JURNAL REFLEKSI
MODUL 2.3
COACHING UNTUK
SUPERVISI AKADEMIK
oleh
RIA PUSPITA ASYMIL MUFIDAH, S.Pd
CGP 5-KAB.MOJOKERTO
Pada kesempatan kali ini saya
diberi kesempatan untuk menuliskan
refleksi diri terkait dengan
pembelajaran modul 2.3 program
pendidikan guru penggerak angkatan
5 tentang Coching supervisi
akademik selama 2 minggu kegiatan.
Saya akan menuliskan refleksi saya
menggunakan model refleksi 4F ( Fact,
Feelings, Finding, Future ). Menuliskan jurnal
refleksi merupakan salah satu tugas yang
harus dilaksanakan oleh seorang calon guru
penggerak. Dengan melakukan refleksi ini
diharapkan seorang cgp senantiasa belajar
serta belajar menilai diri agar dapat
meningkatkan kemampuan dirinya di masa
depan.
Kegiatan modul 2.3 dimulai dengan mulai
dari diri, eksplorasi konsep, ruang kolaborasi,
demonstrasi kontekstual, elaborasi
pemahaman, koneksi antar materi dan aksi
nyata.
1. FACT (PERISTIWA)
Di minggu ini ada beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai
dari 2.3.a.3 mulai dari diri diana saya membuat blog yang berisikan jawaban
dari pertanyaan pemantik yang diberikan untuk merefleksikan diri saya
tentang supervise di sekolah saya, kemudian masuk ke eksplorasi konsep,
modul 2,3,a,4,1 yang membahas tentang coaching, perbedaan antara
metode pengembangan diri coaching, mentoring, konseling, fasilitasi dan
training, konsep coaching secara umum, bagaimana coaching dilakukan
dalam konteks pendidikan, paradigma coaching dilihat dari system Among
yang merupakan konsep dari Ki Hajar Dewantara, selanjutnya masuk ke
modul 2.3.a.4.2 tentang eksplorasi paradigma berpikir coaching dan prinsip-
prinsip coaching dalam komunikasi yang memberdayakan untuk
pengembangan kompetensi, juga mengaitkan antara paradigma berpikir dan
prinsip-prinsip coaching dengan supervise akademik, selain itu disana juga
dijabarkan perbedaan antara coaching, kolaborasi, konsultasi, dan evaluasi
dalam rangka memberdayakan rekan sejawat, dibantu dengan video
percakapan coaching yang membantu saya memahami tentang bagaimana
seharusnya menjadi seorang coach yang baik.
Selanjutnya di bahas tentang kompetensi inti coaching dan TIRTA
sebagai alur percakapan coaching , disini dipelajari alur coaching mulai dari
Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggung jawab yang diakronimkan
menjadi TIRTA, diharapkan akan seperti air yang mana komunikasi bisa
mengalir, disini juga dibahas tentang inti coaching yaitu presence kehadiran
penuh yang terlihat pada coach, dengan memberikan perhatian penuh akan
apa yang disampaikan oleh coachee, menjadi seorang pendengar aktif
dengan sesekali memberikan tanggapan atas apa yang sedang dibicarakan
oleh coachee, dan dibahas tentang keterampilan membuat pertanyaan
berbobot dalam percakapan coaching, selain itu, modul ini juga membahas
tentang jalannya percakapan coaching untuk membuat rencana aksi,
coaching untuk melakukan refleksi, coaching untuk memecahkan masalah
dan coaching melakukan kalibrasi, selanjutnya di forum diskusi eksplorasi
kami saling melakukan pemantapanpemahaman dengan berdiskusi antar
CGP.
1. FACT (PERISTIWA)
Pada modul 2.3.a.5 yaitu ruang kolaborasi saya berpasangan dengan
Bapak Yudhi Eka Putranto melakukakan sebuah percakapan coaching untuk
benar-benar memberikan pengalaman coaching secara nyata dengan teman
sesama CGP, dan hasil percakapan divideokan dan diunggah sebagai salah
satu tagihan dari LMS, kemudian pada modul 2.3.a.6 demonstrasi
kontekstual, kami dikelompokkan dengan beranggotakan 3 orang (Ibu Rini,
Ibu Resti dan saya sendiri) kami membuat video percakapan dengan 1 CGP
menjadi observer, 1 CGP lain menjadi coach, dan 1 CGP lainnya menjadi
Coachee, kami melakukan secara bergiliran, kegiatan ini menambah
pemahaman kami tentang bagaimana seharusnya menjadi observer, apa
yang perlu diperhatikan pada saat pra observasi, saat observasi dan pasca
observasi. Selanjutnya saya belajar modul 2.3.a.7 yaitu elaborasi
pemahaman bersama Ibu Ajeng Wulansasi membahas tentang coaching dan
supervisi akademik lebih dalam lagi. Dan kemudian saya membuat koneksi
antar materi modul 2.3, dengan memberikan refleksi saya dengan apa yang
saya dapati dan bagaimana dengan rencana dan Langkah ke depannya yang
akan saya lakukan, selanjutnya yaitu membuat rancangan aksi nyata yang
berkaitan dengan supervise akademik yang dilakukan dengan teman
sejawat, dan pada hari jumat, 7 oktober saya melakukan test akhir modul 2.
2. FEELING (Perasaan)
Saya antusias dan sangat semangat mengikuti aktivitas pembelajaran
tentang coaching ini. Pada modul 2.3. ini, Saya menjadi begitu penasaran di
awalnya bagaimana menjadi coach yang baik, dan kemudian merasa senang
sekali karena semuanya terjawab di modul ini ditambah dengan beberapa
praktik langsung bersama para CGP membuat pemahaman baik tentang
modul 2. Dari hasil praktik saya merasa masih banyak kekurangan sehingga
merasa bersemangat untuk belajar lagi dan berusaha memahami tentang
coaching, bagaimana membuat pertanyaan berbobot, dan bagaimana
bersikap sebagai coach yang baik.
3. FINDINGS
(PEMBELAJARAN)
Informasi, pengetahuan dan pengalaman baru pada modul 2.3.
memberi saya banyak pengetahuan dan pembelajaran yang banyak
tentang bagaimana menjadi coaching yang baik dan bagaimana
melakukan supervise akademik yang baik yang dapat membantu
pengembangan diri rekan sejawat, ada fase ini saya diajak untuk
meninjau ulang keseluruhan materi pembelajaran di Modul 2:yang
pernah saya dapati mulai dari konsep Ki Hajar Dewantara tentang
tujuan pembelajaran, tentang peran dan nilai guru penggerak, tentang
pembelajaran berdiferensiasi yang berkaitan juga dengan Pembelajaran
Sosial dan Emosional yang semuanya berkaitan dengan coaching dan
supervise akademik, di modul ini juga saya mencoba merancang sebuah
aksi nyata supervisi akademik terhadap rekan sejawat, untuk
membantunya mengembangkan kemampuan diri rekan sejawat
4. FUTURE
(PENERAPAN)
Sebagai seorang guru, saya tentunya sering menjumpai banyak
permasalahan di lapangan yang terkait dengan potensi para murid dan
mungkin rekan sejawat. permasalahan tersebut seringkali menjadi salah satu
penghambat kemajuan seseorang dalam mencapai tujuannya, bahkan
mereka bisa saja tidak sadar akan kemampuan dan kekuatan yang mereka
miliki untuk menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, coaching
sangat perlu dilakukan untuk bisa membantu mengatasi permasalahan
tersebut. Selanjutnya saya berharap praktik baik ini bisa dilakukan juga oleh
rekan sejawat lainnya. Sehingga semua mampu menjadi coach yang baik
bagi muridnya dan orang lain.
SALAM GURU PENGEGRAK Thank
you!