UNIVERSITAS GUNADARMA PROGRAM DIPLOMA III BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN LAPORAN KERJA PRAKTIK (LKP) PENCATATAN DAN PERKEMBANGAN NILAI ASET TETAP (BARANG MILIK NEGARA) PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Disusun Oleh: Nama : Millannia Estevanny Mantay NPM : 44218132 Program Studi : D3 Akuntansi Pembimbing : Dr. Desi Pujiati, SE., MM. Diajukan Guna Melengkapi Persyaratan Dalam Mencapai Gelar Ahli Madya JAKARTA 2021
ii LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Millannia Estevanny Mantay NPM : 44218132 Program Studi : D3 Akuntansi Program : DIII Bisnis dan Kewirausahaan Judul LKP : Pencatatan dan Perkembangan Nilai Aset Tetap (Barang Milik Negara) Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktik yang telah saya buat ini merupakan hasil karya dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari Laporan Kerja Praktik ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Gunadarma. Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak di bawah paksaan. Penulis, (Millannia Estevanny Mantay)
iii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING: Nama : Dr. Desi Pujiati, SE., MM. TIM PENGUJI: 1. Nama : ( K e t u a ) 2. Nama : ( Sekretaris ) 3. Nama : ( Anggota ) Tanggal Lulus : Menyetujui : Pembimbing, (Dr. Desi Pujiati, SE., MM.) Kepala Bagian Sidang Ujian, (Dr. Edi Sukirman, SSi, MM) Mengetahui, Ketua Program Studi Akuntansi Komputer, (Dr. Lana Sularto, SE, MMSI)
iv LEMBAR PENGESAHAN INSTITUSI
v ABSTRAK Millannia Estevanny Mantay PENCATATAN DAN PERKEMBANGAN NILAI ASET TETAP (BARANG MILIK NEGARA) PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN LKP. Program DIII Bisnis dan Kewirausahaan, Universitas Gunadarma, 2021 Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia merupakan pengawas pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia. Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang dimaksudkan untuk pertanggungjawaban dalam mengelola BMN. Tujuan untuk mengetahui proses pencatatan Barang Milik Negara dan untuk mengetahui analisis perkembangan Nilai Barang Milik Negara antara Tahun 2018 dengan Tahun 2019 pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian apakah mengalami kenaikan atau penurunan niali BMN. Hasil laporan kerja praktek proses pencatatan dimulai dari pengenalan penyeragaman penggolongan dan kodefikasi barang, penyajian barang milik negara sesuai bagan akun standar, kebijakan kapitalisasi barang milik negara, sampai rekonsiliasi nilai barang negara telah sesuai dengan prosedur pencatatan barang milik negara sesuai Bagan Akun Standar, Kebijakan Kapitalisasi Barang Milik Negara Barang Milik Negara (BMN). Perkembangan Nilai Barang Milik Negara Intrakomptabel pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2018 dengan Tahun 2019 mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan mutasi tambah dan peningkatan mutasi kurang pada beberapa akun. Kata Kunci: Barang Milik Negara, APBN, Perkembangan, Intrakomptabel.
vi KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan pertolongan dan kuasa-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Pencatatan dan Perkembangan Nilai Aset Tetap (Barang Milik Negara) Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian”. Adapun Tugas Akhir ini disusun untuk melengkapi syarat menyelesaikan Studi Diploma III pada jurusan Akuntansi Komputer, Fakultas Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Hj. E. S. Margianti, SE., MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma. 2. Dr. Aris Budi Setyawan, SE., MM., selaku Direktur Program Studi Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma. 3. Dr. Lana Sularto, SE., MMSI., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Komputer Universitas Gunadarma. 4. Dr. Edi Sukirman, SSi., MM., selaku Kepala Bagian Sidang Ujian Universitas Gunadarma. 5. Dr. Desi Pujiati, SE., MM., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, dukungan dan waktunya kepada penulis selama proses penyusunan laporan kerja praktik ini berlangsung hingga selesai. 6. Yudin Yudiana, ST., selaku pembimbing penulis di Ispektorat Jenderal Kementerian Pertanian. 7. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak John Nelson dan Alm. Sumiyati L atas segala doa dan dukungannya selama ini. 8. Teman-teman 21 yang selalu memberikan semangat selama kerja praktik hingga penulisan laporan kerja praktik ini selesai.
vii 9. Seluruh rekan seperjuangan di Universitas Gunadarma terutama di kelas 3DA01. 10. Semua pihak yang tidak tersebutkan yang telah membantu penyelesaian Penulisan Ilmiah ini, penulis ucapkan juga terima kasih atas segala bantuan dan sarannya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini. Penulis berharap semoga Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jakarta, 20 Agustus 2021 Millannia Estevanny Mantay
viii DAFTAR ISI Halaman Lembar Judul........................................................................................................i Lembar Pernyataan ..............................................................................................ii Lembar Pengesahan ............................................................................................iii Lembar Pengesahan Institusi...............................................................................iv Abstrak................................................................................................................v Kata Pengantar....................................................................................................vi Daftar Isi...........................................................................................................viii Daftar Tabel.........................................................................................................x Daftar Gambar....................................................................................................xi BAB I..................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1 1.2 Materi Kerja Praktik ...................................................................................2 1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik ..............................................................2 1.3.1 Tujuan..................................................................................................2 1.3.2 Manfaat................................................................................................3 BAB II.................................................................................................................4 TEMPAT KERJA PRAKTIK ..............................................................................4 2.1 Gambaran Umum Institusi..........................................................................4 2.1.1 Tempat Kerja Praktik ...........................................................................5 2.1.2 Visi dan Misi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian ...................5 2.2 Struktur Organisasi.....................................................................................6 2.2.1 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian...........................................................................................................6
ix BAB III.............................................................................................................. 12 METODE PRAKTIK......................................................................................... 12 3.1 Tempat Kerja Praktik dan Periode Praktik ................................................ 12 3.1.1 Periode Kerja Praktik ......................................................................... 12 3.2 Metode Kerja Praktik................................................................................ 13 BAB IV ............................................................................................................. 14 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 14 4.1 Hasil Kerja Praktik ................................................................................... 14 4.2 Barang Milik Negara (BMN).................................................................... 14 4.3 Periode Pelaporan BMN ........................................................................... 15 4.4 Kebijakan Penatausahaan Barang Milik Negara ........................................ 16 4.5 Pencatatan Dan Pelaporan Barang Milik Negara ....................................... 17 4.6 Ringkasan Nilai Barang Milik Negara Gabungan Tahun 2018 dan 2019. .. 21 4.7 Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan) Laporan Barang Milik Negara Mengenai Perkembangan BMN...................................................................... 23 BAB V............................................................................................................... 24 PENUTUP......................................................................................................... 24 5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 24 5.2 Saran ........................................................................................................ 24 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 24 LAMPIRAN ...................................................................................................... 27
x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Periode Waktu Praktik........................................................................ 12 Tabel 4.1 Laporan Aset Barang Tetap 2018 ....................................................... 21 Tabel 4.2 Laporan Aset Barang Tetap 2019 ....................................................... 22
xi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Logo Itjen Kementan .......................................................................5 Gambar 2.2 Stuktur Organisasi ...........................................................................6
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aset Negara merupakan kekayaan Negara yang wajib dikelola dan dijaga dengan baik. Pemerintah perlu melakukan pelaporan aset Negara secara transparan, sehingga masyarakat bisa menilai kinerja pemerintah. Pelaporan tersebut dilakukan sebagai bentuk petanggungjawaban dari segala aktivitas yang telah terjadi di perusahaan. Sebagaimana telah diatur dalam Pasal 1 Ayat 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara menjelaskan bahwa Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Laporan Barang Milik Negara (BMN) merupakan salah satu bentuk laporan perusahaan pemerintah guna sebagai pengendali administratif untuk terwujudnya pengelolaan BMN yang tertib. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia merupakan pengawas pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian selaku Kuasa Pengguna Barang harus menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Milik Negara per periode akuntansi yang telah ditetapkan. Pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Menteri/Pimpinan Lembaga Negara sebagai Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga yang dipimpinnya. Analisis horizontal adalah membandingkan rasio-rasio keuangan perusahaan dari satu periode dengan periode lainnya (Sugiono dan Edi, 2016). Membandingkan rasio perusahaan tahun sekarang dan rasio tahun sebelumnya sehingga menghasilkan suatu kesimpulan apakah kinerja perusahaan mengalami
2 peningkatan pertumbuhan atau sebaliknya. Analisis horizontal sendiri digunakan dalam menganalisis persentase untuk kenaikan dan penurunan dalam pos-pos terkait di laporan keuangan komparatif. Sedangkan analisis vertikal yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis atau industri dalam suatu periode yang sama (Sugiono dan Edi, 2016). 1.2 Materi Kerja Praktik Materi yang diambil oleh penulis selama melaksakan kerja praktik berhubungan dengan pelaksanaan pencatatan dan perkembangan nilai aset tetap (Barang Milik Negara) pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. 1. Pengenalan penyeragaman penggolongan dan kodefikasi barang 2. Penyajian barang milik negara sesuai bagan akun standar 3. Kebijakan kapitalisasi barang milik negara 4. Rekonsiliasi nilai barang negara 5. Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan) laporan barang milik negara mengenai perkembangan BMN. Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat kerja praktik yaitu, membantu pelaksanaan proses pencatatan barang milik negara untuk laporan keuangan periode tahun berjalan. 1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik Setiap mahasiswa yang melakukan kerja praktik pasti memiliki tujuan dan manfaat yang ingin dicapai. Berikut adalah tujuan dan manfaat yang dicapai praktikan dalam melaksanakan kerja praktik yaitu: 1.3.1 Tujuan Penelitian ini dilakukan pada Kantor Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dengan tujuan untuk mengetahui proses pencatatan Barang Milik Negara dan untuk mengetahui analisis perkembangan Nilai Barang Milik Negara antara Tahun 2018 dengan Tahun 2019 pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian apakah mengalami kenaikan atau penurunan nilai BMN
3 1.3.2 Manfaat 1. Manfaat Teoritis Hasil kerja praktik ini diharapkan dapat menambah dan memperluas pengetahuan tentang sistem Pencatatan dan Laporan Barang Milik Negara pada Kantor Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Penulis - Menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan bagi penulis ketika saat memasuki dunia kerja - Dapat memahami Pencatatan dan Laporan Barang Milik Negara pada Kantor Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian - Dapat menjadi gambaran atau bekal bagi penulis ketika sudah lulus dari Universitas Gunadarma. b) Bagi Universitas - Sebagai media untuk menghasilkan tenaga kerja profesional yang nantinya akan terjun langsung dalam dunia kerja - Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik antara Universitas dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Indonesia - Memperkenalkan keberadaan Direktorat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma terutama jurusan Akuntasi Komputer. c) Bagi Perusahaan - Menjalin kerjasama atau mitra kerja antara lembaga kementerian dengan dunia pendidikan - Perusahaan mendapat tenaga kerja tambahan dari praktikan dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas kantor yang dibutuhkan - Merealisasikan partisipasi dunia kerja terhadap pengembangan dunia pendidikan.
4 BAB II TEMPAT KERJA PRAKTIK 2.1 Gambaran Umum Institusi Kementerian Pertanian Republik Indonesia adalah Kementerian negara di lingkungan Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan pertanian. Pada masa pendudukan Belanda, tanggal 1 Januari 1905 didirikan sebuah Departemen yang menangani bidang pertanian. Direktur Pertama dari departemen pertanian adalah Dr. Melchior Treub. Namun, sejak 19 Agustus 1945, sektor pertanian berada di bawah Kementerian Kemakmuran yang merupakan kabinet pertama Republik Indonesia setelah kemerdekaan. Menteri Kemakmuran pertama ialah Ir. Raden Mas Pandji Surachman Tjokroadisurjo. Dikarenakan, situasi Indonesia pada saat itu masih kacau akibat kedatangan tentara Belanda, Kementerian Kemakmuran mendirikan cabang di Magelang yang dipimpin oleh R. M. Reksohadiprojo. Lalu, pada bulan Juli 1947, kantor dipindahkan ke Borobudur dan kemudian beralih ke Yogyakarta. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, maka Departemen Pertanian berubah menjadi Kementerian Pertanian. Keberadaan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dimulai dengan terbitnya Keputusan Presidium Kabinet Nomor 15 Tahun 1966, yang mengharuskan adanya Inspektorat Jenderal pada setiap Departemen. Keputusan ini cukup strategis, mengingat kegiatan pengawasan di lingkungan Departemen Pertanian sebelumnya dilaksanakan oleh unit kerja Pembantu Menteri Pertanian bidang Perencanaan dan Pengawasan. Kebijakan tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan penerbitan Keppres Nomor 170 tahun 1967, dan Kepmentan Nomor Kep/37/5/1967 tanggal 31 Mei 1967 yang menetapkan Susunan Organisasi, Bidang Tugas dan Tata Kerja Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian. Untuk mengabadikan momentum yang
5 sangat bersejarah itu, tanggal 31 Mei 1967 diperingati sebagai hari berdirinya Inspektorat Jenderal Departemen Pertanian. 2.1.1 Tempat Kerja Praktik Berikut informasi mengenai perusahaan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan: Nama Institusi : Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Alamat : Jl. Harsono RM No. 3 Pasar Minggu 12550 Gedung B Lantai 2 Kantor Pusat Kementerian Pertanian Nomor Telepon : (021) 7800230 E-mail : [email protected] Gambar 2.1 Logo Itjen Kementan 1 2.1.2 Visi dan Misi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian a. Visi Dalam rangka mendukung pembangunan pertanian serta sebagai suatu tujuan atau cita-cita Bersama di masa yang akan datang, Inspektorat Jenderal menetapkan visi yaitu “Menjadi pengawas Intern mitra proaktif pengelola program pertanian dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani”.
6 b. Misi Dalam rangka mencapai yang telah ditetapkan tersebut, Inspektorat Jenderal mengemban misi yang harus dilaksanakan yaitu: 1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas program pembangunan pertanian dalam rangka kedaulatan pangan. 2. Mewujudkan penerapan Sistem Pegendalian Intern lingkup Kementerian Pertanian secara efektif 3. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern Inspektorat Jenderal 2.2 Struktur Organisasi Setiap perusahaan ataupun instansi pasti memiliki sebuah struktur organisasi, berikut adalah adalah tabel struktur organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Gambar 2.2 Stuktur Organisasi 1
7 2.2.1 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Berikut merupakan penjelasan mengenai struktur organisasi Menkominfo: 1. Inspektorat Jenderal : Inspektorat Jenderal berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian. Inspektorat Jenderal memiliki fungsi, yaitu: a. perumusan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian; b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Pertanian terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pengawalan, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri; d. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Pertanian; e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. 2. Sekretariat Inspektorat Jenderal : Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit kerja lingkup Inspektorat Jenderal. Sekretariat Inspektorat Jenderal memiliki fungsi, yaitu: a. koordinasi, penyusunan rencana, program, kegiatan, anggaran, dan kerja sama pengawasan, serta evaluasi pelaksanaan program dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengawasan; b. pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan; c. evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tatalaksana, dan reformasi birokrasi, pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik;
8 d. koordinasi, pengelolaan data dan pemantauan laporan hasil pengawasan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Inspektorat Jenderal. Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri atas: 1) Bagian Perencanaan dan Evaluasi: mempunyai tugas melaksanakan penyusunan recana, program, kegiatan, anggaran, dan kerja sama pengawasan, serta evaluasi pelaksanaan program dan pelaporan pelaksanaan kegiatan pengawasan. Bagian Perencanaan dan Evaluasi memiliki fungsi: - penyiapan penyusunan rencana, program, kegiatan, anggaran, dan kerja sama pengawasan; dan - penyiapan analisis, pemantauan, dan evaluasi, serta penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan. Bagian Perencanaan dan Evaluasi terdiri atas: Subbagian Program dan Anggaran: memiliki tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program, kegiatan, anggaran, dan kerja sama pengawasan. Subbagian Evaluasi dan Pelaporan: memiliki tugas melakukan penyiapan bahan analisis, pemantauan, dan evaluasi, serta penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan. 2) Bagian Keuangan dan Perlengkapan: mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga. Bagian Keuangan dan Perlengkapan terdiri atas: Subbagian Keuangan dan Tata Usaha: memiliki tugas melakukan urusan keuangan dan tata usaha. Subbagian Perlengkapan dan Rumah Tangga: memiliki tugas melakukan urusan perlengkapan dan rumah tangga. 3) Bagian Organisasi, Kepegawaian, Hukum dan Hubungan Masyarakat: mempunyai tugas melaksanakan penyiapan evaluasi dan penyempurnaan organisasi, tatalaksana, dan reformasi birokrasi, pelaksanaan urusan
9 kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik. Bagian Organisasi, Kepegawaian, Hukum dan Hubungan Masyarakat memiliki fungsi: - Penyiapan evaluasi dan penyusunan organisasi, tatalaksana, dan reformasi birokrasi, serta pelaksanaan urusan kepegawaian; dan - Penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta pelaksanaan perpustakaan dan publikasi. Bagian Organisasi, Kepegawaian, Hukum dan Hubungan Masyarakat terdiri atas: Sub bagian Organisasi dan Kepegawaian: memiliki tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan organisasi, tatalaksana, dan reformasi birokrasi, serta pelaksanaan urusan kepegawaian. Sub bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat: memiliki tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, serta pelaksanaan perpustakaan dan publikasi. 4) Bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan: mempunyai tugas melaksanakan penyusunan data dan pemantauan laporan hasil pengawasan. Bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan memiliki fungsi: - Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan pemantauan laporan hasil pengawasan lingkup Inspektorat I dan Inspektorat II; dan - Pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan pemantauan laporan hasil pengawasan lingkup Inspektorat III, Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. Bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan terdiri atas: Sub bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan I: memiliki tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan pemantauan laporan hasil pengawasan lingkup Inspektorat I dan Inspektorat II.
10 Sub bagian Data dan Pemantauan Laporan Hasil Pengawasan II: memiliki tugas melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dan pemantauan laporan hasil pengawasan lingkup Inspektorat III, Inspektorat IV, dan Inspektorat Investigasi. 5) Kelompok Jabatan Fungsional: mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional msaing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas beberapa jabatan fungsional yang terbagi dalam bebagai kelompok sesuai bidang keahliannya, masing-masing dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Sekretaris Inspektorat Jenderal. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional auditor dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk Inspektur Investigasi atas persetujuan Inspektur Jenderal. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas: - Melakukan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan tujuan tertentu dan pencegahan korupsi; - Melakukan pengawasan tujuan tertentu; - Pengelolaan pengaduan masyarakat; - Melakukan upaya pencegahan korupsi; - Melakukan penyusunan laporan hasil pengawasan tujuan tertentu; dan - Melakukan kegiatan lainnya sesuai dengan jenjang jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jumlah pejabat fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundangundangan. 3. Inspektorat I: Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pengawalan, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit organisasi di lingkungan: i. Sekretariat Jenderal,
11 ii. Direktorat Jenderal Hortikultura, dan iii. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. 4. Inspektorat II: Inspektorat II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pengawalan, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit organisasi di lingkungan: i. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, dan ii. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 5. Inspektorat III: Inspektorat III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pengawalan, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit organisasi di lingkungan: i. Direktorat Jenderal Perkebunan, ii. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan iii. Badan Ketahanan Pangan. 6. Inspektorat IV: Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pengawalan, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit organisasi di lingkungan: i. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ii. Inspektorat Jenderal, dan iii. Badan Karantina Pertanian. 7. Inspektorat Investigasi: Inspektorat Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu, serta upaya pencegahan korupsi.
12 BAB III METODE PRAKTIK 3.1 Tempat Kerja Praktik dan Periode Praktik Praktikan melaksanakan kegiatan kerja praktik selama kurang lebih satu bulan, terhitung dari tanggal 1 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 2 November 2020. Dengan Pelaksanaan kegiatan kerja praktik ini dimulai pada waktu 08.00 s/d 15.00 WIB. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia merupakan unsur pengawas pada Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia 3.1.1 Periode Kerja Praktik Berikut adalah penjelasan terhadapat kegiatan dalam melaksanakan kerja praktik : Tabel 3.1 Periode Waktu Praktik 1 No Tanggal Kegiatan 1 1 Oktober 2020 Pengenalan Lingkungan dan Para staff bagian Perusahaan 2 2 Oktober 2020 Pengenalan dasar tentang bagian perlengkapan 3 5 Oktober 2020 Membaca Laporan SIMAK BMN (Periode 2019) 4 8 Oktober 2020 Memilih, mengelompokkan, dan mengemas seragam yang akan dibagikan kepada seluruh karyawan di Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Gedung B 5 9 Oktober 2020 Pengenalan dasar laporan keuangan bersama mentor dari bagian keuangan 6 13 Oktober 2020 Menukar uang di bank 7 15 Oktober 2020 Melepas stepler pada berkas dan menyusun berkas tersebut sesuai nomor 8 16 Oktober 2020 Memeriksa persediaan masuk (pembelian) untuk periode bulan september 2020 9 19 Oktober 2020 Mempelajari Laporan SIMAK BMN (Periode 2019) bersama pembimbing 10 20 Oktober 2020 Mempelajari Laporan SIMAK BMN (Periode 2019) bersama pembimbing 11 22 Oktober 2020 Melepas stepler pada berkas dan menyusun berkas tersebut sesuai nomor 12 23 Oktober 2020 Mempelajari Laporan SIMAK BMN (Periode 2019) bersama pembimbing 13 26 Oktober 2020 Memeriksa kesalahan pencatatan laporan barang kuasa pengguna gabungan intrakomptabel dan ekstrakomptabel tahun anggaran 2020 14 27 Oktober 2020 Mempelajari Laporan SIMAK BMN (Periode 2018) 15 2 November 2020 Mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penulisan
13 3.2 Metode Kerja Praktik Penyajian laporan kerja praktik membutuhkan penelitian pada perusahaan untuk mendapatkan data perusahaan. Untuk mendapatkan data tersebut penulis mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa metode guna melengkapi Laporan Kerja Praktik. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi Observasi adalah pengumpulan data dengan meninjau atau mengamati secara langsung pada objek yang diteliti kemudian melakukan pencatatan terhadap data yang diperlukan. Dalam metode ini penulis dapat mengetahui kegiatan usaha yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. 2. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk memperoleh informarsi. Dalam metode ini penulis melakukan wawancara kepada pegawai bagian keuangan dan perlengkapan di Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian dengan cara melakukan tanya jawab langsung. 3. Dokumentasi atau Studi Pustaka Metode dokumentasi atau studi pustaka yaitu suatu metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan cara menggunakan dokumen-dokumen yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk menyempurnakan data dan mencapai hasil yang maksimal, penulis juga membaca buku-buku yang sesuai dengan materi yang penulis ambil.
14 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL KERJA PRAKTIK Hasil yang didapat dari pelaksanaan kerja praktik pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Republik Indonesia yaitu mengenai Pencatatan dan Perkembangan Nilai Aset Tetap (Barang Milik Negara) Pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Dari hasil kerja praktik yang telah dilaksanakan, maka hasil laporan kerja praktik akan dituliskan pada bab ini. 4.2 BARANG MILIK NEGARA (BMN) Pelaporan merupakan salah satu kegiatan dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) yang dimaksudkan untuk pertanggungjawaban dalam mengelola BMN. Dalam Pedoman Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara Kementerian Pertanian, berikut beberapa pengertian yang terdapat dalam Laporan Barang Milik Negara Kementerian Pertanian: - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah menjelaskan bahwa Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. - Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam mengelola dan menatausahakan BMN yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan. - Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN yang tidak digunakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga dengan tidak mengubah status kepemilikan. - Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan BMN.
15 - Penghapusan adalah tindakan menghapus BMN dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang, Kuasa Pengguna Barang dan/atau Pengelola Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya. - Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan BMN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. - Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan BMN. - Pengguna Barang adalah Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. - Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian yang berwenang dan bertanggungjawab dalam mengurus dan/atau menggunakan barang yang ada dalam penguasaannya. - Satuan Kerja adalah setiap kantor atau satuan kerja di lingkungan Pemerintah Pusat yang berkedudukan sebagai pengguna anggaran/barang atau kuasa pengguna anggaran/barang. 4.3 PERIODE PELAPORAN BMN Berdasarkan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ditetapkan bahwa Kuasa Pengguna Barang Milik Negara berwenang dan bertanggung jawab menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan Laporan Barang Kuasa Tahunan yang berada dalam penguasaannya kepada Pengguna Barang. Periode Pelaporan pada Laporan Barang Kuasa Pengguna ini dijelaskan pada: A. Neraca Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal periode pelaporan. Dalam hal ini, neraca yang disajikan merupakan Neraca Barang Milik Negara yang
16 terdiri Aset Lancar, Aset Tetap, Aset Lainnya, Akumulasi Penyusutan Aset Tetap, Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya, Amortisasi Aset Tak Berwujud serta Amortisasi Aset Tak Berwujud yang Dihentikan Penggunaanya. B. Laporan Barang Kuasa Pengguna Laporan Barang Kuasa Pengguna adalah laporan yang menggambarkan posisi Barang Milik Negara pada suatu satker pada tanggal periode pelaporan. Laporan Barang Kuasa Pengguna (LBKP) ini disajikan berdasarkan kelompok barang yang terdiri dari LBKP Intrakomptabel, LBKP Ekstrakomptabel dan LBKP Gabungan. C. Catatan atas Laporan Barang Kuasa Pengguna Catatan atas Laporan Barang Kuasa Pengguna atau lebih dikenal dengan Catatan Ringkas Barang menguraikan secara rinci atas nilai Barang Milik Negara per perkiraan neraca dan per bidang barang, termasuk kebijakan akuntansi yang digunakan untuk masing-masing perkiraan/bidang barang. 4.4 KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA Pasal 1 ayat (10) UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Pasal 1 PP Nomor 27 Tahun 2014 menyatakan bahwa Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi: a) Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenisnya; b) Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; c) Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; d) Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Akuntabilitas pengelolaan Barang Milik Negara tercermin dari pelaporan Barang Milik Negara secara periodik dan tepat waktu, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan penyajiannya secara sistematis dalam suatu sistem informasi
17 sesuai dengan ketentuan. Dalam PP Nomor 27 Tahun 2014 proses yang sistematis ini disebut penatausahaan. Penatausahaan Barang Milik Negara bertujuan untuk mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib pengelolaan Barang Milik Negara yang meliputi penatausahaan pada Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang serta Pengelola Barang. 4.5 PENCATATAN DAN PELAPORAN BARANG MILIK NEGARA Dalam rangka mencapai kualitas Laporan Barang Kuasa Pengguna sebagaimana persyaratan kualitatif tersebut. maka dalam pencatatan dan pelaporan Barang Milik Negara disajikan sebagai berikut: A. Penyeragaman penggolongan dan kodefikasi barang B. Penyajian Barang Milik Negara sesuai Bagan Akun Standar C. Kebijakan Kapitalisasi Barang Milik Negara D. Rekonsiliasi nilai Barang Negara Adapun penjelasannya sebagai berikut: A. Penyeragaman Penggolongan dan Kodefikasi Barang Penggolongan dan kodefikasi Barang Milik Negara digunakan untuk memudahkan dalam melakukan akuntansi pelaporan dan inventarisasi Barang Milik Negara. Kodefikasi Barang Milik Negara yang seragam dan diterapkan secara secara menyeluruh pada setiap Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang serta Pengelola Barang akan menjamin bahwa informasi yang disajikan pada Laporan Barang Milik Negara dapat dibandingkan dan mudah dipahami karena menggunakan kaidah-kaidah pengelompokkan yang sama dan konsisten, baik antar periode pelaporan maupun antar entitas pelaporan. Selain itu, penggolongan dan kodefikasi Barang Milik Negara juga akan memudahkan dalam pengembangan sistem penatausahaan Barang Milik Negara. Barang Milik Negara diklasifikasikan kedalam beberapa golongan barang. yaitu Persediaan, Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan, Jalan Irigasi
18 dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, serta Aset Tak Berwujud. Masing-masing golongan barang tersebut terbagi atas bidang barang yang kemudian terbagi lagi atas kelompok barang, Kelompok barang terbagi atas sub kelompok barang yang kemudian terbagi lagi atas sub-sub kelompok barang. Pelaporan Barang Milik Negara pada tingkat Kuasa Pengguna Barang (Satuan Kerja) disajikan mulai dari tingkat golongan barang sampai dengan tingkat sub-sub kelompok barang. B. Penyajian Barang Milik Negara Sesuai Bagan Dan Akun Standar Salah satu tujuan dari penyusunan Laporan Barang Milik Kuasa Pengguna adalah sebagai bahan dalam penyusunan neraca Laporan Keuangan Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, agar relevan dengan tujuannya maka Laporan Barang Kuasa Pengguna harus disajikan sesuai dengan kaidah penyusunan neraca. yaitu dengan cara melakukan menyesuaikan penggolongan dan kodefikasi Barang Milik Negara berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar. Penyesuaian ini dilakukan melalui proses mapping yang dikenal sebagai konversi dan menghasilkan penyajian Barang Milik Negara dalam pos-pos neraca yaitu Persediaan, Aset Tetap, dan Aset Lainnya. Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk perlengkapan atau barang yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barangbarang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Aset Tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap dijabarkan dalam akun-akun yang disusun berdasarkan kesamaan sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi, yaitu: (a) Tanah, (b) Peralatan dan Mesin, (c) Gedung dan Bangunan, (d) Jalan, Irigasi dan Jaringan, (e) Aset Tetap Lainnya, dan
19 (f) Konstruksi Dalam Pengerjaan. Aset Lainnya merupakan aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan. Aset lainnya antara lain terdiri dari akun Aset Tak Berwujud dan Aset Lain-Lain. Aset Tak Berwujud adalah aset non keuangan yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lain-lain adalah akun untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Tak Berwujud. Contoh dari aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah. C. Kapitalisasi Barang Milik Negara Barang Milik Negara disajikan sebagai intrakomptabel dan ektrakomptabel. Intrakomptabel adalah Barang Milik Negara yang memenuhi syarat kapitalisasi dan disajikan dalam neraca pemerintah pusat. sedangkan ekstrakomptabel adalah Barang Milik Negara yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi dan biasanya hanya disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan sebagai beban operasional dan tidak disajikan pada lembar muka neraca laporan keuangan. Suatu Barang Milik Negara dinyatakan memenuhi syarat kapitalisasi apabila memenuhi batasan minimum jumlah biaya kapitalisasi (Capitalization Thresholds), yaitu: a. Barang Milik Negara yang diperoleh sebelum tahun 2012 dengan nilai perolehan Rp1.000.000 atau lebih b. Barang Milik Negara berupa gedung dan bangunan yang diperoleh antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 dengan nilai perolehan Rp 10.000.000 atau lebih c. Barang Milik Negara berupa peralatan dan mesin serta alat olahraga yang diperoleh antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 dengan nilai perolehan Rp 300.000 atau lebih d. Barang Milik Negara berupa gedung dan bangunan yang diperoleh setelah tahun 2017 dengan nilai perolehan Rp 25.000.000 atau lebih
20 e. Barang Milik Negara berupa peralatan dan mesin serta alat olahraga yang diperoleh setelah tahun 2017 dengan nilai perolehan Rp 1.000.000 atau lebih f. Barang Milik Negara berupa tanah. jalan. irigasi dan jaringan. koleksi perpustakaan. dan barang bercorak kesenian. yang nilainya Rp 1.000.000 atau lebih. D. Rekonsiliasi Nilai Barang Milik Negara Rekonsiliasi ditujukan untuk memastikan bahwa setiap transaksi/kejadian yang berpengaruh terhadap nilai Barang Milik Negara telat dicatat, diklasifikasikan, disajikan, dan diungkapkan dalam Laporan Barang Kuasa Pengguna secara tepat dan memadai, sehingga diperoleh laporan dengan kualifikasi relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami. Oleh karena itu. mekanisme rekonsiliasi Barang Milik Negara harus dilakukan pada setiap jenjang pelaporan secara periodik. dimulai dari rekonsiliasi internal pada tigkat Kuasa Pengguna Barang. rekonsiliasi eksternal antara Kuasa Pengguna Barang dengan Pengelola Barang.
21 4.6 RINGKASAN NILAI BARANG MILIK NEGARA GABUNGAN TAHUN 2018 dan 2019. Tabel 4.1 Laporan Aset Barang Tetap 2018 1 Laporan Aset Barang Tetap (Intrakomptabel, Ekstrakomptabel, dan Gabungan) Tahun 2018 Uraian Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir Mutasi Tambah Mutasi Kurang I. INTRAKOMPTABEL 7.390.063.980 3.570.290.628 4.222.213.132 6.738.141.476 Barang Konsumsi 275.072.985 27.297.860 - 302.370.845 Suku Cadang 799.000 - 799.000 - Persediaan Lainnya 32.931.137 - 8.570.752 24.360.385 Peralatan dan Mesin 23.428.195.923 1.644.952.891 338.460.177 24.734.688.637 Gedung dan Bangunan 379.263.000 - - 379.263.000 Aset Tetap dalam Renovasi - 480.981.000 480.981.000 - Aset Tetap Lainnya 106.861.055 - - 106.861.055 Konstruksi dalam Pengerjaan 94.545.000 - 94.545.000 - Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (17.328.523.204) - 2.688.371.676 (20.016.894.880) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (4.034.713) - 8.069.426 (12.104.139) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - - - Software 591.009.340 1.078.598.700 - 1.669.608.040 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - 338.460.177 338.460.177 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - Akumulasi Amortisasi Software (186.055.543) - 263.955.924 (450.011.467) Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional Pemerintah - - - - II. EKSTRAKOMPTABEL - 35.691.125 10.127.125 25.564.000 Peralatan dan Mesin 72.017.125 31.955.000 3.736.125 100.236.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (72.017.125) - 2.654.875 (74.672.000) Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - 3.736.125 3.736.125 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - III. GABUNGAN 7.390.063.980 3.511.436.753 4.137.795.257 6.763.705.476 Barang Konsumsi 275.072.985 27.297.860 - 302.370.845 Suku Cadang 799.000 - 799.000 - Persediaan Lainnya 32.931.137 - 8.570.752 24.360.385 Peralatan dan Mesin 23.500.213.048 1.676.907.891 342.196.302 24.834.924.637 Gedung dan Bangunan 379.263.000 - - 379.263.000 Aset Tetap dalam Renovasi - 480.981.000 480.981.000 - Aset Tetap Lainnya 106.861.055 - - 106.861.055 Konstruksi dalam Pengerjaan 94.545.000 (94.545.000) - 94.545.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (17.400.540.329) - 2.691.026.551 (20.091.566.880) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (4.034.713) - 8.069.426 (12.104.139) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - - - Software 591.009.340 1.078.598.700 - 1.669.608.040 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - 342.196.302 342.196.302 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - Akumulasi Amortisasi Software (186.055.543) - 263.955.924 (450.011.467)
22 Tabel 4.2 Laporan Aset Barang Tetap 2019 1 Laporan Aset Barang Tetap (Intrakomptabel, Ekstrakomptabel, dan Gabungan) Tahun 2019 Uraian Saldo Awal Mutasi Saldo Akhir Mutasi Tambah Mutasi Kurang I. INTRAKOMPTABEL 6.738.141.476 3.363.683.475 3.572.929.227 6.528.895.724 Barang Konsumsi 302.370.845 158.162.490 - 460.533.335 Suku Cadang - - - - Persediaan Lainnya 24.360.385 18.533.666 - 42.894.051 Peralatan dan Mesin 24.734.688.637 2.506.629.799 294.921.000 26.946.397.436 Gedung dan Bangunan 379.263.000 - 50.192.000 329.071.000 Aset Tetap dalam Renovasi - - - - Aset Tetap Lainnya 106.861.055 54.856.120 - 161.717.175 Konstruksi dalam Pengerjaan - - - - Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (20.016.894.880) - 2.449.538.611 (22.466.433.491) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (12.104.139) - 5.399.636 (17.503.775) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - 54.856.120 (54.856.120) Software 1.669.608.040 362.861.400 - 2.032.469.440 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - 262.640.000 262.640.000 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - Akumulasi Amortisasi Software (450.011.467) - 455.381.860 (905.393.327) Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional Pemerintah - - - - II. EKSTRAKOMPTABEL 25.564.000 - 6.391.000 19.173.000 Peralatan dan Mesin 100.236.000 - - 100.236.000 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (74.672.000) - 6.391.000 (81.063.000) Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - - - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - III. GABUNGAN 6.763.705.476 3.363.683.475 3.579.320.227 6.548.068.724 Barang Konsumsi 302.370.845 158.162.490 - 460.533.335 Suku Cadang - - - - Persediaan Lainnya 24.360.385 18.533.666 - 42.894.051 Peralatan dan Mesin 24.834.924.637 2.506.629.799 294.921.000 27.046.633.436 Gedung dan Bangunan 379.263.000 - 50.192.000 329.071.000 Aset Tetap dalam Renovasi - - - - Aset Tetap Lainnya 106.861.055 54.856.120 - 161.717.175 Konstruksi dalam Pengerjaan - - - - Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (20.091.566.880) - 2.455.929.611 (22.547.496.491) Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan (12.104.139) - 5.399.636 (17.503.775) Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya - - 54.856.120 (54.856.120) Software 1.669.608.040 362.861.400 - 2.032.469.440 Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan - 262.640.000 262.640.000 - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintah - - - - Akumulasi Amortisasi Software (450.011.467) - 455.381.860 (905.393.327) Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud yang tidak digunakan dalam Operasional Pemerintah - - - -
23 4.7 Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan) Laporan Barang Milik Negara Mengenai Perkembangan BMN. Analisis Horizontal (Analisis Perbandingan) merupakan menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih sehingga diketahui perkembangannya. Biasanya, perbandingan laporan keuangan dilakukan dengan menggunakan dua atau tiga periode yang lebih awal digunakan sebagai dasar pembanding. Analisis ini digunakan untuk melihat persentase penurunan atau kenaikan laporan keuangan dari periode yang dibandingkan. Persentase Perkembangan ialah perubahan besarnya kenaikan angka akhir dengan angka awal yang dinyatakan dalam persentase. Berikut adalah persentase kenaikan atau perkembangan nilai barang milik negara Tahun 2018 dan 2019 di Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Persentase Perkembangan Nilai Barang Milik Negara Persentase Perkembangan = (akhir−awal) awal x 100% Persentase Perkembangan = (6,528,895,724 − 6,738,141,476 ) 6,738,141,476 x 100% Persentase Perkembangan = −209,245.752 6,738,141,476 x 100% Persentase Perkembangan = −0,031% atau − 3,1% Berdasarkan perhitungan perkembangan nilai BMN Intrakomptabel Tahun 2018 dengan Tahun 2019 mengalami penurunan sebesar Rp209.245.752 atau -3,10% dari tahun sebelumnya. Faktor penurunan terjadi karena adanya penurunan mutasi tambah pada akun Aset Tetap dalam Renovasi , Software, Aset Tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahan. Penurunan juga terjadi karena adanya peningkatan mutasi kurang pada akun gedung dan bagunan, Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya, dan Akumulasi Amortisasi Software. Beberapa akun tersebut menyebabkan jumlah mutasi kurang lebih besar dari jumlah mutasi tambah sehingga nilai BMN mengalami penurunan.
24 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai pencatatan dan perkembangan nilai aset tetap (Barang Milik Negara) pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Negara disajikan sebagai Penyeragaman penggolongan dan kodefikasi barang, Penyajian Barang Milik Negara sesuai Bagan Akun Standar, Kebijakan Kapitalisasi Barang Milik Negara Barang Milik Negara (BMN). b. Rekonsiliasi nilai Barang Negara. Perkembangan Nilai Barang Milik Negara Intrakomptabel pada Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Tahun 2018 dengan Tahun 2019 mengalami penurunan yang disebabkan oleh penurunan mutasi tambah dan peningkatan mutasi kurang pada beberapa akun. c. Perkembangan nilai BMN Intrakomptabel Tahun 2018 dengan Tahun 2019 mengalami penurunan. 5.2 Saran Keterbatasan selama melakukan praktek lapangan dalam memperoleh informasi secara detail mengenai Laporan Aset Tetap (Barang Milik Negara) dengan jangka waktu satu bulan. Saran bagi peneliti berikutnya PKL dapat dilaksanakan selama tiga bulan sehingga praktikan dapat memperoleh data mengenai proses pencatatan Laporan Aset Tetap (Barang Milik Negara) lebih detail terutama pada aplikasi SIMAK BMN.
25 DAFTAR PUSTAKA Amaliah, dkk. 2019. Pengaruh Penatausahaan Barang Milik Negara dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Wawasan dan Riset Akuntansi, 6(2), 120-121. Amerieska, dkk. 2018. Analisis Faktor Tentang Efektivitas Pengelolaan Barang Milik Daerah (Studi Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Asset Daerah Kabupaten Malang). Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia. 12(2). 53-54. http://itjen.pertanian.go.id/ http://www.kemenkeu.go.id/ Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal untuk Periode 30 Desember 2018. Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal untuk Periode 30 Desember 2019. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214/PMK.05/2013 tentang, Bagan Akun Standar Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang, Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 30/Permentan/OT.040/6/2016 tentang, Uraian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Inspektorat Jenderal Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Puspitoarum, Monik Ajeng. 2016. Analisis Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) Pada Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makasar. Jurnal Administrative Reform, 4(4), 229-230.
26 Sugiono, A., & Edi, U. (2016). Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan.Jakarta. PT.Gramedia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang, Pembendaharaan Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang, Keuangan Negara
27 LAMPIRAN
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39