kesempatan anak memilih dan INSPIRASI PSIKOLOGI | 55


bertanggungjawab atas pilihannya. • Belajar mengatur keuangan. • Adanya pembagian peran dan tugas sehari-hari di rumah. • Berikan apresiasi untuk tiap hal kecil yang dilakukan. Sampaikan kebanggaan orangtua terhadap dirinya. Cara ini bisa saja berbeda bila anak memiliki kekhususan atau perkembangan tertentu. Semoga dengan dilatih sedari dini hingga remaja sesuai dengan usianya. Proses belajar kemandirian dapat diterima dengan tepat sehingga menghasilkan anak muda yang memiliki pribadi mandiri. Daftar Pustaka. Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju. Widayati, Vivie. 2015. Hubungan Antara Kemandirian Diri dengan Motivasi Berwirausaha Mahasiswa Anggota UKM Kopma UNY. Yogyakarta: UNY. 56 | INSPIRASI PSIKOLOGI Catatan: kisah pengalaman sudah atas persetujuan pasien dengan tanpa menyebutkan nama atau identitas.


Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Cabang Santo Gabriel Bidang Pendidikan kembali mengadakan kegiatan untuk memajukan anggota. Pelatihan buket uang diadakan hari Sabtu, 26 Agustus 2023 di ruang Lukas dan Markus, Gedung Karya Pastoral Lantai 2. Acara dimulai pukul 09.30 dan dibuka dengan doa pembuka oleh Lusia Nurini, Ketua Cabang WKRI. Lalu dilanjutkan dengan kata sambutan dari Martha Ati, Wakil Ketua 1. Dalam sambutannya, beliau mengatakan sangat senang atas keterlibatan perwakilan 10 ranting yang hadir untuk belajar seni dan keterampilan membuat buket yang kreatif dan unik. “Semoga dengan panduan dan teknik yang akan dipelajari dalam pelatihan hari ini, saya yakin ibu-ibu WKRI akan dapat menciptakan buket yang tidak hanya fungsional, tetapi juga menggambarkan kreativitas ibuibu sendiri,” tambahnya diakhir kata sambutannya. Acara diikuti oleh 35 anggota WK dan dikoordinatori oleh Yani sebagai Ketua Bidang pendidikan. Tien Susantijo sebagai instruktur untuk pelatihan ini didampingi oleh Debbie dan Yenni yang membantu para peserta dalam proses pembuatan buket uang tersebut. Tiap peserta dikenakan biaya Rp.35.000,- untuk pengganti bahan-bahan. Tutorial yang cukup singkat dari instruktur ditangkap dengan cepat oleh peserta. Hal ini terlihat dari kreativitas tiap peserta dalam merangkai uanguang tersebut. “Ternyata mudah membuatnya,” kata Susi Indarto, salah satu peserta dari Ranting Wilayah 6 & 7 yang lebih dulu menyelesaikan buketnya. “Takjub saya bisa bikin kaya begini,” kata Patricia, peserta dari Ranting Wilayah 17. “Seneng sekali bisa ikut pelatihan ini, saya bisa mengajarkan kepada temanteman di ranting saya,” tambah Patricia lagi. Dengan dihiasi bunga-bunga, kertas cellophane yang beraneka warna, pitapita cantik, peserta merangkai uang menjadi indah. “Dengan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi sarana untuk menambah penghasilan para anggota WKRI,” harapan Yani setelah pelatihan ini. Terimakasih Tien dan kawan-kawan, ibu-ibu menjadi pede untuk terima order buket uang yang sekarang lagi trend pengganti kado. Sebagai penutup, peserta foto bersama dengan buket uang hasil karyanya. Dengan bangga peserta memegang buket uangnya masingmasing. “Saya langsung buka PO loh... kalau ada yang pesen, keuntungannya untuk kas WKRI,” kata Patricia setelah foto bersama selesai. Sukses untuk WKRI. Christine Pelatihan Buket Uang yang Bisa Mendulang Untung ANEKA | 57


Misa Kemerdekaan, 17 Agustus 2023. Paroki Pulo Gebang Benarkah Hanya Indonesia yang Mempunyai Kalender Liturgi Merayakan Kemerdekaan Bangsa? 58 | ANEKA


Sejak pagi, pada tanggal 17 Agustus, sudah bergema dimana-mana, di halaman sekolah, di lapangan, di balai RT/RW dan tidak ketinggalan di gereja paroki Pulo Gebang lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Sebelumnya umat merayakan kemerdekaan dengan menghadiri misa pukul 09.00 sebagai ungkapan syukur atas 78 tahun Indonesia merdeka. Umat yang hadir kompak mengenakan baju senada berwarna merah dan putih. Misa dipimpin oleh Romo Yohanes Raditya Wisnu Wicaksono, Pr. diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada saat menyanyikan lagu Indoenesia Raya romo Inung terkesan dengan suara seorang anak dari barisan umat yang bernyanyi dengan penuh semangat sampai selesai. “Anak ini telah mengingatkan kita para orang dewasa betapa pentingnya membangun rasa cinta tanah air sejak kecil, bisa dimulai dengan memperkenalkan lagu-lagu kebangsaan.“ Ajak romo Inung sebelum memulai homilinya. Romo Inung membawakan renungan dari bacaan injil Matius 22:15-22, tentang bagaimana orang-orang Farisi hendak mencobai Yesus. Setelah sebelumnya menginformasikan bahwa satu-satunya negara yang memasukan syukur atau ibadat kemerdekaan negeri ke dalam tatanan liturgi hanyalah Indonesia. “Dan kita boleh berbangga akan hal ini,” ungkapnya. Seperti Yesus yang coba dijebak oleh orang-orang Farisi tentang pembayaran pajak dan tentang taat kepada Allah. Perikop tersebut relevan dengan kondisi saat ini bahwa kehidupan bernegara juga sangat penting, dan perlu terlibat memberikan manfaat kepada negara. “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa kamu berikan kepada negara,” mengutip John F Kennedy. Begitu juga dalam kehidupan menggereja, memberikan yang terbaik kepada Allah melalui gereja. Keduanya perlu berjalan beriringan. Sebelum berkat penutup, lektor mengumumkan akan ada acara pengibaran bendera Merah Putih oleh OMK yang dipimpin romo Inung di depan patung Gabriel. Maka setelah misa semua umat berkumpul di lapangan parkir untuk mengikuti upacara kenaikan bendera. Barisan orang muda yang membentuk sebuah formasi berjalan tegap menuju tiang bendera, dan tali temali dari bendera pun dikaitkan pada tali tiang bendera. Seorang pemuda menghentak dan menarik kain Merah Putih tersebut hingga terbuka dan terbentang lebar, Merah dan Putih. Sontak suara komandan upacara memberi aba-aba penghormatan kepada Merah Putih yang perlahan naik ke atas siap berkibar. Semua umat yang hadir dengan khidmat memberi hormat dan bersemangat menyanyikan Indonesia Raya. Selamat hari jadi NKRI! ANEKA | 59


60 | ANEKA Padus OMK paroki Pulo Gebang mengirimkan 23 personilnya dalam rangka memeriahkan PESPARANI 2023 untuk berlomba bersama 7 paroki lainnya. PESPARANI 2023 yang diadakan di gereja Kristus Raja, Pejompongan ini telah menghantarkan Padus OMK paroki Pulo Gebang meraih juara III. Kemenangan ini menjadi persembahan HUT paroki Pulo Gebang ke-28 sekaligus menjadi kebanggaan umat paroki Pulo Gebang Terimakasih Padus OMK paroki Pulo Gebang!


ANEKA - APA KABAR GEREJAKU? | 61


Toko Bela Rasa atau disingkat dengan TBR adalah program khusus CYTW Paroki Pulo Gebang yang ditujukan untuk membantu saudarasaudara KLMTD melalui produk atau barang yang didonasikan oleh umat paroki dalam bentuk barang kebutuhan sehari-hari. OMK turut mengambil bagian di dalam tim khusus yang menggerakan Toko Bela Rasa ini, dimulai dari pembuatan konsep, mekanisme pengumpulan barang, pendistribusiannya hingga publikasi promo dan sosialiasi ke umat. Program TBR saat ini masih dalam tahap mengumpulkan barang-barang donasi seperti produk kebersihan rumah tangga, kebersihan pribadi, kebutuhan bayi dan alat tulis. Jika produk tersebut sudah cukup terkumpul langkah selanjutnya adalah meletakannya ke dalam Toko Bela Rasa yang terletak berdampingan dengan Toko Rohani di sebelah Ruang Adorasi. Umat KLMTD nantinya dapat datang ke toko ini untuk mendapatkan barang-barang sesuai keperluan dan berkesempatan untuk berbelarasa dengan memasukan uang sukarela ke kotak CYTW (tidak ada ketentuan jumlah nominal). Spiritualitas yang ingin dibangun adalah Spiritualitas Janda Miskin yang memberi bukan dari kelebihannya tetapi dari kekurangannya. Penerimaan donasi TBR ini sudah dibuka mulai tanggal 5 Agustus 2023 setiap usai misa di lobi, seluruh Belajar Mengembangkan Ekonomi Umat melalui TBR 62 | ANEKA


umat Paroki Pulo Gebang dapat berpartisipasi. TBR akan diresmikan pembukaannya pada tanggal 3 September 2023, dimana umat KLMTD mulai dapat memperoleh produk yang mereka butuhkan. Sementara TBR akan dibuka setiap satu kali dalam satu bulan sambil melihat animo umat baik dari pendonasi ataupun umat KLMTD yang membutuhkan serta tenaga tim penggerak TBR. Apabila semua elemen mendukung, maka jadwal buka toko dapat diperbanyak. Untuk mencapai sasaran yang tepat, dibutuhkan kerjasama dari para Ketua Lingkungan agar dapat memberikan informasi tentang program TBR ini kepada umat yang mau berdonasi maupun umat KLMTD di lingkungan yang membutuhkan. Toko Bela Rasa ini akan hidup dan berkembang seiring dengan kepedulian umat terhadap saudara-saudara KLMTD, begitu juga sebaliknya. Karena Toko Bela Rasa: Pasti Memberi Jalan! dr. Stella ANEKA | 63


64 | ANEKA


ANEKA | 65


IYD atau Indonesian Youth Day acara lima tahunan yang diadakan oleh Konferensi Waligereja Indonesia, dengan pelaksana teknis Komisi Kepemudaan KWI tahun 2023 ini diadakan di kota Palembang. IYD menyasar kepada Orang Muda Katolik se-Indonesia untuk bertemu, mengolah rohani, dan kegiatan pencerahan dengan harapan pesertanya mempunyai inspirasi baru yang dapat dibawa pulang untuk membuat pergerakan membangun komunitasnya. IYD kali ini mengusung tema, “Bangkit dan Bersaksilah!” diikuti oleh Orang Muda Katolik (OMK) dari berbagai kota di Indonesia dari tanggal 26-30 J uni 2023. Bagi OMK dari Jakarta dan sekitarnya tampaknya acara sudah dimulai dari tanggal 26 Juni pagi, di Bandara Soekarno Hatta, tempat peserta dari Jakarta berkumpul untuk berangkat ke Palembang menggunakan pesawat penerbangan pukul 12.45. Kehadiran peserta di pagi hari dimanfaatkan oleh para Romo yang mendampingi sebagai waktu pengenalan antar peserta yang berjumlah 65 orang tersebut. Kontingen dari Jakarta ini didampingi oleh Romo Andreas Subekti, Pr., Romo Albertus Bondika Widyaputra, Pr., Romo Camellus Delelis da Cunha, Pr. dan Romo Joseph Biondi Mattovano, Pr. Setibanya di Bandara Sultan Hasanuddin kontingen disambut hangat oleh Kepolisian Daerah, dan dipandu oleh LO (Liaison Officer) dari Keuskupan Palembang untuk menuju Jakabaring, Sport City menggunakan LRT. Di Jakabaring peserta dari Jakarta diberikan waktu untuk membereskan barang bawaannya masing-masing sebelum mempersiapkan diri menuju ke Gor Dempo, tempat berkumpulnya seluruh ORANG MUDA KATOLIK MENGGUNCANG PALEMBANG INDONESIAN YOUTH DAY 2023 – PALEMBANG 66 | ANEKA


peserta IYD se-Indonesia dan mengikuti misa pembukaan. Edgar selaku salah satu perwakilan OMK dari Paroki Pulo Gebang, Dekenat Timur mengungkapkan keseruan sekaligus kebanggaannya bisa mengikuti acara ini, “misanya terasa meriah dan megah apalagi saat mendengar 1500- an anak muda mendaraskan doa dan menyanyikan lagu bersama dalam sebuah perayaan Ekaristi yang besar, jadi tambah bersemangat mengikuti acara IYD.” Pada tanggal 27 Juni, peserta yang sudah dibagi dalam dua kelompok besar, Maria dan Elisabeth, kembali berkumpul di gor untuk menerima briefing megenai agenda kegiatan hari itu. Kelompok Maria tetap berada di gor dan kelompok Elisabeth meninggalkan gor untuk melakukan kegiatan outdoor. Edgar yang pada tanggal 27 Juni tersebut tergabung dalam kelompok Maria mengisahkan kegiatannya bersama peserta lain. Mereka saling bertukar cerita dan pengalaman mengenai kegiatan, kondisi, perkembangan, dan tantangan yang dihadapi oleh OMK di masing-masing paroki dan keuskupannya. Acara seru berlanjut ke sesi bersama Romo Eko Wahyu OSC dan Ibu Anastasia Satriyo, seorang psikolog, yang membawakan topik tentang Keluarga Katolik. Sesi keluarga ini membahas tentang komunikasi dalam keluarga, dan pentingnya berkomunikasi secara baik dan benar yang sangat berpengaruh terhadap relasi dan kesehatan mental setiap anggota keluarga. Sesi ini dibawakan dengan gaya yang menyenangkan dan lucu sehingga terasa mengena dan tidak membosankan. Setelah membersihkan diri dan makan malam peserta diajak masuk ke dalam sesi Ibadat Batin. Pada sesi yang didampingi oleh Romo Joseph Susanto, Pr. ini orang muda diajak memeriksa diri, melihat ke dalam dan mengenal diri lebih jauh sebagai orang-orang utusan Tuhan. Romo Joseph menyampaikan pentingnya menghargai diri sebagai pribadi yang dicintai Tuhan, bahwa rencana Tuhan tidak pernah gagal terhadap siapapun yang mau mencari Tuhan, mau capek, dan jeli menanggapi sapaan Tuhan. Sebagai sesi penutup agenda hari itu dalam Ibadat Batin peserta memperoleh Sakramen Tobat sebagai bentuk merendahkan diri untuk menerima cinta Tuhan. Pada hari berikutnya kelompok Maria yang mendapat giliran melakukan kegiatan di luar ruangan. Sebuah panti asuhan bernama Santa Maria Pasang Surut yang terletak di pedalaman, di suatu daerah bernama Pasang Surut, dengan perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar lima jam perjalanan darat, menjadi tempat kunjungan teman-teman IYD. Disana ANEKA | 67


peserta diajak mengenal kehidupan anak-anak panti termasuk karyawan yang bekerja di kebun dan merawat peternakan sapi. Produk yang diolah dari hasil kebun dan peternakan dijual ke kota, walau harus menempuh perjalanan jauh untuk mencapai kota. Di panti asuhan Santa Maria Pasang Surut peserta IYD diberi tugas untuk menanam bibit sawit di lahan kosong milik panti sebagai sumber pemasukan kelak jika pohon sawit sudah menghasilkan. Kunjungan ini bagi Edgar dan kawankawan membawa kesan mendalam, “nyatanya ada anak-anak yang tinggal di daerah yang terpencil tanpa gadget dan wifi, tidak juga mengenal bioskop apalagi mall, bahkan kalau mau ke kota harus menempuh waktu 4-5 jam, toh mereka tetap tampak bahagia, ya” tutur Edgar yang diiringi anggukan teman OMK lainnya. Agenda hari terakhir sebelum peserta masuk pada sesi perpisahan dan misa penutupan peserta diminta untuk membuat rencana ke depan sebagai tindak lanjut dari diskusi yang telah dilakukan pada tanggal 27 Juni sebelumnya. Rencana ini bisa dalam lingkup dekenat ataupun sekeuskupan. Diskusi berjalan dinamis, masing-masing pribadi atau kelompok mengajukan dan mengolah bersama berbagai ide termasuk harapan yang ingin diberikan kepada parokinya. Akhirnya sesi perpisahan dan misa penutupan menjadi titik ujung peserta IYD merangkum semua kegiatan yang sudah dilakukannya ke dalam hal yang paling dalam, yaitu pribadi demi pribadi untuk membawa pulang bibit-bibit semangat, rencana, dan tekad yang bisa dibagikan kepada teman-teman OMK di parokinya masing-masing, sebagai bentuk kebangkitan dan berani bersaksi. Pesawat tinggal landas dari Bandara Sultan Hasanuddin, pukul 13.45, membawa pulang kontingen Jakarta untuk kembali kepada komunitas asalnya. Semoga semangat dan inspirasi yang diperoleh dari IYD tetap bisa menyala dan dibagikan kepada OMK lainnya. Salam IYD 2023 Palembang Kisah Edgar (ditulis kembali oleh Er) 68 | ANEKA


Saya dan dan teman saya terpilih untuk mewakili Paroki Pulo Gebang dalam acara JAMNAS SEKAMI. JAMNAS SEKAMI atau Jambore Nasional SEKAMI tahun 2023 mengusung tema “Berbagi Sukacita Injil dalam Kebinekaan: Bersahabat, Terlibat, dan Menjadi Berkat”. Jambore Nasional SEKAMI 2023 dilaksanakan dari tanggal 4-7 Juli di Seminari Mertoyudan, Magelang. Sebelum itu, pada 24-25 April, kami melakukan masa karantina di Wisma Samadi, Klender. Di sana, kami bertemu teman-teman seKeuskupan Agung Jakarta. Selama masa karantina tersebut, kami berlatih untuk bersosialisasi dan mendapatkan teman baru. Lalu, kami juga dibekali tentang apa itu Jambore Nasional oleh kakak pendamping. Selama masa ini pula, kami berlatih menari bersama dan membuat yel-yel dari Keuskupan Agung Jakarta. Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 3 Juli. Kami berkumpul bersama di Gereja Katedral, Jakarta. Kami berangkat ke Seminari Mertoyudan di Magelang menggunakan bus kira-kira lama perjalanannya adalah 10 jam. Di sepanjang perjalanan kami semakin mengakrabkan diri. Kami saling mengobrol dan bernyanyi bersama. Setibanya di sana, kira-kira pukul 21:00 kami disambut oleh kakak panitia. Kami pun diantar menuju kamar untuk beristirahat. Tapi kamar yang kami tempati bukan seperti kamar bersekat, melainkan terdapat sebuah ruangan yang besar dan dapat menampung sekitar 100 orang untuk tidur. Ruangan tersebut biasa disebut sebagai dormit. Setelah itu, kami meletakkan barang bawaan kami, mengganti baju, dan tidur bersama di lantai beralaskan sebuah matras. Selasa, 4 Juli 2023 Sekitar pukul 04.00, kami bangun dan bersiap untuk mandi. Di sini kami berusaha untuk beradaptasi. Mulai dari tidur di lantai yang dilapisi matras, suhu udara yang bikin bulu kuduk merinding, dan air mandi yang sangat dingin. Tapi, hal ini bukan masalah untuk kami, lantaran seluruh peserta juga merasakan hal yang sama dan melewatinya dengan penuh semangat. Pada pukul 06.00 kami dibagikan makanan dan makan bersamasama. Setelah itu, pada pukul 08.00 kami EMPAT HARI TAK TERLUPAKAN DI MERTOYUDAN JAMNAS SEKAMI 4 – 7 JULI, 2023 ANEKA | 69


70 | ANEKA melakukan pendaftaran ulang di lapangan depan seminari. Kemudian, kami dibagi dalam Bawil (Basis Wilayah) dan Medan. Oh ya, di Seminari Mertoyudan terbagi menjadi 3 Medan yaitu Medan Pratama, Medan Tamtama dan Medan Madya. Saya ditempatkan dalam Bawil 10 dan Medan Pratama. Lalu, disinilah saya dengan teman-teman se-KAJ berpisah dan menuju Medan kami masing-masing. Nantinya di dalam Bawil, kami akan menjalani serangkaian kegiatan Jambore bersama. Sesampainya di Medan Pratama, saya mulai saling berkenalan dan bertukar nomor handphone dengan teman-teman dari daerah lain. Awalnya saya merasa takut karena bertemu dengan banyak orang asing dan ingin segera pulang. Saya berharap kegiatan ini berakhir secepatnya. Namun, siapa sangka beberapa hari kemudian saya akan berkata sebaliknya? Di sore hari, kami berkumpul dalam Bawil. Bawil ini terdiri dari teman-teman dari berbagai daerah. Jambore ini diawali dengan misa pembukaan di GOR Laudato Si. Pada saat itu, saya berkenalan dengan seorang teman sebaya bernama Vivi dari Keuskupan Samarinda. Kami berbincang tentang hal-hal atau kebudayaan di daerah masing-masing. Setelah misa pembukaan berakhir, terdapat opening ceremony yang sangat meriah. Tepuk tangan, sorak sorai dan semangat membara menggelora di GOR Laudato Si. Lalu, malam ini ditutup dengan doa malam bersama. Setelah itu, kami kembali ke Medan masing-masing untuk tidur malam. Tapi karena saya dan Vivi ingin jalan-jalan. Kami keluar dari dormit kami dan berjalan-jalan sambil mengobrol. Saya senang sekali bisa memiliki teman baru. Rabu 5 Juli 2023 Di pagi hari, semua peserta Jambore mandi dan bersiap untuk misa. Misa dilakukan di Medan masing-masing. Saat misa, keadaannya begitu khidmat (bahkan sampai ada yang tertidur hehehe). Setelah misa selesai, kami makan bersama dalam Bawil. Di dalam Bawil, kami masingmasing memiliki tugas. Ada yang bertugas untuk membawa makanan dan ada yang bertugas untuk mencuci piring setelah selesai makan. Di hari ke-2 dan ke-4 saya bertugas mencuci piring bersama beberapa teman. Saya senang karena kami dapat bekerja sama untuk mencuci piring. Lalu kami pergi ke GOR Laudato Si, untuk edukasi. Pada siang sampai sore hari, kami berkumpul dalam Bawil dan berdinamika bersama. Mulai dari saling berkenalan, berdoa, berbincang, bermain hingga bertukaran cindera mata. Setelah berdinamika dengan Bawil masingmasing, kami berjalan-jalan ke Medan lain untuk menemukan teman baru. Saya akui, saya masih takut dan malu untuk berkenalan. Namun, saya lebih takut jika nanti saya menyesal karena


ANEKA | 71 tidak berkenalan dengan teman baru. Syukurlah, teman-teman baru yang saya temui semuanya sangat baik dan menerima saya dengan terbuka. Kemudian, pada malam hari, ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu menonton preview JAMNAS dan pentas seni di GOR Laudato Si. Pentas seni yang ditampilkan ini menghadirkan kebudayaan dari seluruh daerah di Nusantara. Pentas yang sangat spektakuler dan menakjubkan. Lewat pentas ini, kami jadi mengetahui budaya dari daerah lain. Setiap daerah memiliki ciri khas yang unik dan menarik. Hari itu ditutup dengan berdoa malam bersama dan kembali ke Medan kami masing-masing untuk beristirahat. Kamis, 6 Juli 2023 Nah, hari ini adalah hari kita bermisi yaitu kunjungan misioner! Kami diutus ke beberapa tempat untuk menemukan sahabat-sahabat baru dan berbagi sukacita. Ada yang pergi ke pesantren, ada yang pergi ke pura, ada juga yang pergi ke vihara dan masih banyak tempat spesial lainnya. Saya mendapat kesempatan untuk pergi ke vihara. Di sana, saya belajar banyak hal, mulai dari belajar meditasi sampai mengenal siapa Sidharta Gautama. Biasanya, kami hanya belajar dari buku pelajaran dan hanya mengetahui gambaran umumnya saja. Tapi, lewat kunjungan misioner kami belajar lebih dari itu. Dan pelajaran utama dari kegiatan ini adalah kami belajar untuk memahami dan berlatih untuk mewartakan Sukacita Injil. Selain itu, kami jadi menyadari bahwa perbedaan adalah hal yang berharga dan indah. Entah itu perbedaan dalam agama, budaya, suku, ras maupun perbedaan lainnya. Semua hal indah tersebut adalah anugerah Tuhan. Pada sore hari, kami pergi ke GOR Laudato Si untuk melihat video sharing


72 | ANEKA dari masing-masing Bawil dan menonton Preview Jamnas, dilanjutkan makan malam bersama. Di malam terakhir, pada pukul 20.30-22.00 kami melakukan doa malam: Doa 1000 Lilin Misi Nusantara. Kami berdoa rosario bersama sambil berjalan menuju ke dalam GOR Laudato Si dengan lilin di tangan seluruh peserta. Suasana yang begitu khidmat dan menenangkan. Setelah rosario dan berdoa bersama, kami kembali ke Medan masing-masing. Seharusnya sih, kami segera tidur. Namun, karena ini malam terakhir, kami memilih berkeliling ke setiap Medan untuk berkenalan dengan teman baru dari daerah lain. Di perjalanan, kami juga bertemu dengan teman-teman dari Keuskupan KAJ! Kami merasa sangat senang dan saling bertukar tanda tangan. Saya bertemu dengan teman dari Keuskupan Maumere bernama Shanti. Ia sangat manis dan cantik. Kami berdua berbincang akrab di sebuah taman, Shanti mengungkapkan kekagumannya pada teman-teman dari KAJ. Begitu pula dengan saya yang juga merasa kagum karena teman-teman dari Timur yang selalu bersemangat dan bergembira ketika mengikuti semua kegiatan. Hal ini adalah salah satu momen yang akan saya kenang seumur hidup saya. Jumat, 7 Juli 2023. Tidak terasa bahwa hari ini adalah hari terakhir Jambore. Pada pagi hari, kami berkumpul dalam Bawil dan melakukan ibadah atau doa pagi bersama. Setelah itu, kami ke GOR Laudato Si untuk kegiatan Edukasi ke-4: Diutus Menjadi Berkat. “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil....” (Mrk 16:15). Inilah gerbang perutusan kami. Setelah menerima formasio iman dengan Yesus, peserta JAMNAS diutus menjadi misionaris di tempat masing-masing dan membagikan Sukacita Injil. Kemudian, kami kembali ke Medan masing-masing untuk melakukan “opera” atau kegiatan bersih-bersih. Kami merapikan barang bawaan kami, ruangan tempat kami tidur bersama dan lingkungan sekitar wilayah kami. Pada saat kami kembali ke Bawil masingmasing, kami mulai saling mengucapkan salam perpisahan, ada juga yang sampai terharu karena harus berpisah. Saya merasakan kehangatan dan keakraban yang sangat mendalam di Bawil saya. Padahal kami baru 4 hari bersama tapi rasanya hubungan kami sudah saling terjalin sejak lama. Setelah selesai makan siang, seluruh peserta berkumpul ke GOR Laudato Si untuk berkegiatan terakhir, yaitu misa penutupan. Usai misa penutupan seluruh peserta yang ada di dalam GOR bernyanyi dan menari bersama untuk yang terakhir kalinya. Awalnya saya tidak merasa sedih. Namun ketika lagu berjudul “Ingatlah


ANEKA | 73 Hari Ini” diputar air mata saya menetes dan saya mulai menangis seperti anak kecil. Saya memeluk sahabat saya Vivi. Kami kembali ke wilayah kami dan saling mengucapkan salam perpisahan. Kami berfoto bersama dan saling berpelukan. Di dalam kebersamaan itu, terdapat suatu harapan dimana kami dapat berkumpul bersama lagi sebagai satu keluarga besar anak misioner. Setelah berpisah dengan teman-teman di Bawil, kami berkumpul dengan teman-teman dari Keuskupan KAJ untuk kembali lagi ke Jakarta. Saat perjalanan pulang, saya mencoba untuk merefleksikan kegiatan Jambore yang telah saya ikuti selama 4 hari. Saya tidak menyangka. Awalnya, saya ingin segera berakhir dan pulang. Namun, sampai sekarang saya masih berpikir bahwa 4 hari itu bagai mimpi. Sebuah mimpi yang indah. Di situlah kami bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah di Nusantara. Dan di sini pula, kami belajar untuk saling menerima, menghargai dan mencintai setiap perbedaan yang ada. Akhirnya saya paham dan merasakan arti ke-Bhinnekaan sesungguhnya. Kami bersyukur karena diberikan kesempatan untuk menjadi salah satu perwakilan dari Keuskupan Agung Jakarta. Perjalanan kami sebagai anak misioner baru dimulai. Dan kami ingin mengingatkan teman-teman sekalian, bahwa kita adalah sesama anak misioner. Kita telah diutus oleh Tuhan untuk mewartakan Sukacita Injil kepada sesama. Bagaimana caranya? Caranya adalah hidup dengan penuh semangat berbagi dan saling tolong menolong. Dapat kita wujudkan dengan menjalankan semangat SEKAMI; yaitu Doa, Derma, Kurban dan Kesaksian (2D2K). Kita sebagai misionaris diutus untuk bermisi. Bermisi dapat diartikan sebagai kesadaran untuk melepaskan kepentingan diri sendiri, lalu siap berbagi atau melayani sesuai dengan yang dibutuhkan oleh lingkungan tempat kita berada. Inilah kisah awal mula perjalanan misioner kami, bagaimana denganmu? Kami tunggu ya! Salam Misioner! Verlyn dan Raka


Click to View FlipBook Version