TUGAS MODUL 1.2
1.2.A.3
MULAI DARI DIRI
MUHAMAD HUSNI MUBAROK, S.S.
SMPN 1 SRAGI
CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN PEKALONGAN
TABLE OF 01 Kegiatan 1. Trapesium Usia
CONTENTS
02 Tugas 1. Refleksi
03 Tugas 2. Nilai dan Peran Guru 2
Penggerak Menurut Saya
01
TRAPESIUM USIA
TRAPESIUM USIA – MULAI DARI DIRI
25 tahun 40 tahun 60 tahun
(usia lulus sarjana) (usia saat ini) (usia pensiun)
10 tahun Peristiwa positif
9 tahun Selisih usia → 40 – 10 = 30 tahun
5 – 6 tahun Peristiwa negatif
(usia PAUD / TK) Selisih usia → 40 – 9 = 31 tahun
TUGAS 1. REFLEKSI
Peristiwa positif yang saya alami tergolong sangat Pada waktu itu saya masih duduk di kelas 3 di SD
sederhana, namun masih saya ingat sampai sekarang dan Kauman 4 Kabupaten Batang sekitar 1 tahun sebelum
bisa dikatakan membekas di lubuk hati saya yang dalam. saya pindah di SD Medono 7 Kota Pekalongan.
Pada waktu itu saya masih berstatus sebagai siswa Pada sat itu, suasana kelas masih jeda karena
baru kelas 4 di SD Medono 7 Kota Pekalongan. Saat itu menunggu Ibu Guru, namanya Jeanne Vessel, masih
masih di dalam kelas saat pembelajaran masih mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Tiba-tiba saja Beliau
berlangsung. Guru kelas 4 yang mengajar pada saat itu (Ibu Guru) melempar buku saya ke depan kelas dari meja
bernama Ibu Susiyanti. Di sela-sela menerangkan beliau guru beliau seraya memanggil nama saya dengan
berpesan kepada para murid di kelas itu untuk duduk yang maksud untuk membagikan buku pekerjaan saya. Waktu
santai, tidak perlu tegang. Beliau berkata dengan itu saya memang masih anak-anak, juga di dalam kelas
ringannya, “Yaa seperti Husni itu contohnya…”. Saya suasananya menakutkan, jadi saya tidak begitu jelas dan
merasa nama saya disebut sebagai contoh positif di detail mengingat peristiwa itu. Jadi apa yang beliau tulis
depan teman-teman sekelas. Walaupun hal sepele di buku saya juga tidak begitu jelas saya cermati dan
menurut banyak orang, akan tetapi saat itu bibir saya juga saya merasa tidak tertarik untuk melihat hasil
tersenyum mengembang karena senang. pekerjaan saya. Waktu itu setahu saya, beliau marah,
memanggil nama saya, melempar buku ke depan kelas.
Sepanjang saya sekolah sampai kelas 4 saat itu, Saya langsung menyadari bahwa pekerjaan saya buruk
rasa-rasanya baru kali itu merasa diperhatikan dan diberi dan nilai saya tidak sesuai dengan yang beliau harapkan.
pujian, plus dijadikan contoh baik bagi teman-teman di
kelas.
02
SIAPA YANG
TERLIBAT DALAM
PERSITIWA
TERSEBUT
Yang terlibat dalam peristiwa Sedangkan yang terlibat
saat itu adalah Ibu Susi sendiri,
selaku guru/wali kelas 4, juga teman- dalam peristiwa negatif pada
teman satu kelas, yang pada saat waktu itu tentunya Ibu Jeanne
peristiwa itu mereka memandang sendiri, selaku wali kelas 3, dan
saya sambil antusias menirukan gaya juga teman-teman satu kelas
duduk saya yang santai, serius, dan yang ikut merasakan takut.
sopan.
03 DAMPAK EMOSI YANG SAYA RASAKAN
Pada saat mengalami peristiwa itu perasaan saya senang, karena memang selama saya
bersekolah dan juga dalam keluarga saya, serasa belum pernah dipuji, dijadikan contoh yang
baik, yang membuat saya merasa besar hati dan bersemangat untuk bersekolah di Sekolahan
tersebut.
Tanpa saya rencanakan dan sadari, saya menikmati proses sekolah di SD tersebut.
Berbagai aktifitas saya ikuti, termasuk ekstra kurikuler pramuka secara aktif, sampai akhirnya
saya bersama-sama teman saya kelas 4 menjadi juara pesta siaga tingkat SD dan berhasil
maju sampai tingkat karesidenan.
Selanjutnya di kelas 5 SD, saya terus mendapatkan nilai-nilai yang baik, terutama nilai
pelajaran matematika. Padahal, dalam keseharian saya lebih banyak bermain di luar rumah
dengan teman-teman laki-laki saya satu kelas. Mulai dari bersepeda, bermain sepak bola,
berenang, dan sebagainya. Tanpa belajar serius, hanya dengan bahagia sekolah di Sekolah
tersebut, dengan hanya bermodal memperhatikan guru saat menerangkan saya bisa
memahami dan mengingat pelajarannya.
Pernah saya ditunjuk untuk mengikuti lomba matematika. Juga, pada saat kelas 6 SD saya
lulus dengan NEM yang cukup tinggi dan nilai EBTANAS matematika 96.
Adapun dampak negatif dari peristiwa saya saat kelas 3 SD adalah saya merasa
mudah minder, penakut, pemalu. Walaupun saya tidak membenci guru saya, namun efek
dari perlakuan beliau pada saya termemori dan mempengaruhi sikap keseharian saya.
Sampai saat saya pindah sekolah dan memperoleh nilai yang baik di sekolah baru
saya, saya tetap menyimpan rasa penakut, pemalu yang besar. Beberapa kali saya mau
ditunjuk untuk maju lomba matematika dan juga siswa teladan saya menolak, ketakutan
dan melapor pada ibu saya bahwa saya tidak mau ikut lomba. Akhirnya pihak sekolah dan
ibu juga tidak bisa memaksa saya.
Bahkan sampai seusia saya sekarang ini, saya masih terus berjuang dan bertarung
melawan rasa malu, minder, tidak percaya diri saya.
4. MENGAPA DAMPAK EMOSI PERISTIWA TERSEBUT MASIH SAYA RASAKAN
Peristiwa positif saya alami dan saya rasakan seolah-olah pertama kali
pada waktu itu, sehingga rasanya begitu mendalam, saya seperti merasakan
perasaan baru yang belum pernah saya rasakan dan dapatkan sebelumnya,
yang membawa semangat baru dari dalam diri tanpa saya sadari dan
rencanakan. Hal ini saya rasakan juga karena sepanjang sekolah saya di SD
saya sebelumnya saya lebih sering mendapatkan perlakuan sebaliknya, yaitu
perlakuan yang menjelekan, menyudutkan, dan semacamnya.
Adapun peristiwa negatif yang masih saya ingat dan dampaknya saya
rasakan karena secara tidak sadar saya seperti merasakan trauma, karena
perlakuan buruk yang diulang-ulang terhadap saya, sehingga membekas dan
tidak begitu saja mudah hilang dengan cara alami. Bisa jadi memerlukan
bantuan psikolog atau semacamnya untuk menghilangkan traumatik ini.
05
PELAJRAN
HIDUP
TERKAIT
PERAN SAYA
SEBAGAI
GURU
Dari kedua peristiwa positif dan negatif yang sudah saya uraikan, saya bisa menyimpulkan
bahwa tindakan yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya bisa sangat membekas dan
berpengaruh terhadap sikap, perilaku hidup mereka. Meski perlakuan itu seperti remeh saja,
namun bagi siswa yang mengalami itu bisa berdampak positif yang lama atau sebaliknya,
mempunyai dampak negatif yang awet pula.
Adapun untuk peristiwa positif, saya yang mengalaminya tanpa saya sadari memunculkan hal
baru atau pengalaman baru yang sebelumnya belum pernah saya rasakan. Karena saat itu masih
anak-anak, jadi tidak mengetahui perihal semacam ini. Hanya saja, saya tiba-tiba saja muncul
sikap percaya diri, berani duduk di depan, bersemangat berangkat sekolah, dan perbuatan positif
lainnya.
Adapun hal negatif yang saya alami, berdampak sampai saat ini, baik saya sadari atau tidak.
Karena perlakuan ibu guru tersebut memang terjadi berulang-ulang dan sudah menjadi cara
beliau mengajar murid. Bahkan pernah buku tugas saya ditulisi, “anak jadi-jadian” oleh beliau
untuk menunjukkan bahwa saya terlalu bodoh, seolah saya tidak ada guna dan keintarannya sama
seklai. Jika hal ini dibiarkan, maka siswa yang mengalami akan penyakit psikis yang berdampak
sangat buruk terhadap kelangsungan hidupnya, seperti yang saya alami.
Dari kedua peristiwa saya tersebut, saya memiliki keinginan untuk membuat
murid-murid saya bahagia, senang hati, dalam mengikuti pembelajaran sehari-hari di
sekolah, tanpa mencederai perasaan mereka. Saya mempunyai harapan bisa
mewujudkan keinginan saya ini, yaitu melihat senyum mereka menghiasi hari-hari
saya di sekolah dalam kegiatan pembelajaran dan aktifitas apapun disekolah. Pada
intinya saya ingin mebuat mereka bahagia dalam menuntut ilmu atau belajar di
sekolah.
Cita-cita saya ini bisa saya wujudkan dengan memperbaiki model, metode, gaya,
pembelajaran saya di sekolahan, dengan mencoba memasukkan kegiatan aktif
interaktif keepada mereka dengan memperhatikan minat bakat masing-masing
mereka.
06
PESAN MUTIARA
WELCOME! GUTEN
TAG
GURU MEMILIKI PERAN YANG
SANGAT BESAR DALAM
MENGUKIR KARAKTER MURID
YANG AKAN BERDAMPAK PADA
KEHIDUPAN MASA DEPAN
MEREKA.
Tugas 2.
Nilai dan peran guru
penggerak menurut
saya
1. Nilai dan peran saya dalam menggerakkan murid, guru
dan komunitas
Saya bisa menggerakkan mereka dengan kemampuan saya memberi nasehat
tentang kehidupan dan hakeka hidup. Disamping itu, saya juga bisa
mengoperasikan program, mempelajari aplikasi untuk dijadikan sebagai alat
penggerak dalam mempengaruhi rekan-rekan guru di sekolah saya. Kebetulan
saja di sekolah kami, untuk kemampuan digital masih lumayan langka dikalangan
guru-guru senior.
2. Peran saya dalam menggerakkan murid, guru dan
komunitas
Saya mengisi pelatihan dan aktivasi akun belajar.id, dan cara
mengoperasikan aplikasi-aplikasi google untuk pengadministrasian dokumen
secara digital dan juga untuk pembelajaran secara daring.
Saya juga menjadi pemateri dalam pelatihan pembuatan aplikasi
pembelajaran berbasis android di sekolah pada saat awal pandemi.
Untuk saat ini saya bertugas sebgai Pembina pramuka namun lebih kepada
mengurus administrasi karena keadaan fisik saya yang kurang mendukung
untuk kegiatan di lapangan.