The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Edisi majalah kali ini tampil dengan gaya keperakan dan warna-warna terang yang hangat. Warna perak mewakili pesta 25 tahun Paroki Pulo Gebang, warna tiel dan jingga menggambarkan sukacita, kehangatan dan harapan.

Konten didalamnya menampilkan goresan karikatur para Gembala yang pernah dan sedang memimpin di Paroki Pulo Gebang serta hadiah tulisan, menjadi ungkapan kenangan, dukungan sekaligus doa untuk seluruh umat paroki Pulo Gebang. Begitu juga lomba-lomba dari PanHut yang walaupun melalui online tetap bisa menggerakan banyak umat untuk terlibat dan menghadirkan sukacita, menggambarkan bahwa sukacita bisa melampau keterbatasan apapun.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by gabrielkomsos, 2020-08-04 22:01:03

DIAGA 25 TAHUN PAROKI PULO GEBANG

Edisi majalah kali ini tampil dengan gaya keperakan dan warna-warna terang yang hangat. Warna perak mewakili pesta 25 tahun Paroki Pulo Gebang, warna tiel dan jingga menggambarkan sukacita, kehangatan dan harapan.

Konten didalamnya menampilkan goresan karikatur para Gembala yang pernah dan sedang memimpin di Paroki Pulo Gebang serta hadiah tulisan, menjadi ungkapan kenangan, dukungan sekaligus doa untuk seluruh umat paroki Pulo Gebang. Begitu juga lomba-lomba dari PanHut yang walaupun melalui online tetap bisa menggerakan banyak umat untuk terlibat dan menghadirkan sukacita, menggambarkan bahwa sukacita bisa melampau keterbatasan apapun.

Keywords: gereja,paroki,pulogebang,santogabriel,majalahdiaga,HUT25,pestaperak

EDISI HUT 25 TAHUN - 2020|UNTUK KALANGAN SENDIRI

23 Juli 2020

Panitia HUT Paroki

Wilayah 3 & 4

TIM REDAKSI Surat Redaksi

Pelindung : Salam Sehat,
Dewan Paroki St. Gabriel Pulo Gebang Puji syukur kepada Tuhan Sang Pemilik
Rencana. Segala yang tidak terpikirkan dalam
Penasihat : perencanaan program Paroki Pulo Gebang baik
Romo A. Setya Gunawan, Pr. dalam program kerja Unit Karya maupun Panitia
HUT Paroki ke-25, telah dinyatakanNya dan
Pendamping dijadikan baik adanya.
Heribertus Bramundito Menjadi pengalaman luar biasa majalah Diaga
boleh menjadi bagian dalam situasi saat ini yang
Koordinator dan Redaksi akan disebut sebagai salah satu catatan sejarah,
Christine Lerin situasi tidak mudah tapi dengan segala upaya
Romo, Dewan Pleno dan seluruh umat bahu
Redaktur Pelaksana dan Editor : membahu tetap berusaha mencari cara untuk
Denny Kus Indarto, memberikan pelayanan.
Yunita Wardhani (Cika) Edisi majalah kali ini tampil dengan gaya
keperakan dan warna-warna terang yang hangat.
Artistik dan Layout : Warna perak mewakili pesta 25 tahun Paroki Pulo
Teguh Kristanto, Juan Constantine, Gebang, warna tiel dan jingga menggambarkan
Jenar Maheswari, Lintaka sukacita, kehangatan dan harapan.
Konten didalamnya menampilkan goresan
Ilustrator karikatur para Gembala yang pernah dan sedang
Heru Aji Jaladara memimpin di Paroki Pulo Gebang serta hadiah
tulisan, menjadi ungkapan kenangan, dukungan
Tim Redaksi sekaligus doa untuk seluruh umat paroki Pulo
Dolly Silviana, Triesly Wigati, Gebang. Begitu juga lomba-lomba dari PanHut
Irene Bonnie, Ferdinand Lamak yang walaupun melalui online tetap bisa
menggerakan banyak umat untuk terlibat dan
Kontributor menghadirkan sukacita, menggambarkan bahwa
Lusiana Bintang Siregar M.Psi (Psikolog), dr. sukacita bisa melampau keterbatasan apapun.
Edho Yuwono, Maria Risnaniar Semoga informasi sejarah, fasilitas gereja,
pilihan ayat-ayat Kitab Suci, rubrik psikologi,
Tim Fotografi, rubrik kesehatan, dan harapan anak-anak kita
Bonnie, Detty dari BIA memberi daya kekuatan dan sukacita
tidak saja hari ini tapi untuk seterusnya dalam
Iklan keterlibatan untuk saling melayani dengan setia
Panitia HUT 25 Wilayah III dan IV dan murah hati, seperti Yesus Sang Gembala Yang
Murah Hati. Amin
Bagi Umat Paroki Pulo Gebang yang
ingin mengirimkan artikel atau tulisan Redaksi Majalah Diaga
mengenai kegiatan di seksi, kategorial,
wilayah/lingkungan silahkan menghubungi
Seksi Komsos atau melalui E-mail:
[email protected]

DAFTAR ISI

5 Suara Gembala
8 Mutiara Gembala

11 Gaudium Omnibus
14 Pulo Gebang (1994 – 1995)

Sepenggal Kisah Awal Lahirnya
Paroki Pulo Gebang

19 Cinta Pertamaku
27 Doa yang Dikabulkan
32 Meminta Tanda

40 Sukacita 25

42 Kehadiran Patung St. Gabriel dan Taman Jalan Salib
44 Misa Puncak 25th Paroki Pulo Gebang Ditandai

Hadirnya Patung Santo Gabriel

45 Kardinal Suharyo Ajak Paroki Semakin Kreatif

50 25 Peristiwa Penting dalam Sejarah Paroki Pulo Gebang
52 6 Pilihan Juri & Pemirsa Lomba Vlog Ayat Kitab Suci
57 Beda Pelayanan dengan Pekerjaan
58 25 Harta Sukacita
64 25 Pantun Terbaik Lomba Menulis Pantun dalam Rangka

HUT 25 Tahun Paroki Pulo Gebang

66 25 Langkah Penting Dalam Pelayanan
70 Logo Seksi & Kategorial
76 Tumbuh Kembang Fasilitas Gereja St. Gabriel
80 BIA dan 25th Gerejaku

Suara Gembala 5

”Pesta Perak Paroki
di Saat Pandemi
Covid 19”

Salam Damai Kristus, Pesta Perak Paroki (9 hari) via YouTube, Face Book
dan Website Paroki. Renungan dibawakan oleh
Umat Paroki Pulo Gebang, Gereja Santo Gabriel beberapa Romo, antara lain yang pernah berkarya
yang terkasih, akhirnya kita merayakan Pesta di Paroki Pulo Gebang.
Perak Paroki juga, walaupun dalam suasana
pandemi Covid 19. Misa Puncak Perayaan pada hari Minggu, tanggal
26 Juli 2020. Puji Tuhan, sebagai hadiah Pesta
Panitia sudah terbentuk (dari Wilayah 3 dan 4). Perak, kita boleh mengadakan misa “offline”
Rangkaian perayaan sampai puncak perayaan di Gereja. Setelah lebih dahulu kita mendapat
sudah direncanakan dengan matang. Ada logonya, kunjungan dan arahan langsung dari Romo Vikjen
ada temanya, yakni: “Keadilan Menghadirkan (Romo Samuel Pangestu, Pr). Dalam misa perdana
Sukacita” Akan tetapi badai pandemi datang ini, terbatas untuk Dewan Paroki Pleno, Para
menerpa dunia, Indonesia, Jakarta sampai Pulo Petugas Liturgi dan Tim Gugus Kendali Paroki.
Gebang. Semua gerak kita serba terbatas,
tetapi semangat tetap berkobar. Ibarat pepatah: Untuk minggu-minggu selanjutnya tentu umat
“The Show must go on”. Kita tetap merayakan, berkesempatan untuk ikut misa dengan protokol
tetapi menyesuaikan peraturan pemerintah dan kesehatan yang ketat. Semuanya harus memakai
Gereja Keuskupan Agung Jakarta. Tidak ada jalan prinsip kehati-hatian. Harapannya kita semua bisa
lain, kecuali melalui media “online”. menerima, mengerti dan memakluminya. Kita
mau tidak mau harus menjalani “hidup normal
Beberapa kali rapat Panitia dan Dewan Paroki baru” atau “habitus baru”. Bahkan teman saya ada
Harian melalui “Zoom”. Di bidang non liturgi: ada yang mempertanyakan: “hidup normal baru” atau
lomba membuat Pantun, Vlog Kitab Suci, Flyer “hidup up normal baru” ya? Apa pun namanya
ucapan Selamat, dll. Di bidang liturgi: ada Novena janganlah panik, tetapi tetap waspada.

6 MSuutaiarraaGGeemmbbaalala

Dan yang tidak boleh hilang adalah tetap
bersyukur, tetap bersemangat dan tetap
bersukacita.

Sayang seribu sayang, karena pandemi belum
berakhir, Bapak Uskup Ignatius Kardinal
Suharyo tidak bisa hadir secara fisik dalam
misa puncak Pesta Perak. Tetapi Beliau tetap
hadir memberikan ucapan selamat, kesan dan
harapan untuk seluruh umat Paroki Pulo
Gebang lewat tayangan video virtual. Beliau
juga berkenan menandatangani prasasti
yang akan dilekatkan pada dudukan patung
Santo Gabriel (yang terbuat dari aluminium
cor berwarna perak). Patung ini sebagai salah
satu (sebelumnya telah dibangun juga “Taman
Jalan Salib”) “penanda” Pesta Perak Paroki.
Harapannya umat semakin mengenal dan
bangga serta meneladan keutamaan dari
Santo Pelindung Paroki kita tercinta.

Panitia bersama Seksi KomSos Paroki
menerbitkan Majalah Diaga dengan edisi
khusus. Panitia juga memberikan satu paket
kenang-kenangan sederhana untuk setiap
keluarga yang ada di Paroki. Atas berbagai
upaya dan pelayanan yang luar biasa dari
Panitia, Dewan Paroki Pleno, para donatur dan
umat sekalian, saya sebagai Pastor Paroki
(bersama Romo Alphonsus Setya Gunawan,
Pr) mengucapkan berlaksa TerimaKASIH.

Akhirnya, Selamat Pesta Perak Paroki Pulo
Gebang, Gereja Santo Gabriel. Semoga
semakin Beriman, semakin Bersaudara,
semakin Berbelarasa dan semakin mampu
menjadi Pewarta Kabar Sukacita Injili dalam
hidup menggereja dan bermasyarkat.
“Gaudium Omnibus”: Sukacita Semua dan
Semua Sukacita.

Teriring Doa dan Berkat,
Romo Aloysius Susilo Wijoyo, Pr
(Pastor Kepala Paroki)



8 Mutiara Gembala

Rm. A. Susilo Wijoyo, Pr

Mutiara Gembala 9

10 Mutiara Gembala

Rm. Alphonsus Setya Gunawan, Pr.

Mutiara Gembala 11

GAUDIUM
OMNIBUS

Saat kita memasuki ke halaman gereja Paroki Pulo Gebang mengambil Malaikat
melalui pintu utama, kita akan melihat sebuah Gabriel sebagai pelindung dan penuntun bagi
“LOGO” Gereja St. Gabriel warna merah menyala seluruh umat dalam menjalani gerak pastoral di
terpampang gagah perkasa di atas pagar gereja. tengah gereja dan masyarakat. Sebagai penanda
Logo itu terpampang di setiap sudut tempat di hari ulang tahun Paroki Pulo Gebang yang
dan menjadi sebuah tanda nyata bagi hadirnya ke-25, di depan gereja dipasang patung Malaikat
Gereja St. Gabriel Pulo Gebang di tengah gereja Gabriel yang gagah perkasa penuh pesona
dan masyarakat. Logo itu menjadi moto indah dan pesan, agar umat selalu ingat bahwa kita
penuh pesan bagi setiap jemaat yang berada di diajak untuk meneladan Malaikat Gabriel yang
Paroki Pulo Gebang dalam melayani Gereja dan selalu mewartakan kehendak Tuhan yang luhur,
masyarakat. Harapannya semoga seluruh umat membawa pesan penting dari Tuhan, menuntun ke
paroki dapat menghayati makna rohani yang jalan yang benar dan selalu membawa sukacita.
terdalam dan menjadi daya kuat bagi seluruh Sebagai malaikat agung, Gabriel dirayakan
gerak pastoral. bersama-sama dengan Malaikat Michael dan
Rafael pada tanggal 29 September.
Arti logo :
1. Salib tebal melambangkan umat yang beriman Di dalam Kitab Suci, malaikat begitu banyak
disebut baik dalam Perjanjian Lama maupun
kuat kepada Yesus Kristus. Perjanjian Baru, walau terkadang sulit dipahami.
2. Sayap Malaikat melambangkan umat yang Secara sederhana bisa dirumuskan bahwa
malaikat adalah makhluk supranatural yang
mempercayakan perlindungannya kepada ditemui dalam berbagai agama dan mitologi.
malaikat Gabriel. Malaikat sering digambarkan sebagai makluk
3. Bulu sayap yang berjumlah 9 (sembilan) surgawi yang baik hati yang bertindak sebagai
melambangkan bulan September. perantara antara Tuhan atau surga dan manusia
4. 2 (dua) sayap masing-masing berbulu untuk menyampaikan berita surgawi kepada
sembilan melambangkan pesta nama Santo ciptaanNya. Malaikat selalu menampakan diri
Gabriel pada tanggal 29 September. dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan raja
5. Pita yang berujung dan tak berpangkal, dan kepada makhluk yang dikehendaki Tuhan.
melambangkan kegembiraan bersama yang
akan dibawa terus tanpa pernah berakhir. Malaikat Gabriel pelindung paroki kita pertama
6. Warna merah melambangkan semangat yang kali ditemui dalam Perjanjian Lama yakni dalam
berkobar untuk mewartakan kabar sukacita Kitab Daniel bab 8:16 dan 9:21. Lebih lanjut nama
Gabriel diketemukan dalam Injil Lukas bab 1:19
Misi Paroki Pulo Gebang dan bab 1:26, dapat juga ditemui dalam teks-teks
Perjanjian Baru meskipun tidak disebut nama
“Membangun Gereja yang adil dan beradab Gabriel, tapi bisa ditafsirkan bahwa itu adalah
dengan sukacita pelayanan yang kreatif dan Malaikat Gabriel.
peduli kepada umat Paroki serta membangun
kehidupan harmonis dengan masyarakat 1. Daniel 8:16 dan aku mendengar dari tengah
sekitar”. sungai Ulai itu suara manusia yang berseru:

12 Mutiara Gembala

“Gabriel, buatlah orang ini memahami 2:14 “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang
penglihatan itu!” mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di
2. Daniel 9:21 sementara aku berbicara dalam antara manusia yang berkenan kepada-Nya.”
doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel,
dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang Dari beberapa contoh tentang kehadiran
dahulu itu pada waktu persembahan korban Malaikat Gabriel, kita bisa merasakan arti
petang hari. kehadiran Malaikat Gabriel yang selalu bernada
3. 1:19 Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah sukacita. Dalam Kitab Daniel diceritakan
Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus bagaimana Daniel yang waktu itu berada dalam
untuk berbicara dengan engkau dan untuk pembuangan di Babilonia (di kota Median)
menyampaikan kabar baik ini kepadamu. mendapat penglihatan dan Gabriel-lah yang
4. Lukas1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menjelaskan arti penglihatan itu. Jadi Malaikat
menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota Gabriel membawa sukacita kepada Daniel. Begitu
di Galilea bernama Nazaret, pula saat Daniel berdoa tobat karena dosa-dosa
5. Lukas 1:26-38 : Dialog Malaikat dengan Bunda orang Israel yang melawan Tuhan. Malaikat Gabriel
Maria memberitahukan bahwa dosa mereka diampuni
dan umat akan dipulihkan serta Yerusalem akan
Ada ayat-ayat Kitab Suci yang hanya menyebut dikembalikan. Inilah warta sukacita. Berita itu
“malaikat” tanpa menyebut namanya. Bisa diduga, menjadi nyata ketika Umat Yehuda boleh kembali
beberapa ayat di bawah ini adalah Malaikat ke Yerusalem pada tahun 538 SM dan tahun 515
Gabriel, misalnya: SM bait suci dibangun kembali.

1. Matius 1:20-24 Demikian pula kehadiran Yesus yang
1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan diberitakan oleh Malaikat Gabriel di Perjanjian
Baru, adalah warta sukacita bagi semua bangsa.
maksud itu, malaikat Tuhan nampak Kehadirannya membuat “Gaudium Omnibus”.
kepadanya dalam mimpi dan berkata: “Yusuf,
anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maka pesan suci yang terkandung dalam logo
Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dan yang menjadi misi paroki: “Membangun Gereja
dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” yang adil dan beradab dengan sukacita pelayanan
1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf yang kreatif dan peduli kepada umat Paroki
berbuat seperti yang diperintahkan malaikat serta membangun kehidupan harmonis dengan
Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria masyarakat sekitar” mempunyai landasan Kitab
sebagai isterinya, Suci yang sangat mendalam dan penuh arti.
2. Lukas 2:0-14
2:9 Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan Semoga di hari ulang tahun yang ke-25 ini,
di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar paroki kita semakin bersemangat dan matang
meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. serta dewasa dalam mewartakan kabar sukacita
2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: kepada Gereja dan masyarakat.
“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku
memberitakan kepadamu kesukaan besar Rm. Alphonsus Setya Gunawan, Pr.
untuk seluruh bangsa” Inilah makna dari kata
“Gaudium Omnibus”= Kegembiraan/sukacita Dirgahayu Paroki Pulo
bagi semua orang Gebang Gereja St. Gabriel
2:13 Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama
dengan malaikat itu sejumlah besar bala
tentara sorga yang memuji Allah, katanya:



14 Mutiara Gembala

Pulo Gebang (1994 – 1995)
Sepenggal kisah awal lahirnya
Paroki Pulo Gebang.

Awalnya Bapa Uskup Leo Sukoto memanggil Kunjungan ke lingkungan-lingkungan, untuk
dan mengutus saya untuk membantu beliau mensosialisasikan dan menampung aspirasi umat.
menyiapkan Stasi Pulo Gebang (Stasi dari Paroki Bersama dewan berkunjung ke paroki tetangga
Pulo Mas) menjadi Paroki. (Kranji, Duren Sawit, Rawamangun, Cilincing dan
Pulo Mas) membicarakan batas paroki.
Dalam pertemuan pribadi di Keuskupan, Beliau
berkata “Romo, saya pindahkan ke Paroki Pulo Panitia Pembangunan berjuang mencari dana
Mas dengan maksud Romo Saya tugaskan di Stasi ke paroki tetangga bahkan ke kantor-kantor dan
Pulo Gebang. Romo tinggal bersama umat disana. perusahaan-perusahaan, tim khusus (para arsitek)
Siapkan jadi Paroki. Siapkan segala yang perlu menggambar bangunan gereja dan dihantar ke
untuk berdirinya sebuah Paroki. Koordinasi dengan Bapak Uskup untuk diperbaiki. Dewan Paroki
Dewan Paroki Pulo Mas. Saya doakan Romo, Tuhan berkoordiansi dengan pihak PT. ASCO menyangkut
memberkati.” lokasi tanah yang sudah dibebaskan dan dibeli
gereja.
Lalu saya diberkati oleh Bapak Uskup dan
saya pamit. Pulang ke Yakobus Kelapa Gading, Semakin sering Dewan Stasi Pulo Gebang
memberesi barang-barang dan pamit menuju berkonsultasi dengan dewan Paroki Pulo Mas dan
Pulo Mas. Setelah mendapat arahan dan petunjuk atas saran Dewan Paroki Pulo Mas, Dewan Stasi
praktis dari Dewan Paroki Pulo Mas, saya memberikan laporan terakhir perkembangan
berangkat menuju Pulo Gebang. Saya disambut Stasi Pulo Gebang. Selanjutnya Paroki Pulo Mas
dengan penuh sukacita oleh umat, menempati memohonkan persetujuan Bapak Uskup untuk
sebuah rumah untuk menjadi tempat tinggal dan pendirian paroki baru Paroki Pulo Gebang.
sebuah rumah lain lagi untuk beribadah Minggu.
Akhirnya pada tanggal 23 Juli 1995 Bapa Uskup
Bulan-bulan awal banyak pertemuan dengan Leo Sukoto, Uskup Keuskupan Agung Jakarta
Dewan Stasi dan Pantia Pembangunan. Menata memutuskan dan menetapkan Stasi Pulo Gebang
dan menyiapkan personalia Dewan Stasi, cikal menjadi Paroki Pulo Gebang dengan nama
bakal Dewan Paroki, orang-orang yang duduk di pelindung Santo Gabriel Malaikat Agung.
Dewan Stasi tidak boleh rangkap tugas di Panitia
Pembangunan. Berakhirlah tugas perutusan saya, saya kembali
ke Pulo Mas. Semuanya untuk Kemuliaan Tuhan.
Baik dewan, panitia, bahkan umat (lingkungan Selamat Ulang Tahun ke-25 “Pesta Perak” Paroki
dan wilayah) bekerja keras, sungguh-sungguh Pulo Gebang
extra ordinary supaya kerinduan yang sudah
bertahun-tahun menjadi paroki cepat terwujud. Rm. Sylvester Nong, Pr
Januari 1995 – Juli 1995

Mutiara Gembala 15

Rm. Silvester Nong, Pr



Mutiara Gembala 17

Rm. Lodewijk Bambang Wiryowardoyo, Pr

18 Mutiara Gembala

Rm. Antonius Padua Adji Prabowo, Pr

Mutiara Gembala 19

CINTA
PERTAMAKU

Bagaimanapun juga Paroki Pulo Gebang tidak mungkin kan seorang romo juga membawa
akan pernah saya lupakan karena Pulo Gebang pedang, bukan? Bahkan kami juga melakukan
merupakan tugas pertama saya setelah saya evakuasi para Suster Sang Timur ke pastoran
ditahbiskan. Saya tahbisan tanggal 15 Agustus karena di daerah Taman Modern sudah sangat
1997, langsung tanggal 17 Agustus 1997 saya mencekam.
menuju Pulo Gebang.
Oh iya, pernah juga suatu waktu saya diminta
Waktu itu gerejanya masih belum jadi, gerejanya di untuk mengunjungi seorang anak yang sakit parah
Blok H di rumah komplek dan pastoran di dan sudah masuk ICU di RS. Carolus dan karena
Blok D dan sekretariat di Blok F. Saat itu kami tidak mempunyai biaya untuk operasi, keluarga
kerap bergaul dengan masyarakat sekitar, karena meminta saya untuk menyampaikan kepada pihak
kami tinggal di rumah komplek. Jadi sering ikut RS. Carolus untuk mengeluarkannya dari
kegiatan RT, rapat RT dan lain-lain karena Rumah Sakit. Namun, Tuhan sudah lebih dahulu
kebetulan Ketua RT-nya merupakan Prodiakon memanggilnya, sebelum proses operasi
sekaligus Sekretaris Dewan Paroki di gereja dilakukan.
namanya Pak Hary, saya masih ingat.
Kalo kami dapat giliran untuk rapat, karena Sesungguhnya masih ada beberapa pengalaman
rapatnya bergiliran; makanan dan minuman rapat menarik dan berkesan selama saya berkarya
dipersiapkan oleh ibu-ibu paroki sehingga kerap Paroki di Pulo Gebang dan saya sangat bersyukur
membuat iri banyak orang di lingkungan pernah ditugaskan di paroki ini walaupun hanya
warga. sebentar.

Saya juga masih ingat pada Mei tahun 1998, saat Saya ucapkan, selamat ulang tahun Paroki Pulo
terjadi kerusuhan besar-besaran. Supermarket Gebang, semoga semakin berkembang dengan
di Taman Modern (Super Indo) dan ruko-ruko di baik di dalam gereja maupun dalam berelasi
sekitarnya juga mengalami dampaknya yaitu dengan masyarakat di sekitar gereja.
dibakar dan dijarah, sehingga kami kerap ikut Tuhan memberkati!
ronda malam bersama dengan bapak-bapak.
Ketika para bapak membawa pedang, tombak dan Rm. Antonius Padua Adji Prabowo, Pr.
lain-lainnya, saya hanya memakai gagang 1995 – 1998
sapu untuk sekedar jaga-jaga saja karena tidak

20 Mutiara Gembala

BELAJAR DARI MALAIKAT
GABRIEL DAN UMAT PULO
GEBANG MEWARTAKAN
KHABAR GEMBIRA

Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 14
Agustus 1998, tugas perutusan saya pertama adalah
pastor rekan di Paroki St. Gabriel Pulo Gebang. Saya
ditahbiskan bersama Pastor Hardijantan Dermawan,
Pr di Paroki Mangga Besar. Waktu itu, moto tahbisan
kami adalah perkataan Bunda Maria: “Sesungguhnya
aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut
perkataanmu itu” (Luk. 1:39). Tidak tanpa kebetulan
bahwa Paroki Pulo Gebang pelindungnya adalah
Malaikat Gabriel yang diberi tugas untuk mewartakan
kabar gembira kepada umat manusia melalui Bunda
Maria.

Ada beberapa hal menarik bila menengok sosok
Malaikat Gabriel:
1. Gabriel diberi tugas menyampaikan “kabar

gembira”. Gembira buat siapa? Buat umat
manusia, yang merindukan kedatangan Sang
Penyelamat. Maria adalah satu dari mereka
yang menantikan hal itu. Bagi Maria, ini pastinya
sebuah misteri yang hanya bisa diimani.
2. Gabriel menerima tugas ini dan
melaksanakannya. Dia datang dan mengunjungi
Maria ke Nazareth. Entah bagaimana Dia harus
menyatakan dirinya kepada Maria agar Maria
tidak merasa takut itu soal lain.
3. Gabriel mendapat tugas yang tidak mudah, yaitu:
meyakinkan Maria bahwa Maria menerima tugas
menjadi Ibu Tuhan. Dia akan ditanya, bagaimana
bisa terjadi, karena belum ada suami. Belum
lagi resiko bahwa Maria akan menolak menjadi
IbuTuhan.
4. Gabriel harus punya bukti atau tanda yang
meyakinkan akan hal itu. Bukti yang bisa dilihat,
diraba, dan dialami secara nyata oleh manusia.
Syukurlah dia punya bukti, yaitu: kehamilan
Elisabet dan kelahiran Yohanes Pembaptis.
5. Gabriel mesti sabar menghadapi pertanyaan dan
berdialog dengan Maria, yang adalah perempuan
biasa dan sederhana. Namun, Gabriel percaya
kalau seorang yang dipilih Allah pastinya dikasihi

Rm. Benediktus Ari Darmawan, Pr Mutiara Gembala 21

oleh Allah, orang istimewa dihadapan Allah. Kita tahu
bahwa Allah lebih menilik hati manusia dari pada
parasnya, bukan?
6. Gabriel perlu jawaban Maria. Ia perlu mendengar
kesediaan Maria untuk menjadi Ibu Tuhan. Ia perlu tahu
bahwa Maria menerima rencana Allah dan bersedia
mengalami misteri itu dalam hidupnya.
7. Jawaban itu cukup bagi Gabriel untuk meninggalkan
Maria seorang diri, kembali kepada Allah Bapa yang
mengutusnya.

Pada waktu saya datang di Paroki Pulo Gebang, situasinya
belum seperti sekarang. Pada waktu itu umat Pulo Gebang
mesti berjuang untuk bisa memiliki tempat ibadah, gedung
gereja. Sebagaimana kita tahu hal ini bukanlah hal yang
mudah. Kendati tidak mudah, saya belajar tekun bersama
Umat Paroki Pulo Gebang:

1. Kehadiran Gereja haruslah membawa kabar sukacita.
Kehadirannya tidaklah mengancam, namun membantu
masyarakat untuk hidup semakin manusiawi. Karya
pelayanan kesehatan, kunjungan, dan sapaan kepada
tokoh-tokoh umat itu terjadi pada saat itu.

2. Bersama kami diajak hidup rendah hati dan sederhana
berdampingan dengan masyarakat setempat, membaur,
menyesuaikan diri, beradaptasi, dan mulai mengenal
dinamika kehidupan masyarakat.

3. Bersama kami belajar untuk selalu berpikir jernih, kritis,
dan tenang dalam membangun dialog dan kerjasama.
Hidup bersaudara ditingkatkan; bersama mencari
kesamaan dan titik temu, bukan mengedepankan
perbedaan, apalagi mau menang sendiri. Pikiran dan
hati diajak untuk tetap tenang, walau telinga kadang
meradang mendengar berita tidak sedap dan sesekali ada
kecemasan karena ancaman.

Kalau Tuhan berkehendak, maka cepat atau lambat rencana
dan karya-Nya akan terjadi, bukan? Ketika pendirian
gedung serba guna dicurigai sebagai membangun gereja,
malah Tuhan sendiri memberi jalan dan kesempatan
menggunakannya sebagai tempat bersyukur dan memuji
Dia. Ketika doa ditekuni, persaudaraan dijalin, dan karya
pelayanan dilakukan, maka Allah sendiri yang terus bekerja.
Sebab membangun umat itulah yang utama, bukan gedung
atau bangunannya. Semoga Allah yang telah memulai karya
yang baik ini di Paroki Pulo Gebang akan menyelesaikannya.
Selamat Pesta Perak Umat Paroki Pulo Gebang. Saling
mendoakan dalam melaksanakan tugas mewartakan kabar
gembira.

Salam dan Berkat
Rm. Benediktus Ari Darmawan, Pr. Agustus 1998–2001

22 Mutiara Gembala

Rm. F.X. Talinau Doy, Pr
2000- 2014



Selamat Pesta Perak Paroki Pulo Gebang, Gereja
Santo Gabriel. Semoga semakin Beriman, semakin
Bersaudara, semakin Berbelarasa dan semakin mampu
menjadi Pewarta Kabar Sukacita Injili dalam hidup
menggereja dan bermasyarkat. “Gaudium Omnibus”:
Sukacita Semua dan Semua Sukacita.

Rm. Aloysius Susilo Wijoyo, Pr
Rm. Alphonsus Setya Gunawan, Pr



26 Mutiara Gembala

Rm. Victorius Rudy Hartono, Pr

Mutiara Gembala 27

Doa yang Dikabulkan

Ketika saat asa menanti...
Kuingat sebaris kalimat yang meneguhkan, doa yang dikabulkan.
Mengapa?! Ingatanku tertuju pada 15 tahun silam.
Ya! Berjuang dari lanjutan sejarah karya rekan dan umat
Berjuang di tengah pandemi, berjuang walau teror dimana-mana
Seruan, “Jika rumah ibadah tanpa ijin, tutup saja! Ditutuplah segera! Tutuuup!”
Ingatan itu terngiang menusuk hati... menggores makna...

Pahit getir kualami...
Banyak korban berjatuhan, sampai titik darah penghabisan.
Masih teringat melobi sambil memancing kuhadapi sampai jam 02.00 pagi di
pemancingan Madinah... dulu tapi sekarang musnah jadi terminal!
Yaaa... Doa yang Dikabulkan...

Perjuangan tak lelah pun terbayar…
Mengantarkan umat pada Gaudium Omnibus! Kegembiraan untuk semua!
Perlahan terbukalah kabar gembira... satu per satu dilewati... teror demi teror dihadapi...
surat kaleng disyukuri... lobi ke lobi dijajaki... sampai asa menjadi pasti...
Ijin keluarlah sudah... Wow! Suatu doa yang dikabulkan...
Semua umat terlibat, pastor demi pastor bekerja keras...

Silaturahmi terjalin
Bela rasa terwujud
Gerejapun terbentuk…
dan kini makin maju dan berkembang... Gaudium Omnibus!
Selamat atas rintisan 25 tahun berjalan.
Umat Allah di pinggir Jakarta Timur…
Yang tak pernah letih melayani
Yang siap sedia membantu
Yang berjalan bersama-sama
Yang bersama Malaikat Agung… menuju kepada Yesus...
Sang Imam Pengabul Doa… Gereja berdiri…
Tegar bersaksi... membawa berkah kemanapun, atas perjuangan yang tidak mudah...
Di masa silam... ingatanku masih terjalin… bersama sang waktu yang berdinamika…

Paroki Pulo Gebang
Selamat Ultah ke-25.
Gaudium Omnibus...

Salam dari Mody
Suatu Doa yang dikabulkan!
Rm. Victorius Rudy Hartono, Pr.
September 2004 – 2 Februari 2009





30 Mutiara Gembala

Selamat Ulang Tahun untuk Paroki Pulo
Gebang, Gereja St. Gabriel
Selamat Berpesta
Mudah-mudahan semangat yang sudah
dipelihara selama ini bisa terus berkembang
dan berbuah
Tuhan memberkati
Rm. Jacobus Tarigan, Pr.
2 Februari 2009 – 1 Januari 2015

Mutiara Gembala 31

Rm. Jacobus Tarigan, Pr

32 Mutiara Gembala

Rm. Christoforus Joseph Harry Liong, Pr

Mutiara Gembala 33

Sedikit yang terberkas dalam hati saya
tentang Paroki Pulogebang,

Pada tahun 1994-1995, saat saya menjadi seorang itu. Begitu menarik dan mengesankan untuk saya
frater, saya menjalani masa TOP (Tahun Orientasi mendengar sharing dari Rm Bambang Wiryo.
Pastoral) di Paroki Santo Mikael, Kranji. Diakhir
masa TOP yaitu sekitar tahun 1995, saya ingat, Akhirnya, Paroki Pulo Gebang yang tadinya hanya
bahwa akan ada pemekaran paroki baru, yakni saya dengar dari cerita saja malah kemudian
Pulo Gebang. Saat itu, saya turut mengetahui menjadi tempat saya ditugaskan untuk berkarya.
tentang penentuan batas Paroki Pulo Gebang, yang Saya memulai karya saya di Paroki Pulo Gebang
akan berdiri itu. Kami mengadakan pertemuan sejak pertengahan Agustus 2012 sampai dengan
untuk menentukan batas paroki bersama Rm Juni 2014. Saya ditugaskan sebagai pastor rekan
Sylvester Nong, Pr (Romo Paroki Pulo Gebang saat di Paroki Pulo Gebang. Saya bertugas bersama
itu), Rm Damianus Weru, SVD (Romo Kepala Paroki dengan Rm Jacobus Tarigan, Pr yang menjabat
Kranji saat itu) dan Rm Soenarwidjaja, SJ (Vikjen sebagai Pastor Kepala Paroki dan (alm) Rm Frans
KAJ saat itu). Akhirnya tercapailah kesepakatan Doy, Pr. Banyak pengalaman menggembirakan
saat itu, bahwa Wilayah St. Yoseph akan masuk dan menarik yang saya rasakan dan alami di
ke dalam Paroki Pulo Gebang. Saya ingat ketika Paroki Pulo Gebang. Disatu pihak umat begitu
terakhir kali saya mengikuti rapat Dewan memperhatikan romonya, dilain pihak umat juga
Paroki Pleno pertengahan 1995 (sebelum saya mendambakan sapaan romonya. Umat begitu
melanjutkan study teologi ke Kentungan), Paroki antusias dan gembira ketika mengikuti misa
Kranji bisa dibilang mengadakan perpisahan atau lingkungan. Saya pun banyak mendengar cerita
serah terima Wilayah St. Yoseph untuk masuk dan harapan dari umat. Saya selalu mengalami
menjadi Paroki Pulo Gebang. suka cita dalam setiap kehadiran di tengah umat.

Saya juga mengenal Gereja St. Gabriel dari (alm) Kini paroki Pulo Gebang memasuki usia ke-25.
Rm Bambang Wiryowardoyo, Pr. Saat itu sekitar Seperti manusia yang memasuki usia 25 tahun,
bulan Juli 1999, kami para diakon yang akan menurut saya masih muda, masih enerjik dan
tahbisan Imam tanggal 16 Agustus 1999, diajak ke penuh semangat. Teruslah aktif dan penuh
gedung pastoran untuk pergi mengadakan rapat kreatifitas. Saya percaya Tuhan Yesus selalu
dan kumpul-kumpul di sebuah villa di daerah menyertai, melindungi dan memberkati para
Puncak. Sebelum berangkat (alm) Rm Bambang Romo dan umat di Pulo Gebang. Selamat pesta
banyak bercerita mengenai gedung “kembar”, perak, Paroki Pulo Gebang...
yang satu gereja dan yang lainnya pastoran.
Beliau banyak bercerita tentang perjuangannya Rm. Christoforus Joseph Harry Liong, Pr.
membangun kompleks Gereja St. Gabriel saat 1 Agustus 2012 – 1 Juni 2014

34 Mutiara Gembala

Meminta Tanda

Terkadang manusia meminta ‘TANDA’ atau
petunjuk dari Tuhan. Seringkali kita tanpa sadar
mencobai Tuhan dengan meminta tanda atau
petunjuk dariNya.

Seperti dalam Bacaan Injil Matius 12:38-42,
dimana orang Farisi dan Ahli Taurat juga meminta
tanda dari Yesus, padahal Yesus sudah sering
melakukan mukjizat di depan banyak orang.
Bukannya percaya tetapi menuduhNya melakukan
mukjizat dengan kekuatan setan. Tetapi Yesus
tidak menunjukkan tanda kepada mereka selain
tanda Nabi Yunus. Tanda Nabi Yunus Mat 12:40
Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan
tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia
akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga
malam. Mat 12:41 Pada waktu penghakiman, orang-
orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini
dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe
itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus,
dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada
Yunus!

Nabi Yunus diutus Tuhan menyerukan pertobatan
ke kota Niniwe (kota besar musuh Israel). Nabi
Yunus merasa minder/gentar. Dalam perjalanan,
Allah mendatangkan angin ribut. Awak kapal
semua berdoa sedangkan Yunus malah tidur.
Yunus minta diceburkan ke laut saja karena sejak
awal ingin lari dari tugasnya. Dan awak kapal
menceburkan Yunus ke laut. Selama 3 hari 3
malam di perut ikan akhirnya Yunus sadar dan
berdoa kepada Allah. Yunus berseru kepada

Mutiara Gembala 35

Rm. Adrianus Steve Winarto, Pr

Allah dan menyanggupi perintah Allah untuk
pergi ke kota Niniwe. Dan Allah menolong Yunus
menggenapi firmanNya, untuk menyelamatkan
orang-orang Niniwe.

Inspirasi yang bisa diambil dari kitab suci ini
adalah 2 karakter Allah yaitu :
1. Allah Mahaadil ; mencintai semua orang walau

pernah bersalah seperti Yunus dan orang
Niniwe.
2. Allah penuh belas kasih ; tetap menjaga Yunus
dan memberi kesempatan pertobatan bagi
orang Niniwe.

Refleksi :
1. Iman tidak hanya diwartakan dengan kata-kata

atau berdoa saja tetapi dikonkritkan dengan
tindakan adil dan penuh belas kasih kepada
sesama.
2. Kita dipilih oleh Tuhan dalam pelayanan untuk
keluarga, gereja dan lainnya. Terkadang kita
mudah menghindar/menolak tetapi Tuhan
selalu punya cara untuk memanggil kita
kembali sampai akhirnya kita menjawab.
Apa kita akan terus berlari? Atau menerima
panggilan itu?
3. Sikap adil dan belas kasih perlu diwujudkan
dalam kehidupan kita. Tuhan tidak
membedakan ciptaanNya, seharusnyalah kita
bersikap adil dan belas kasih kepada orang
lain.

Romo Adrianus Steve Winarto, Pr
1 Januari 2015 – Juni 2017





38 Mutiara Gembala

Rm. Rafael Yohanes Kristiyanto, Pr

Mutiara Gembala 39

“Untuk menjadi bijak seseorang perlu mengalami
kesuksesan dan kegagalan sekaligus. Kita hanya bisa
menghargai hangatnya sinar mentari dan indahnya
pelangi setelah pernah mengalami basah kuyup
kehujanan.”

Menjadi sebuah komunitas yang berusia 25 tahun tentu sebuah perjalanan panjang.
Ada banyak pengalaman jatuh-bangun, kesuksesan-kegagalan, sukacita-dukacita, dan
masih banyak lagi kisah hidup yang merajut Bahtera Paroki Pulo Gebang yang mencoba
mewujudkan Kasih Allah di tengah dunia. Sebagai komunitas yang berusia 25 tahun,
kita patut merayakan kegembiraan dan sukacitanya sebab telah banyak impian yang
sudah dicapai Paroki ini, antara lain berdirinya gedung gereja dan gedung karya pastoral
yang bertujuan untuk mengembangkan umat dan juga masyarakat sekitar, dan yang
paling penting adalah terjalinnya tali persaudaraan dalam intern umat Katolik dan
tali silaturahmi dengan umat agama lain yang ada di Pulo Gebang. Namun, sepertinya
kegembiraan dan sukacita itu perlu ditunda karena pandemi Covid 19 yang melanda
sejak 4 bulan terakhir ini. Kita semua diajak untuk sejenak menghentikan “kayuhan” kaki
kita dari “pedal” roda aktifitas dan kegiatan Paroki guna merenung dan menggali lebih
dalam makna menebarkan jala cinta kasih Allah di tengah dunia. Berhenti bukan berarti
kalah, tapi justru kita diajak untuk berani mengalah dan bukan diajak untuk menjadi yang
utama dan pertama. Bukankah dalam keseharian hidup, kita selalu mau didahulukan dan
diutamakan saat di sekolah, kantor, swalayan, jalan raya, dan tempat publik? Bercermin
dari pribadi Yesus, yang harus KALAH dan MENGALAH demi kasih-Nya yang begitu besar
kepada kita umat manusia, kita diajak untuk belajar menomor-dua-kan ego kita, dan
justru diajak merawat mereka yang “terluka hidupnya” karena kehilangan pekerjaan
dan mata-pencaharian mereka. Itulah arti belajar menjadi KALAH karena Dia telah lebih
dahulu Mengalah saat di Kayu Salib, supaya kita Menang melawan virus ketamakan yang
membutakan hati kita. Dengan mengalah, kita bisa menang untuk berbagi hati dengan
mereka yang kurang beruntung di masa new normal ini. Terima kasih atas penyertaan
Kasih-Nya yang telah memberi hangatnya sinar mentari dan basahnya badai hujan bagi
Paroki Pulo Gebang Gereja St. Gabriel yang berusia 25 tahun ini, semoga kita menjadi
semakin dewasa dan bijak dalam mengayuh tahun 2020 yang penuh tantangan ini.

Rm Rafael Y. Kristianto
1 Juni 2014 – November 2017

40 Sukacita 25

JUARA 1
WILAYAH I

JUARA 2
WILAYAH IV



42 sukacita 25

Kehadiran Patung
St. Gabriel dan
Taman Jalan Salib

Penanda Peringatan 25 tahun
Paroki Pulo Gebang

Santo Gabriel artinya “Kekuatan dari Allah” Ia gedung Gereja St. Gabriel Paroki
adalah pelayan dan utusan Allah yang membantu Pulo Gebang. Patung setinggi 3
kita untuk mengerti misteri dari kehendak Allah. meter tersebut menjadi ikon baru
Ia adalah pembawa warta keselamatan sekaligus yang memberi tampilan berbeda
memberikan penerangan Ilahi. Secara khusus ia pada wajah bangunan gereja.
diutus untuk membawa kabar gembira kepada
Maria yang telah dipilih menjadi Bunda Sang Ide pembangunan patung St.
Juru Selamat. Di sinilah kita diajak untuk menjadi Gabriel berasal dari Romo Susilo
utusan Allah sebagai pembawa kabar baik bagi yang disampaikan pada Panitia HUT
sesama. ke-25 Paroki saat audiensi di awal Desember 2019.
Ada tiga hal yang dipesankan Romo yang jadi bekal
Pesta Malaikat Agung Santo Gabriel : dalam merumuskan kegiatan dalam rangka pesta
29 September perak paroki : pertama kegiatan liturgis misa
syukur sebagai puncak acara dengan mengundang
Jakarta, 26 Juli 2020 Romo yang pernah berkarya di Paroki Pulo
Saat pesta HUT ke-25 Gereja Santo Gabriel Gebang, kedua acara non liturgis yang meriah-
melibatkan sebanyak mungkin umat, ketiga
Paroki Pulo Gebang ada satu penanda -legacy, istilah yang saat itu
Ignatius Kardinal Suharyo digunakan-. Mulai saat itulah wacana pembuatan
Uskup Keuskupan Agung Jakarta patung St. Gabriel muncul, yang harapannya bisa
jadi penanda, pengingat 25 tahun keberadaan
Begitulah tulisan pada prasasti di bawah patung Paroki Pulo Gebang yang dalam perkembangannya
St. Gabriel yang terletak persis di depan canopy juga dimunculkan rencana pembuatan jalan salib
untuk melengkapi fasilitas gereja bagi umat untuk
melaksanakan kegiatan rohani.

Sebagai tindak lanjutnya, mulailah proses
seleksi seniman yang akan diajak bekerja sama
dengan memunculkan 3 alternatif seniman
patung bereputasi nasional atau yang sudah
go internasional. Evaluasi proposal tidak hanya
menyangkut biaya tetapi juga usulan desain, durasi
waktu pelaksanaan dan track record pekerjaan

sukacita 25 43

sebelumnya, tentunya dengan mempertimbangkan alam, ataupun bentuk patung 3 dimensi. Tetapi
kemampuan internal. Akhirnya panitia atas dengan pertimbangan ke-khas-an yang dimiliki,
persetujuan Romo Paroki dan Dewan Paroki ditetapkanlah ornamen jalan salib sebagaimana
Harian menunjuk Mas Himawan Dwi Prasetyo dari yang ada di dalam gereja. Harapannya, stasi jalan
Hima Galery Jogja. Saat itu juga panitia menerima salib juga menjadi ciri gereja St. Gabriel dimana
kabar baik dari donatur yang bersedia membiayai bentuk yang ada tidak terdapat di tempat yang
pembangunan patung tersebut menghilangkan lain. Pelaksanaan dimulai dengan menghubungi
keraguan panitia mengenai pembiayaan. Dari Ibu Lily Kastono arsitek gereja dan pembuat
sisi desain, dipilih intepretasi malaikat Gabriel desain ornamen jalan salib untuk meminta ijin
versi gagah, dengan wajah yang bahagia dengan penggunaan desain jalan salib untuk keperluan
membawa terompet sebagai simbol pembawa luar bangunan. Permintaan ini disambut baik,
kabar sukacita. Material yang digunakan dengan menawarkan diri membantu desain kolom
menggunakan cor alumunium lapis silika penahan jalan salib tersebut dan memperkenalkan
menyesuaikan lingkungan gereja dengan nuansa panitia dengan donatur yang bersedia membantu
membuat ornamen jalan salib. Desain yang indah
silver. Satu ikon baru di Gereja St. dan diluar dari biasanya memberi peluang kepada
Gabriel yang instagramable. kita untuk membayangkan peristiwa jalan salib
sesuai imajinasi kita. Ornamen ini menggunakan
Jalan Salib material dari acrilyc dan stainless steel mirror pada
Pembuatan jalan salib selain untuk salib.
melengkapi sarana beribadah, juga Menurut Ibu Lily, saat menghadap ke salib yang
dimaksudkan sebagai penanda 25 berfungsi sebagai cermin, kita bisa melihat
tahun paroki. Dalam prosesnya, wajah kita pada salib yang dipanggul Yesus
muncul beberapa alternatif tersebut, wajah dosa dan kesalahan kita. Warna
model yaitu berupa relief timbul putih menandakan kesucian setiap tokohnya,
dengan material logam atau batu termasuk Yesus sendiri ditambah aurora penanda
kekudusan. Warna abu-abu yang ada pada Ponsius
Pilatus, menggambarkan sikap abu-abu, tidak
hitam tidak putih. Sementara warna abu-abu
pada kubur Yesus melambangkan kesedihan,
keniscayaan, juga simbol tahta Yesus sebagai
tanda kemenangan atas maut.

Dalam pembangunannya, dukungan umat sangat
luar biasa, dalam waktu yang singkat sudah
terkumpul 14 donatur untuk 14 stasi yang ada.
Prasasti Taman Jalan Salib ditanda tangani Romo
Susilo pada 21 Maret 2020, juga menjadi penanda
25 tahun hadirnya Paroki Pulo Gebang.

(Tri Wibowo & Lily Kastono)

44 sukacita 25

MISA PUNCAK HUT 25TH PAROKI PULO GEBANG
DITANDAI HADIRNYA PATUNG SANTO GABRIEL

Misa Minggu (26/7/2020) pukul 09.00 menjadi sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu
puncak rangkaian HUT ke-25 Paroki Pulo Gebang kesukaan besar untuk seluruh bangsa” (Luk. 2:10).
Gereja St Gabriel. Misa Syukur Pesta Perak dipimpin
secara konselebrasi oleh Romo Aloysius Susilo Sebagai penanda Pesta Perak Paroki, dibuatlah
Wijoyo,Pr dan Romo Alphonsus Setya Gunawan, Patung Santo Gabriel yang diletakkan di lobi
Pr. Hari ulang tahun Paroki Pulo Gebang sendiri gereja. Patung tersebut diberkati Romo Susilo dan
tepatnya jatuh pada tanggal 23 Juli 2020. Romo Gunawan setelah homili. “Sedianya Pesta
Perak dirayakan lebih meriah dan dipimpin oleh
Minggu itu menjadi hadiah bagi HUT Paroki Bapa Ignatius Kardinal Suharyo. Karena pandemi
karena untuk pertama kalinya Misa offline Bapa Kardinal tetap hadir memberikan pesan dan
dilaksanakan di Gereja Santo Gabriel sejak harapan secara virtual. Beliau juga menandatangani
ditutup Maret 2020 karena pandemi Covid-19. prasasti penanda Pesta Perak Paroki yaitu Patung
Romo Susilo mengajak umat mensyukuri Santo Gabriel. Semoga umat Gabriel meneladan
penyertaan Tuhan. “Kita bersyukur penyertaan Santo Gabriel pelindung paroki sebagai pewarta
Tuhan atas 25 tahun Paroki Pulo Gebang dengan sukacita injili dalam hidup sehari-hari,” pesan
segala dinamikanya. Bersyukur KAJ juga sudah Romo Susilo. “Terimakasih kepada panitia HUT
memberikan izin untuk menyelenggarakan dari Wilayah 3 dan 4, donator dan umat yang sudah
misa offline perdana,” kata Romo Susilo. Romo berpartisipasi. Semoga umat semakin beriman,
Gunawan juga mengungkapkan syukurnya atas bersaudara dan berbelarasa,” kata Romo Susilo.
hari yang bersejarah bisa merayakan berdirinya
Paroki sampai dengan 25 tahun. Romo Gun juga Setelah berkat penutup, ucapan syukur HUT
menyampaikan 3 perumpamaan di Injil Matius yaitu ditandai juga dengan pemotongan tumpeng. Romo
harta terpendam, mutiara terpendam dan pukat di Susilo memotong tumpeng yang diserahkan kepada
laut. “Matius melukiskan penderitaan umat pada Romo Gunawan, Wakil Dewan Paroki Teguh Hartono
zamannya, sama seperti saat ini kita mengalami dan Ketua Panitia HUT Tri Wibowo.
pandemi. Tetapi Tuhan akan memberikan harapan
dan sukacita besar seperti menemukan Harta dan Burung Merak tidak dapat terbang
Mutiara agung berjumpa dengan Yesus,” ungkapnya. Burung Tekukur dijual di kota
Romo Gunawan juga menerangkan Logo Paroki
berwarna merah terpasang megah menunjukkan Selamat Pesta Perak Paroki Pulo Gebang
semangat berkobar untuk mewartakan Gaudium Ayo bersyukur menjadi pewarta sukacita
Omnibus yaitu warta Malaikat Gabriel: “Jangan takut,
Ditulis oleh: DenyKuz

sukacita 25 45

Kardinal Suharyo agar bermain di lapangan dengan baik. Aturan
Ajak Paroki permainan dan lapangan sama tetapi kreatifitas
Semakin Kreatif para pemain yang menentukan, apakah menjadi
juara kecamatan atau juara dunia. Oleh karena
Sambutan Bapa Kardinal Suharyo yang itu umat diharapkan bermain semakin kreatif.
disiarkan secara virtual pada Misa HUT 25thn Usia lama paroki bukan menandakan usang,
Paroki Pulo Gebang, 26/7/2020. Mewakili KAJ karena lembaga ini lentur, perkembangan
dan seluruh umat, selamat mensyukuri Ulang paroki tergantung kreatifitas pemainnya,
Tahun ke-25 Paroki Pulo Gebang. Kita kenang pelatihnya, dukungan supporternya. Untuk
para perintis yang dulu memulai berdirinya mendukung hal tersebut, usulan dokumen
paroki ini 25 tahun yang lalu dan sudah tiada gereja yang perlu dipelajari :
semoga menjadi pendoa kita semua. • Amanat apostolik dari Bapa Paus Fransiskus

Dalam kesempatan ini Saya berterimakasih yang berjudul Sukacita Injil
kepada : • Paus Benedictus XVI tentang Allah adalah
• Romo yang sudah rela bekerja sesuai cita-
Kasih
cita KAJ diutus untuk melayani umat. • Tulisan yang disiapkan oleh tim KAJ
• Bapak, Ibu, suster, para muda, anak-
Pedoman ini secara perlahan membuat
anak yang terlibat dalam pelayanan Paroki Pulo Gebang mencapai cita-citanya.
kepemimpinan di paroki ini. Selamat mensyukuri ulang tahun ke-25,
• Keluarga dan Komunitas yang ikut terimakasih smoga persembahan kita menjadi
berkorban untuk tumbuh berkembangnya pujian kemuliaan bagiNya dan menjadi berkat
paroki. bagi banyak orang.
• Seluruh umat dengan peran yang berbeda,
besar atau kecil untuk perkembangan Proficiat Tuhan memberkati
paroki. Bapa Ignatius Kardinal Suharyo
Paroki Pulo Gebang bagian dari KAJ atau
wajah yang nyata dari KAJ. Ibarat permainan,
KAJ sudah menyediakan Lapangan yaitu
gambaran gereja yang ingin dibangun (gereja
sebagai persekutuan dan gereja sebagai
gerakan)
Semboyan : KAJ (gembala baik dan murah
hati) ; Bendera : lambang KAJ yang penuh
makna. Kreatifitas seluruh umat diperlukan

46 sukacita 25



48 sukacita 25

JUARA 3
WILAYAH III

JUARA HARAPAN 1
WILAYAH II




Click to View FlipBook Version