The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by adeariyani2, 2022-12-09 07:47:52

c. Produk Penuntun Kimia Kelas XII

c. Produk Penuntun Kimia Kelas XII

1


Profil Penulis

Nama : ADE ARIYANI
NIM : 8226142007

Nama : SYAFRIALDI AZWAR harahap
NIM : 8226142001

Nama : WINARTI
NIM : 8226142008

1


Kata Pengantar

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Buku Penuntun
Praktikum Kimia untuk Kelas XII ini telah selesai disusun dari hasil pengembangan
matakuliah Pengembangan Praktikum Kimia Program Pascasarjana Pendidikan
Kimia B UNIMED Tahun 2022.

Pengembangan Buku Penuntun ini dilakukan dengan memperhatikan
kurikulum 2013. Diharapkan dengan tersedianya penuntun praktikum ini dapat
mengembangkan ilmu dan meningkatkan kualitas siswa SMA pada materi kimia
yang ada pada kelas XII.

Atas kerjasama yang baik dari berbagai pihak, kami mengucapkan
terimakasih. Semoga penuntun ini bermanfaat bagi peningkatan ilmu dasar kimia
bagi pembacanya.

Medan, November 2022

Kelompok 2

2


Daftar Isi

Profil Penulis 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Petunjuk Bagi Siswa Praktikan 4
Petunjuk Keselamatan Kerja 5
Prosedur Penanganan Limbah di Laboratorium 6
Lambang Bahan Kimia Berbahaya 7
Peralatan Dasar Laboratorium 8
Percobaan 1 : Titik Beku Larutan 9
Percobaan 2 : Reaksi Reduksi Oksidasi 13
Percobaan 3 : Merancang Pembangkit Listrik Berbahan Sekitar 16
Percobaan 4 : Sel Elektrolisis 22
Percobaan 5 : Sifat-Sifat Unsur Alkali dan Alkali Tanah 28
Percobaan 6 : Perbedaan Senyawa Aldehid dan Keton 36
Percobaan 7 : Identifikasi Protein 44
Daftar Pustaka 50

3


Petunjuk Bagi Siswa

Praktikan

Agar kegiatan praktikum yang anda lakukan berhasil dan memperoleh
pengalaman belajar yang sebesar-besarnya, anda harus memperhatikan petunjuk
berikut sebelum praktikum dilakukan yaitu:
1. Bacalah bagian Tujuan dari percobaan dan formulasikan sifat umum

percobaan tersebut.
2. Pelajari Dasar Teori dan rumus perhitungan pada bagian Analisis Data.
3. Buatlah garis besar dari Prosedur Kerja pada Buku Jurnal.
4. Kerjakan Tugas Prapraktek.
5. Sebelum datang ke laboratorium, periksalah agar Penuntun Praktikum, jas

laboratorium, kalkulator, dan bahan lain yang diperlukan tidak tertinggal.
6. Selama praktikum di laboratotium anda harus menggunakan jas praktikum

untuk melindungi anda dari bahan kimia.
7. Selama percobaan, catat semua pengamatan, langsung pada Lembar

Pengamatan pada Buku Jurnal.
8. Selama percobaan, ikuti hal-hal berikut:

a. Memperhatikan Petunjuk Keselamatan Kerja.
b. Bekerja sendiri atau berkelompok sesuai arahan dari guru.
c. Buang kelebihan reagen ke bak cuci dan siram dengan air yang banyak.

Jangan kembalikan kelebihan reagen ke dalam botol.
d. Buang sisa padatan ke tempat sampah atau wadah yang telah ditentukan.
e. Buang bahan kimia organik ke dalam wadah jerigen plastik yang berisi

minyak tanah.
f. Cucilah alat kaca segera setelah digunakan.
g. Jangan tempatkan bahan kimia langsung dari piringan neraca. Gunakan

secarik kertas minyak atau wadah dari kaca. Segera bersihkan bahan kimia
yang tercecer.
9. Buatlah laporan anda dan periksalah kembali, apakah semua pengamatan
sudah dilaporkan, perhitungan sudah benar, persamaan reaksi sudah seimbang
atau belum.
10. Jawablah semua pertanyaaan pada bagian Pertanyaaan dan rujuklah dengan
buku ajar atau jurnal penelitian.

4


Petunjuk Keselamatan

Kerja

Dengan kehati-hatian dan pengetahuan akan teknik kerja yang benar,
laboratorium bukanlah tempat yang berbahaya. Petunjuk keselamatan kerja
berikut ini perlu dilakukan untuk menghindari bahaya:
1. Kenakan kacamata pelindung setiap saat anda bekerja di laboratorium.
2. Kenakan sepatu tertutup bukan sepatu sandal.
3. Makan, minum, dan merokok dilarang setiap saat di laboratorium.
4. Kenali letak dan cara penggunaan PPPK dan alat pemadan api.
5. Anggaplah semua bahan kimia berbahaya, jangan mencicipi apapun kecuali

diminta oleh guru.
6. Jangan langsung membau uap atau gas, tepiskan sedikit sampel gas ke hidung

anda.
7. Setiap reaksi yang melibatkan bahan kimia berbahaya atau berbau tidak enak

harus dilakukan di lemari asam.
8. Jangan arahkan tabung reaksi yang sedang dipanaskan ke muka anda, atau ke

rekan anda, karena isi tabung dapat menyembur.
9. Bila menyisipkan pipa kaca atau thermometer ke dalam gabus, lumasi batang

dan lubang gabus dnegan gliserol atau air. Lindungi tangan anda dengan lap
dan putar masuk alat kaca tadi ke dalam gabus.
10. Kumpulkan segera pecahan kaca.
11. Banyak pelarut biasa seperti alkohol, aseton, dan khususnya eter, sangat
mudah terbakar. Jangan menggunakan atau meletakkan bahan-bahan seperti
ini di dekat nyala api.
12. Laporkan setiap kecelakaan, sekecil apapun kepada guru.
13. Perhatikan tanda-tanda bahan yang beracun (tanda tengkorak), bahan yang
mudah terbakar (tanda api) pada botol/wadah bahan kimia.

5


Prosedur Penanganan

Limbah di Laboratorium

1. Berikan label untuk semua wadah limbah atau disebut labelisasi
Wadah limbah harus diberikan label “limbah berbahaya” dengan warna
yang mencolok, termasuk pemberian keterangan terkait nama limbah,
tanggal pembuangan limbah, sifat limbah, dan informasi lainnya. Pastikan
label tidak rusak atau hilang, untuk mencegah terjadinya pencampuran
jenis limbah karena faktor kelalaian.

2. Kondisi penutup wadah limbah
Pastikan tutup wadah hanya dibuka pada saat memasukan limbah ke
dalam wadah. Kondisi wadah yang tertutup secara kuat maupun dibuat
longgar karena butuh udara yang masuk dapat disesuaikan dengan jenis
limbah kimia yang ditangani.

3. Pisahkan jenis limbah kimia ini
Setiap limbah kimia memiliki karakteristiknya masing-masing, pisahkan
jenis limbah kimia berikut ini berdasarkan sifatnya:
a. Limbah kimia yang bersifat asam dengan basa
b. Limbah kimia yang bersifat asam dengan bahan organik

4. Perhatikan tempat penyimpanan limbah
Pilah wadah limbah sesuai dengan jenisnya. Untuk limbah yang bersifat
asam atau basa disimpan di tempat atau lemari yang berbeda. Jangan
menyimpan corong bekas pakai sembarangan karena hal ini dapat
menyebabkan bahaya yang tidak terduga karena pencampuran limbah
kimia melalui penggunaan corong yang tidak steril. Beberapa kriteria yang
harus diperhatikan untuk menyimpan limbah kimia:
a. Wadah limbah disesuaikan dengan jenisnya, umumnya
menggunakan wadah gelas atau kaca
b. Jangan menggunakan wadah yang terbuat dari logam atau kaleng
untuk limbah kimia yang bersifat asam dan basa kuat
c. Jangan menyimpan wadah berisi limbah didekat air atau wastafel
d. Hindari penyimpanan limbah kimia terlalu banyak, limbah kimia
dapat diserahkan kepada pihak ketiga berizin secara berkala untuk
mengurangi jumlah limbah kimia yang ada di tempat penyimpanan
limbah laboratorium.

6


Lambang Bahan Kimia Berbahaya

1. Explosive (Mudah Meledak)

Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa
penyebab, misalnya karena benturan, pemanasan, pukulan, gesekan,
reaksi dengan bahan kimia lain.

2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)

Penyebab terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan
tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena raksi
dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor.

3. Flammable (Mudah Terbakar)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa bahan tersebut
besifat mudah terbakar (flammable). Bahan kimia ini biasanya
disimpan pada kondisi kelembaban tinggi.

4. Toxic (Beracun)

Keracunan karena bahan dengan simbol di atas bukan hanya terjadi
jika bahan masuk melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat
proses pernafasan (inhalasi) atau melalui kontak dengan kulit.

5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)

Kode Xn menunjukan risiko kesehatan jika bahan masuk melalui
pernafasan (inhalasi), mulut (ingestion), dan kontak kulit, Sedangkan
kode Xi menunjukan adanya risiko inflamasi jika bahan kontak
langsung dengan kulit dan selaput lender.

6. Corrosive (Korosif)

Simbol bahan kimia di samping menunjukan bahwa suatu bahan
tersebut bersifat korosif dan dapat merusak jaringan hidup.
Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat
keasamaannya.

7. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)

Simbol bahan kimia pada gambar di samping menunjukan bahwa
bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan. Melepasnya langsung ke
lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke
mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan ekosistem.

7


Peralatan Dasar
Laboratorium

8


PERCOBAAN 1

TITIK BEKU LARUTAN

Kompetensi Dasar
4.1.1 Menyajikan hasil analisis berdasarkan data percobaan terkait

penurunan titik beku.

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mengukur titik beku larutan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
Bagaimana pengaruh penambahan zat terlarut terhadap titik beku dari
suatu larutan?

C. DASAR TEORI

Titik beku adalah titik dimana air mulai membeku. Titik beku terjadi
pada saat tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap padat. Titik
beku tidak terlalu dipengaruhi oleh tekanan udara luar. Air memiliki
titik beku normal 0oC, karena pada suhu tersebut tekanan uap air sama
dengan tekanan uap es. Penurunan Titik Beku (ΔTf) adalah selisih titik
beku pelarut dengan larutannya pada P konstan, dapat dirumuskan:

ΔTf = Tfo – Tf ΔTf = Kf × m

ΔTf = Penurunan titik beku (oC)
Tf = titik beku larutan (oC)
Tfo = titik beku pelarut (oC)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
m = molalitas larutan (m)

FAKTOR VAN’T HOFF
Faktor van’t Hoff (i) adalah nilai yang mempengaruhi konsentrasi
larutan pada perhitungan sifat koligatif larutan. Faktor van’t Hoff
terdapat pada larutan elektrolit (Tim Dosen Kimia Umum, 2013)

9


Nilai faktor van’t Hoff: n = jumlah ion
i = 1 + (n – 1)α α = derajat ionisasi

Faktor van’t Hoff mempengaruhi jumlah mol zat terlarut dalam
perhitungan sifat koligatif.

Rumus sifat koligatif untuk larutan elektrolit:

Penurunan Titik Beku

ΔTf = Kf × m × i

(Tim Dosen Kimia Umum, 2013).

D. ALAT DAN BAHAN Ukuran Jumlah
500 mL 2 buah
1. Alat 10 mL 5 buah
1 buah
No Nama Alat - 1 buah
1 Beaker Glass 10 mL 1 buah
2 Tabung Reaksi
3 Spatula -
4 Gelas Ukur
5 Rak Tabung Reaksi Konsentrasi Jumlah
1M 5 mL
2. Bahan 2M 5 mL
1M 5 mL
No Nama Bahan 2M 5 mL
1 Larutan CO(NH2)2 - 3gram
2 Larutan CO(NH2)2 - 1 buah
3 Larutan NaCl
4 Larutan NaCl
5 NaCl granular
6 Es Batu

10


E. PROSEDUR KERJA

CHEMISTRY
IN ACTION

1. Masukkan es batu ke dalam beakerglass 500 mL hingga tiga
perempatnya, es batu telah berukuran kecil-kecil,kemudian
tambahkan 3 gram NaCl granular.

2. Masukkan 5 ml larutan CO(NH2)2 1 M ke dalam tabung reaksi, lalu
tabung reaksi tersebut di masukkan ke dalam beakergklass pada
nomor 1 di atas.

3. Aduklah larutan CO(NH2)2 yang dalam tabung reaksi hingga
membeku.

4. Keluarkan tabung reaksi dan biarkan larutan beku di dalamnya
mencair sebagian.

5. Ganti spatula dengan thermometer.
6. Ukur suhu yang tetap dari campuran zat padat dan zat cair dalam

tabung tersebut dan catat sebagai titik beku larutan.
7. Ulangi Langkah eksperimen di atas untuk mencair titik beku larutan

CO(NH2)2 2 M, NaCl 1 M dan NaCl 2M.

F. ANALISIS DATA

Tabel 1. Percobaan 1 (Elektrolisis Larutan KI dengan Elektroda Karbon)

No Zat Larutan Kemolaran Titik Beku Selisih titik

beku air

dengan titik

beku larutan

1 CO(NH2)2 1M
2 CO(NH2)2 2M
3 NaCl 1M

4 NaCl 2M

11


G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS

a. Berikan penjelasan berdasarkan data eksperimen tentang pengaruh
kemolaran terhadap titik beku larutan sampel?

b. Jelaskan pengaruh NaCl sebagai zat elektrolit dan dibandingkan
dengan urea (nonelektrolit) untuk molaritas yang sama terhadap
penurunan titik beku larutan.

c. Jelaskan fungsi penambahan garam dapur pada es batu.

H. MENARIK KESIMPULAN teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu bersama dengan

kelompokmu mengenai percobaan yang telah dilakukan.

______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
____________________________________________________________________1_2_________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________


PERCOBAAN 2

REAKSI REDOKS

Kompetensi Dasar
4.3.1 Menentukan urutan kekuatan pengoksidasi atau pereduksi berdasarkan data

hasil percobaan.

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menganalisis terjadinya ledakan di dalam larutan akibat adanya reaksi
redoks.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
Bagaimana persamaan reaksi redoks (Setara) antara Alkohol, KMnO4 dan
H2SO4?

C. DASAR TEORI
Dalam reaksi redoks yang sudah kita pelajari, terjadi transfer elektron,

yaitu dengan adanya elektron yang dilepaskan dan adanya elektron yang
diterima. Energi yang dilepaskan dari reaksi redoks dapat diubah menjadi energi
listrik dan ini digambarkan dalam sel volta atau sel galvani. Sedangkan jika energi
listrik dialirkan dalam larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi redoks dan ini
digambarkan dalam sel elektrolisis (Tim Dosen Kimia Umum, 2013).

IV. Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
1. Alat 50 mL 1 buah
No Nama Alat 1 buah
1 Gelas Ukur - 3 buah
2 Corong -
3 Pipet Volume

13


2. Bahan Konsentrasi Jumlah
No Nama Bahan - 5gram
1 Padatan KMnO4 25 mL
2 Alkohol 95% 25 mL
3 Larutan H2SO4 pekat 98%

E. PROSEDUR KERJA

CHEMISTRY
IN ACTION

1. Masukkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 20 mL ke dalam gelas ukur.
2. Tambahkan 20 mL alkohol ke dalam gelas ukur tersebut.
3. Perlahan–lahan masukkan dengan menggunakan spatula padatan

KMnO4.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Tuliskan persamaan reaksi redoknya.

F. ANALISIS DATA

Tabel 1. Reaksi Redoks

No Langkah Pengamatan

1 Reaksi Redoks Percobaan 3

14


G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS

a. Dari kegiatan yang kamu lakukan di atas, tuliskan reaksi redoks setara!
b. Apa yang menyebabkan terjadinya ledakan di dalam larutan tersebut?

H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________1_5________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________


PERCOBAAN 3

MERANCANG PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN
SEKITAR

Kompetensi Dasar
4.4.1 Merancang sel Volta dengan mengunakan bahan di sekitar.

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menerapkan konsep sel volta pada rancangan alat pembangkit listrik dari bahan
sekitar.
2. Merangkai set alat pembangkit listrik sederhana menggunakan bahan sekitar.
3. Menguji cobakan rancangan alat pembangkit listrik sederhana yang telah
dibuat.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Bagaimana cara menerapkan konsep sel volta pada rancangan alat pembangkit
listrikdari bahan sekitar?
2. Bagaimana cara merangkai set alat pembangkit listrik sederhana menggunakan
bahan sekitar?
3. Bagaimana cara menguji cobakan rancangan alat pembangkit listrik sederhana
yang telah dibuat?

C. DASAR TEORI
Sel volta adalah sel elektrokimia dimana energi kimia dari reaksi redoks

spontan diubah menjadi energi listrik. Contoh rangkaian sel volta terdiri dari
logam Zn dicelupkan dalam larutan ion Zn+2 dan logam Cu dicelupkan dalam
larutan ion Cu+2 .

16


Gambar 1. Diagram sel Volta dan bagian-bagiannya

(Sumber: sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/)

Elektroda di mana reaksi oksidasi terjadi disebut anoda. Adapun elektroda di

mana reaksi reduksi terjadi disebut katoda. Pada sel Volta anoda bermuatan

negatif dan katoda bermuatan positip. Elektron mengalir dari anoda menuju

katoda.

Reaksi yang terjadi:

Anoda: Zn(s) → Zn+2 (aq) + 2e

Katoda: Cu+2 (aq) + 2e- → Cu(s)

Reaksi sel: Zn(s) + Cu+2 aq) → Zn+2 (aq) + Cu(s) E° sel = 1,10 Volt

Jadi prinsip kerja dari sel volta adalah pemisahan reaksi redoks menjadi 2 bagian,

yaitu setengah reaksi oksidasi di anoda dan setengah reaksi reduksi di katoda.

Anoda dan katoda dicelupkan dalam elektrolit dan dihubungkan dengan

jembatan garam dan sirkuit luar. Susunan sel Volta pada gambar diatas dapat

dinyatakan dengan notasi singkat yang disebut notasi sel, yaitu:

Zn(s) / Zn+2 (aq) // Cu+2(aq) /Cu(s)

17


D. Alat dan Bahan Jumlah
1. Alat 1 buah
1 buah
No Nama Alat 1 meter
1 Elektroda tembaga 2 buah
2 Elektroda seng 1 buah
3 Kabel 1 buah
4 Jepit Buaya
5 Voltmeter
6 Alat yang
menggunakan sumber
listrik (kalkulator, hp,
mainan anak anak, dll)

2. Bahan Jumlah
No Nama Bahan 1 buah
1 Buah buahan yang 1 buah
mengandung arus listrik
2 Sayuran yang
mengandung arus listrik

18


E. Prosedur Kerja

CHEMISTRY
IN ACTION

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Buah-buahan dapat digunakan secara utuh atau diekstraksi
3. Terlebih dahulu cek kebutuhan daya hantar (volt) untuk alat listrik

(Kalkulator, lampu, mainan, Hp, jam dll)
4. Kemudian rangkailah alat sesuai dengan keperluan
5. Untuk menguji potensial sel dapat pula dilakukan dengan

mencelupkan dua macam logam kedalam buah-buahan yang
mengandung larutan asam,
6. Kemudian hubungkan kedua logam tersebut dengan voltmeter seperti
padagambar berikut.

7. Apabila dengan menggunakan 1 buah jeruk tidak mencukupi untuk

menghasilkan energi listrik maka rangkailah buah-buah secara

seri atau parallel, jika jumlahnya tidak mencukupi bisa dipotong

8. Amati setiap langkah percobaan

9. Catat hasil percobaan

19


F. ANALISIS DATA
Gambar Rancangan PLBS (Pembangkit Listrik Berbahan Sekitar)

G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS
Pengujian Set Alat Pembangkit Listrik yang dihasilkan Menggunakan Bahan
Sekitar
1. Setelah Anda membuat alat PLBS lalu lakukan uji coba
2. Catat data-data hasil percobaan laporkan hasil!
3. Rancang ulang kembali desain yang telah dibuat jika ada yang perlu
disempurnakan
4. Perkirakanlah berapa biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan alat
PLBS yang dapat digunakan untuk menyalakan) Jam, Lampu LED,
kalkulator), berapa biaya bahan yang harus disiapkan?
5. Bagaimana dampak penggunaan set alat pembangkit listrik yang telah
dibuat terhadap lingkungan
6. Buat laporan percobaan dengan format yang tersedia dan
presentasikan.
20


H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
___________________________________________________________________2_1__________
______________________________________________________________________________


PERCOBAAN 4

SEL ELEKTROLISIS

Kompetensi Dasar
4.5.1 Menyajikan rancangan prosedur penyepuhan benda dari logam dengan

ketebalan lapisan dan luas tertentu.

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengamati perubahan yang terjadi dalam elektrolisis larutan CuSO4
dengan elektroda karbon.
2. Mengamati perubahan yang terjadi dalam elektrolisis larutan KI dengan
elektroda karbon.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Bagaimana reaksi elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda karbon dan
elektrolisis larutan KI dengan elektroda karbon?
2. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam elektrolisis larutan CuSO4
dengan elektroda karbon?
3. Bagaimana perubahan yang terjadi dalam elektrolisis larutan KI dengan
elektroda karbon?

C. DASAR TEORI
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian atas suatu larutan elektrolit yang

telah dilaliri oleh arus listrik searah. Sedangkan sel di mana terjadinya reaksi
tersebut disebut sel elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat
menghantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan sepasang elektroda yang
dicelupkan dalam elektrolit (larutan atau leburan). Pada sel elektrolisis, reaksi
kimia akan terjadi jika arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi
listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi redoks). Reaksi-reaksi

22


elektrolisis bergantung pada potensial elektroda, konsentrasi, dan over potensial
dari spesi yang terdapat dalam sel elektrolisis.

Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut
Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber arus
listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan
anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katoda merupakan elektroda
negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda merupakan elektroda
positif karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi pada katoda dan anoda pada
sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu di katoda adalah tempat
terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi.
Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel volta katoda bermuatan
positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada sel elektrolisis katoda
bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.

Macam-macam elektrolisis
1. Elektrolisis leburan elektrolit

Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel elektrolisis. Leburan
elektrolit tanpa menggunakan air. Contohnya adalah NaCl.

2. Elektrolisis air
Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni, tidak terjadi
elektrolisis. Tetapi, jika larutan CuSO4/KNO3 ditambahkan air murni dengan
konsentrasi rendah, akan terjadi elektrolisis dan dapat menghantarkan arus
listrik.

3. Elektrolisis larutan elektrolit
Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion-ion dalam larutan saja, tetapi
juga air. Contohnya adalah KI.

Elektrolisis mempunyai banyak kegunaan diantaranya yaitu dapat
memperoleh unsur-unsur logam, halogen, gas hidrogen dan gas oksigen,
kemudian dapat menghitung konsentrasi ion logam dalam suatu larutan,
digunakan dalam pemurnian suatu logam, serta salah satu proses elektrolisis yang
popular adalah penyepuhan, yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan
logam lain.

Sel elektrolisis memiliki 3 ciri utama, yaitu:

23


1. Larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini dapat memberikan
atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.

2. Terdapat 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
3. Terdapat sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang mengalirkan arus

listrik searah (DC) (Tim Dosen Kimia Umum, 2013).

D. Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
10 mL 2 buah
1. Alat 1,5 volt 2 buah

No Nama Alat - 4 buah
1 Tabung U - 6 buah
2 Baterai
3 Batang Karbon 50 mL 1 buah
4 Jepit Buaya - 1 buah
5 Gelas Ukur
6 Corong 10 ml 3 buah
7 Pipet Volume - 1 set
8 Statif dan Klem

2. Bahan Konsentrasi Jumlah
1M 10 mL
No Nama Bahan
1 Larutan CuSO4 1M 10 mL
2 Larutan KI - 3 tetes
3 Larutan Amilum - 3 tetes
4 Indikator fenolftalein

24


E. Prosedur Kerja

CHEMISTRY
IN ACTION

Percobaan 1 (Elektrolisis Larutan KI dengan Elektroda Karbon)
1. Masukkan larutan KI ke dalam tabung U (jangan sampai penuh).
2. Masukkan elektroda karbon ke dalam masing-masing ujung tabung.

Pastikan ujung elektroda terendam dalam larutan.
3. Hubungkan elektroda dengan sumber arus searah selama 5 menit.
4. Amati perubahan yang terjadi pada ruang katoda dan anoda.
5. Ambil masing-masing 2 mL larutan dari masing-masing ruang katoda dan

anoda menggunakan pipet tetes, lalu masukkan ke dalam tabung reaksi
yang berbeda.
6. Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein ke dalam tabung reaksi-1
(berisi cairan dari ruang katoda) dan tambahkan 3 tetes amilum ke
dalam reaksi-2 (berisi cairan dari ruang anoda).
7. Amati yang terjadi pada larutan di dalam masing-masing tabung.

Percobaan 2 (Elektrolisis Larutan CuSO4 dengan Elektroda Karbon)
1. Masukkan larutan CuSO4 ke dalam tabung U (jangan sampai penuh).
2. Masukkan elektroda karbon ke dalam masing-masing ujung tabung.

Pastikan ujung elektroda terendam dalam larutan.
3. Hubungkan elektroda dengan sumber arus searah selama 5 menit.
4. Amati perubahan yang terjadi pada ruang katoda dan anoda.

25


F.ANALISIS DATA

Tabel 1. Percobaan 1 (Elektrolisis Larutan KI dengan Elektroda Karbon)

No Langkah Pengamatan

1 KI + 5 menit elektrolisis

2 Cairan di katoda + fenolftalein

3 Cairan di anoda + amilum

Tabel 2. Elektrolisis Larutan CuSO4 dengan Elektroda Karbon

No Langkah Pengamatan

1 CuSO4 + 5 menit elektrolisis

26


G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS

a. Dari kegiatan yang kamu lakukan di atas, tuliskan reaksi elektrolisis pada
Percobaan 1.

b. Dari kegiatan yang kamu lakukan di atas, tuliskan reaksi elektrolisis pada
Percobaan 2.

c. Dari kegiatan yang kamu lakukan di atas, tuliskan reaksi redoks pada Percobaan 3.
d. Jelaskan alasan mengapa terjadi perubahan warna ketika cairan di katoda pada

percobaan 1 ditambahkan dengan fenolftalein!
e. Jelaskan alasan mengapa terjadi perubahan warna ketika cairan di anoda pada

percobaan 1 ditambahkan dengan larutan amilum!

H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

27
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________


PERCOBAAN 5

SIFAT-SIFAT UNSUR ALKALI DAN ALKALI

TANAH

Kompetensi Dasar
4.7.1 Menyajikan data hasil penelusuran informasi sifat dan pembuatan

unsur-unsur alkali dan alkali tanah.

A. TUJUAN PERCOBAAN
Menganalisis beberapa sifat unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah
(IIA).

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
Jelaskan beberapa sifat unsur golongan alkali (IA) dan alkali tanah (IIA)
yang kalian ketahui!

C. DASAR TEORI
Unsur-unsur alkali dan alkali tanah merupakan logam-logam yang

sangat reaktif, hal ini disebabkan karena alkali dan alkali tanah masing-
masing mempunyai satu dan dua elektron di kulit terluar. Maka tidaklah
aneh mengapa kemudian unsur-unsur golongan I A dan II A ini tidak
ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Pada kulit bumi mereka
terdapat dalam wujud bijih-bijih oksida, karbonat atau sulfida.

Ketika Antonie Laurent Lavoiser (1743-1794) menysun unsur-unsur
pada tahun 1789, bijih-bijih alkali dan alkali tanah masih dianggap
sebagai ”unsur”, sebab pada saaat itu zat-zat tersebut memang tidak
dapat diuraikan lebih lanjut menjadi zat lain yang lebih sederhana.
Setelah cara elektrolisa ditemukan padaawal abad ke-19, barulah unsur
alkali dan alkali tanah dibuat dari senyawa- senyawanya (Tim Dosen
Kimia, 2013).

28


Sir Humphry Davy (1778-1829) adalah orang pertama yang
berhasil memperoleh logam-logam I A dan II A. Pada tahun 1807-1808 ia
mengelektrolisa lelehan beberapa beberapa zat yang saat itu bernama
soda, kali, magnesia, calx, strontia, dan barit. Davy ternyata memperoleh
unsur-unsur yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh manusia. Keenam
unsur baru tersebut dinamai sodium (natrium), kalium, magnesium,
kalsium, stronsium, dan barium.

Kemudian Johannes Afzelius Arvidson (1792-1841) dari Swedia
menemukan Litium pada tahun 1817, dan disusul oleh penemu Berilium
pada tahun 1828 oleh Vauquelin. Dua orang sarjana Jerman, Robert
Wilhelm Bunsen (1811-1899) dan Gustaf Robert KIrchoff (1824-1877)
pada tahun 1861 menemukan Cessium, dan Rubidium. Lalu Pierre dan
Merie Curie menambah perbendaharaan denga menemukan Radium
pada tahun 1989. Akhirnya, unsur Fransium ditemukan oleh Maguerite
Perey pada tahun 1939.

Sekalipun logam alkali dan alkali tanah baru dikenal sejak abad ke-
19, nama alkali sendiri berasal dari abad pertengahan. nama alkali berasal
dari bahasa Arab, al-qali, yang artinya abu, sebab Abu Musa Jabir bin
Hayyan (700-778) memperoleh soda dari abu tumbuhan laut.

Logam-logam alkali dikhususkan pada logam Li, Na, K, Rb dan Cs
dengan konfigurasi elektron terluar (ns1, n≥2). Logam alkali mempunyai
energi ionisasi rendah dan kecenderugannya kuat melepaskan elektron
valensi tunggalnya, cukup reaktif sehingga jarang ditemukan secara bebas
di alam. Logam alkali dapat bereaksi dengan air membentuk hidroksida
logam alkali dengan melepaskan gas hidrogen, dapat membentuk oksida,
peroksida, bahkan superoksida yang ketiganya menghilangkan bentuk
kilapan logamnya. Selain Litium yang hanya dapat membentuk oksida,
maka logam alkali yang lain dapat membentuk peroksida dan untuk K,
Rb, dan Cs dapat pula membentuk superoksida logam alkali artinya
reaktifitas logam alkali dengan oksigen meningkat dari atas ke bawah
dalam golongannya (Tim Dosen Kimia, 2012).
Alasan bahwa perbedaan jenis oksida yang terbentuk adalah ketika
logam alkali bereaksi dengan oksigen haruslah berkaitan kestabilan oksida
tersebut dalam keadaan padat. Karena oksida ini seluruhnya adalah
senyawa ionik, kestabilannya bergantung pada seberapa kuat kation dan
anion saling tertarik satu sama lain. Litium cenderung untuk membentuk
litium oksida yang demikian karena senyawa ini lebih stabil
dibandingkan litium peroksida. Pembentukan oksida logam alkali
yang lain dapat dijelaskan dengan cara yang sama (Tim Dosen

29


Kimia, 2013).

Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali,

tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode.Jadi,

berilium kurang reaktif dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif

dibandingkan terhadap natrium, dan seterusnya.Hal itu disebabkan jari-

jari atom logam alkali tanah lebih kecil sehingga energi pengionan lebih

besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya satu.Kereaktifan kalsium,

stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari logam alkali,

tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.

Logam-logam alkali tanah adalah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba, logam

ini juga cukup reaktif namun tidak sereaktif jika dibandingkan dengan

logam alkali. Konfigurasi elektron terluarnya adalah (ns2, ≥ 2), memiliki

kecenderungan melepaskan kedua elektron terluarnya untuk membentuk

ion M+ dengan bentuk konfigurasinya menyerupai konfigurasi gas mulia

yang stabil dan karakter ini meningkat dari Berilium ke Barium dan

khusus untuk Berilium di alam lebih cenderung berbentuk molekular

dibanding berbentuk ionik terutama oksidanya berbentuk oksida

amfoter bukan oksida logam yang bersifat basa.

Berilium dan magnesium membentuk oksida (BeO dan MgO)

hanya pada suhu tinggi, sedangkan CaO, SrO, dan BaO terbentuk pada

suhu kamar. Kalsium, Strontium,dan Barium juga bereaksi dengan asam

menghasilkan gas hidrogen. Tetapi, karena logam-logam ini juga

menyerang air, dua reaksi yang berbeda akan terjadi secara serentak (Tim

Dosen Kimia, 2013).

Sifat-sifat kalsium dan stronsium memeberi suatu contoh menarik

tentang kemiripan golongan dalam tabel periodik Stronsium-90, suatu

isotop radioaktif, adalah produk utama dari ledakan bom atom. Jika

suatu bom atom diledakkan di atmosfer, Stronsium-90 yang terbentuk

akan tercampur dengan tanah dan air, dan masuk kedalam tubuh

kita lewat rantai makanan yang relatifpendek.

Unsur-unsur golongan II A tersebar di alam dalam

bentuk batuan:

1. Magnesium

Mineral utama yang mengandung magnesium adalah carnelitte,

magnesite, dan dolomite. Kelimpahan magnesium terdapat pada urutan

kedelapan pada kulitbumi.

2. Kalsium

Ditemukan dalam kalsium, limestone, gypsum, fluorite, stalaktit dan

stalaknit, mengandung kalsium karbonat. Kelimpahan kalsium terletak

pada urutan kelima pada kulit bumi (Tim Dosen Kimia, 2013).

30


D. Alat dan Bahan Ukuran Jumlah

1. Alat 10 mL 12 buah
- 3 buah
No Nama Alat - 1 buah
1 Tabung Reaksi
2 Pipet Tetes - 1 buah
3 Spiritus - 1 kotak
4 Pinset
5 Korek - 2 buah
6 Penjepit Tabung - 1 buah
7 Tissue Roll - 1 buah
8 Rak Tabung
Konsentrasi Jumlah
2. Bahan
- 100 mL
No Nama Bahan - 100 mL
1 logam Li - 100 mL
2 Logam Mg
3 Logam Ca - 100 mL
4 Padatan NaOH - 100 mL
5 indikator PP
6 larutan BaCl2 0,5 M 100 mL
7 larutan CaCl2 0,5 M, 100 mL
8 larutan NaOH
9 larutan H2SO4 0,5 M 100 mL
10 Akuades 0,5 M 100 mL
100 mL
-

31


E. Prosedur Kerja

CHEMISTRY

IN ACTION

a. Reaktifitas Unsur

Menyiapkan 3 buah tabung reaksi yang berisi air 2 mL.
Tabung reaksi(1) diisi logam Li, tabung (2) dengan logam
Mg dan tabung (3) dengan tabung logam Ca. Mengamati
dan memperhatikan reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi
reaksi, panaskan tabung hingga terjadi reaksi (terjadi reaksi
ditandai adanya gelembung-gelembung gas). Teteskan
indikator PP kedalam masing–masing tabung dan catat
perubahan warnanya.

b. Kelarutan Garam Sulfat

Menyiapkan 4 tabung reaksi.Tabung reaksi (1) diisi dengan MgCl2,
tabung reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3) diisi
dengan SrCl2 dan tabung reaksi (4) diisi dengan BaCl2, masing-
masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing-masing
tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL H2SO4 0,5 M.
Perhatikan endapan yang terbentuk.

c. Kelarutan garam hidroksida

Menyiapkan 4 tabung reaksi. Tabung reaksi (1) diisi dengan
MgCl2, tabung reaksi (2) diisi dengan CaCl2, tabung reaksi (3)
diisi dengan SrCl2 dan tabung reaksi (4) diisi dengan BaCl2,
masing-masing 1 mL dengan konsentrasi 0,5 M. Masing-masing
tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 mL NaOH 0,5 M.
Perhatikan endapan yang terbentuk.

32


F.ANALISIS DATA
Tabel 1. Hasil pengamatan reaktifitas unsur

Ditambahkan Air Dipanaskan Ditambahkan Unsur
Unsur phenolptalin(PP)

Li

Mg

Ca

Tabel 2. Hasil pengamatan pengendapan garam sulfat

Larutan DitambahkanH2SO4 0,5 M Keterangan

MgCl2 0,5 M
CaCl2 0,5 M

SrCl2 0,5 M

BaCl2 0,5 M

33


Tabel 3. Hasil pengamatan pengendapan garam hidroksida

Larutan Ditambahkan Keterangan
MgCl2 0,5 M NaOH 0,5 M

CaCl2 0,5 M

SrCl2 0,5 M

BaCl2 0,5 M

Reaksi
Reaksi Reaktifitas Unsur
Li + H2O

Mg + H2O
Ca + H2O

Reaksi Pengendapan Garam Sulfat

MgCl2 + H2SO4

CaCl2 + H2SO4
SrCl2 + H2SO4
BaCl2 + H2SO4

Reaksi Pengendapan Garam Hidroksida

MgCl2 + 2 NaOH
CaCl2 + 2 NaOH
SrCl2 + 2 NaOH
BaCl2 + 2 NaOH

34


G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS

a. Bagaimana perubahan pita Mg ketika direaksikan dengan air dingin dan panas?
b. Bagaimana perubahan logam Ca ketika direaksikan dengan air dingin dan panas?
c. Apa yang kamu amati dari reaksi MgCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, SrCl2 0,5 M,

BaCl2 0,5 M dengan H2SO4 0,5 M?
d. Apa yang kamu amati dari reaksi MgCl2 0,5 M, CaCl2 0,5 M, SrCl2 0,5 M,

BaCl2 0,5 M dengan NaOH 0,5 M?
e. Jelaskan alasan mengapa terjadi perubahan warna ketika cairan di anoda pada

percobaan 1 ditambahkan dengan larutan amilum!

H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

35
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________


PERCOBAAN 6

PERBEDAAN SENYAWA ALDEHID DAN
KETON

Kompetensi Dasar
4.9.1 Membedakan senyawa aldehid dan keton melalui percobaan.

A. Tujuan Percobaan
1. Menentukan kelarutan aldehid dan keton didalam air.
2. Menentuka reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4.
3. Untuk membedakan aldehid dan keton menggunakan pereaksi Tollens dan
pereaksi Fehling.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Bagimana perbedaan kelarutan aldehid dan keton di dalam air?
2. Bagaimana reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4?
3. Bagaimana cara membedakan aldehid dan keton menggunakan pereaksi
Tollens dan pereaksi Fehling?

C. DASAR TEORI

Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang mengandung

gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid dan keton seperti

tertulis dibawah ini dengan R adalah alkil atau aril.

OO

║║

R-C-H R-C-R

aldehid keton

36


Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak kelompok senyawaan
organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton mempunyai dua
gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan aldehida
mempunyai satu gugus alkil(aril) dan satu hidrogen yang terikat pada karbon
karbonil itu (A. Hadyana Pudjaatmaka, 1982).

Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika aldehida dan
keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu melakukan tarik-menarik
dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton mendidih pada temperatur
yang lebih tinggi dari pada senyawaan nonpolar yang bobot molekulnya
bersamaan. Secara terbatas aldehid dan keton dapat mensolvasi ion.

Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-unsur
karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari oksidasi
alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari alkohol
sekunder. Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus karbonil)
yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat fisikanya berlainan.

Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-
gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah satu dari kedua
gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut termasuk golongan
aldehid. Formaldehida, suatu gas tidak berwarna, mudah larut dalam air.
Larutan 40 % dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam
pembuatan resin sintetik. Polimer dari formaldehida, yang disebut
paraformaldehida, digunakan sabagai antiseptik dan insektisisda. Aldehida
adalah bahan baku penting dalam pembuatan asam asetat, anhidrida asetat
dan esternya, yaitu etil asetat.

Aseton adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatil
(titik didih 56o C) dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik
untuk macam-macam senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut
pernis, lak dan plastik. Tidak seperti kebanyakan pelarut organik lain, aseton
bercampur dengan air dalam segala perbandingan. Sifat ini digabungkan
dengan volatilitasnya, membuat aseton sering digunakan sebagai pengering
alat-alat laboratorium (Tim Dosen Kimia, 2013).

37


Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan
struktur yang mempengaruhinya:
a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton mengalami

kesukaran dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen yang sama.

Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid kurang dilindungi
dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid lebih mudah dioksidasi
dari keton.

Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat dengan
jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak, dikarenakan pada keton
sering mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2 ikatan
asamkarboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat
putusnya ikatan karbon), keton siklik menghasilkan asam karboksilat dengan
jumlah atom karbon yang sama banyak (Tim Dosen Kimia, 2013).

Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui
oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa tersebut. Uji
Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana
yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton.
Selain dengan menggunakan Uji Tollen untuk membedakan senyawa
aldehid dan keton dapat juga menggunakan Uji Fehling. Aldehid lebih
mudah dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam
dengan jumlah atom karbon yang sama (Tim Dosen Kimia, 2013).

Reaksi-reaksi aldehid dan keton:
a. Oksidasi
Dipergunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Aldehid
mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan terhadap oksidator.
Aldeid dapat dioksidasi dengan oksidator yang sangat lemah
misalnya larutan Ag-amoniakal (reaksi cermin perak) dan dengan
reagen fehling.

38


b. Reduksi

1) Reduksi menjadi alkohol

2) Reduksi menjadi hidrokarbon

3) Reduksi pinacol

c. Addisi senyawa grignard

Aldehid membentuk alkohol sekunder, sedangkan keton

menghasilkan alkohol tersier.

d. Addisi sianida pembentukan sianohidrin

Senyawa ini berguna pembuatan asam alfa hidroksi.

e. Addisi NaHSO3

(Tim Dosen Kimia, 2013).

D. Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
- 8 buah
1. Alat 2 buah
10 mL 1 buah
No Nama Alat 10 Ml 1 buah
1 Tabung Reaksi buah
2. Rak Tabung reaksi -
3 Pipet Volume -
4 Pipet Tetes
5 Botol semprot

2. Bahan Konsentrasi Jumlah
- 100 mL
No Nama Bahan 100 mL
1 Formaldehid 0,1 M 100 mL
2. Aseton 0,1 M 100 mL
3 KMnO4 0,5 M 100 mL
4 AgNO3 100 mL
5 NH4OH -
6 Pereaksi Fehling A dan B

39


E. Prosedur Kerja

CHEMISTRY
IN ACTION

A. Kelarutan dalam air
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan
0,5 ml aseton.
3. Perhatikan warna dan baunya.
4. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10 tetes)
5. Catat pengamatan saudara (larutan jangan dibuang)

B. Dengan KMnO4 0,1 N
1. Ambil larutan A d iatas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KMnO4 tersebut
4. Catat pengamatan saudara

C. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi

2. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO3 0,1 N
3. Tambahkan setetes demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan yang

terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens).
4. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2)

dengan 0,5 ml aseton.
5. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
6. Perhatikan dan catat pengamatan saudara.
D. Dengan Fehling A dan B
1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
2. Masing–masing diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1 ml lsrutan
Fehling B
3. Ke dalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0,5 ml aseton, kocok
4. Panaskan beberapa menit di atas penangas air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan saudara.

40


F.ANALISIS DATA Kelarutan
Tabel 1. Kelarutan dalam Air Bau
Zat Warna
dalam air
Formaldehid

Aseton

Tabel 2. Dengan KMnO4 0,1 N
Zat Perubahan warna KMnO4

Formaldehid

Aseton

Tabel 3. Dengan AgNO3 0,1 N dan NH4OH 0,5 N
Zat Pereaksi Tollens

Formaldehid

Aseton
Tabel 4. Dengan Fehling A dan Fehling B

Zat Pereaksi Fehling
Formaldehid

Aseton

41


Reaksi yang terjadi :

G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS
a. Bagaimana kelarutan formaldehid dan keton dalam air?
b. Apa perubahan yang anda amati pada proses penambahan KmnO4 pada formaldehid
dan keton?
c. Apa perubahan yang anda amati ketika formaldehid dan aseton masing-masing
direaksikan dengan pereaksi Tollens (AgNO dan NH4OH)?
d. Apa perubahan yang anda amati ketika formaldehid dan aseton masing-masing
direaksikan dengan pereaksi Tollens (AgNO dan NH4OH)?
e. Apa perubahan yang anda amati ketika formaldehid dan aseton masing-masing
direaksikan dengan pereaksi Fehling?
42


H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
___________________________________________________________________4_3_________
_____________________________________________________________________________


PERCOBAAN 7

IDENTIFIKASI PROTEIN

Kompetensi Dasar
4.3.1 Menganalisis hasil penelusuran informasi mengenai pembuatan dan dampak

suatu produk dari protein.

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada suatu zat yang
menunjukkan keberadaan molekul protein dengan menggunakan uji
biuret.
2. Mengidentifikasi adanya inti benzena dengan Uji Xanthoproteat.

B. PERTANYAAN PRAPRAKTEK
1. Bagaimana mengidentifikasi adanya ikatan peptida pada suatu zat yang
menunjukkan keberadaan molekul protein dengan menggunakan uji
biuret?
2. Bagaimana mengidentifikasi adanya inti benzena dengan Uji
Xanthoproteat?

C. DASAR TEORI
Protein terbentuk dari asam amino-asam amino. Molekul-molekul asam

amino ini saling terikat dengan ikatan yang disebut ikatan peptida. Meskipun
demikian, pada awak pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam
amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam
amino penyusun protein (proteinogenik).

44


Seperti halnya senyawa-senyawa lainnya, asam amino dan protein juga
dapat mengalami reaksi-reaksi spesifik. Asam amino dan protein dalam suatu
sampel dapat diidentifikasikan dengan berbagai cara misalnya dengan uji
ninhidrin, uji biuret, uji xantoproteat, uji Koagulasi logam dan sebagainya.

Uji ninhidrin sifatnya umum karena asam amino atau protein yang
mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan gugus asam amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin (triketo-hidrindena-hidrat) menghasilkan CO2, NH3,
dan aldehid beratom C kurang satu dari jumlah semula. Reaksi positif ditunjukkan
dengan terbentuknya warna biru ungu (khusus untuk prolin dan hidroksiprolin
berwarna kuning).

Senyawa biuret dihasilkan dengan cara memanaskan urea diatas penangas
air. Dalam larutan basa, biuret memberikan warna violet dengan CuSO4. Reaksi
ini disebut reaksi biuret. Reaksi positif akibat pembentukan senyawa komplek Cu
gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-
asam amino (kecuali histidin, serin, dan treonin) tidak memberikan reaksi positif
untuk uji ini.

Protein yang mengandung inti benzena dapat diuji dengan uji
Xantoproteat. Warna yang terbentuk dalam uji Xantoproteat disebabkan oleh
titrasi inti benzena oleh asam nitrat pekat. Reaksi ini menghasilkan turunan nitro
benzena berwarna kuning tua. Penambahan basa akan mengubah warna
terbentuk menjadi orange. Uji ini menjadi khas untuk asam-asam amino yang
mengandung inti benzene (Indriani, 2015).

45


D . Alat dan Bahan Ukuran Jumlah
1. Alat 10 mL 4 buah
No Nama Alat 1 buah
1 Tabung reaksi - 1 buah
2 Rak tabung reaksi - 1 buah
3 Neraca - 4 buah
4 Pembakar spirtus - 1 buah
5 Pipet tetes - 1 kotak /1 buah
6 Penjepit tabung reaksi - 1 buah
7 Korek api / mancis 50 mL
8 Gelas ukur
Konsentrasi Jumlah
2. Bahan - 2 mL
No Nama Bahan -
1 Putih telur - 2 mL
2 Susu cair - 1 mL
3 Gelatin - 1 mL
4 Agar – agar 2gram
5 Kapas 0,1 M 10 mL
6 Larutan NaOH 1% 3 mL
7 Larutan CuSO4 6M 10 mL
8 Larutan NaOH Pekat 10 mL
9 Larutan HNO3

46


E. PROSEDUR KERJA

CHEMISTRY
IN ACTION

A. Uji Biuret

1. Masukkan 1 ml putih telur kedalam tabung reaksi
2. Masukkan 2 ml larutan NaOH 0,1 M
3. Tambahkan 2 – 3 tetes larutan CuSO4 1 %
4. Panaskan jika ada yang tidak larut
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi
6. Ulangi percobaan diatas untuk susu, gelatin, dan agar-agar.

B. Uji Xantoproteat
1. Masukkan 1 mL putih telur ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan dua tetes HNO3 pekat
3. Panaskan selama dua menit, kemudian dinginkan.
4. Masukkan setetes demi setetes NaOH 6 M sampai berlebih
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi
6. Ulangi percobaan diatas untuk susu dan kapas. Jika yang diuji
zat padat, tambahkan terlebih dahulu 5-10 tetes air sebelum
diberi pereaksi

F. ANALISIS DATA Tabel 1. Uji Biuret Keterangan
Hasil pengamatan
No Nama Bahan
1 Putih telur
2 Susu
3 Gelatin
4 Agar-agar
5 Kapas

47


No Nama Bahan Tabel 2. Uji Xantropreat Keterangan
Hasil pengamatan
1 Putih telur

2 Susu
3 Gelatin
4 Agar-agar
5 Kapas

G. PERTANYAAN/DISKUSI/TUGAS

a. Uji biuret
1. Apa yang dimaksud pereaksi biuret pada percobaan diatas?

2. Warna apa terbentuk saat putih telur dan kapas ditambahkan larutan
CuSO4 1%?

3. Bahan-bahan apakah yang menunjukkan uji positif, jelaskan?

b. Uji Xantoproteat
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas
2. Apakah warna oranye yang terbentuk bagian bawah tabung reaksi
3. Tuliskan kesimpulan dari percobaan diatas

48


H. MENARIK KESIMPULAN bersama dengan teman-teman
Simpulkan hasil pengamatanmu

kelompokmu mengenai percobaan tersebut.

_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________

49
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________


Click to View FlipBook Version