Bencana Kebakaran Hutan
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pengujian bahan makanan yang
mengandung karbohidrat yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
disusun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang
membangun. Terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebakaran Hutan
B. Penyebab Kebakaran Hutan
1. Kebakaran yang disebabkan oleh alam
a. Musim kemarau panjang
b. Sambaran petir
c. Aktivitas vulkanis
d. Ground fire
2. Kebakaran yang disebabkan kesengajaan manusia
a. Pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan dampak akibat hutan gundul
b. Konflik antara perusahaan dan masyarakat pemilik lahan
c. Protes oleh penduduk lokal
d. Faktor ekonomi masyarakat lokal
e. Kurangnya penegakan hukum
f. Meninggalkan bekas api unggun atau membuang puntung rokok di hutan
C. Tanda-tanda Terjadinya Kebakaran Hutan
D. Wilayah Rawan Kebakaran Hutan
E. Mitigasi Kebakaran Hutan
1. Upaya sebelum terjadi kebakaran hutan
2. Upaya saat terjadi kebakaran hutan
3. Upaya setelah terjadi kebakaran hutan
F. Upaya Penanggulangan Kebakaran Hutan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Download Contoh Makalah Kebakaran Hutan.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan di Indonesia merupakan sebuah fenomena, hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha
Esa yang dianugerahkan kepada bangsa Indonesia telah menempatkan Indonesia dikenal sebagai salah
satu negara pemilik hutan tropika terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire. Suatu hal yang patut
disyukuri dan bangga sebagai warga bangsa Indonesia, mengingat hutan dapat memberikan manfaat
ekonomis sebagai penyumbang devisa bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia serta memberikan
jasa-jasa lingkungan untuk menopang kehidupan di muka bumi.
Tetapi di lain pihak, hutan yang seharusnya diurus dan dimanfaatkan secara optimal dengan
memperhatikan aspek kelestarian telah mengalami degradasi dan deforestasi yang cukup
mencengangkan bagi dunia Internasional, ini satu lagi prestasi Indonesia yang memprihatinkan,
Indonesia masuk dalam daftar rekor dunia Guiness yang dirilis oleh Greenpeace sebagai negara yang
mempunyai tingkat laju deforestasi tahunan tercepat di dunia, Sebanyak 72 persen dari hutan asli
Indonesia telah musnah dengan 1.8 juta hektar hutan dihancurkan per tahun antara tahun 2000 hingga
2005, sebuah tingkat kehancuran hutan sebesar 2% setiap tahunnya atau 51 km2 per hari atau dalam
satu jam luas hutan Indonesia yang hancur setara dengan 300 lapangan sepakbola.
Di saat upaya untuk memulihkan dan mempertahankan kondisi hutan melalui mekanisme jasa hutan
sebagai penyerap karbon dioksida dilakukan, sebuah prestasi Internasional tercatat kembali bagi bangsa
Indonesia karena hutan yang dimiliki. Kebakaran hutan di Indonesia telah menempatkan Indonesia
sebagai negara yang termasuk dalam deretan negara penyumbang emisi CO2 terbesar di dunia.
Kebakaran hutan merupakan sebuah tradisi tahunan yang terjadi di Indonesia pada saat musim kemarau
dan hal ini merupakan sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri. Mengapa kebakaran hutan di Indonesia
terus tetap terjadi meski triliunan rupiah telah dihabiskan untuk mengatasi kejadian kebakaran ini baik
melalui proyek dalam negeri maupun dari proyek luar negeri.
Berdasarkan hal ini, sangat diperlukan memahami bagaimana kebakaran hutan itu terjadi dan faktor apa
yang mempengaruhinya sehingga tindakan ataupun strategi yang diambil untuk mencari solusi terhadap
permasalahan kebakaran tidak salah sasaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam makalah ini
diuraikan beberapa teori yang mendasari bagaimana kebakaran hutan itu terjadi seperti segitiga api,
proses terjadinya kebakaran hutan dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kebakaran hutan.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian kebakaran hutan?
Apa penyebab kebakaran hutan?
Bagaimana tanda-tanda terjadinya kebakaran hutan?
Wilayah mana saja yang rawan kebakaran hutan?
Bagaimana upaya mitigasi kebakaran hutan?
Bagaimana upaya penanggulangan kebakaran hutan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebakaran Hutan
Istilah kebakaran hutan di dalam ensiklopedia kehutanan Indonesia disebut juga api hutan. Selanjutnya
dijelaskan bahwa kebakaran hutan atau api hutan adalah api liar yang terjadi di dalam hutan, yang
membakar sebagian atau seluruh komponen hutan. Kebakaran hutan merupakan salah satu penyebab
kerusakan hutan yang paling besar dan bersifat sangat merugikan. Perbaikan kerusakan hutan akibat
kebakaran memerlukan waktu yang lama, terlebih lagi untuk mengembalikannya menjadi hutan
kembali.
Kebakaran hutan merupakan suatu faktor lingkungan dari api yang memberikan pengaruh terhadap
hutan, menimbulkan dampak negatif maupun positif. Kebakaran hutan yang terjadi adalah akibat ulah
manusia maupun faktor alam. Penyebab kebakaran hutan yang terbanyak karena tindakan dan kelalaian
manusia. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi kebakaran hutan adalah suatu
keadaan di mana hutan dilanda api sehingga berakibat timbulnya kerugian ekosistem dan terancamnya
kelestarian lingkungan. Contoh kebakaran hutan di antaranya adalah kebakaran pada area hutan HPH,
HPHTI hutan lindung, hutan suaka marga satwa, taman nasional dan sebagainya.
B. Penyebab Kebakaran Hutan
1. Kebakaran yang disebabkan oleh alam
Ada beberapa kejadian alam yang bisa menyebabkan kebakaran hutan terjadi. Kebakaran hutan yang
disebabkan oleh faktor alam biasanya tidak menimbulkan dampak luas. Dan biasanya, kebakaran hutan
yang disebabkan oleh faktor alam tidak menimbulkan kerugian sebesar kebakaran hutan yang
disebabkan oleh kesengajaan manusia. Berikut beberapa kejadian alam yang bisa memicu timbulnya
kebakaran hutan:
a. Musim kemarau panjang
Musim kemarau yang berkepanjangan dapat berakibat naiknya suhu di berbagai wilayah termasuk
hutan. Suhu yang tinggi tersebut dapat memicu terjadinya kebakaran hutan.
b. Sambaran petir
Sambaran petir juga dapat berpotensi menyebabkan kebakaran hutan. Perubahan iklim yang terjadi
akibat penyebab pemanasan global juga bisa menyebabkan seringnya sambaran petir itu terjadi.
c. Aktivitas vulkanis
Hal ini dapat terjadi di wilayah pegunungan berapi. Wilayah hutan di gunung berapi dapat terbakar
ketika aktivitas vulkanis itu terjadi. Misalkan saja ketika gunung berapi meletus, lahar dari gunung berapi
tersebut mengenai hutan di lingkungan gunung berapi itu sehingga hutan mengalami kebakaran.
d. Ground fire
Ground fire merupakan kebakaran yang terjadi di dalam lapisan tanah. Musim kemarau berkepanjangan
merupakan penyebab dari kebakaran dalam tanah ini. Biasanya, kebakaran ini terjadi di daerah yang
memiliki lahan gambut sehingga lahan gambut tersebut terbakar ketika suhu udara naik seiring kemarau
panjang yang terjadi.
Meskipun kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam sangat mungkin terjadi, sayangnya
bencana kebakaran hutan yang melanda Indonesia setiap tahunnya merupakan bencana yang terjadi
akibat kesengajaan manusia.
2. Kebakaran yang disebabkan kesengajaan manusia
Bencana kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan merupakan bencana tahunan yang telah
terjadi di Indonesia sejak lama. Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah nyatanya belum
mampu mencegah bencana serupa terulang di tahun berikutnya. Lalu faktor apa saja yang dapat
menyebabkan kebakaran hutan bila ditinjau dari faktor manusia itu sendiri Berikut ini penjelasan
mengenai penyebab kebakaran hutan akibat faktor manusia:
a. Pembakaran lahan tidak terkendali akan memberikan dampak akibat hutan gundul
Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet meluas ke lahan hutan merupakan
penyebab kebakaran hutan yang terjadi akibat kesengajaan manusia. Pembukaan lahan perkebunan
biasanya merupakan latar belakang dilakukannya pembakaran lahan. Dalam skala kecil, kebakaran ini
masih bisa diatasi. Sayangnya, jika kebakaran ini merupakan ulah perusahaan besar dan dalam skala
besar, akan sangat sulit untuk memadamkan api dalam kebakaran. Kebakaran seperti ini akan sangat
berbahaya ketika terjadi di lahan gambut atau rawa.
b. Konflik antara perusahaan dan masyarakat pemilik lahan
Perusahaan yang ingin mengambil alih lahan dari masyarakat pemilik lahan biasanya melakukan
pembakaran terhadap lahan yang disengketakan. Pembakaran lahan dapat berakibat lahan menjadi
terdegradasi sehingga nilai lahan berkurang. Dengan cara tersebut, perusahaan akan lebih mudah
merebut lahan dari masyarakat yang memiliki lahan.
c. Protes oleh penduduk lokal
Penduduk lokal yang merasa lahannya direbut juga sering melakukan pembakaran lahan sebagai bentuk
protes karena perusahaan perkebunan merebut lahan milik mereka.
d. Faktor ekonomi masyarakat lokal
Masyarakat lokal yang ingin membuka lahan dan hanya memiliki sedikit biaya biasanya melakukan cara
instan untuk membuka lahan. Mereka membakar hutan untuk membuka lahan baru. Cara tersebut
dianggap lebih mudah dan murah meski akibat yang ditimbulkan sangat berbahaya bagi lingkungan dan
kesehatan dan akan lebih mudah menjadi penyebab pencemaran udara.
e. Kurangnya penegakan hukum
Meskipun aturan mengenai pembakaran hutan jelas-jelas dilarang, namun karena hukum yang diberikan
bagi yang melanggar masih sangat lemah, akibatnya banyak juga oknum yang melanggar aturan dan
membakar hutan secara besar-besaran untuk membuka lahan. Hal tersebut biasanya dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan besar.
f. Meninggalkan bekas api unggun atau membuang puntung rokok di hutan
Hal ini biasa terjadi ketika seorang pendaki gunung atau seseorang yang melakukan perjalanan dalam
hutan. Api unggun yang dinyalakan biasanya ditinggalkan begitu saja sehingga berpotensi menyebabkan
kebakaran.
C. Tanda-tanda Terjadinya Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan dan lahan diakibatkan adanya proses nyala api, hal ini dapat terjadi karena adanya tiga
unsur, yaitu oksigen, bahan bakar, dan sumber penyulut api. Sebagai ilustrasi bahan bakar dan panas
yang terjadi karena suhu tinggi, namun tanpa adanya udara sebagai penyulut api tidak mungkin terjadi
kebakaran hutan. Kebakaran hutan terjadi apabila ketiga unsur tersebut muncul bersamaan, sehingga
saling mendukung munculnya api.
Kebakaran hutan terjadi apabila di areal kebakaran terdapat bahan bakar yang tersedia di hutan seperti
ranting, daun, rumput kering, dan lain-lain tersulut oleh sumber api yang berasal dari alam maupun
buatan seperti kilat, gesekan, dan ulah manusia di dukung dengan adanya oksigen yaitu udara yang
dapat memperbesar kebakaran hutan.
D. Wilayah Rawan Kebakaran Hutan
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memperkuat upaya pencegahan kebakaran hutan dengan
mendeteksi semua kawasan rawan dan memastikan kapasitas yang cukup untuk mengatasi persoalan
tersebut. “Deteksi kawasan rawan tersebut mencatat ada delapan provinsi yang memiliki potensi
terjadinya kebakaran hutan yaitu Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Sementara itu, berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System (FDRS) dan curah hujan menurun yang
diinfokan oleh BMKG, maka kebakaran lahan dan hutan berpotensi terjadi delapan provinsi rawan
(Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Timur dan Kalimantan Selatan). Kebakaran tersebut berpeluang lebih menyebar dalam periode yang
lebih panjang, karena dipicu oleh fenomena el nino.
E. Mitigasi Kebakaran Hutan
1. Upaya sebelum terjadi kebakaran hutan
Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan.
Tata cara pembukaan lahan tanpa bakar.
Bangunlah sumur di lahan sehingga tidak akan kesulitan mencari air seandainya terjadi kebakaran yang
tidak terkendali di lahan ataupun di luar lahan.
Bila memungkinkan, galilah parit di sekeliling lahan, minimal di sekeliling rumah dengan dalam/lebar
minimal 30/30 centimeter. Periksalah menjelang musim kemarau agar tidak terjadi pendangkalan. Parit
ini sangat berguna untuk mencegah api memasuki lahan/daerah rumah.
Ajak tetangga dan warga kampung untuk membuat sistem peringatan sederhana apabila terjadi
kebakaran, seperti kentungan.
2. Upaya saat terjadi kebakaran hutan
Identifikasi.
Pengumpulan bahan keterangan (Pulbaket).
Monitoring dan evaluasi.
Rehabilitasi.
Penegakan hukum.
3. Upaya setelah terjadi kebakaran hutan
Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran.
Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan pembinaan
mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga dan I dan II.
Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui Pusdalkarhutnas dan di tingkat
daerah melalui Pusdalkarhutda Tk I dan Satlak kebakaran hutan dan lahan.
Membersihkan hutan dari sisa-sisa ranting yang hangus terbakar.
Mengolah tanah agar tanah menjadi gembur.
Melakukan penanaman hutan kembali/penghijauan.