The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by neneng.nuraeni38, 2022-05-23 20:18:25

Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran

Pendekatan, Strategi, Metode, dan Model Pembelajaran

Pendekatan, Strategi,

Metode, da
n Model

Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran

A. Pengertian Pendekatan
Pembelajaran


Pendekatan adalah suatu kerangka berpikir yang secara sistematis

digunakan sebagai langkah untuk menentukan strategi, metode, serta teknik
untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Pendekatan Pembelajaran ialah suatu
kerangka berpikir untuk menentukan langkah-langkah dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar demi mencapai tujuan
pembelajaran.

B. Jenis-jenis Pendekatan
Pembelajaran


1.Teacher Centered atau pendekatan yang berorientasi kepada guru. pada

pendekatan ini, Guru menjalankan proses mengajar dengan menggunakan
komunikasi satu arah, sehingga peran guru sangat mendominasi kegiatan
pembelajaran.
2.Student Centered atau pendekatan yang berpusat pada siswa. Pada
pendekatan ini, siswa berperan sebagai subjek dan objek dalam belajar. Peran
guru pada pendekatan ini hanyalah sebagai pembimbing atau fasilitator
belajar. Dalam pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri
atau berkelompok dalam memecahkan suatu permasalahan dengan dibantu
guru sebagai pembimbingnya.

3. Pendekatan interaksi sosial. Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menciptakan hubungan dengan orang lain atau siswa
lainnya. metode belajar yang digunakan pada pendekatan ini biasanya
berbentuk kerja kelompok, disksi, simulasi, serta problem solving.
4. Pendekatan tingkah laku (behavioral models) adalah pendekatan yang
menekankan terhadap tingkah laku siswa yang pada dasarnya dikontrol oleh
stimulus dan respon. Dengan melibatkan stimulus dan respon, proses belajar
dapat menyebabkan perubahan tingkah laku pada siswa.

Strategi Pembelajaran

A. Pengertian Stategi
Pembelajaran

Secara umum pengertian Strategi adalah suatu tindakan dalam upaya
mencapai tujuan yang telah ditentukan (Dzamarah dan zain: 2010). Apabila
dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai suatu
bentuk aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut J.R David dalam W. Gulo
(2002:2) strategi belajar mengajar adalah sebuah rencana, metode, serta
perangkat kegiatan yang disusun untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
rencana kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B. Prinsip-Prinsip Penggunaan
Strategi Pembelajaran

Karena tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran, maka dari itu seorang guru perlu memahami
prinsip penggunaan strategi pembelajaran. Prinsip-prinsip penggunaan
strategi pembelajaran diantaranya :

1. Berorientasi pada tujuan
Tujuan merupakan komponen utama dalam sebuah strategi pembelajaran.

Oleh karena itu, kegiatan siswa dan guru harus berorientasi pada tujuan yang
telah ditentukan. Sebuah strategi pembelajaran dikatakan sukses apabila
siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

2. Individualitas
Mengajar merupakan sebuah usaha untuk mengembangkan setiap individu

peserta didik. Hal yang diinginkan seorang guru dalam mengajar ialah
perubahan perilaku siswa. Dalam hal ini, standar keberhasilan guru
ditentukan setinggi mungkin dalam menangani siswanya. Karena semakin
tinggi standar keberhasilan, semakin tinggi pula kualitas proses pembelajaran
yang dilakukan.
3. Aktivitas

Strategi pembelajaran harus dapat mendorong siswa untuk melakukan
aktivitas, baik itu aktivitas fisik maupun mental. Karena belajar bukan hanya
sekadar menghafal sebuah informasi ataupun fakta melainkan melakukan
aktivitas dan memperoleh pengalaman. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran yang digunakan harus dapat memotivasi serta mendorong siswa
untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik maupun mental.
4. Integritas

Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan segala aspek
kehidupan siswa secara terintegritas. Karena mengajar bukan hanya
mengembangkan aspek kognitif saja, melainkan aspek afektif dan aspek
psikomotorik pula harus dikembangkan.

C. Jenis-Jenis Strategi
Pembelajaran

1. Strategi Pembelajaran Expositori (SPE)
Strategi pembelajaran exspositori merupakan strategi pembelajaran yang

menekankan guru untuk menyampaikan materi secara verbal kepada siswa.
Hal ini bermaksud agar siswa paham dan dapat menguasai materi secara
optimal.

a. Keunggulan :
1) Guru dapat mengatur urutan serta keluasan materi pembelajaran sehingga
guru dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran.
2) Strategi ini dianggap sangat efektif jika materi pembelajaran cukup
banyak.
3) Strategi ekspositori dapak digunakan untuk jumlah siswa yang besar.

b. Kelemahan :
1) Hanya dapat dilakukan kepada siswa yang memiliki kemampuan mendengar
dan menyimak dengan baik.
2) Strategi ini tidak dapat membantu perbedaan individu siswa, baik itu dari
segi kemampuan, pengetahuan, minat bakat, maupun dari perbedaan gaya
belajar.


2. Strategi Pembelajaran Penemuan
Teknik invensi ini merupakan terjemahan dari invensi. Pembelajaran
eksploratif adalah pedagogi yang mengatur pengajaran sedemikian rupa
sehingga anak-anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya tidak
diketahui, tidak diinformasikan, sebagian atau sepenuhnya dieksplorasi
sendiri.

a. Keunggulan
1) Sebuah teknik yang dapat menumbuhkan siswa dalam persiapan. Teknik Ini
bukan hanya tentang proses kognitif siswa melainkan perolehan keterampilan
kognitif.
2) Siswa memperoleh pengetahuan yang sangat personal/pribadi yang dapat
tertanam secara mendalam dalam jiwa siswa.
3) Dapat merangsang semangat belajar siswa.
4) Teknik ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju dan
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
5) Anda dapat mengajari siswa cara belajar sehingga mereka memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat
6) Membantu siswa membangun dan mengembangkan kepercayaan diri
7) Strategi ini berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru. Guru hanyalah
teman belajar.

b. Kelemahan
1) Siswa perlu dimotivasi dan matang secara mental dalam jenis pembelajaran
ini. Siswa harus berani dan terbiasa dengan lingkungan sekitar.
2) Jika kelasnya terlalu besar, penerapan teknik ini tidak akan terlalu berhasil.

3) Guru dan siswa dapat kecewa akan penggantian perencanaan pendidikan
tradisional dengan teknik penemuan. Dalam teknik ini, ada yang berpendapat
bahwa proses mental ini terlalu sibuk dengan proses pemahaman dan tidak
memperhatikan sikap serta pengembangan/pembentukan keterampilan siswa.
4) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir kreatif.

3. Strategi Pembelajaran Penguasaan
Strategi pembelajaran profisiensi ini dapat diartikan bahwa pembelajaran

tuntas merupakan strategi pengajaran individual yang menggunakan
pendekatan kelompok.

a. Kelebihan
1) Strategi ini membahas perspektif psikologi pembelajaran modern, yang
menganut perbedaan individu dan prinsip-prinsip belajar kelompok.
2) Strategi ini menuntut guru dan siswa untuk bekerja sama secara partisipatif
dan menarik, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam mengajar siswa
lain.
3) Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil belajar.
4) Ada faktor objektivitas yang tinggi dalam menilai kemajuan siswa.

b. Kelemahan
1) Masih sulit untuk membuat rencana studi yang lengkap, karena guru
biasanya perlu membuat satuan pendidikan yang lengkap dan komprehensif
selama satu semester.
2) Strategi ini sulit diterapkan karena beragamnya aktivitas yang terlibat. Ini
berarti Anda membutuhkan berbagai jenis keterampilan yang sesuai.
3) Guru yang sudah terbiasa dengan metode lama menghadapi kendala dalam
menerapkan strategi yang relatif sulit namun baru ini.
4) Strategi ini membutuhkan banyak peralatan, perlengkapan, uang, dan
waktu.

Contoh: Karena penerapan strategi ini berkaitan dengan penguasaan mata
pelajaran secara tuntas, maka guru perlu menguasai mata pelajaran tersebut
secara lebih komprehensif, menyeluruh dan tuntas. Oleh karena itu, guru
perlu memanfaatkan sumber daya yang lebih luas.

4. Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran berbasis inkuiri merupakan rangkaian kegiatan

pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
dalam rangka mencari dan menemukan jawaban atas permasalahan yang
dihadapi. Proses berpikir itu sendiri biasanya berlangsung melalui sesi tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering disebut sebagai
strategi heuristik. Strategi pembelajaran berbasis inkuiri ini menekankan
pada proses pencarian dan penemuan. Peran siswa dalam strategi ini adalah
mencari dan menemukan materi sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator
dan membimbing belajar siswa.

a. Kelebihan
1) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
2) Siswa mendapat ruang untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3) Strategi pembelajaran berbasis inkuiri adalah salah satu yang dianggap
sejalan dengan perkembangan psikologi modern yang memandang belajar
sebagai proses pengalaman perubahan perilaku.
4) Keunggulan lainnya adalah strategi pembelajaran ini dapat memenuhi
kebutuhan siswa dengan prestasi akademik rata-rata atau di atas, yang
berarti siswa dengan prestasi akademik baik ke atas tidak akan terhalang
oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar.

b. Kelemahan
1) Jika pembelajaran berbasis inkuiri merupakan strategi pembelajaran,
maka akan sulit melacak aktivitas dan prestasi siswa.
2) Strategi ini sulit direncanakan untuk pembelajaran karena dibentuk oleh
kebiasaan belajar siswa.
3) Terkadang pelaksanaannya membutuhkan waktu yang lama sehingga
seringkali guru kesulitan untuk beradaptasi dengan waktu yang tersedia.

Pendekatan inkuiri dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat
intervensi guru dengan siswa atau tingkat pengajaran guru dengan siswa.
Ketiga jenis metode survei tersebut adalah:

a. Inkuiri Terbimbing
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri di mana siswa

dibimbing oleh guru melalui kegiatan tanya jawab.

b. Inkuiri Bebas
Pendekatan Bebas untuk penyelidikan ini menempatkan siswa seolah-

olah mereka bekerja sebagai ilmuwan. Siswa memiliki kebebasan untuk
mendefinisikan masalah yang akan diteliti, menemukan dan memecahkan
masalah secara mandiri, serta merancang prosedur atau langkah-langkah
yang diperlukan.

c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi
Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan hasil kolaborasi dari dua

inkuiri sebelumnya, yaitu: metode inkuiri terbimbing dan metode inkuiri
bebas. Dalam pendekatan ini, siswa tidak dapat memilih atau menentukan
masalah mana yang akan dipelajari secara mandiri, tetapi siswa yang belajar
dalam pendekatan ini menerima bahwa masalah guru telah dipecahkan dan
melanjutkan, menerima instruksi. Namun, panduan yang diberikan lebih
sedikit daripada investigasi terpandu yang tidak terstruktur. Pada jenis
pendekatan bertanya ini, guru sebatas memberikan bimbingan, sehingga
siswa berusaha untuk bekerja secara mandiri terlebih dahulu, dengan
harapan siswa dapat menemukan solusi sendiri. Namun jika ada siswa yang
tidak mampu menyelesaikan masalah, saran dapat diberikan secara tidak
langsung dengan memberikan contoh terkait masalah yang akan diselesaikan
atau melalui diskusi dengan siswa dari sumber yang berbeda kelompok lain.

5. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah menekankan pada proses pembelajaran

di mana tugas guru adalah fokus membantu siswa memperoleh keterampilan
membantu diri sendiri. Guru dalam model pembelajaran berbasis masalah
bertindak sebagai penyaji masalah, penanya mengatur dialog, membantu
menemukan masalah, dan menyediakan sarana penelitian.

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teachig Learning)
Pembelajaran kontekstual atau CTL merupakan strategi pembelajaran

yang mementingkan hubungan antara materi pembelajaran dengan
kehidupan nyata sehingga siswa mampu menghubungkan serta menerapkan
hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.

7. Strategi Pembelajaran Afektif
Seperti namanya, strategi ini mengutamakan aspek afektif. Strategi

pembelajaran afektif merupakan strategi yang bertujuan untuk membentuk
sikap moral serta karakter siswa melalui proses pembelajaran.

8. Strategi Pembelajaran Kooperatif
Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif merupakan strategi

yang disusun untuk mengembangkan interaksi dan kerja sama kelompok
antar siswa. Tujuan dari pembelajaran kooperatif ini diantaranya hasil
belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan dan keragaman, serta
mengembangkan keterampilan sosial.

9. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan

strategi pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berpikir siswa
melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk memacu siswa berpikir
hingga menemukan konsep sendiri.

Metode Pembelajaran

A. Pengertian Metode
Pembelajaran

Metode pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu metode dan
pembelajaran. Metode artinya cara mengerjakan suatu hal, sedangkan
pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa.
Jadi, metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan dalam proses
pembelajaran oleh guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

B. Prinsip penggunaan metode
pembelajaran


1.Penggunaan Metode pembelajaran harus didukung atau dilengkapi dengan

metode pembelajaran lainnya agar metode pertama dapat berjalan
efektif.
2.Guru harus multi metode pada saat menggunakan metode pembelajaran.
3.Dalam menggunakan metode pembelajaran, guru harus dapat
menciptakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif).
4.Yang harus dipertimbangkan oleh guru dalam menggunakan pembelajaran
yaitu : tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, bahan ajar, kemampuan
guru, kemampuan siswa, serta sarana seperti ruangan, waktu dan biaya.

C. Macam-macam metode
pembelajaran


1. Metode ceramah, yaitu sejenis metode dimana guru berbicara didepan

peserta didik. Metode ini cocok digunakan jika jumlah siswa terlalu banyak.
Kelebihan : tidak banyak menggunakan alat bantu, efektif untuk jumlah siswa
yang banyak.
Kekurangan : siswa menjadi pasif.

2. Metode tanya jawab, yaitu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru
dan siswa dengan melakukan tanya jawab. Metode ini cocok digunakan dalam
menarik perhatian siswa, mengingat pelajaran yang lalu, serta agar adanya
interaksi antar guru dan siswa.
Kelebihan : suasana kelas menjadi lebih aktif, memberi kesempatan pada
siswa untuk mengemukakan pendapat, serta mengetahui perbedaan
pendapat antara guru dengan siswa.
Kekurangan : tidak semua siswa berani mengeluarkan pendapat, berpotensi
terjadi perdebatan karena perbedaan pendapat.

3.Metode pemberian tugas, yaitu metode dimana guru memberikan tugas
kepada siswa untuk dikerjakan, baik itu dirumah, perpustakaan, dan lain
sebagainya. Tugas yang diberikan biasanya berbentuk rangkuman, makalah,
dan lain-lain.
Kelebihan : melatih siswa untuk bertanggung jawab.
Kekurangan : siswa bisa menyontek hasil pekerjaan siswa lain, tugas yang sulit
menjadi beban dan mengganggu ketenangan siswa.

4.Metode diskusi kelompok, yaitu metode pembelajaran yang didalamnya
terdapat suatu proses bertukar pikiran antara tiga orang atau lebih
mengenai suatu topik tertentu.
Kelebihan : saling berpendapat.memperluas pandangan, demokratis.
Kekurangan : tidak bisa digunakan dalam kelompok yang besar.

5. Metode diskusi formal, yaitu metode memecahkan suatu masalah yang
mencakup penyampaian problema, mengumpulkan data dan
mempertimbangkan serta memilih pemecahan yang terbaik.

6. Metode panel, yaitu metode pembelajaran yang sudah direncanakan di
depan siswa tentang sebuah topik, dengan dua atau panelis lebih yang di
pimpin oleh seorang pemimpin.
Kelebihan : memunculkan pendapat yang berbeda-beda, mendorong sikap
analisis.
Kekurangan : terkadang panelis berbicara berbelit-belit, tidak semua siswa
mengambil peran.

7. Metode panel forum, yaitu panel yang disertai dengan partisipasi siswa.

8. Metode simposium, yaitu kumpulan pidato pendek yang disampaikan
didepan siswa, pidato tersebut mengemukakan aspek berbeda dari topik
tertentu
Kelebihan : dapat dipakai pada kelompok besar ataupun kecil, banyak
informasi yang disampaikan dengan waktu singkat.
Kekurangan : kurang kreativitas dan spontanitas, membatasi pendapat
pembicara dan kurangnya interaksi kelompok.

9. Metode debat, yaitu sebuah metode yang dilakukan oleh pembicara dengan
pihak lain yang pro dan kontra menyampaikan dan mempertahankan
pendapat masing-masing.
Kelebihan : membangun sikap analisis dari kelompok, dapat digunakan pada
kelmpok besar.
Kekurangan : terlalu banyak emosi, besarnya rasa ingin menang.

10. Metode sumbang saran (Brain Strorming), yaitu suatu cara untuk
memecahkan masalah dimana seorang anggota mengusulkan pemecahan
yang terpikirkan.

11. Metode kelompok studi kecil (Buzz Group), yaitu metode dengan membagi
kelompok besar menjadi kelompok kecil untuk membahas suatu topik yang
ditugaskan lalu hasilnya dilaporkan kepada kelompok besar.

Kelebihan : Menciptakan suasana yang menyenangkan, hemat waktu, dan
mendorong partisipasi siswa.
Kekurangan : kemungkinan terdapat kelompok yang tidak paham
persoalannya, kemungkinan laporan yang tidak tersusun rapih.

12. Metode studi kasus (Case Studi), yaitu metode menganalisis masalah.
Kelebihan : memunculkan sifat analisis, adanya pertukaran pendapat.
Kekurangan : membutuhkan anggota dan banyak waktu.

13. Metode latihan siap (Drill), yaitu metode dimana seorang guru
menciptakan keterampilan siswa terhadap apa yang telah dipelajari.
Kelebihan : menciptakan kecakapan motoris, mental, dan asosiasi.
Kekurangan: menghambat inisiatif siswa dan berpotensi timbulnya
verbalisme.

14. Metode role play, yaitu metode pemeranan sebuah situasi untuk
mengembangkan imajinasi siswa yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
sebagai bahan analisis pokok.
Kelebihan : menambah rasa percaya diri siswa, membantu siswa dalam
menganalisi situasi, dapat digunakan pada kelompok besar dan kecil.
Kekurangan : kesulitan dalam menerangkan, sulit mencari siswa yang
menjadi peran.

15. Metode simulasi, yaitu metode pembelajaran dimana siswa dilatih untuk
melakukan suatu perbuatan yang bersifat pura-pura yang menggambarkan
keadaannya sebenarnya.
Kelebihan : mengembangkan kreatifitas siswa, munculnya interaksi antar
siswa.
Kekurangan : terkesan seperti permainan, menghabiskan biaya dan waktu
yang banyak.

16. Metode inquiry, yaitu metode pembelajaran yang menekankan siswa
untuk melakukan penyelidikan, menganalisis serta mencari secara logis dan
kritis guna untuk mencapai kesimpulan yang meyakinkan.

17. Metode penemuan (discovery), yaitu metode pembelajaran melalui
kegiatan tukar pendapat, diskusi, seminar, dan mencoba sendiri.
Kelebihan : pengetahuan yang diperoleh sendiri bersifat tahan lama,
menambah rasa percaya diri pada siswa, mengembangkan kognitif siswa.
Kelemahan : tidak terlalu cocok bila diterapkan pada kelas besar.

18. Metode problem solving, yaitu metode pembelajaran dengan siswa
melakukan pemecahan masalah secara ilmiah.
Kelebihan : mengembangkan keterampilan, sikap ingin tahu, sikap berpikir
kritis, analitis, serta objektif pada siswa.
Kelemahan : membutuhkan kesiapan mental siswa.

19. Metode studi proyek, yaitu metode pembelajaran dengan memberi tugas
pada siswa guna membuat suatu proyek yang berkaitan dengan pelajaran
atau kurikulum.

20. Metode karya wisata, yaitu metode pembelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan mengajak siswa pergi ke suatu tempat wisata untuk membahas
suatu topik tertentu yang terdapat dalam mata pelajaran.

Model Pembelajaran

A. Model Pembelajaran Konstrukivisme
Model pembelajaran konstruktif mendukung peran ini dengan tidak

hanya memberi siswa pengetahuan, tetapi juga mengajari mereka
bagaimana informasi sangat berarti bagi mereka dan memberi peluang
penawaran yang relevan. Dengan model pembelajaran ini siswa harus
mampu membangun pengetahuan dalam pikiran mereka.

Guru dapat memberikan siswa tangga untuk membantu mereka mencapai
tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi siswa akan ingin menaikinya
sendiri. Teori konstitutif mengasumsikan bahwa siswa terus-menerus
mencari informasi baru yang tidak sesuai dengan aturan lama dan
mengubah aturan tersebut ketika tidak lagi sesuai. Strategi konstruktivis
sering disebut sebagai pendidikan yang berpusat pada siswa, yang terdiri
dari guru yang membantu siswa menemukan fakta, konsep, dan prinsip
mereka sendiri.

Teori Konstruktif mengusulkan untuk menggunakan kelompok penelitian
dengan kemampuan anggota yang berbeda untuk mencari perubahan dalam
pemahaman dan pembelajaran.

B. Model Pembelajaran Kontekstual
1. Pengertian Menurut Nurhadi, dkk (2003: 13) pembelajaran kontekstual
adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa menguatkan, memperluas,
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam
berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat
memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan yang terjadi dalam
hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.

2. Hal-hal yang perlu diingat. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam
pembelajaran kontekstual:

Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah kehidupan nyata sebagai konteks bagi siswa
untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah.

Pembelajaran autentik
Pembelajaran berbasis pertanyaan
Pembelajaran berbasis proyek/tugas
Pembelajaran berbasis pekerjaan
Pembelajaran berbasis layanan
Perangkat kolaboratif pembelajaran

3. Ada (5) tahun generalisasi strategi pembelajaran kontekstual Nurhadi
(200:23) disingkat REACT, yaitu:

Relating: Pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
Experiencing: Belajar adalah inti dari penyelidikan, penemuan dan
penemuan.
Applying: Belajar ketika pengetahuan disajikan dalam konteks
penggunaannya.
Cooperating: Belajar dalam konteks komunikasi interpersonal, berbagi,
dan lain-lain.
Transferring: Belajar melalui penggunaan pengetahuan dalam situasi
atau konteks baru.

B. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran berbasis masalah, yang dikenal sebagai Instruksi Berbasis

Masalah/Problem Based Instruction (PBI), adalah model pembelajaran yang
efektif untuk proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu
siswa untuk memproses informasi yang siap secara mental untuk
membangun pengetahuannya sendiri tentang dunia sosial dan
lingkungannya. Pembelajaran ini tidak mencakup pengembangan
pengetahuan dasar atau kompleks. Menurut Arends yang dikutip oleh
Tenwey Gerson Ratumanan (2000:119), pembelajaran berbasis masalah
adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan
masalah-masalah otentik untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
mengembangkan kemandirian dan pengendalian diri :

1. Ajukan Pertanyaan atau Masalah
Selain mengatur pelajaran seputar prinsip atau keterampilan akademik

tertentu, pembelajaran berbasis masalah mengatur pembelajaran seputar
pertanyaan dan masalah yang benar-benar dibutuhkan siswa. Guru
memberikan situasi nyata di mana jawabannya tidak sederhana dan siswa
memiliki ikon untuk menyelesaikannya. Menurut Gallagher dan Stephen
(Slavin, 1997), tugas sekolah sering keluar dari konteks, sehingga tidak
masuk akal bagi sebagian besar siswa, karena siswa tidak dapat
menghubungkan tugas-tugas tersebut dengan apa yang mereka lalui.

2. Keterikatan dengan disiplin ilmu lain (Interdisciplinary Focus)
Meskipun PBI secara khusus menargetkan bidang ilmiah (sains,

matematika, IPS). Namun, dengan memecahkan masalah praktis, siswa
dapat diarahkan untuk penelitian di berbagai bidang ilmiah. Misalnya
masalah peningkatan pencemaran di laut sekitar Tanjung Perak, Surabaya,
atau di Telu Ambon, melibatkan beberapa pelajaran dan merupakan
aplikasi biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, kalender dan
pemerintahan.

3. Penyelidikan Otentik (Authentic Investigation)
PBI meminta siswa melakukan pertanyaan otentik untuk menemukan

solusi nyata dari suatu masalah. Siswa menganalisis dan mendefinisikan
masalah, mengembangkan hipotesis dan prediksi, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen jika perlu, dan membuat
inferensi dan kesimpulan. Tentu saja, metode investigasi khusus yang
digunakan tergantung pada sifat masalah yang diselidiki.

4. Menghasilkan hasil Karya dan Memamerkannya (Production of Artifacts
and Exhibits)

PBI mengajak mahasiswa untuk mengkonstruksi hasil dalam bentuk
karya dan memamerkannya, menjelaskan atau mendeskripsikan
pencapaiannya. Setiap kelompok mempresentasikan karyanya di depan
kelas, kemudian kelompok lain memberikan komentar atau kritik. Dalam
hal ini guru mengarahkan dan membimbing siswa agar kegiatannya lebih
terarah.

5. Kolaborasi (Collaboration)
Seperti halnya model pembelajaran kooperatif, PBI juga membutuhkan

kerjasama antar siswa dalam kelompok kecil. Kolaborasi motivasi untuk
mendukung cakupan tugas yang kompleks dan mendorong penyelidikan
dan dialog untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan sosial.

PBI tidak benar-benar dirancang untuk membantu guru
mengkomunikasikan informasi (materi) tertentu kepada siswa. Untuk
transmisi informasi, metode instruksi tatap muka dan konferensi dapat
digunakan. Tujuan utama pengembangan PBI adalah membantu siswa
mengembangkan proses berpikirnya, belajar secara matang melalui
pengalaman yang menjadikan siswa mandiri. Menurut Arends (1991) ada 3
(tiga) tujuan utama PBI, yaitu:
a) Mengembangkan kemampuan berpikir pemecahan masalah siswa.
b) Pertumbuhan siswa melalui peniruan.
c) Membantu siswa menjadi lebih mandiri.

Arend (1997) mengemukakan bahwa ada 5 (lima) langkah utama dalam
penggunaan PBI. Langkah-langkah tersebut ditunjukkan pada tabel
berikut.

Syantax For Problem Based Intruction

No Langkah
Perilaku Guru

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskaan

1 Orientasi siswa pada masalah hal-hal penting yang dianggap perlu dan
memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan

pemecahan masalah.

2 Menuntun siswa dalam belajar Membantu siswa mendefinisikan dan
mengklasifikasikan tugas-tugas yang berkaitan

dengan masalah.

3 Memberi bantuan dalam penyelidikan Mendorong siswa dalam dalam mengumpulkan
secara mandiri atau bersama informasi yang diperlukan, melaksanakan
keompok
eksperimen dan penyelidikan untuk menjelaskan
dan menyelesaikan masalah.

Membantu siswa dalam perencanaan dan

4 Mengembangkan dan menyediakan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti
alat-alat diktat, video, model dan membantu mereka untuk

bekerjasama.

5 Menganalisis dan mengevaluasi Membantu siswa untuk merefleksiskan pada
proses pemecahan masalah penyelisikan dan proses yang digunakan.

Penggunaan model PBI dalam pembelajaran membutuhkan persiapan
yang matang. Menurut Arends (1997), beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam tugas perencanaan pembelajaran dengan
menggunakan PBI adalah sebagai berikut:

1.Menetapkan tujuan (decide on objectives)
Sebelumnya telah dijelaskan bagaimana PBI dirancang untuk membantu

mencapai tujuan meningkatkan keterampilan intelektual dan literasi
penelitian serta membantu siswa menjadi mandiri. Banyak pelajaran yang
disampaikan dengan menggunakan PBI dapat ditujukan untuk mencapai
semua tujuan sekaligus.

2.Merancang kasus masalah yang sesuai (design appropriate problem
situations)

PBI didasarkan pada pernyataan (premis) dalam bentuk teka-teki dan
masalah yang dapat membuat penasaran dan kemudian dapat digunakan
untuk memecahkan masalah. Membentuk masalah yang tepat dengan
menyesuaikan sarana yang tersedia merupakan salah satu tugas penting
guru. Beberapa pengembang PBI percaya bahwa siswa akan diberi
kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang akan dipelajari, karena
proses ini akan membantu mengembangkan penguasaan masalah (Krajcik,
1994). Faktor lain dapat mengarahkan siswa untuk berkontribusi pada
pemecahan masalah yang lebih baik dengan mengadaptasi bahan dan
peralatan yang ada. Situasi masalah yang baik sekurang-kurangnya
meliputi 5 (lima) kriteria utama, yaitu:
a. Otentik, artinya masalah harus relevan dengan pengalaman aktual siswa
daripada prinsip disiplin ilmu tertentu.
b. Masalah harus bersifat misteri atau teka-teki. Masalah-masalah ini
harus menghadirkan tantangan, bukan hanya jawaban sederhana, dan
membutuhkan solusi alternatif, masing-masing dengan kelebihan dan
kekurangan. Tentu saja, ini membutuhkan dialog dan debat.
c. Masalah harus bermakna bagi siswa dan sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual mereka.
d. Masalah yang disajikan guru harus cukup besar untuk memenuhi tujuan
pembelajaran sehingga pelajaran menjadi mungkin dengan waktu, ruang
dan sumber belajar.

e. Isu-isu yang disajikan harus bermanfaat atau bermanfaat bagi usaha
kelompok.

3. Organisasi Sumber Belajar dan Perencanaan Alat dan Bahan (Logistics
Planning and Resource Organization)

PBI mendorong siswa untuk bekerja dengan berbagai bahan dan alat,
beberapa di antaranya dapat dilakukan di ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium komputer dan juga dapat dilakukan di luar dari sekolah.
Dalam kaitan ini, guru bertanggung jawab mengorganisasikan sumber
belajar (resources), merencanakan dan menyiapkan (menyediakan) alat
dan bahan (logistik). Hal ini akan memungkinkan siswa untuk bekerja dan
belajar secara optimal dalam pemecahan masalah yang dihadapi.

A. Model pembelajaran kooperatif
Menurut Kanchak dan Eggen yang dikutip Tanwey Gerson Ratunmaman

(2002:10) pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi
mengajar yang digunakan siswa untuk untuk membantu satu dengan yang
lain dalam mempelajari sesuatu.
1. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Mohamad Nur (2000 6-7)
Sebagai berikut :

Siswa belajar kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
tugasnya.
Kelompok dibentuk dari mulai siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
Penghargaan lebih mengarah kepada kelompok dibanding individu.
2. Tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran
Untuk mencapai setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting dari hasil
belajar akademik, dan pengembangan keterampilan sosial.
3. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif terdiri dari 2 tipe yaitu :
Tipe student team achievement division (STAD)
Jigsaw

4. Mengevaluasi
Agar siswa menyadari kemajuan belajarnya dalam belajar bersama.

Jadi guru memilih siswa untuk mengerjakan tes tersebut pada hari tes
tersebut diberikan. Seluruh anggota kelompok akan mendapat nilai
seperti yang berhasil dicapai oleh siswa yang mengerjakan tes tersebut.
Untuk mendasarkan skor kelompok pada peningkatan skor individual.
Dengan cara ini anggota kelompok lain tidak dirugikan apabila ada
anggota kelompok yang skor ujian awalnya rendah. Sedangkan untuk kuis
lisan dapat diberikan menggunakan cara sebagai berikut: Guru
mangajukan sebuah pertanyaan. Kemudian seluruh anggota kelompok
mendiskusikannya. Guru menunjuk seorang siswa untuk menjawab. Pada
tahap ini sisa anggota kelompok yang lain tidak diperbolehkan memberi
bantuan.

E. Model pembelajaran langsung
Pendekatan ini mengandung analisis sistem yaitu mempelajari bagian

yang saling ketergantungan dan merupakan satu kesatuan. Dalam proses
belajar mengajar analisis sistem adalah pengorganisasian pengetesan
yang diuraikan secara sistem sehingga dapat diajarkan secara sistematis.
Pembelajaran langsung mendasarkan pada pemodelan tingkah laku,
menggunakan observasi dan penguatan terdiri dari tiga tahap yaitu :
1. Perhatian
2. Referensi
3. Produksi
Dalam melaksanakan pembelajaran langsung terdiri dari :
1. Perencanaan
2. Tugas interaktif
3. Menyediakan latihan terbimbing

F. Model Pembelajaran SAVI
SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) merupakan model

pembelajaran yang mengutamakan penggunaan indera tubuh.
Pembelajaran SAVI terdiri dari 4 unsur diantaranya :
1. Belajar Somatis

Belajar somatis yaitu belajar dengan menggunakan indera peraba.
Belajar somatis ini melibatkan aktivitas fisik seperti menggerakan tubuh
sewaktu belajar.

2. Belajar Auditori
Belajar Auditori yaitu belajar dengan menggunakan indera pendengar.

Ternyata, pendengaran lebih kuat dari apa yang kita sadari. Telinga terus
menangkap dan menyimpan informasi yang kita dengar.
3. Belajar Visual

Belajar visual yaitu belajar dengan mengamati dan menggambarkan.
Otak memiliki banyak perangkat untuk mengolah informasi visual. Oleh
karena itu pembelajaran visual merupakan belajar paling baik jika
melihat gambar, diagram, dan lain sebagainya.
4. Belajar Intelektual

Belajar intelektual yaitu belajar dengan memecahkan masalah. Belajar
intelektual ini dilakukan dengan melibatkan pikiran untuk memecahkan
suatu permasalahan dalam belajar.

Langkah-langkah pembelajaran SAVI :
a. Tahap Persiapan

Tahap ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa dalam belajar serta
menumbuhkan minat para pembelajar sehingga siswa berada dalam
situasi optimal untuk belajar.
b. Tahap Penyampaian

Tahap penyampaian bertujuan untuk membantu siswa dalam
menemukan materi belajar baru dengan cara menarik dan relevan.
c. Tahap Pelatihan

Tahapan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengintegrasikan
pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara.
d. Tahap Penampilan

Tahap ini bertujuan untuk membantu siswa untuk menerapkan
pengetahuan serta keterampilan baru yang mereka miliki pada suatu
pekerjaan hingga hasil belajar akan terus diingat dan prestasi siswa
meningkat.

F. Quantum Learning Model
Quantum learning model merupakan metode belajar yang mengajak

siswa untuk belajar dengan nyaman hingga menghasilkan pengalaman
baru serta peningkatan dalam kemampuan diri siswa. Isi model
pembelajaran ini diantaranya :

Bersikap positif dengan selalu memikirkan hal-hal baik.
Memotivasi diri.
Menemukan gaya belajar sendiri. Kita haru dapat mengetahui gaya
belajar yang sesuai dengan diri kita entah itu gaya visual, auditorial,
maupun kinetik.
Menciptakan lingkungan belajar yang sempurna. Lingkungan yang
nyaman dan aman dapat membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan.
Membaca dengan cepat.
Membuat catatan yang efektif.
Mengembangkan hafalan yang menakjubkan. Artinya meningkatkan
kemampuan mengingat untu meningkatkan kreatifitas dan nantinya
akan lebih mudah dalam memecahkan suatu masalah.

Sumber Referensi

Suharti, dkk. 2020. Stategi Belajar Mengajar. Surabaya: Jakad Media Publishing

Kusumawati, Naniek dan Endang Sri Maruti. 2019. Strategi Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA

Johar, Rahmah dan Latifah Hanum. 2021. Strategi Belaar Mengaar: Untuk Menjadi
Guru yang Profesional. Aceh: Syiah Kuala University Press

Haudi. 2021. Strategi Pembeajaran. Sumatera Barat: CV Insan Cendikia Mandiri


Click to View FlipBook Version