Oleh : Moh Anwari, S.Pd.I, M.Pd
.
w DIKTAT
AL QUR’AN HADIS
UNTUK KELAS IX SEMESTER GANJIL
Oleh : Moh Anwari, S.Pd.I, M.Pd
2020
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN SLEMAN
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SLEMAN
Jalan Klaci Sidoagung Godean Sleman, Tlp (0274) 797389
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Hj, Etyk Nurhayati, S.Pd.I, M.Pd
NIP : 19800930200501 2 007
Pangkat/golongan: Pembina/ IV/a
Jabatan : Kepala Madrasah
Unit Kerja : MTs Negeri 5 Sleman
Menyatakan bahwa Diktat berjudul “Al Qur’an hadis untuk kelas IX”
benar – benar disusun oleh guru di bawah ini:
Nama : Moh. Anwari, S.Pd.I, M.Pd
NIP. : 197203272005011006
Pangkat/Gol. : Penata Tk. I/III/d
Jabatan/TMT : Guru
Unit Kerja : MTs Negeri 5 Sleman
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya
dengan penuh tanggung jawab.
Sleman, Nopember 2020
Kepala,
Hj, Etyk Nurhayati, S.Pd.I, M.Pd
NIP : 19800930200501 2 007
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan
Inayah kepada semua hambaNya. Salawat dan salam selalu tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan kerabat beliau
hingga akhir jaman.
Alhamdulillah karena berkat Rahmat Allah-lah saya dapat menyelesaikan
penulisan Diktat Al Quran Hadis untuk kelas IX semester ganjil. Diktat ini
disusun mengacu pada Standar Isi dalam KMA 184. Diktat ini disusun
berdasarkan kebutuhan pembelajaran mata pelajaran Al Qur’an hadis di MTs
Negeri 5 Sleman serta untuk membantu pendidik dan peserta didik dalam proses
pembelajaran di kelas.
Selama penyusunan diktat ini, saya selaku penulis telah banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, terutama dari Ibu Hj. Etyk Nurhayati,
S.Pd.I, M.Pd selaku kepala madrasah dan juga teman-teman sejawat guru di
MTsn 5 Sleman. Ucapan terima kasih tak lupa saya persembahkan kepada semua
pihak yang telah ikut andil dan terlibat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam membantu penulisan diktat ini, yang mana tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam Diktat ini,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan diktat ini. Akhirnya saya hanya berharap semoga diktat ini dapat
memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi kita semua, khususnya di
bidang Al-Qur’an Hadis.
Sleman, Oktober 2020
Penyusun
Moh. Anwari, S.Pd.I, M.Pd.
NIP. 197203272005011006
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I HUKUM BACAAN MAD LAZIM
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar................................................1
B. Materi Pokok.........................................................................................1
C. Uraian Materi........................................................................................2
D. Rangkuman............................................................................................5
E. Latihan Soal...........................................................................................6
BAB II BERSIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH (KAJIAN AYAT QS.
AL-MUTHAFFIFIN : 1-17 DAN QS. AL-AN’AM : 152)
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar..............................................13
B. Materi Pokok.......................................................................................14
C. Uraian Materi......................................................................................14
D. Rangkuman..........................................................................................25
E. Latihan Soal.........................................................................................25
BAB III BERSIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH (KAJIAN HADITS)
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar..............................................32
B. Materi Pokok.......................................................................................33
C. Uraian Materi......................................................................................33
D. Rangkuman.........................................................................................38
E. Latihan Soal........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................44
iv
BAB I
HUKUM BACAAN MAD LAZIM
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Inti
(K1) : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
(K3) : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
(K4) : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
2. Kompetensi dasar
1.1 Menghayati keutamaan membaca al-Qur’an sesuai kaidah ilmu Tajwid
2.1 Menjalankan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari
3.1 Memahami ketentuan hukum bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi, mad
lazim mutsaqqal kilmi, mad lazim mutsaqqal harfi dan mad lazim
mukhaffaf harf
4.1 Mempraktikkan hukum bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim
mutsaqqal kilmi, mad lazim mutsaqqal harfi dan mad lazim mukhaffaf
harfi dalam al-Qur’an
B. Materi Pokok
Hukum bacaan mad lazim mutsaqal kilmi, mad lazim mukhaffaf kilmi, mad
lazim mutsaqal harfi dan mad lazim mukhaffaf harfi
1
C. Uraian Materi
1. Pengertian mad
Pengertian mad secara bahasa adalah الم ّد وال ّزيادةartinya memanjangkan
dan menambah. Sedangkan menurut istilah mad adalah اطالة ال ّصوت
بحرف من حروف الم ّدartinya memanjangkan suara dengan salah satu
huruf dari huruf-huruf mad ( hamzah , wawu , yak ).
2. Jenis-jenis Mad
Secara garis besar jenis mad terbagi menjadi dua jenis :
a. Mad Ashli / mad thobi’i
Mad Ashli / Mad Thobi’i adalah mad yang berdiri sendiri karena
zat huruf mad itu. Jadi mad ashli/mad thobi’i itu suatu mad yang
masih murni.
Mad Ashli / mad thobi’i terjadi apabila :
1) Huruf berharakat fathah bertemu dengan alif.
2) Huruf berharakat kasroh bertemu dengan ya mati.
3) Huruf berharakat dhommah bertemu dengan wawu mati.
Panjangnya mad ashli/mad thobi’i adalah 1 alif atau 2 harokat,
baik disaat washal maupun waqaf.
Contoh : يَُقْوُل- سِمْي ٌع- كتَا ٌب
b. Mad Far’i
Mad far’i secara bahasa adalah cabang. Sedangkan menurut istilah
mad far’i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad
ashli (sebagai hukum asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau
sukun.
Mad far’i itu terbaagi menjadi beberapa macam, di antaranya yaitu:
1) Mad Wajib Muttashil
2) Mad Jaiz Munfashil
3) Mad Layyin
4) Mad Iwadl
2
5) Mad Aridl lissukun
6) Mad Badal
7) Mad Tamkin
8) Mad Farq
9) Mad Shilah Thawilah
10) Mad Shilah Qashirah
11) Mad Lazim Mutsaqal Kilmi
12) Mad Lazim Mukhaffaf kilmi
13) Mad Lazim Mutsaqal harfi
14) Mad Lazim mad Mukhaffaf harfi
Dari 14 jenis mad tersebut, yang akan dibahas dalam bab ini hanya
empat jenis mad, yaitu :
1. Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi ( ) َم ْد ﻻَ ِزْم ُمثََّق ْل كِْل ِمي
Secara bahasa mad lazim mutsaqal kilmi, mad artinya
panjang, lazim berarti pasti (harus dibaca panjang), mutsaqal
berarti diberatkan dan kilmi berarti kalimat. Mad lazim mutsaqqal
kilmi adalah apabila setelah huruf mad (ashli/thabi’i) terdapat
huruf yang bertasydid dalam satu kalimat. Jadi syarat mad ini
adalah adanya huruf yang bertasydid setelah mad Ashli/thabi’i.
Contoh :
No Contoh Ayat Keterangan
1. ِ َغ ۡ ِِيِٱِلۡ ٍَ ِۡغ ُضٔ ِِبِ َعيَ ِۡي ِٓ ًِِۡ َو َ ِلِٱل َّضٓاىِّ َيQS. Al Fatihah:7
2 ٣٤ِِ َفإِ َذاِ َجآِ َء ِتِِٱى َّعِآ ٌَّ ُثِِٱِۡى ُه ۡ َبِىQS.An Naziaat34
3 ٣٣ِِ َفإِ َذاِ َجِآ َء ِتِِٱل َّصِآ َّخ ُثQS. Abasa : 33
3
2. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi ( ) َم ْد َﻻ ِزْم ُمََّفف كِْل ِمي
Mad lazim mukhaffaf kilmi secara bahasa, mad berarti
panjang, lazim berarti pasti (harus dibaca panjang), mukhaffaf
berarti diringankan dan kilmi berarti kalimat. Mad lazim
mukhaffaf kilmi adalah apabila setelah mad (ashli/thabi’i)
terdapat huruf yang bersukun dan tidak ada idgham. Jadi syarat
mad ini adalah adanya huruf yang bersukun setelah huruf mad
(ashli/thabi’i).
Cara membaِc)a1n1ya:سadنaوlيa(hِِن6َ ٔhُيaجrِ ak ِۡعa َخtِۡسaَtتaِۦuِِّ3ِِةaًli ُخfِ. َءٓاىَِٰۡٔـ ََِِ َو َك ِۡدِ ُن.1
)11: َءٓا ۡىَِٰٔـ ََِِ َوكَ ۡدِِ َع َص ۡيِ َِجِ َق ۡتِ ُوِِ َو ُكِ َِجِ ٌِ ََِِٱِلۡ ٍُ ِۡف ِس ِدي ََِِ(يونس.2
3. Mad Lazim Mutsaqal harfi () َم ْد ﻻَِزْم ُمثََّق ْل َحْر ِف
Secara bahasa mutsaqal berarti diberatkan, harfi berarti huruf.
Huruf mad bertemu sukun yang dibaca idgham dalam huruf.
Hukum bacaan mad lazim musaqqal harfi ini terjadi pada
fawatihussuwar (huruf awal/pembuka surah). Tentu masih diingat
tentang hukum bacaan mad lazim musaqqal, ciri utamanya adalah
adanya mad yang bertemu tasydid atau diidzghamkan.. Karena
terjadi pada fawatihussuwar, maka disebut mad lazim musaqqal
harfi.
Contoh
No Contoh ayat Cara membaca
1 ًِٓ ظ ِٓس Dibaca Tha (2 harakat) - sin (6 harakat)-
mim (6 harakat). Siin diidghamkan ke huruf
2 ًِِِٓ ٓاِل miim
Dibaca Alif – laam (6 harakat) - miim (6
harakat). Laam diidghamkan ke huruf miim
4
3 ِالِٓ ٍِٓ ٓص Dibaca Alif – laam (6 harakat) - miim (6
harakat) - shad (6 harakat). Laam
diidghamkan ke huruf miim
4. Mad Lazim Mukhaffaf harfi ( )َم ْد ﻻ ِزم ُُمََّفف َحر ِف
Mad lazim mukhoffafl harfi adalah huruf yang wajib dibaca
panjang (6 harakat/3 alif) dan dibaca ringan, karena ada mad pada
fawatihussuwar yang tidak diiringi dengan huruf berharokat
tasydid, cara membacanya diringankan sebab tidak diidghamkan.
Contoh :
a. Miim pada kata ًِِِٓ ٓ ِال
ٓ
b. Laam pada lafadz ِاِل ِر
c. Siin pada lafadz ِظ ٓ ِسِ ي ٓ ِس
d. Aiin, siin dan qaaf pada lafadz ِِٓعِ ِٓس ٓق
Huruf-huruf mad lazim harfi yang terdapat pada
pembukaan surat di dalam al Qur’an ada 8 huruf , yaitu :
م-ك- ل-س-ع-ص- ق-ن
Adapun huruf yang 5 lainnya, yang juga dipermulaan surat
surat al Qur’an yang dirumuskan dengan َح ٌي طَُهَر
Maka hukum bacaannya adalah mad tabi’iy, sedang satu lagi yang
lain, yaitu Alif tidak termasuk mad.
D. Rangkuman
1. Mad Far’i memiliki 14 jenis diantaranya adalah mad lazim. Mad
lazim ada 4 yaitu mad lazim mukhaffaf kilmi, mutsaqqal kilmi, mad
lazim mutsaqqal harfi dan mukhaffaf harfi.
5
2. Mad lazim mukhaffaf kilmi adalah huruf mad bertemu sukun asli dalam
satu kata (ucapan). Cara membacanya dibaca panjang 3 alif atau 6
harakat.
3. Mad lazim mutsaqqal kilmi adalah huruf mad bertemu tasydid dalam satu
kata (ucapan). Cara membacanya dibaca panjang 3 alif atau 6 harakat.
4. Mad lazim mutsaqqal harfi adalah huruf mad yang bertemu sukun yang
dibaca idgham dalam huruf. Cara membacanya dibaca panjang 3 alif atau
6 harakat.
5. Mad lazim mukhaffaf harfi adalah huruf mad bertemu sukun dalam
huruf. Cara membacanya dibaca panjang 3 alif atau 6 harakat.
E. Latihan Soal
Pilihlah jawaban yang kalian anggap benar dengan cara memberikan tanda
silang (x) pada huruf A, B, C, atau D!
1. Secara garis besar mad terbagi menjadi dua yaitu mad thabi’i dan mad far’i,
mad far’i terbagi menjadi……….jenis.
A. lima belas
B. empat belas
C. tiga belas
D. dua belas
2. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Huruf mad yang bertemu tasydid dalam satu kata.
(2) Huruf mad bertemu sukun asli dalam satu kata.
(3) Huruf mad bertemu sukun yang dibaca idgham dalam huruf.
(4) Huruf mad bertemu sukun dalam huruf.
Dari pernyataan di atas yang merupakan pengertian dari mad lazim mukhaffaf
kilmi adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Mad lazim musaqqal kilmi…..dibaca enam harkat.
A. harus
B. boleh
C. tidak harus
D. sebaiknya
4. Perhatikan lafal berikut:
6
1) َِفإِ َذاِ َجِآ َء ِتِِٱل َّصِآ َّخ ُث
2) ًِّٓ ظ ِٓس
3) اِلٓ ٍِّٓ ٓ ِص
4) َِءٓا ِۡىَٰٔـ ََِِ َو َك ِۡدِ َع َص ِۡي َج
Dari keempat contoh di atas yang merupakan contoh bacaan mad lazim mutsaqqal
kilmi adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
5. Kata ُمثَ َّق ْل, mempunyai makna yaitu ……
A. diringankan
B. diberatkan
C. dikenyangkan
D. dipanjangkan
6. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
(1) Huruf mad yang bertemu dengan sukun dalam satu kata
(2) Huruf mad yang bertemu dengan tasydid dalam satu kata
(3) Huruf mad pada fawatihussuwar yang tidak diiringi dengan huruf
berharokat tasydid
(4) Huruf mad bertemu dengan sukun yang dibaca idgham dalam huruf
Pernyataan yang menjelaskan tentang mad lazim mukhaffaf harfi adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
7. Panjang bacaan huruf “ ya” pada lafadz ي ٓ ِسadalah.......
A. lima
B. empat
C. tiga
D. dua
7
8. Pe(1r)hatِىikaِ َبnۡ ُهlaِۡىfaِٱlِث-ُ lٌaَّ ٓfِاaَّعl ىdٱiِِتbِ awِآ َءaَجh ِin َذاiِ!فَإ
(2) َءٓا ِۡىَٰٔـ ََِِ َو َك ۡدِِ ُنِ ُخًِةِِِّۦِت َ ِۡس َخ ِۡع ِج ُئ َِن
(3) ،َوﻻَ ال َّضاّلَِْْي
(4) ًِٓ ح
Diantara lafal di atas, bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi ditunjukkan pada
nomor…
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
9. Panjang bacaan huruf Shad pada lafal ِ ٓنِٓي ٓعِ ٓصadalah ……
A. dua harakat
B. empat harakat
C. lima harakat
D. enam harakat
10. Setelah mempelajari bab mad lazim, beberapa siswa diminta untuk membaca
QS.Al Fajr:18: ِ َو َلِِحَ َحِ ُّضٔ َِنِ ََ َعِِ َظ َعا ِِمِٱِلۡ ٍِ ِۡس ِه ِِي
Pada ayat ini terdapat bacaan….
A. Mad lazim mukhaffaf harfi
B. Mad lazim mukhaffaf kilmi
C. Mad lazim nutsaqqal harfi
D. Mad lazim mutsaqqal kilmi
11. Memanjangkan bacaan huruf bertanda mad yang diiringi oleh huruf
berharkat sukun, terdapat dalam satu kata dengan suara yang ringan tanpa di
Idghamkan adalah pengertian …
A. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi
B. Mad Lazim Musaqqal Kilmi
C. Mad Silah
D. Mad Arid Lisukun
8
12. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Huruf mad yang bertemu dengan sukun dalam satu kata
(2) Huruf mad yang bertemu dengan tasydid dalam satu kata
(3) Huruf mad yang bertemu dengan sukun dalam satu huruf
(4) Huruf mad bertemu dengan sukun yang dibaca idgham dalam huruf
Pernyataan yang meunjukkan penjelasan tentang mad lazim mutsaqqal harfi
adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
ًِٓ ح13. Panjang bacaan huruf “ ha” pada lafadz adalah.......
A. tiga
B. dua
C. empat
D. lima
14. Cer(m1)aـtِiۦlِِّaِةfِaًl- ُخlِa ُنfaِِدlۡ bَو َكeِrَِiَ kٔـuَِٰۡىt!َءٓا
(2) ًِّٓ ظ ِٓس
ٓ
)3( ال ِر
)4(فَإِ َذاِ َجآِ َء ِِتِٱل َّصآِ َّخ ُِث
Diantara lafal di atas, bacaan mad lazim mukhaffaf kilmi ditunjukkan pada
nomor…
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
15. Perhatikan kelompok Fawatihus suwar berikut
ِح ًِٓ نۚ الِٓر
Lafal-lafal tersebut merupakan bacaan….
A. Mad lazim mukhaffaf kilmi
B. Mad lazim mutsaqqal kilmi
C. Mad lazim mukhaffaf harfi
D. Mad lazim mutsaqqal harfi
9
16. Perhatikan lafal-lafal berikut!
(1) ح ًِٓ ي ٓسِ ق
ِ)2( ِ الِٓ ٍِّٓ ٓصِِِظ ِٓس ًِِِِّٓالٓ ٍّٓ ِر
)3( َءٓا ِۡىَٰٔـ ََِِ َوكَ ۡدِِ َع َص ِۡي َِج
)4(ِكُ ِۡوِأَ َف َغ ۡ َِيِٱّ َّللِِِحَأِۡ ُم ُر ِٓو ِّ ِٓن
Di antara lafal di atas, yang menunjukkan bacaan Mad Lazim Mutsaqal Harfi
adalah….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
17. Jika kita membaca al-Qur’an dan menjumpai huruf mad yang bertemu dengan
tasydid dalam satu kalimat. Bacaan ini adalah….
A. Mad lazim mukhaffaf harfi
B. Mad lazim mutsaqqal harfi
C. Mad lazim mukhaffaf kilmi
D. Mad lazim mutsaqqal kilmi
18. Berikut ini yang termasuk huruf mad lazim mutsaqal harfi ialah.......
A. ط
B. ي
C. ر
D. ع
19. Huruf miim pada lafadz ًِٓ ٓ اِلterdapat hukum bacaan……
A. Mad lazim mutsaqqal kilmi
B. Mad lazim mukhaffaf harfi
C. Mad lazim mukhaffaf kilmi
D. M kilmiad lazim mutsaqqal harfi
20. Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi dibaca dengan suara …
A. ringan
B. berat
C. tekanan tertentu
D. boleh ringan boleh berat
10
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Sebutkan huruf-huruf mad lazim mukhaffaf harfi !
2. Jelaskan pengertian hukum bacaan mad lazim mutsaqal kilmi baik secara
bahasa maupun istilah dan berilh contohnya !
3. Tulislah contoh mad lazim mukhaffaf harfi
4. Huruf tha pada lafadz ًِِِِّٓ ظ ِٓسdibaca berapa alif !
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda (PG)
1. B 6. C 11. A 16. B
2. B 7. D 12. D 17. D
3. A 8. B 13. B 18. D
4. A 9. D 14. A 19. B
5. A 10. D 15. C 20. A
B. Essay
1. Huruf-huruf mad lazim mukhaffaf harfi
ح- ي- ط- ه-ر
2. Mad Lazim Mutsaqal Kilmi
a. pengertian secara bahasa mad berarti panjang, lazim berarti pasti
(harus dibaca panjang), mukhaffaf berarti diringankan dan harfi
berarti huruf
b. hukum bacaan Mad lazim mukhoffafl harfi adalah huruf yang
wajib dibaca panjang (6 harakat/3 alif) dan dibaca ringan, karena
ada mad pada fawatihussuwar yang tidak diiringi dengan huruf
berharokat tasydid, cara membacanya diringankan sebab tidak
diidghamkan
3. Contoh mad lazim mukhaffaf harfi:
ِح ًِٓ نۚ الِٓر
4. Huruf tha pada lafadz ًِِِِّٓ ظ ِٓسdibaca 1 alif
11
PEDOMAN PENSKORAN
A. Pilihan Ganda : 20 x 4 = 80
B. Essay
No Jawaban Skor
5
1. Huruf-huruf mad lazim mukhaffaf harfi
5
1 ح- ي- ط- ه-ر
5
2. Mad Lazim Mutsaqal Kilmi 5
c. pengertian secara bahasa mad berarti panjang, lazim berarti 20
pasti (harus dibaca panjang), mukhaffaf berarti diringankan
dan harfi berarti huruf
d. secara istilah pengertian hukum bacaan Mad lazim
2 mukhoffafl harfi adalah huruf yang wajib dibaca panjang (6
harakat/3 alif) dan dibaca ringan, karena ada mad pada
fawatihussuwar yang tidak diiringi dengan huruf berharokat
tasydid, cara membacanya diringankan sebab tidak
diidghamkan
3. Contoh mad lazim mukhaffaf harfi: ًِٓ الِِٓر ۚن ح
3
4 4. Huruf tha pada lafadz ًِِِِّٓ ِ ظ ٓسdibaca 1 alif
Jumlah
N = PG + ESSAY
12
BAB II
BERSIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH
(KAJIAN AYAT QS. AL-MUTHAFFIFIN : 1-17 DAN QS. AL-AN’AM : 152)
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Inti
(K1) : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
(K3) : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
(K4) : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
2. Kompetensi dasar
1.2 Menerima kebenaran isi al-Qur’an tentang jujur
2.2 Mengamalkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
3.2 Memahami isi kandungan QS. Al-Muthaffifin (83): 1-17, QS. Al-
An’am (6): 152 tentang jujur dalam muamalah
4.2. Mendemonstrasikan hafalan QS. AlMuthaffifin (83): 1-17, QS. Al-
An’am (6): 152
4.2. Mengomunikasikan keterkaitan hasil analisis dampak positif jujur
dalam muamalah sesuai pemahaman QS. AlMuthaffifin (83): 1-17,
QS. Al-An’am (6): 152 dengan fenomena sosial
13
B. Materi Pokok
1. KONSEP JUJUR DALAM BERMUAMLAH
Pengertian jujur secara Bahasa: shidiq (benar). Secara istilah jujur
merupakan kesesuaian dan kebenaran dari perkataan dan perbuatan yang
sesuai dengan kenyataan. Sedangkan muamalah adalah hubungan manusia
dengan manusia yang diatur oleh Syari’at Islam dalam interaksi sosial,
seperti ekonomi, sosial, politik, dll
JUJUR DALAM MUAMALAH
Jujur dalam bermuamalah yaitu sikap yang mencerminkan
kepribadian seorang muslim sejati, antara lain: tidak pernah menipu,
memalsukan, dan berkhianat kepada siapapun termasuk kepada non
muslim. Dalam melakukan jual beli tidak melakukan kecurangan.
INDIKATOR JUJUR:
1) Berkata yang benar meski orang lain tidak setuju, 2) Sesuai antara
pikiran, perkataan dan perbuatan, 3) Memberikan kesaksian dengan adil,
4) Mempercayai dan membenarkan ajaran Allah dan Rasulnya, 5) Taat
kepada perintah dan larangan Allah, 6) Menepati janji, 7) Amanah
BENTUK-BENTUK KEJUJURAN:
1). Jujur dalam Niat, 2). Jujur dalam berucap, 3). Jujur dalam bertindak,
4). Jujur dalam berjanji, 5). Jujur dalam bermuamalah, 6). Jujur dalam
amalan agama
MENGAPA HARUS JUJUR ?
Jujur adalah salah satu sifat yang melekat pada diri para Nabi dan
Rasul, yaitu Shidiq. Jujur berarti mengakui, berkata atau memberikan
suatu informasi yang sesuai dengan kenyataan dan kebenaran, tanpa
ditambah atau dikurangi.
14
Mengapa memiliki sifat jujur sangat penting? karena jujur
merupakan pondasi sebuah kepercayaan. Sekali kita melakukan kejujuran
maka orang akan percaya pada kita, sebaliknya jika kita melakukan
kecurangan sangat sulit bagi kita mendapat kepercayaan dari orang lain.
Sebelum diutus menjadi Nabi dan Rasul, Muhammad Saw. telah
mendapat kepercayaan dari para pemuka Quraisy yang berbeda keyakinan,
status sosial dan kekayaan. Beliau dipercaya melakukan suatu hal yang
besar dan mulia bagi suku Quraisy saat itu, yaitu memimpin peletakan
Hajar Aswad yang sangat dimuliakan. Mengapa demikian? Karena beliau
selalu berkata dan berbuat benar, tidak pernah sekalipun dusta dari mulai
kecil. Sabda Nabi Saw.:
“Dari Abdullâh bin Mas‟ûd Ra., ia berkata: “Rasûlullâh Saw.. bersabda,
“Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran membawa kepada
kebaikan, dan kebaikanmengantarkan ke Surga.” (HR. Bukhari).
Perintah jujur ini juga dinyatakan dalm QS. Al-Ahzab (33): 70 sebagai
berikut: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada
Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”
Di usia yang masih belia, Nabi Saw. telah memiliki pengalaman
dalam berdagang. Jiwa usahawan ini terasah hingga beliau dewasa dan
menikah dengan Khadijah Ra. Beliau termasuk usahawan yang sukses,
salah satu faktor utamanya adalah pribadi beliau yang jujur dalam
berinteraksi sosial (muamalah), termasuk kejujuran dalam berdagang.
Hal ini sangat berlawanan dengan tradisi Bangsa Arab saat itu, dimana
kebohongan sudah mentradisi, terutama dalam hal berdagang. Pada
kesempatan ini kita akan menyelami kandungan QS. Al-Muthaffifin (83)
: 1- 17 dan QS. Al-An‟am (6): 152 tentang akhlak/ etika bermuamalah
2. Surat Al-Muthaffifin (83): 1-17
a. ِL َذاaَوfِإadz٢Suِ ِنrَ aٔtِۡٔ ُفA َخlِۡس-Mَ سِ ِيutِ hاaَّلنfٱfِifِعiَ nََ ِ(ْ8ِٔا3َُخ)ال:ِۡك1-1ٱ7ِ َذاdِإaِnََِ tيeّ ِلrََّٱjem١ahِ n َِيyaَو ۡيِ ِو ِ ّىِ ِۡي ٍُ َع ِّف ِف
ِ ِِ َل ِۡٔ ِم٤ِِ َأ َ ِلِ َح ُظ َُِِّأُ ْو َلِئِ َِمِ َأ َّج ًُِٓ ٌَّ ِۡت ُعٔثُٔ َن٣ََِكلُٔ ُْ ًِِۡأَوِ َّو َزُُٔ ُْ ًِِۡ ُ ِۡي ِِ ُسو َِن
15
ِ لَ ََِّكِٓإِ َِّنِنِ َِت َِبِٱ ۡىِ ُف َّجا ِرِِ َى ِ ِف٦ِِ يَ ِۡٔ َمِِ َح ُلٔ ُِمِٱلنَّا ُسِِلِ َر ِِّبِٱ ۡىِ َعِ َي ٍِ َي٥َِع ِظي ِم
ِِ َو ِۡيوِ ِيَ ِۡٔ ٌَئِذ٩ِ ِ نِ َتِبِ ِ ٌَّ ِۡركُٔم٨ِ ِ َو ٌَآِ ِأَ ۡدِ َرىِ َمِ ِ ٌَا ِ ِس ِّجي٧ِ ِِس ِّجي
ِ َو ٌَاِيُ َل ِّذ ُِبِةِِِّۦِِٓإِ َّلِِ ُ ُِّك٫َِِِ ٱََّّ ِلي ََِِيُ َل ِّذةُٔ َِنِبِ َي ِۡٔ ِِمِٱ ِّلي٪ِِّىِ ِۡي ٍُ َه ِّذبِ َي
ِ لَ ََّكِاِةَ ِۡوِ َرا َِن٣ِِ إِ َذاِ ُت ۡخِ َِلِ َع َي ِۡيِِِّ َءا َيِ ُخ َِاِ َكا َلِِأَ َسِ ِع ُِيِٱ ۡ َِل َّوىِ َي٬ٌُِ ۡعِ َخدِِأَثِي ِم
ِِ لَ ََّكِِٓإِ َّج ُٓ ًِِۡ َعَِ َّر ّبِ ِٓ ًِِۡيَ ِۡٔ ٌَئِذِِلَّ ٍَ ۡحِ ُجٔ ُبٔ َن١٤ََِِ َِعِكُ ُئبِ ًِِٓ ٌَّاََِكُُٔاِِْيَ ۡلِ ِس ُتٔ َن
ًِِ ُث ًَِِّإِ َّج ُٓ ًِِۡلَ َصالُِٔاِْٱ ۡ َِل ِحي
ِِِحُ َل ِّذةُٔ َن ِة ِ ِِّۦ ًِ ُنِ ُخ َّ ُث ًَِِّ ُح َلا ُِلِ َهِ َذا ١٦ِ ١٥
ِٱَّ ِلي
١٧
b. Mufrodat/ arti perkata
No Arti/makna Lafadz No Arti/makna Lafadz
Kecelakaan ِ َو ۡيِ ِو11 yang ٌَّ ِۡركُٔ ِم
1 besarlah ّىِيِۡ ٍُ َع ِّف ِف َِي12 bertulis
ِّىِ ۡيِ ٍُ َه ِّذبِ َي
bagi orang-orang ِْ ٱ ِۡك َخالُٔا13 bagi orang-
2 yang curang ِ ي َ ِۡس َخ ِۡٔفُٔ َِن14 orang yang ٌُ ِۡع َخ ِدِأَثِي ِم
mendustakan
menerima takaran ًِِۡ ُْ ُٔ ََكل15 yang melampaui ِِّ ُت ِۡخ َِلِ َعيَ ِۡي
3 dari orang lain ًِِۡ ُْ ُُٔ َّو َز16 batas lagi berdosa
ِ ُ ۡيِ ِِ ُسو َِن17 أَ َسِ ِع ُِيِٱ ۡ َِل َّوىِ َِي
mereka minta yang apabila
4 dipenuhi ِِ ٌَّ ِۡت ُعٔثُٔ َن18 dibacakan ِيَ ِۡل ِس ُتٔ َن
ِِ ٱىِۡ ُف َّجا ِر19 kepadanya ِلَّ ٍَ ۡحِ ُجٔ ُبٔ َن
5 mereka menakar ِ ِس ِّج ِي20 dongengan orang-
orang yang dahulu ْلَ َصالُِٔا
menimbang untuk ًِِ ٱ ۡ َلِ ِحي
6 orang lain menutupi hati حُ َل ِّذةُٔ َِن
mereka
mereka mengurangi
7 benar-benar
tertutup dari
Tuhan mereka
mereka akan mereka benar-
8 dibangkitkan
benar masuk
kitab orang yang Neraka Jahim
9 durhaka
kamu
10 dalam sijjin dustakan
16
c. Terjemah lengkap Surat Al Muthaffifin
1. Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang
2. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi
3. dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain,
mereka mengurangi
4. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka
akan dibangkitkan
5. pada suatu hari yang besar
6. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta
alam
7. Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang
durhaka tersimpan dalam sijjin
8. Tahukah kamu apakah sijjin itu
9. (Ialah) kitab yang bertulis
10. Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang
mendustakan
11. (yaitu) orang-orang yang mendustakan hari pembalasan
12. Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu melainkan
setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa
13. yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu
adalah dongengan orang-orang yang dahulu
14.Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka
usahakan itu menutupi hati mereka
15.Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar
tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka
16.Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka
17.Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu
selalu kamu dustakan"
17
d. Asbabun Nuzul
Ibnu Abbas r.a berkata, “Ketika Rasulullah SAW sampai di
Madinah diketahui bahwa penduduk Madinah termasuk orang yang
paling curang dalam takaran dan timbangan, Lalu Allah SWT
menurunkan ayat 1, 2 dan 3 dari surat al Muthaffifin sebagai ancaman
kepada orang-orang yang curang dalam menimbang. Setelah ayat ini
turun mereka memperbaiki cara menimbang”, (HR. An Nasa’i dan
Ibnu Majah)
e. Penjelasan isi Kandungan Surat Al Muthaffifin ayat 1-17
Secara garis besar surat ini berisi ancaman bagi mereka yang
suka menipu dan mengambil hak orang lain, serta ancaman bagi
orang-orang kafir yang suka mengejek dan menghina orang-orang
beriman.
Ayat 1-6: Allah memulai surat dengan ancaman bagi orang–
orang yang curang dalam timbangan dengan kalimat “wail” artinya
celakalah, isyarat bahwa mereka akan mendapatkan azab yang pedih.
Yang dimaksud curang dalam ayat ini adalah mengurangi takaran dan
timbangan, jika timbangan itu untuk mereka, mereka meminta untuk
dipenuhi dan dilebihkan. Karena itu Allah lebih memperjelas ayat
terseut dengan ayat selanjutnya yang berisi ancaman kerugian dan
kehancuran atas mereka. Sebagaimana Firman-Nya: “yaitu orang-
orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi”. Yakni mereka meminta hak mereka dengan kelebihan dan
tambahan dari timbangan yang seharusnya. “dan apabila mereka
menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”
Padahal Allah telah memerintahkan agar menakar dan menimbang
dengan tepat dalam firman Nya :
٣٥َِِوأَ ِۡو ُفٔاِِْٱِىۡ َه ِۡي َِوِإِ َذاِ ِِكۡ ُخ ًِِۡ َوزُُِٔاِِْةِِٱىِۡلِ ۡسِ َعا ِ ِسِٱلِۡ ٍُ ۡسِ َخلِي ًِِِ َذِلِ َمِِ َخ ۡيِِ َوأَ ۡحِ َس َُِِحَِأۡوِي ٗل
18
Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya (Al Isra: 35)
٩َِوأَقِي ٍُِٔاِْٱِلۡ َٔ ِۡز َنِِِةِٱ ِۡىلِ ۡسِ ِطِِ َو َ ِلِ ُ ۡتِ ِِ ُسوِاِْٱلِۡ ٍِي َزا َِن
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu (Ar Rahman : 9)
Allah SWT telahmembinasakan kaum nabi Syu’aib yang telah
melakukan kecurangan dalam takaran dan timbangan.
Selanjutnya Allah SWT mengancam mereka dengan Firman-Nya,
“Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka
akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar,” Yaitu mengancam
mereka dengan sesuatu yang membuat mereka takut seperti hari
kebangkitan dan bertemu dengan Dzat yang maha mengetahui baik
yang nyata maupun yang tersembunyi pada hari yang sangat
mengerikan, banyak ketakutan dan orang yang merugi akan masuk ke
dalam api neraka.
Firman Allah SWT, “(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap
Tuhan semesta alam.” Yaitu dibangkitkan dalam keadaan telanjang.
Dalam keadaan susah, payah, dan dalam kesempitan, seluruhnya
dilingkupi oleh kekuasaan Allah.
Dalam riwayat yang lain disebutkan, Dari Miqdad bin al
Aswad al Kindy berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
Pada saat hari kiamat tiba, matahari akan diturunkan sehingga
mendekati manusia tidak jauh dari satu atau dua mil, sehingga
matahari itu membakar manusia, keringat mereka akan sama dengan
jumlah amal perbuatan mereka, ada yang sampai pada tumitnya, ada
yang sampai pada lututnya,ada yang sampai pada pinggangnya, ada
juga yang tenggelam hingga seluruh badannya,” (HR. Muslim,
Tirmidzi dan Ahmad)
19
Ayat 7 – 17 Allah berfirman untuk mempertegas, “Sekali-kali
jangan curang, karena sesungguhnya kitab orang yang durhaka
tersimpan dalam sijjin.” Sijjin merupakan bentuk “paling”
(superlatif)dari kata “sijnun”(penjara yang sempit) atau penjara yang
sangat sempit sekali. Sijjin merupakan tempat orang-orang yang
durhaka. Kemudian Allah melontarkan pertanyaan, “Tahukah kamu
apakah sijjin itu?Yaitu mereka akan dikumpulkan dalam tempat yang
sempit dan tempat pada lapisan yang paling bawah. Sebagaimana
disebutkan pada ayat yang lain, “Dan apabila mereka dilemparkan ke
tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana
mengharapkan kebinasaan (QS. Al Furqan : 13).
Firman Allah SWT, “Kitab yang bertulis,” ayat ini bukan tafsir
ayat sebelumnya, akan tetapi merupakan tafsiran atas apa yang
dituliskan bagi mereka (orang-orang yang durhaka) sehingga
menggiring mereka ke dalam sijjin. Seluruhnya tertulis tanpa ada
penambahan dan pengurangan.
FirmanAllah SWT, “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu
bagi orang-orang yang mendustakan,”Yaitu ketika mereka
mendapatkan apa yang telah dijanjikan oleh Allah SWT berupa sijjin
dan juga siksa yang menghinakan mereka. lilmukadzibin yaitu bagi
orang-orang yang durhaka lagi kafir. “Yaitu orang-orang yang
mendustakan hari pembalasan,” yaitu tidak membenarkan akan
terjadinya hari kiamat, mereka mengabaikannya. Maka Allah
berfirman, “Dan tidak ada yang mendustakan hari pembalasan itu
melainkan setiap orang yang melampaui batas lagi berdosa,” Yakni
melampaui batas dalam perbuatannya sehingga mereka melanggar apa
yang diharamkan dan apabila mereka berbicara selalu berdusta,
apabila berjanji selalu mengingkari dan apabila bermusuhan mereka
melampaui batas.
20
Allah berfirman, “yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat
Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang
dahulu,”Yakni apabila mereka mendenagr Firman Alllah, yang
disampaikan melalui lisan para Rasul mereka mendustakannya,
mereka berprasangka buruk terhadapnya bahkan mereka meyakinkan
diri mereka bahwaapa yang disampaikan itu hanyalah dongeng yang
diambil dari kitab-kitab terdahulu.
Allah berfirman, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa
yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka,” Bahwa apa
yang sangka dan katakan tidak benar. Al Qur’an bukanlah dongengan
kitab masa lalu, akan tetapi merupakan kalamullah. Mereka
mengatakan hal itu, karena mereka telah menutup hati mereka dan
tidak mau beriman kepadanya. Hati mereka benar-benar telah tertutup
oleh kesalahan dan dosa-dosa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah saw bersabda: “Apabila seorang hamba berbuat suatu
dosa, maka di dalam hatinya akan ada satu titik noda. Seandainya dia
bertobat maka hatinya akan kembali bersih, apabila ia menambah
dosanya maka noda itu akan semakin bertambah juga. Itulah penutup
yang Allah sebutkan dalam firman Nya (“Sekali-kali tidak
(demikian....)( HR irmidzi dan Nasai)
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-
benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka,” Kemudian pada hari
kiamat nanti mereka semua tidak dapat melihat tuhan yang
menciptakan mereka. Disebutkan di dalam hadis bahwa di akhirat
orang-orang mukmin akan memandang kepada Allah SWT. Al Hasan
meriwayatkan bahwa hijab akan disingkapkan sehingga orang orang
mukmin dan orang kafir akan melihat Allah swt, kemudian hijab akan
kembali ditutup bagi orang kafir, sedangkan bagi orang mukmin,
setiap pagi dan petang mereka dapat memandang Allah swt.
21
Firman Allah swt, “Kemudian, sesungguhnya mereka benar-
benar masuk neraka,” Orang-orang kafir ini diharamkan melihat
Allah swt dan mereka menjadi penghuni neraka. “Kemudian,
dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu
dustakan" Hal ini sebagai bentuk ejekan, penghinaan dan cemoohan
terhadap mereka yang telah mendustakan siksa tersebut
3. Surat Al An’am ayat 152
a. ِLُِهِۥaدfَّ aُشdzَِأQ َِغSۡتِ ُيA َحlِ Anam َِaُ yسaَ tِ ۡح15َِأ2َِهdِanِ ِتteِ rَّىjeةِِٱmِaِلhَّ ِnِإyًِaِ ِٱ ِۡلَِيِتِي ِِ َت ِۡل َر ُبِٔاِْ ٌَا َل َو َ ِل
ِِ َح َّت
َِوأَ ِۡوفُٔاِِْٱ ۡىِ َه ۡيِ َِوِ َِوٱِلۡ ٍِي َزا َنِِِةِٱىِۡ ِل ِۡس ِِطِ َلُُِِ َل ّيِ ُ ِفِ َج ِۡف ًساِإِ َّلِِ ُو ِۡس َع َٓاِاِِإَو َذا
ًُِك ۡيِ ُخ ًِِۡفَِٱ ِۡع ِدلُِٔاِْ َولَ ََِِۡٔك َنِِ َذاِكُ ِۡر َ ِبِ َوبِ َع ِۡٓ ِِدِٱّ َّلِلِِأَ ۡوِفُٔاِِْ َِذىِ ُل ًِِۡ َو َّصىِ ُل
١٥٢ِةِِِّۦِ َى َع َّي ُل ًِِۡحَ َذ َّن ُرو َِن
b. Arti Mufradad
No Arti/makna Lafadz No Arti/makna Lafadz
1 Dan janganlah ِْ َو َلِِ َت ِۡل َر ُبٔا8 dengan ِةِِٱىِۡلِ ۡسِ ِط
kamu dekati adil َِلُُِِ َليِّ ُف
2 harta anak yatim ًِِ ٌَا َِلِٱ ِۡ َلِيِتِي9 Kami tidak ُو ۡسِ َع َِٓاا
memikulkan
َْفِٱ ۡعِ ِدلُِٔا
3 lebih bermanfaat َُِ أَ ۡحِ َس beban ْأَ ۡوِ ُفِٔا
10 sekedar َِذاِكُ ِۡر َب
kesanggupannya ًَو َّصِى ُل
4 hingga sampai ia َِح ۡتِيُ َِغِأَ ُش َّدِهُۥ 11 maka hendaklah
5 dewasa 12 kamu berlaku
َِِْوأَ ۡوِ ُفٔا adil
Dan
sempurnakanlah dan penuhilah
6 takaran ٱىِۡ َه ِۡي َِو 13 kerabat(mu),
7 dan timbangan َِِوٱلِۡ ٍِي َزا َن 14 diperintahkan
Allah kepadamu
22
c. Terjemah lengkap
Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan
sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu
berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah –
wasiat Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu ingat (Al Anam : 152.)
d. Penjelasan Isi Kandungan Al Anam ayat 152
Dalam ayat setidak ada empat wasiat yang disampaikan oleh Allah
swt, wasiat-wasiat itu antara lain.
1) Jangan mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat.
َو َلِِ َت ۡلِ َر ُبٔاِِْ ٌَا َِلِٱ َِِۡليِتِي ًِِِإِ َّلِِةِِٱ َّى ِ ِتِ ِ َِهِأَ ۡحِ َس َُِِ َح َّ ِتِ َح ِۡت ُي َِغِأَ ُش َّدهُِِۥ
Adapun larangan mendekati harta anak yatim,
maksudnya, siapapun tidak boleh mendekati, menggunakan atau
memanfaatkan harta anak yatim, baik dari pihak wali maupun dari
pihak lain kecuali pendekatan itu bertujuan untuk memelihara dan
mengembangkan harta anak yatim. Jika anak yatim itu sudah
dewasa barulah diserahkan harta tersebut kepadanya. Mengenai
usia, para ulama menyatakan sekitar 15-18 tahun atau dengan
melihat situasi dan kondisi anak, mengingat kedewasaan tidak
hanya didasarkan pada usia tapi pada kematangan emosi dan
tanggung jawab sehingga bisa memelihara dan mengembangkan
hartanya dan tidak berfoya-foya atau menghamburkan
warisannya.
23
2) Kاeَٓ hَعaِسrۡ uُوsِaِلnَّ ِإmِاeًسnyِ ۡفe َجmِِفpuُ rِ ّيnَلakaُُnِِلtaَ ِkِطaِ raِۡسn ِلdِۡىaٱnِِِةtِنiَ m َزاbيaٍِ nِۡلgوِٱaَ nِِو.َ َوأَ ۡوِفُٔاِِْٱىِۡ َه ِۡي
Tentang keharusan menyempurnakan takaran dan timbangan,
perintah ini berulang kali disebutkan pada beberapa surah dalam
Al-Qur'an dengan bermacam cara, bentuk dan hubungannya
dengan persoalan yang bermacam-macam pula, antara lain firman
Allah: Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan
timbanglah dengan timbangan yang benar. Itulah yang lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (al-Isra'/17: 35)
Perintah Tuhan untuk menyempurnakan takaran dan
timbangan adalah sekadar menurut kemampuan yang biasa
dilaksanakan dalam soal ini, karena Tuhan tidak memberati
hamba-Nya melainkan sekadar kemampuannya. Yang penting
tidak ada unsur atau maksud penipuan
3) Berlaku adil dalam perkataan, meskipun terhadap keluarga.
ِِإَو َذاِكُ ۡيِ ُخ ًِِِۡفَٱ ۡعِ ِدلُٔاِِْ َولَ ََِِۡٔك َِنِ َذاِكُ ِۡر َب
Yang dimaksud tentang keharusan berkata dengan adil
kendati pun terhadap keluarga ialah setiap perkataan terutama
dalam memberikan kesaksian dan putusan hukum. Dan ini sangat
penting bagi setiap pembangunan terutama di bidang akhlak dan
sosial, tanpa membedakan orang lain dengan kaum kerabat. Hal
ini telah diterangkan pula dalam firman Allah:
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala
yang besar. (al-Fath/48: 29)
4) Memenuhi janji Allah. َْوبِ َع ِۡٓ ِِدِٱّ َّللِِِأَ ۡوِ ُفِٔا
24
Adapun yang dimaksud dengan janji Allah, ialah semua
janji baik terhadap Tuhan seperti firman Allah: “Bukankah Aku
telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar
kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang
nyata bagi kamu. (Yasin/36: 60) Firman Allah yang lain: Dan
orang-orang yang menepati janji apabila berjanji. (al-Baqarah/2:
177)
Ayat ini diakhiri dengan ungkapan "semoga kamu ingat",
sebab semua perintah atau larangan yang tersebut dalam ayat ini
pada umumnya diketahui dan dilaksanakan orang-orang Arab
Jahiliyah, bahkan mereka bangga karena memiliki sifat-sifat
terpuji itu. Jadi ayat ini mengingatkan mereka agar tidak lupa,
atau agar mereka saling ingat-mengingatkan pentingnya
melaksanakan perintah Allah tersebut.
C. RANGKUMAN
1. Jujur merupakan suatu sifat yang sangat penting karena sebagai pondasi
kepercayaan seseorang kepada kita.
2. Jujur adalah akhlak para Nabi yang harus kita teladani karena akan
membawa kepada kebaikan di dunia dan di akhirat, kebaikan kepada diri
kita, orang lain dan masyarakat.
3. Bentuk jujur beragam, ada jujur dalam niat, ucapan, tindakan, jujur dalam
perjanjian, jujur dalam muamalah, jujur dalam pengamalan agama.
4. Dalam QS. al-Muthaffifin (83): 1-17 Allah melarang keras dengan
ancaman azab yang sangat pedih bagi orang yang berlaku curang, terutama
dalam jual beli. Orangorang ini termasuk dalam golongan orang yang
durhaka dan akan dicatat dalam “Sijjin” kelak mereka akan dilemparkan ke
dalam neraka.
5. QS. al-An‟am (6): 152 memerintahkan kepada kita untuk berlaku dengan
baik terhadap anak yatim, menyempurnakan takaran, perintah untuk
bersikap adil dengan berkata jujur saat menjadi saksi, dan perintah untuk
25
memenuhi janji kepada Allah, yaitu dengan mentaati semua ketentuan
Allah baik dalam hal ibadah, muamalah maupun yang lainnya.
D. LATIHAN SOAL
Pilihlah jawaban yang tepat dari pilihan jawaban berikut :
1. Pengertian jujur secara Bahasa berarti.....
A. lurus
B. benar
C. mujur
D. dusta
2. Bentuk-bentuk kejuuran ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
hari oleh setiap mukmin, kecuali......
A. Jujur dalam berucap
B. Jujur dalam bertindak
C. Jujur dalam berjanji
D. Jujur dalam berbohong
3. Perhatikan kelompok terjemah berikut!
(1) Orang-orang yang adil
(2) Orang-orang yang jujur
(3) Orang-orang yang curang
(4) Orang-orang yang durhaka dari ِِاِلۡ ٍُ َع ِّف ِف َي adalah….
Kalimat yang menunjukkan arti
A. (1) ٧ِلَ ََِّكِٓإِ َِّنِنِ َتِ َِبِٱِىۡ ُف َّجارِِِىَ ِ ِفِ ِس ِّج ِي
B. (2)
C. (3)
D. (4)
4. Perhatikan ayat berikut!
Lanjutan dari ayat tersebut adalah….
ِيَ ِۡٔ َمِِ َح ُلٔ ُِمِ َٱولٌَنَِّآاِأَُ ِۡدِس َرِلىِِ َر َِمِِّبٌَِِٱاِىِۡ َعِِس َي ِِّجٍ َيِي
A.
B.
C. ِِنِ َتِبِِ ٌَّ ِۡر ُكٔم
D. َِو ِۡي ِوِيَ ِۡٔ ٌَئِذِِىِّيِۡ ٍُ َه ِّذبِ َي
26
5. Zahra berdiskusi dengan temannya tentang orang-orang yang curang dan
dayuarht aِِمkٔa,رِ ُكIۡ aٌَّ lِaِبluِتmَ ِنemiabbuekratadnayna membaca QS. Al-Muthaffifin. Saat sampai
kepada temannya. Arti ayat tersebut adalah….
A. Buku catatan timbangan
B. Buku catatan amal
C. Buku yang disembunyikan
D. Buku yang terlindungi
6. Perhatikan ayat berikut! ٧ِلَ ََِّكِٓإِ َِّنِنِ َِت َبِِٱ ۡىِ ُف َّجا ِرِِىَ ِ ِفِ ِس ِّج ِي
Makna lafadz ِِ ِس ِّجيdari ayat di atas adalah….
A. penjara yang sangat sempit sekali
B. kitab yang diturunkan
C. buku yang disembunyikan
D. buku yang terlindungi
7. “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu, bagi orang-orang yang
meAn.du١staِk َِيan ّ ِف” ِفm َعeٍُ rِۡيuِّىpِaِوkaو ِۡيnَ arti dari ayat….
B. ٢ِٱََّّ ِلي ََِِإِ َذاِٱ ِۡك َخالُٔاِِْ ََ َِعِٱلنَّا ِ ِسِي َ ِۡس َخ ِۡٔفُٔ َِن
C. ٪َِِو ِۡي ِوِيَ ِۡٔ ٌَئِذِِىِِّيۡ ٍُ َه ِّذبِ َي
D. ٫َِِِ ٱََّّ ِلي ََِِيُ َل ِّذةُٔ َنِِبِ َي ِۡٔ ِِمِٱ ِّلي
8. Perhatikan terjemah ayat dibawah ini!
(1) Orang-orang yang berlaku curang
(2) Orang-orang pembohong
(3) Orang-orang yang sombong
(4) Orang-orang yang durhaka arti dari lafal ِِٱِۡى ُف َّجا ِر adalah….
Pernyataan di atas yang menunjukkan
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
27
9. “Dongeng orang-orang dahulu” adalah ejekan orang-orang kafir jika mereka
dibacakan ayat-ayat al-Qur‟an untuk mengingatkan perilaku mereka yang
melampaui batas. Lafal yang terjemahnya “dongeng orang-orang dahulu “
A. ِمaيdِثaَأlِaِدhٌُ ِۡع… َخ. ُِِ ُّك
B. َِكا َِلِأَ َسِ ِع ُيِِٱ ۡ َلِ َّوىِ َي
C. ٌَّاََِكُُِٔاِْيَ ِۡل ِس ُتٔ َِن
D. ََ َِعِٱل ّنَا ِسِِي َ ۡسِ َخ ِۡٔ ُفٔ َِن
1ِ0ِ َن. اPي َزeٍِrhۡٱِلaِ َوtِiِوkَ a ِۡيn َهQِِٱ ۡىSِْٔا. ُفA ِۡوlَوأ-َ Aِِۥnُِ َّد’هaشmُ َ َغِ(ِأ6ُِۡت)ي: َح1ِِت52َّ َو َ ِلِ َت ِۡل َر ُبٔاِِْ ٌَا َِلِٱ ِۡ َِليِتِي ًِِِإِ َّلِِِةِٱ َّى ِ ِتِ ِ َهِِأَ ِۡح َس َُِِ َ!ح
ِِِةِٱ ِۡى ِل ِۡس ِط
(1) Ancaman bagi orang-orang yang curang
(2) Penjelasan bagi orang yang suka mengurangi dan menambah takaran
(3) Perintah untuk berlaku jujur
(4) Larangan mendustakan agama
Diantara kandungan QS. Al-An‟am (6): 152 di atas ditunjukkan nomor….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
1ِ1ِ َن. اPي َزeٍِrhۡٱِلa َِوtِiِوkَ a ِۡيn َهQِِٱ ۡىSِْٔا. ُفAِ ۡوlَوأ-َ Aِِۥnُِ َّد‟هaُشmَ َ(غِِأ6ُ ۡتِ)ي: َح1ِِت5َّ2 َحbِeَُِriسkَ u ِۡحt!ََو َ ِلِ َت ۡلِ َر ُبٔاِِْ ٌَا َِلِٱ ِۡ َِليِتِي ًِِِإِ َّلِِةِِٱ َّى ِتِِ ِ َِهِأ
ِةِِٱ ۡىِلِ ۡسِ ِِط
Arti dari Lafal ِِ ةِِٱىِۡ ِل ۡسِ ِطpada ayat di atas adalah….
A. Dengan jujur
B. Dengan adil
C. Sesuai kesanngupan
D. Sempurnakanlah takaran
28
12. Cer(m1)atiًِِ kِيeيِتlَِلoِۡ mلِِٱpَ oٌاkَ ِaِْٔاyُبaرtَ ِلdۡ iِ َتbِلaَw َوah ini!
(2) َِوأَ ِۡوفُِٔاِْٱِىۡ َه ِۡي َوِِ َِوٱلِۡ ٍِي َزا َِنِِةِٱ ِۡىلِ ۡسِ ِِط
(3) ِِْإَو َذاِكُ ِيۡ ُخ ًِِۡ َِفٱ ِۡع ِدلُٔا
(4) َِْوبِ َع ِۡٓ ِِدِٱّ َّللِِِأَ ۡوِفُٔا
Lafal yang menunjukkan terjemah “Apabila kamu berbicara, bicaralah
sejujurnya” adalah
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
13. Menyebarkan berita bohong (hoax) sehingga menceraiberaikan antara suami
istri, keluarga, saudara, bahkan memecah belah persatuan negara dan bangsa,
dilarang keras oleh Islam bahkan akan menerima azab yang sangat pedih,
yaitu dilempar ke dalam neraka Jahim. Perilaku seperti ini dinilai sebagai ….
A. Munafik
B. Musyrik
C. Kafir
D. Fasiq
14. Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan jujur lahir batin.
Memiliki sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari adalah sangat penting,karena
A. kejujuran dapat membawa ke neraka
B. Jujur merupakan pondasi pengetahuan
C. kejujuran menyebabkan keraguan
D. jujur merupakan pondasi sebuah kepercayaan.
15. Perhatikan QS. Al-Muthaffifin : 2 berikut! عَ ََل ٱ ۡك َتالُوْإ ٱَذِّلي َن
)٢( َت ۡوفُو َن يَ ۡس ٱلنذا ِس ِإ َذإ
Maksud kandungan ayat di atas adalah…
A. jika menakar untuk orang lain maka ia mengurangi/curang
B. jika menakar untuk dirinya sendiri maka ia penuhi atau ditambah
C. jika berjualan selalu menyampaikan apa adanya
D. jika menawarkan dagangannya selalu menarik perhatian
29
16. Perhatikan QS. Al-Muthaffifin : 2 berikut! ََكلُوُُ ۡه
)٣( ُُ ۡي ِِ ُسو َن ذو َزنُوُُ ۡه َٱو َوِإ َذإ
Arti dari Lafal ُُ ۡي ِِ ُسو َن pada ayat di atas adalah….
A. mereka mengurangi
B. mereka menambahi
C. mereka menakar
D. mereka menimbang
17. Berlaku jujurlah kamu, karena kejujuran itu akan membawamu kepada…….
A. kejahatan
B. neraka
C. kebaikan
D. kesehatan
18. Seorang mukmin dituntuk kujujurannya dalam tiga hal berikut ini,
kecuali……
A. Jujur hati (shidq al-qalb),
B. jujur dalam perkataan (shidq al-hadits)
C. jujur dalam perbuatan (shidq al-`amal).
D. Jujur dalam pertengkaran (shidq shura’ah)
19. Perhatikan QS. Al-An’am : 152 berikut! ....ًِِ َو َ ِلِ َت ِۡل َر ُبِٔاِْ ٌَا َلِِٱ ِۡلَِيِتِي
Maksud ayat di atas adalah…
A. larangan mendekati harta anak yatim
B. larangan memelihara anak yatim
C. perintah mendekati harta anak yatim
D. perintah mengambil sebagian harta anak yatim
20. Perhatikan potongan ayat berikut! َِوأَ ۡوِفُٔاِِْٱىِۡ َه ۡيِ َِوِ َوِٱِلۡ ٍِي َزا َِنِةِِٱىِۡلِ ۡسِ ِِط
Maksud kandungan ayat di atas adalah…
A. perintah memenuhi janji Allah swt
B. perintah menyempurnakan takaran dan timbangan
C. perintah menukar timbangan dengan takaran
E. larangan mendekati harta anak yatim
Jawablah pertanyaanpertanyaan berikut ini dengan benar
1. Jelaskan pengertian jujur secara bahasa dan istilah !
2. Sebutkan beberapa indikator kejujuran ( 4 saja)!
3. Sebutkan bentuk-bentuk kejujuran yang kamu ketahui (3 saja)!
30
4. Jelaskan mengapa Islam memerintahkan kita untuk bersikap jujur dan
menjauhi dusta !
ِسِ ِِط5ۡ .ىِۡ ِلJٱeِِةlِaِنsَ kزاaَ يnٍِ mِۡٱلaِ َوkِِوsَuِۡيd َهdِۡىaٱrِiِْٔاpُفoِۡوtoَِوأnَ gan ayat berikut ini!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda (PG)
1. B 6. A 11. B 16. A
2. D 7. C 12. C 17. C
3. C 8. D 13. D 18. D
4. B 9. B 14. D 19. A
5. B 10. C 15. B 20. B
B. Essay
1. Pengertian jujur secara Bahasa: shidiq (benar). Secara istilah jujur
merupakan kesesuaian dan kebenaran dari perkataan dan perbuatan yang
sesuai dengan kenyataan.
2. Empat indikator kejujuran : 1) Berkata yang benar meski orang lain
tidak setuju, 2) Sesuai antara pikiran, perkataan dan perbuatan, 3)
Memberikan kesaksian dengan adil, 4) Mempercayai dan membenarkan
ajaran Allah dan Rasulnya, 5) Taat kepada perintah dan larangan Allah,
6) Menepati janji, 7) Amanah
3. Bentuk-bentuk kejujuran: 1). Jujur dalam Niat, 2). Jujur dalam berucap,
3). Jujur dalam bertindak, 4). Jujur dalam berjanji, 5). Jujur dalam
bermuamalah, 6). Jujur dalam amalan agama
4. Islam memerintahkan kita untuk bersikap jujur dan menjauhi dusta
karena kejujuran akan membawa seseorang kepada kebaikan dan surga,
sedang dusta akan membawa seseorang kepada penyelewengan dan
neraka
5. Maksud dari potongan ayat berikut ini! َوأَ ۡوِ ُفِٔاِْٱىِۡ َه ِۡي َوِِ َوِٱِلۡ ٍِي َزا َِنِِةِٱىِۡلِ ۡسِ ِِط
Allah memerintahkan kepada kita sebagai mukmin untuk selalu berlaku adil, tidak
berlaku culas, menipu, mengurangi timbangan dan takaran saat bertransaksi denga
orang lain.
31
PEDOMAN PENSKORAN Skor
8
A. Pilihan Ganda : 20 x 3 = 60 8
8
B. Essay 8
No Jawaban 8
40
1. Pengertian jujur secara Bahasa: shidiq (benar). Secara
1 istilah jujur merupakan kesesuaian dan kebenaran dari
perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kenyataan.
2. Empat indikator kejujuran : 1) Berkata yang benar meski
orang lain tidak setuju, 2) Sesuai antara pikiran,
2 perkataan dan perbuatan, 3) Memberikan kesaksian
dengan adil, 4) Mempercayai dan membenarkan ajaran
Allah dan Rasulnya,
3. Bentuk-bentuk kejujuran: 1). Jujur dalam Niat, 2). Jujur
3 dalam berucap, 3). Jujur dalam bertindak, 4). Jujur
dalam berjanji,
4. Islam memerintahkan kita untuk bersikap jujur dan
4 menjauhi dusta karena kejujuran akan membawa
seseorang kepada kebaikan dan surga, sedang dusta akan
membawa seseorang kepada penyelewengan dan neraka
5. Maksud dari potongan aِطyِ aِسtۡ bِلeِۡىrٱiِkِِةuَِنt iزاnَ يi!ٍِ َۡوأَ ِۡوفُٔاِِْٱ ِۡى َه ۡيِ َوِِ َوِٱِل
Allah memerintahkan kepada kita sebagai mukmin untuk
selalu berlaku adil, tidak berlaku culas, menipu, mengurangi
timbangan dan takaran saat bertransaksi denga orang lain.
6.
Jumlah
N = PG + ESSAY
32
BAB III
BERSIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH II (KAJIAN HADITS)
A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1. Kompetensi Inti
(K1) : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
(K2) : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
(K3) : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual,
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
(K4) : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
2. Kompetensi dasar
1.3 Menerima bahwa Allah Swt.. mencintai orang yang jujur
2.3 Mengamalkan sikap jujur dalam kehidupan sehari hari.
3.3 Menganalisis isi kandungan hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas
dan hadis riwayat Tirmidzi dari Hasan bin Ali Ra tentang jujur
dalam muamalah.
4.3 Mendemonstrasikan hafalan hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu
Abbas dan hadis riwayat Tirmidzi dari Hasan bin Ali Ra. tentang
jujur dalam muamalah.
33
4.4 Mengomunikasikan hasil analisis hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu
Abbas dan hadis riwayat Tirmidzi dari Hasan bin Ali Ra. tentang
jujur dalam muamalah.
B. Materi Pokok
Menggapai Keberkahan Hidup Dengan Jujur Dalam Muamalah
1. Bersikap jujur dalam bermuamalah
2. Hadis Riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra
3. Hadis Riwayat Tirmidzi dari Hasan Bin Ali Ra
C. Uraian Materi
1. Bersikap jujur dalam bermuamalah
Muslim adalah orang yang jujur, dia menyukai kejujuran dan selalu
jujur lahir batinnya dalam perkataan dan perbuatan. Karena kejujuran
akan membawa kebaikan, dan kebaikan akan membawa ke surga yang
merupakan cita-cita tertinggi seorang muslim. Bagi seorang muslim,
kejujuran adalah penyempurna keimanan sekaligus pelengkap
keislamannya. Allah memerintah untuk bertaqwa yang pondasinya
adalah kejujuran dan amanah
Muamalah adalah aturan Allah untuk manusia untuk bergaul
dengan manusia lainnya dalam berinteraksi sosial. Ada 2 aspek dalam
muamalah yaitu adabiyah dan madaniyah. Aspek adabiyah menyangkut
adab atau akhlak, seperti kejujuran, toleransi, sopan santun, adab
bertetangga dan sebagainya. Sedangkan aspek madaniyah berhubungan
dengan kebendaan, seperti halal, haram, syubhat, kemudharatan, dan
lainnya.
Muamalah bertujuan untuk menciptakan hubungan yang harmonis
antara sesama manusia sehingga terwujudnya masyarakat yang rukun dan
tentram. Jujur dalam muamalah dapat diartikan sebagai kesesuaian
antara pikiran, ucapan dan tindakan dalam berinteraksi sosial dengan
sesama manusia. Agar hubungan sesama manusia berjalan harmonis
maka memperhatiakan etika bermuamlah berikut : 1). Menghindari
serakah, sombong dan mau menang sendiri; 2). Bekerjasama saat susah
34
dan senang; 3). Mematuhi peraturan dalam setiap perjanjian; 4). Berjual
beli dengan baik, sopan berdasar kerelaan kedua pihak; 5). Tidak
menipu/berbohong dalam setiap perjanjian; 6). Menghindari transaksi
yang tidak sesuai syari‟at Islam; 7). Jangan menunda-nunda bayar
hutang jika mampu; 8). Tidak menjual dan membeli barang yang
dilarang; 9). Memakai alat timbangan/ukur yang benar; 10). Jangan
memakan riba
2. Hadis Riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra
a. Lafadz hadis
ْك«يَايَُلا:لْ ِم-(رْصواتلهفِىايلِوبايلالهلهأقَُمعيُمل)ياول َّسوالِسَلفةُم ا-َك.َوأَُلْمًَحراانَللَهِىٌشل:ااِأرٍَسْإِسّننََقََدُكاهَُْملأَبُقَقَوْادَلَعَوللَِْيٍَرتُّىُسْم.َََموَعاْلْعِنِمَشياََرزباْ اُِننلُتّ»َّعَّجب
b. Arti Mufradad
No Arti/makna Lafadz No Arti/makna Lafadz
1 Wahai para ايَلاُتّ َّمَجْعاِرَشَر4 umat ُااللأَُّسَمالُِمَفة
pedagang, terdahulu الْ ِم ْكيَا ُل
َوالْ ِميَزا ُن
2 sesungguhnya قَ ْد َولَْيتُ ْم5 takaran
3 kalian َىلَ َك ْت فِيِو6
menguasai dan
timbangan
yang telah
menghancurkan
c. Terjemah lengkap
“Dari Ibnu Abbas Ra. berkata, Rasulullah Saw.bersabda:“Wahai
para pedagang, sesungguhnya kalian menguasai urusan yang telah
menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”. (HR.
Baihaqi)
35
d. Penjelalasan isi kandungan hadis.
Hadis tersebut berasal dari Ibnu Abbas ra. diriwayatkan oleh
Imam Baihaqi. Dalam hadis ini Rasulullah saw memperingatkan
secara tegas kepada para pedagang agar menyempurnakan takaran dan
timbangan. Hal ini dasampaikan agar tidak terjadi kebinasaan seperti
yang pernah dialami umat-umat terdahulu karena penyelewengan dan
ketidakjujuran dalam takaran dan timbangan.
Timbangan dan takaran adalah jenis alat pengukuran barang
yang paling umum dalam perdagangan dan jual beli. Bahkan,
beberapa barang yang biasanya dimeter atau dihitung satuannya juga
diperjualbelikan dengan timbangan atau takaran, misalnya kain kiloan,
telor kiloan, ayam kiloan, dan lain sebagainya. Namun dalam
kenyataan tidak semua pedagang berlaku jujur dalam menimbang,
menakar atau mengukur.
Di dalam transaksi perdagangan, baik penjual maupun
pembeli harus memperhatikan dan menjaga nilai-nilai atau aturan
hukum Islam yang terkait dengan etika. Etika adalah sebuah perantara
perilaku seseorang atau sekelompok orang yang tersusun dari suatu
system nilai atau norma yang diambil dari gejala-gejala alamiah
masyarakat kelompok tersebut. Etika adalah tata cara sopan santun
dalam masyarakat guna memelihara hubungan baik antara sesama.
Islam dengan kesempurnaan, kemuliaan dan keluhuran
ajarannya, memerintahkan umatnya untuk menjalin muamalah dengan
sesama atas dasar keadilan dan keridhaan. Di antaranya, dengan
menyempurnakan timbangan dan takaran. Allâh Azza wa Jalla
berfirman : ٩َِِوأَقِي ٍُِٔاِْٱلۡ َٔ ۡز َنِِةِِٱ ۡىلِ ۡس ِطِِ َو َلِ ُ ۡت ِِ ُسواِْٱلۡ ٍِي َزا َن
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu
mengurangi neraca itu [ar-Rahmân/55:9].
36
َُِ ِ َوأَ ۡح َس ِ َخ ۡي ِ َذلِ َم ًِِ ِٱلۡ ٍُ ۡس َخلِي ِِ َوزُُِٔاِْةِِٱ ۡى ِل ۡس َعا ِس ًۡ ِ ِكۡ ُخ ِإِ َذا َِوأَ ۡوفُٔاِِْٱ ۡى َه ۡي َو
٣٥ِحَأۡوِي ٗل
Dan sempurnakanlahtakaran apabila kamu menakar dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama dan lebih baik
akibatnya”( Al Isra’ : 35)
َوأَ ۡوِفُِٔاِْٱ ۡىِ َه ۡيِ َوِِ َِوٱِلۡ ٍِي َزا َنِِةِِٱ ِۡى ِل ۡسِ ِِطِ َلُُِِ َل ّيِ ُفِِ َج ِۡف ًساِإِ َّلِِ ُو ۡسِ َع َٓا
Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar
kesanggupannya [al-An’âm/6:152].
Syaikh asy-Syinqîthi rahimahullah mengatakan, “Melalui
ayat ini, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan penyempurnaan (isi)
takaran dan timbangan dengan adil. Dan menyatakan bahwa siapa saja
yang tanpa kesengajaan terjadi kekurangan pada takaran dan
timbangannya, tidak mengapa karena tidak disengaja.
Terjadinya kecurangan dalam menakar dan menimbang karena
adanya ketidakjujuran yang didorong oleh sifat tamak, rakus, ingin
mendapat keuntungan besar tanpa peduli dengan kerugian orang lain
Kecurangan tersebut jelas merupakan satu bentuk praktek
sariqah (pencurian) terhadap milik orang lain dan tidak mau bersikap
adil dengan sesama. Dengan demikian, bila mengambil milik orang
lain melalui takaran dan timbangan yang curang walaupun sedikit saja
berakibat ancaman doa kecelakaan. Dan tentu ancaman akan lebih
besar bagi siapa saja yang merampas harta dan kekayaan orang lain
dalam jumlah yang lebih banyak.
Para pebisnis mendapat peringatan hadis ini, karena pada
umumnya mereka menginginkan keuntungan besar dengan berbagai
cara, terutama pada pelaku bisnis online sekarang ini, karena penjual
dan pembeli tidak ketemu langsung. Selain kecurangan dalam hal
37
takaran dan timbangan, banyak kecurangan yang dilakukan oleh
para pebisnis saat ini. Seperti saat transaksi online, ada penjual
mengobral janji, ketika dana telah ditransfer, barang tak kunjung
datang. Ada juga penjual yang mengelabuhi pembeli dengan gambar,
foto atau tulisan yang tidak sesuai kenyataan dan hanya ingin
menarik pelanggan, sehingga menimbulkan kekecewaan dan kerugian
pembeli.
3. Hadis Riwayat Tirmidzi dari Hasan Bin Ali Ra
a. Lafadz hadis
-ْعليقَوَمااَلويَسِرَيلوبَُىمَذَكا.ِريباَلةٌل«ه َ»دع-ِذسلصَبلمى-تترطُمِصمَملذْأْننِىيينََرا)ةٌلُسلهوَوِإِلّعَنلاليالولْهِ َكو-َلل(َّحاِرصِلفواْلدِههظَْقال.ِإِقََعاََحلَْنِلديَماَحٌَحثِفَسﻻَظَِْحنيََبُْسِرتيبٌُِننِمَكَعْنَلصِ ٍفََِّىِإرحيَُّسنَمٌحاوا
b. Arti Mufradad
No Arti/makna Lafadz No Arti/makna Lafadz
1 Tinggalkan َد ْع4 ketenanga َوطإُِ َّمَنأْنِايلْنَةٌَك ِذ َب
َما يَِريبُ َك5 n ٌِريبَة
2 yang فَِإ َّن ال ِّص ْد َق6 dan dusta
meragukanmu itu
3 karena keraguan
kejujuran itu
c. Terjemah lengkap
“Dari Hasan bin Ali Ra.: Aku menghafal dari Rasulullah Saw.:
"Tinggalkan yang meragukanmu kepada sesuatu yang tidak
meragukanmu karena kejujuran itu ketenangan dan dusta itu
keraguan.") Baehaaqi)
d. Penjelalasan isi kandungan hadis.
Hadis ini berasal dari Hasan bin Ali yang juga diriwayatkan oleh
Imam Baihaqi. Dalam hadis ini Rasulullah Saw mengingat agar kita
meninggalkan segala sesuatu yang membuat kita ragu-ragu menuju
38
kepada sesuatu yang membawa kita kepada ketenangan. Kejujuran
adalah hal yang akan membawa kita kepada ketenangan hati dan jiwa,
sementara kebohongan, kecurangan, penipuan dan lain-lain akan
membawa kita kepada keresahan hati dan jiwa.
Dalam hadis yang lain Rasulullah saw juga memerintahkan agar kita
senantiasa bersikap jujur,
«رََُووكواََممْمااه-إمِِِةرّيَ)ا.َُنفَبَباُصجلْلِِعوِّعْنَبَرْنىَدَيدَياَلْاْهلهالهللِدِلِهدهِعىىلَِكيصإِإِّوَّذَِدَايلبلًًاوقااالْسّْنلَلَ»َّانَو-ّْاإيلَِلَْْقهََّلِكاصِدَِْاذدللْىَُفقََبرإُِجُسََوحلوَحَِّرََُّّلَاّتلْتَوِاإِّيلِبُيّلَُنِهْكَْكتوَاإِتَل:ييَََوََععاََززللااَْْْينَُُللكُكِذَعااْملْبلََّّررَِدببُُِاججلافَلُلُلِإلّهِِصَّينيََْدابْاْكِْلصْقِنِذُدَكفََُِإِمذُقبَّنْسََبَوعوُياَيَلْتَيوتٍََدَّْهِصحَحَّّْقَِردَدراىََىقىل ا
)البخاري ومسلم
“Dari „Abdullâh bin Mas‟ûd Ra., ia berkata: “Rasûlullâh Saw..
bersabda, „Hendaklah kalian selalu jujur, karena kejujuran
membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan ke Surga,
dan seseorang yang senantiasa bersikap jujur dan berusaha
membiasakan diri jujur maka akan dicatat disisi Allah sebagai
Penjujur, Dan sebaliknya hendaklah kalian menjauhi sikap dusta,
karena dusta membawa kepada kejahatan/ penyelewengan dan
penyelewengan mengantarkan ke neraka, dan seseorang yang
senantiasa berdusta dan membiasakan diri berdusta maka akan
dicatat disisi Allah sebagai Pendusta. (HR. Bukhari dan Muslim)
D. RANGKUMAN
1. Kejujuran dalam muamalah berarti adanya kesesuaian antara pikiran,
ucapan dan tindakan dalam berinteraksi sosial dengan sesama manusia,
sehingga keadilan dan kebenaran dapat ditegakkan dan terwujud
masyarakat yang aman, rukun, damai dan sejahteraa
39
2. Hadis jujur dalam muamalah riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra.
Menjelaskan tentang perintah untuk berlaku jujur dalam muamalah,
khususnya pada saat menakar dan menimbang saat melakukan transaksi
jual beli, ancaman Allah terhadap mereka akan dibinasakan seperti umat
terdahulu jika melakukan ketidakjujuran dan ketidakadilan.
3. Hadis jujur dalam muamalah riwayat Tirmidzi dari Hasan bin Ali Ra.
menjelaskan tentang perintah meninggalkan keraguan dan segera
menuju kepada ketenangan. Karena kejujuran itu akan membawa kepada
ketenangan hati dan jiwa sedangkan dusta itu membawa kepada
keresahan hati dan jiwa.
E. LATIHAN SOAL
Pilihlah jawaban yang benar dari beberapa jawaban berikut !
1. Peraturan Syari‟at yang mengatur hubungan dengan sesama manusia
sehingga terjadi hubungan yang harmonis, tegaknya keadilan serta
terwujudnya masyarakat yang aman, damai dan sejahtera. Pernyataan
tersebut adalah pengertian dari ….
A. Kejujuran
B. Muamalah
C. Keadilan social
D. Madaniyah
2. Perhatikan lafal hadis berikut!
(1)يَا َم ْع َشَر الُتّ َّجاِر
(((324)))ُالْ ِم ْكلقَيَأُاْدَمُلُمَولََاْيوالتُلّْْمَِسمياأَلَِزاْمَفًُرنةا
Lafal yang menunjukkan terjemah “Wahai para pedagang” adalah .…
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
3. Siswa kelas IX MTs ditugaskan untuk menghafalkan sebuah hadis
tentang jujur riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra., mereka bergantian
40
mmeenmgbaarctiakandaLnafaml eُنnَزاgيaِمrْلtiَواkaلnُ كيَاhْ aِمdْلiاssebteargsaeib…ut.. Salah seorang siswa
A. Sungguh kalian akan menguasai
B. Urusan yang menghancurkan
C. Takaran dan timbangan
D. Umat terdahulu
4. Perhatikan hadis berikut!
ال َّسالَِفةُ الْ ِم ْكيَا ُل َولَْيتُ ْم أَْمًرا َىلَ َك ْت فِيِو الأَُم ُم لُتّأََّجْسانَِرَدهُإِّنَأَبُُكوْم َعلِقَ ٍّْدى.يََواالْ ِمَميَْعزا َُشنَر»ا
ُالبايلأهَُمق ُمي)ال َّسالَِفةaهdواaرla(h.نَ…ٌش. َح:
Terjemah dari lafal
A. Wahai para pedagang
B. Umat terdahulu
C. Urusan yang menghancurkan
D. Sungguh kalian akan menguasai
5. Perhatikan pernyataan berikut!
(1) Ancaman bagi orang yang berlaku curang
(2) Larangan barkata bohong
(3) Peringatan keras untuk menyempurnakan takaran dan timbangan
(4) Perintah untuk menghormati pedagang
Pernyataan di atas yang merupakan isi kandungan hadis jujur dalam
muamalah riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra:
الْ ِم ْكيَا ُل ُال َّسالَِفة َولَْيتُ ْم أَْمًرا َىلَ َك ْت فِيِو لُتّأََّجْسانَِرَدهُإِّنَأَبُُكوْم َعلِقَ ٍّْدى.يََواالْ ِمَميَْعزا َُشنَر»ا
الأَُم ُم )(رواه البيهقي. َحنَ ٌش:
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
6. .LC»aefrٌةamَبlريaٌِةtَنiنَِبيhْأaِذَمdُطiَكsْلbdاeaَنrlّiaِkوإmَutٌةh!َنaِ)يdأْينiمsَطُذteمrرsَتقeالbْدuِّصهtواaلرr(اt.iَنnّإٌحyَِفaكِحيaَdَصaُيبlِرaيٌَنh…َحﻻََس.قََداْعَل َمَاوَىيََِذريابُ ََحك ِدإِيَلٌثَما
41
A. Kejujuran
B. Keraguan
C. Kecurangan
D. Ketenangan
7. Perhatikan kelompok kalimat berikut!
(1) Tinggalkanlah yang meragukanmu
(2) Pada sesuatu yang tidak meragukanmu
(3) Sesungguhnya kejujuran itu ketenangan
(4) Dan sesungguhnya dusta itu keraguan ٌَوإِ َّن الْ َك ِذ َب ِريبَة
Kelompok kalimat yang merupakan arti dari lafal
ditunjukkan pada nomor ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
8. Cermati lafal hadis jujur dalam muamalah riwayat Tirmidzi dari Hasan
bin Ali Ra.! .
ٌٌَاوإإِِل ََّنّلِصَداْلْدَْمعاََكقَماِذﻻَطيَُيَََِبرميِريبأُْبُنِِرييَبنََكَةكة
(1) فَِإ َّن
(2)
(3)
(4)
Lafal yang menunjukkan arti “sesungguhnya kejujuran itu ketenangan”
adalah ….
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
9. Perhatikan terjemah hadis berikut: “Dari Hasan bin Ali Ra.: Aku
menghafal dariRasulullah Saw.:"Tinggalkan yang meragukanmu kepada
sesuatu yang tidak meragukanmu karena sesungguhnya kejujuran itu
ketenangan dan dusta itukeraguan." Kalimat yang bergaris bawah adalah
arti dari Lafal ….
(1) َد ْع َما يَِريبُ َك
42
(2) إَِل َما ﻻَ يَِريبُ َك
(3) ٌفَِإ َّن ال ِّص ْد َق طَُمأْنِينَة
(4) ٌَوإِ َّن الْ َك ِذ َب ِريبَة
10. B.»acٌaبَةhِريadَبis ِذbeَكriْلkاuَنtّ ِ(الرواِّصهْدالَتقرمطُذَمأْينِ)ينَةٌ َو!إ.قََداْعَل َمَاوَىيََِذريابُ ََحك ِدإِيَلٌثَماَحﻻََس يٌَنِريبَُصَكِحيفَِإٌحَّن
Diantara isi pesan penting hadis tersebut adalah ….
A. Meninggalkan jual beli
B. Meninggalkan hal-hal yang menimbulkan keraguan
C. Menyempurnakan takaran dan timbangan
D. Meninggalkan hal-hal yang menjadikan ketenangan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat !
1. Jelaskan isi kandungan ayat ber٩ikuَِنt iزاnَ يi,ٍِ ۡkٱلaِْاiوtk ُسaِِ n ۡتdُ ِeلnَ g َوaِطeِ tسiۡka ۡى ِلbِٱeِةrنmَ ۡزuَٔ aۡلmاِْٱaٔlٍُaيhَِوأ!َق
2. Tulis kembali teks hadis tentang jujur dalam muamalah riwayat Baihaqi dari
Ibnu Abbas Ra., artikan dan jelaskan kandungan hadis tersebut!
3. Jelaskan bagaimana pendapat Syaikh asy-Syinqîthi rahimahullah, ketika
seseorang yang sedang proses jual beli tanpa kesengajaan terjadi
kekurangan pada takaran dan timbangannya.!
4. Diantara isi hadis jujur dalam muamalah riwayat Tirmidzi dari Hasan bin
Ali Ra. disebutkan bahwa Nabi Saw. memerintahkan menjauhi hal-hal yang
membuat keraguan. Identifikasilah hal-hal yang membuat keraguan tersebut
dan bagaimana usaha kita untuk menghindarinya!
43
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda (PG)
1. B 6D
2. A 7. D
3. C 8. C
4. B 9. B
5. C 10 B
B. Essay
1. Ayat tersebut (Ar Rahman :9) memerintahkan agar dalam bermuamalah
kususnya jual beli memperhatikan etikanya, yaitu berlaku jujur dan tidak
culas dalam menimbang dan menakar dagangannya.
2. HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra :
الْ ِم ْكيَا ُل ُال َّسالَِفة َولَْيتُ ْم أَْمًرا َىلَ َك ْت فِيِو لُتّأََّجْسانَِرَدهُإِّنَأَبُُكوْم َعلقَِ ٍّْدى.يََواالْ ِمَميَْعزا َُشنَر»ا
الأَُم ُم )(رواه البيهقي. َحنَ ٌش:
“Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian menguasai urusan yang
telah menghancurkan umat terdahulu, yakni takaran dan timbangan”.
(HR. Baihaqi)
Penjelasan isi kandungannya : Hadis jujur dalam muamalah
riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra. Menjelaskan tentang perintah untuk
berlaku jujur dalam muamalah, khususnya pada saat menakar dan
menimbang saat melakukan transaksi jual beli, ancaman Allah terhadap
mereka akan dibinasakan seperti umat terdahulu jika melakukan
ketidakjujuran dan ketidakadilan.
3. Syaikh asy-Syinqîthi rahimahullah mengatakan, “Melalui ayat ini, Allâh
Azza wa Jalla memerintahkan penyempurnaan (isi) takaran dan
timbangan dengan adil. Dan menyatakan bahwa siapa saja yang tanpa
kesengajaan terjadi kekurangan pada takaran dan timbangannya, tidak
mengapa karena tidak disengaja.
4. Segala bentuk kebohongan yang dilakukan manusia akan menjadikan
keraguan dan kebimbangan dalam hati, dengan meningkatkan keimanan
kepada Allah swt dan selalu berusaha membiasakan diri bersikap jujur,
maka kita akan terhindar dari kebohongan/dusta
PEDOMAN PENSKORAN
A. Pilihan Ganda : 10 x 4 = 40
44
B. Essay Skor
No Jawaban 15
1. Ayat tersebut (Ar Rahman :9) memerintahkan agar dalam
bermuamalah kususnya jual beli memperhatikan
1 etikanya, yaitu berlaku jujur dan tidak culas dalam
menimbang dan menakar dagangannya.
2. HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra : 15
ُي(ِوراوالهأَُمالُمبياهلقَّسايلِ)َفة.ِلَ َكَحنَْتٌشف:ْمأَ قَْسنَْدَدهَُولَْيأَتبُُْوم أََعْملًِراٍّى َى.ايَلْاِمَمْكْعيَاَشَُلر اَوالُلْتِّمَّجياَزاِرُنإِّنَ»ُك 15
15
“Wahai para pedagang, sesungguhnya kalian
menguasai urusan yang telah menghancurkan umat
terdahulu, yakni takaran dan timbangan”. (HR. Baihaqi)
2 Penjelasan isi kandungannya : Hadis jujur dalam
muamalah riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas Ra.
Menjelaskan tentang perintah untuk berlaku jujur dalam
muamalah, khususnya pada saat menakar dan
menimbang saat melakukan transaksi jual beli, ancaman
Allah terhadap mereka akan dibinasakan seperti umat
terdahulu jika melakukan ketidakjujuran dan
ketidakadilan.
3. Syaikh asy-Syinqîthi rahimahullah mengatakan, “Melalui
ayat ini, Allâh Azza wa Jalla memerintahkan
penyempurnaan (isi) takaran dan timbangan dengan adil.
3
Dan menyatakan bahwa siapa saja yang tanpa
kesengajaan terjadi kekurangan pada takaran dan
timbangannya, tidak mengapa karena tidak disengaja.
4. Segala bentuk kebohongan yang dilakukan manusia akan
4 menjadikan keraguan dan kebimbangan dalam hati,
dengan meningkatkan keimanan kepada Allah swt dan
45
selalu berusaha membiasakan diri bersikap jujur, maka 60
kita akan terhindar dari kebohongan/dusta
Jumlah Skor
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, Edisi Revisi,
Cet.2,
Al-Mahmud, Muhammad. Hidayatul Mustafid fi Ahkamit Tajwid, Surabaya:
Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabbani wa Auladih.
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Pentafsir al Qur’an.
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, Tafsir Ibnu Katsir dan Asbabun
Nuzul dari juz 1 sampai juz 30, Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah al
Qur’an, 2010
Murtadha, Muhammad Bashriy alwi, Mabadi limit Tajwid, pokok-pokok Ilmu
Tajwid, Malang: Ma’hadud Dirasah al Quraniyah, 1990, Cet. 13
Nismatul Khoiriyah, Al-Qur’an Hadis Mts Kelas IX, Jakarta : Kementerian
Agama RI, 2020, Cet. 1
Zakiah Daradjad, dkk, Dasar -dasar Agama Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.
46