Antologi puisi By Hidayati Parida 2024
Brigitte Schwartz suamiku Di dalam redup malam, cahaya hadirmu bersemi, Dalam belai hangatmu, hatiku merasakan ketenangan, Engkau adalah bait terindah dalam bait-bait cinta, Kecintaanku padamu, takkan pernah layu. Dalam senyummu, kurasakan mentari bersinar, Setiap detik bersamamu, sebuah petualangan yang abadi, Engkau adalah sahabat, kekasih, dan teman, Kecintaanku padamu, seperti aliran sungai yang tak pernah kering. Kau bagai lukisan indah dalam album hidupku, Menghiasi setiap halaman dengan warna-warna ceria, Engkau adalah melodi dalam harmoni hatiku, Kecintaanku padamu, melebihi kata-kata yang terucap. Di setiap hela nafas, kucurahkan doa untukmu, Agar setiap langkahmu dihiasi keberkahan, Engkau adalah anugerah terindah dari Tuhan, Kecintaanku padamu, seperti bintang yang tak pernah pudar. Oh, suamiku yang terkasih, dalam setiap detik dan waktu, Kecintaanku padamu, abadi dan takkan berakhir, Hingga akhir nafasku, kaulah cinta yang abadi, Dalam kehidupanku, kau adalah segalanya.
Di tengah-tengah dunia yang penuh warna, Engkau hadir dengan kepolosan yang mempesona, Anakku yang tercinta, sumber kebahagiaan tiada tara, Kau adalah cahaya dalam kegelapan, sinar dalam kelabu. Dalam genggaman tangan mungilmu, Kurasakan getaran kehidupan yang penuh makna, Setiap langkahmu membawa cerita baru, Anak kesayanganku, kau adalah keajaiban yang hadir dalam hidupku. Sinar matamu menggambarkan dunia yang berbeda, Cinta yang tulus, ketulusan yang tak terhingga, Dalam pelukanmu, aku merasa sempurna, Anakku yang tercinta, kau adalah anugerah yang tak ternilai. Setiap senyummu menghapus duka yang ada, Setiap tangisanmu memecah hening malam yang sunyi, Anak kesayanganku, engkau adalah pelipur lara, Dalam dekapmu, aku merasakan kedamaian yang hakiki. Tumbuhlah dengan bahagia dan penuh cinta, Teruslah menjelajahi dunia dengan keingintahuan yang tiada batas, Anakku yang tercinta, kau adalah harapan masa depan, Dalam setiap detik, kucurahkan doa untukmu, anak kesayanganku. Terima kasih telah hadir dalam hidupku, Engkau adalah sinar terang di tengah kegelapan, Anakku yang tercinta, kau adalah keajaiban yang menghiasi hari-hariku, Selamanya, aku akan mencintaimu dengan segenap hatiku. anakku
Ibu Di setiap detik, dalam hembusan nafas, Terukir namamu dengan indah dalam hati, Ibumu, cinta yang tak terhingga, Dibalut dalam kasih yang suci dan murni. Engkau adalah matahari yang menyinari jalan, Pada tiap langkahku di kehidupan yang penuh aral, Dalam pelukanmu, kutemukan kedamaian, Ibumu, tempat berlindung dari badai dan cobaan. Di pelukanmu, kurasakan hangatnya kasih sayang, Dalam senyummu, terpancar kebahagiaan yang abadi, Tiap doa yang kau panjatkan, tercipta keajaiban, Ibumu, sumber inspirasi dan kekuatan yang tak tergantikan. Engkau adalah pahlawan dalam kisah hidupku, Mengorbankan segalanya demi kebahagiaanku, Tiap tetesan air mata yang kau curahkan, Menjadi pupuk bagi tumbuhnya bunga keberanian. Oh, ibu tercinta, dalam setiap napasku, Kucurahkan rasa syukur atas hadirmu dalam hidup, Kau adalah cinta yang takkan pernah pudar, Ibumu, takkan kuganti dengan apapun di dunia ini. Dalam kelembutanmu, kurasakan kedamaian, Dalam kasihmu, kurasakan keajaiban cinta, Kau adalah mata air yang tak pernah kering, Ibumu, cinta yang akan kusimpan selamanya.
Ayah Di belantara kehidupan yang keras, Terhampar kisah seorang ayah yang perkasa, Dengan langkah teguh dan hati yang tulus, Dia mengorbankan segalanya demi keluarga tercinta. Dengan mata yang penuh cinta dan kehangatan, Dia menatap masa depan dengan harapan, Setiap langkahnya dipenuhi dengan pengorbanan, Untuk membawa keluarganya menuju kebahagiaan. Dalam peluhnya, terukir keuletan dan ketekunan, Mengais rezeki di tengah badai dan terik matahari, Demi melihat senyum di wajah anak-anaknya, Ayah rela berjuang tanpa kenal lelah. Di setiap tangannya, tersemat kekuatan, Mengangkat beban hidup dengan gagah, Dengan kasih dan kesabaran yang tiada tara, Dia menjadi pelindung bagi keluarga yang dicintainya. Dalam doanya yang dipanjatkan di malam sunyi, Dia memohon kepada Tuhan perlindungan dan keberkahan, Mengorbankan segalanya tanpa pamrih, Untuk melihat keluarganya bahagia dan sejahtera. Ayah, engkau adalah tiang utama, Dalam bangunan rumah tangga yang kokoh, Pengorbananmu takkan pernah terlupakan, Karena cinta sejati adalah tanda keabadian.
Istriku Di balik tirai kehidupan yang bercahaya, Tersembunyi kisah seorang wanita yang mulia, Istri, yang setia di sisi suaminya, Mengorbankan segalanya demi cinta dan keluarga. Dalam senyumnya, terukir ketulusan hati, Menghadapi segala ujian dengan tegar, Tiap langkahnya dipenuhi dengan pengorbanan, Untuk membahagiakan orang-orang yang dicintainya. Dalam pelukannya, tersemat hangat kasih sayang, Menjadi penopang di saat suaminya lelah, Dengan sabar dan pengertian, dia menghadapi badai, Mengusir kegelapan, membawa cahaya ke dalam rumah. Dalam setiap masakan yang dihidangkan, Terpancar rasa sayang dan perhatian yang tulus, Ia berdiri di dapur, tanpa pamrih, Menyajikan kelezatan untuk suami dan anak-anaknya. Dalam doa-doa yang dipanjatkan di malam sunyi, Ia memohon perlindungan bagi keluarganya, Mengorbankan waktu dan tenaganya, Hanya untuk melihat senyum di wajah orang-orang tercinta. Istri, engkau adalah pilar kekuatan, Dalam bangunan rumah tangga yang indah, Pengorbananmu takkan pernah terlupakan, Karena cinta sejati adalah cahaya yang abadi.
WakilRakyat Di bawah payung mimbar megah, Berlengganglah para wakil rakyat, Namun di balik sorot mata yang bersinar, Tersembunyi cerita kekecewaan yang mendalam. Dari pelosok desa hingga kota yang ramai, Rakyat merintih dalam kesulitan dan kebingungan, Harapan mereka terpendam dalam sepi, Dikubur oleh keputusan yang seringkali tak adil. DPR, sang pilar demokrasi yang dijunjung tinggi, Tapi di sanalah tercipta jurang kejauhan, Antara wakil yang dipilih dan yang memilih, Kebingungan dan ketidakadilan pun terus menggema. Rakyat terdiam di tengah gemuruh debat, Ditolaknya aspirasi yang mereka perjuangkan, Dalam hening, terdengarlah jeritan hati yang terluka, Mengharapkan perubahan yang tak kunjung tiba. Di antara pesta demokrasi yang gemerlap, Terdapat cerita pilu yang terpinggirkan, Rakyat terhimpit oleh kebijakan yang tertutup, Mengharapkan keadilan yang terabaikan. Namun, di dalam gelap, masih ada sinar harapan, Bahwa suara rakyat akan terdengar, Mereka akan terus berjuang dalam kebenaran, Hingga keadilan merangkul mereka dalam pelukan yang hangat. DPR, bukanlah tempat untuk menindas, Tapi tempat untuk mewakili suara yang lemah, Rakyat adalah kekuatan sejati, Dan keadilan adalah panggilan yang abadi.
Presiden Indonesia Di balik deru zaman yang bergelora, Terhampar kisah seorang pemimpin yang tegar, Jokowi, sang pemimpin penuh dedikasi, Melangkah dengan hati untuk rakyat tercinta. Dengan langkah mantap dan senyum yang ramah, Dia memimpin negeri dalam badai dan cerah, Bekerja tanpa lelah, tangan terulur kepada yang lemah, Jokowi, nama yang diukir dalam sejarah. Di tengah tantangan yang melilit, Dia tak gentar menghadapi rintangan yang menghimpit, Membawa harapan di setiap kebijakan yang diambil, Jokowi, simbol keadilan yang terang benderang. Dari desa terpencil hingga kota yang megah, Suara rakyat didengarkan dengan hati yang tulus, Mengabdi pada negara dengan penuh pengabdian, Jokowi, pemimpin yang diharapkan, inspirasi yang membara. Bukan sekadar kata-kata dalam pidato megah, Namun tindakan nyata yang membangun masa depan, Melihat ke depan, merangkul perubahan, Jokowi, membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Terima kasih, Presiden Jokowi, Atas dedikasi dan pengorbananmu tanpa batas, Kami, rakyat Indonesia, berdiri di belakangmu, Mendukung langkah-langkahmu dalam mewujudkan cita-cita bersama.
generasi Indonesia Di bawah bayang-bayang kehidupan yang kelam, Berjalanlah seorang siswa dengan langkah sendu, Di hadapannya, bukanlah bunga-bunga kebahagiaan, Namun belitan duka yang menghimpitnya dalam senja. Hatinya bagai kapal yang terombang-ambing, Di lautan kesulitan dan kegagalan yang mendung, Namun ia tetap berdiri, meski dalam redup, Menantikan sinar mentari yang kembali menyapa. Buku-buku menjadi teman dalam kesendirian, Tinta pena menjadi pelipur lara dalam duka yang mendalam, Di setiap halaman, cerita kehidupan terpatri, Sebuah perjalanan yang tak pernah lekang oleh waktu. Walau derita menyeretnya dalam kehampaan, Sisipkanlah senyum di antara peluh dan air mata, Karena di balik awan kelam, pasti ada sinar terang, Menyinari jalan untuk melangkah, berani dan tegar. Siswa malang, dengarlah jeritan langit yang memanggilmu, Kembangkanlah sayap impian di tengah badai yang melanda, Bukalah pintu hatimu untuk menerima cahaya kebaikan, Karena di setiap langkahmu, ada keajaiban yang menanti. Siswa malang, jangan pernah menyerah pada keputusasaan, Kamu adalah bintang yang bersinar dalam kegelapan, Biarkanlah hatimu dipenuhi dengan harapan yang abadi, Sebab di tanganmu, tergenggam kisah kehidupan yang luar biasa.
PahlawanIndonesia Di bawah sinar mentari yang membara, Terukir sejarah perjuangan yang gemilang, Merah putih berkibar di angkasa, Menyemangati hati para pejuang yang gagah. Dengan semangat yang tak tergoyahkan, Mereka berjuang melawan penjajah yang zalim, Bersatu dalam tekad dan keyakinan, Untuk meraih kemerdekaan yang diimpikan. Dengan senjata di tangan dan semangat di dada, Mereka melawan segala bentuk penindasan, Tak gentar menghadapi rintangan dan cobaan, Demi cita-cita yang suci dan luhur bagi bangsa. Pada setiap langkah, darah dan keringat mengalir, Menandai perjalanan panjang menuju kemerdekaan, Namun tak sedikit pun mereka berpaling, Dari jalur perjuangan yang mereka pilih dengan tegar. Pada akhirnya, datanglah waktu yang ditunggu-tunggu, Ketika merdeka bergema di setiap penjuru negeri, Suara kemerdekaan memenuhi udara, Menyatakan bahwa Indonesia telah merdeka! Kini, bendera Merah Putih berkibar dengan megah, Menyaksikan perjuangan para pahlawan yang agung, Kita tetap mengenang jasa dan pengorbanan mereka, Mengikuti jejak perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan selamanya.